Bab 14 - Belajar Memanah

Pada keesokan harinya, di pagi yang cerah, Calista kembali menjalani kesehariannya seperti biasa, tak tampak lagi raut kesedihan di wajahnya itu, yang ada hanya sosok tegas yang menatap tajam ke setiap orang.

Setelah mengenakan gaun dan mahkota, Calista pergi ke dapur, ia kembali memasak di sana, kali ini para koki tak lagi setakut kemarin, Calista pun juga seolah lupa dengan masalahnya.

Kali ini pun Calista memberikan hasil masakannya pada Theodore, ibu dan anak itu sarapan bersama di meja makan istana, hal yang baru bagi keluarga tersebut bisa duduk bersama menikmati hidangan yang tersaji.

Bagaimana tidak, selama ini tak pernah ketiganya makan bersama di meja makan, baik itu Calista, Leonardo, ataupun Theodore selalu makan di istananya masing-masing.

Meski Leonardo tak ikut sarapan bersama, kedua ibu dan anak itu tetap bahagia menikmati makanan masing-masing, apa lagi Aaron datang dan ikut bergabung bersama mereka.

“Ibu, kau memasak lagi hari ini?” tanya Theodore yang melihat Calista memindahkan sepotong daging ke piring putranya.

“Ya, cobalah, ibu memasak ini spesial untukmu.”

“Benarkah?”

Calista mengangguk.

Theodore tanpa ragu menusuk daging tersebut dengan garpunya dan menyuapnya ke mulut.

“Enak sekali, ibu yang memasaknya sendiri” puji Theodore.

Calista tersenyum, “Tidak, koki istana yang membantu dan mengajarkan ibu untuk memasak ini.”

“Wah, ibu hebat. Tapi kenapa ibu ingin belajar memasak? Pekerjaan ibu sebagai permaisuri saja sudah sangat banyak, apa ibu tidak merasa sulit?” tanya Theodore.

Calista menggeleng, “Ibu tidak merasa sulit, karna itu juga keinginan ibu, dan kita kan tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan.”

Theodore sedikit bingung akan kata-kata terakhir sang ibu, bukankah sudah pasti jika ibunya adalah seorang permaisuri dan sampai akhir pun akan tetap begitu.

Tak ingin memikirkan lebih jauh, Theodore balas mengangguk. “Oh, begitu, ya, Bu.”

Aaron yang sedari tadi terus memperhatikan keduanya akhirnya mulai ikut berbicara.

“Sejak tadi Anda berdua asyik bicara, boleh saya juga mencicipi masakan yang Anda buat, Permaisuri?”

Calista menoleh ke arah Aaron, “Anda ingin mencicipinya juga, baiklah.” Wanita itu mengambil piring daging dan meletakannya di dekat Aaron.

Aaron mengambil sepotong daging dan menyuapnya ke mulut.

“Paman Aaron, kau suka?” tanya Theodore.

Aaron mengangguk, “Ya, ini enak.”

“Permaisuri apa ada alasannya Anda belajar memasak, saya merasa kurang puas akan jawaban Anda pada Theodore.”

“Ya, saya hanya ingin menjadi ibu yang serba bisa untuk Theodore, dan memberikan yang terbaik untuknya.”

Aaron tersenyum, “Anda benar-benar wanita yang hebat. Saya kagum akan Anda.”

“Saya rasa pujian Anda terlalu berlebihan, saya hanya biasa yang mencoba menebus kesalahan di masa lalu. Anda pasti tahu seperti apa hubungan Calista yang dulu dan putranya.”

“Kini walaupun saya memberikan yang terbaik untuk Theo, rasanya tidak akan bisa menebus apa yang dulu saya lakukan padanya.”

“Ibu Theodore sudah katakan padamu untuk tidak memikirkan apa yang terjadi dulu. Mau seperti apa pun kau ibu, Theodore tetap menyayangimu,” balas Theodore sembari tersenyum pada sang ibu.

“Theodore, setelah ini apa kau akan menghadiri kelas?” tanya Aaron tiba-tiba.

“Tidak, Paman Aaron, saya tidak menghadiri kelas apa pun hari ini.”

“Benarkah Theo, em, kalau begitu bisakah hari ini Theo menemani ibu?”

Senyum Theodore semakin mengembang, “Ya, tentu saja, Bu, aku bisa menemani ibu ke mana saja.”

“Memangnya Anda berdua ingin pergi ke mana?”

“Setelah ini saya berniat untuk berlatih memanah, dan Theoku ahli akan senjata tersebut.”

“Ibu ingin berlatih memanah dan aku sebagai pelatihnya? Dengan senang hati aku akan mengajari semua yang aku bisa untuk ibu,” balas Theodore dengan mata berapi penuh semangat.

Calista tertawa kecil, ia mengusap rambut putranya, “Putra ibu memang yang terbaik.”

“Jika tidak keberatan bisakah saya ikut dengan Anda berdua, permaisuri?”

“Anda juga ingin ikut? Tapi itu pasti akan sangat membosankan untuk di tonton, sebaikny—“

Aaron segera menyela perkataan Calista, “Siapa yang mengatakan jika saya hanya akan duduk diam, saya juga akan ikut melatih Anda bersama Theodore.”

“Bagaimana, apa kau setuju Theodore?” tanya Aaron sembari menatap anak tersebut.

“Wah, tentu saja, paman kan yang sangat ahli dalam memanah, dan ibu tahu yang dulu mengajari aku memanah itu paman Aaron.”

“Oh, benarkah, wah saya sangat berterima kasih pada Anda telah mengajarkan Theodore.”

Aaron tersenyum, “Itu bukan apa-apa, Theodore memang cerdas, dia dengan mudah menyerap semua pelajaran yang saya berikan.”

“Sebagai permaisuri Lezarde, saya sekali lagi berterima kasih telah mengajarkan putra saya, ya walaupun ucapan ini sangat terlambat, karna Anda tahu seperti apa saya dengan Theo dulu.”

Aaron kembali tersenyum dan mengangguk pelan.

...****************...

Seperti yang telah di rencanakan, Aaron, Theodore dan permaisuri berlatih di taman istana yang luas. Di sana para pelayan telah menyiapkan semua peralatan yang dibutuhkan untuk memanah.

Kala itu Calista telah bersiap dengan panahnya.

“Ya, ibu kau harus seperti itu, dan arahkan anak panah ke pohon yang di beri tanda!” perintah Theodore.

Saat Calista mencoba membidik tanda merah di pohon hasilnya sering kali meleset, ia hampir menyerah tapi putranya selalu memberikan kata-kata penyemangat.

“Ayo ibu kau pasti bisa!”

Calista jangan menyerah, kau harus bisa demi putramu. Calista.

Calista mulai memfokuskan matanya melihat ke arah sasaran, dan tepat saat itu juga tangan Aaron memegang kedua lengannya. Calista terkejut akan Aaron yang tiba-tiba berada di belakangnya itu, padahal sejak tadi Aaron selalu berdiri diam di samping Theodore.

“Kaisar Aar—“

Menyadari Calista yang hendak menoleh ke arahnya, membuat Aaron segera menyela perkataan sang permaisuri “Jangan memedulikanku, Calista, fokuskan saja pandanganmu ke depan,” balas Aaron dengan suara kecil.

Calista tertegun akan perkataan Aaron, bukan hanya terkejut akan kaisar negara tetangga yang tiba-tiba mengajarinya secara langsung, tapi juga terkejut karna Aaron yang berbicara tanpa bahasa formal padanya.

“Fokuslah Calista, dan jangan gugup, kau harus tenang dalam memanah,” ucap Aaron lagi yang merasa lengan Calista bergetar.

Bersama dengan lengan Calista, Aaron mulai menarik tali busur dengan anak panah.

“Kita harus diam beberapa saat sebelum melepaskan anak panah, Calista, dan kau harus tetap fokus ke depan.”

‘Trapp...!’ Anak panah melesat dan tepat sasaran.

Akan tetapi di saat bersamaan, Leonardo datang, wajahnya menujukan rasa ke tidak sukaannya melihat bagaimana cara Aaron mengajarkan Calista.

“Wah sepertinya kalian sangat menikmati waktu bersama, ya?” tanya Selene yang berada di samping Leonardo.

“Ya, kami bertiga menikmati waktu bersama layaknya sebuah keluarga,” balas Aaron dengan nada bercanda sembari tersenyum menatap kaisar.

Terpopuler

Comments

kriwil

kriwil

bagus aaron buat kaisar oon itu kejang²😅

2024-07-30

2

Leng Loy

Leng Loy

Aaron gercep bgt, Calista masih ada suami Lo 🤣🤣

2024-07-26

0

fitriani

fitriani

buset aaron udh main gas aja dy😂😂😂😂blm jendes itu pak... masih istri org itu pak😂😂😂😂

2024-07-11

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Salahkah Aku Mencintaimu?
2 Bab 2 - Duke Kedrick
3 Bab 3 - Kilas Balik
4 Bab 4 - Pesta Perjamuan
5 Bab 5 - Aku menyayangimu Ibu
6 Bab 6 - Pertengkaran
7 Bab 7 - Bertemu Kaisar
8 Bab 8 - Sahabat Leonardo
9 Bab 9 - Kemarahan Calista
10 Bab 10 - Kemarahan Calista 2
11 Bab 11 - Membuat Pai
12 Bab 12 - Hanya pernikahan politik
13 Bab 13 - Surat Perceraian
14 Bab 14 - Belajar Memanah
15 Bab 15 - Festival
16 Bab 16 - Daerah Lizel
17 Bab 17 - Kenapa Kau Begitu Baik?
18 Bab 18 - Kebencian Leonardo
19 Bab 19 - Masa Lalu Calista
20 Bab 20 - Membunuh permaisuri
21 Bab 21 - Luka tusuk
22 Bab 22 - Hanya Mahkota
23 Bab 23 - Dia akan pergi
24 Bab 24 - Sakit
25 Bab 25 - Mengambil Alih
26 Bab 25 - Mengambil Alih
27 Bab 26 - Cemburu
28 Bab 27 - Mengambil Alih 2
29 Bab 28 - Freya
30 Bab 29 - Kabar Kedatangannya
31 Bab 30 - Kapan kau sadar?
32 Bab 31 - Bisakah Memulai Kembali?
33 Bab 32 - Perburuan
34 Bab 33 - Pergi
35 Bab 34 - Surat Perceraian 2
36 Bab 35 - Kabar Kematian
37 Bab 36 - Kabar kematian 2
38 Bab 37 - Kesedihan Leonardo
39 Bab 38 - Aaron dan Freya
40 Bab 39 - Kembalinya Sang Permaisuri
41 40 - Mengikuti Jejak
42 Bab 41 - Kehidupan Rodelis
43 Bab 42 - Tolong Selamatkan Permaisuri
44 Bab 43 - Masa Lalu Selene
45 Bab 44 - Mulai Bangkit
46 Bab 45 - Tahun berlalu
47 Bab 46 - Apa kau menyesal?
48 Bab 47 - Ayah Mertua
49 Bab 48 - Trodeim
50 Bab 49 - Kau Masih Hidup
51 Bab 50 - Benar Yang Dikatakan Kaisar
52 Bab 51 - Pengakuan Selene
53 Bab 52 - Maaf Permaisuri
54 Bab 53 - Penyesalan Leonardo
55 Bab 54 - Kenapa Memalsukan Kematian
56 Bab 55 - Ingin pulang (Freya dan Aaron)
57 Bab 56 - Trishan Menentang
58 Bab 57 - Pergi Ke Rodelis (Freya & Aaron)
59 Bab 58 - Bertemu Calista
60 Bab 59 - Tamparan Calista
61 Bab 60 - Maaf Freya
62 Bab 61 - Dia tetap Ayahku
63 Bab 62 - Kau tak Pantas (Freya & Aaron)
64 Bab 63 - Jangan lupakan dirimu
65 Bab 64 - Kondisi semakin buruk
66 Bab 65 - Permaisuri Masih Hidup
67 Bab 66 - Rencana Trishan dan Selene
68 Bab 67 - Kehamilan (Aaron & Freya)
69 Bab 68 - Cerita Lama Terulang Kembali
70 Bab 69 - Pembicaraan Leonardo dan Freya
71 Bab 70 - Aku akan pergi
72 Bab 71 - Menemui Kepala Desa
73 Bab 72 - Maafkan Aku Calista
74 Bab 73 - Bimbang Memaafkan
75 Bab 74 - Pelarian Freya
76 Bab 75 - Desa Tibelia
77 Bab 76 - Pembicaraan Leonardo dan Aaron
78 Bab 77 - Bayi ini lebih penting
79 Bab 78 - Kau Akan Baik-Baik Saja
80 Bab 79 - Akan membalas dendam
81 Bab 80 - Maaf Freya 2
82 Bab 81 - Kematian Kedrick
83 Bab 82 - Pemakaman Kedrick
84 Bab 83 - Perjalanan menuju Axios
85 Bab 84 - Anastasia
86 Bab 85 - Rencana Perceraian
87 Bab 86 - Serangan Elena
88 Bab 87 - Ratu (Tamat)
89 Bab 88 - Extra Bab
90 Novel Baru Kleo
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab 1 - Salahkah Aku Mencintaimu?
2
Bab 2 - Duke Kedrick
3
Bab 3 - Kilas Balik
4
Bab 4 - Pesta Perjamuan
5
Bab 5 - Aku menyayangimu Ibu
6
Bab 6 - Pertengkaran
7
Bab 7 - Bertemu Kaisar
8
Bab 8 - Sahabat Leonardo
9
Bab 9 - Kemarahan Calista
10
Bab 10 - Kemarahan Calista 2
11
Bab 11 - Membuat Pai
12
Bab 12 - Hanya pernikahan politik
13
Bab 13 - Surat Perceraian
14
Bab 14 - Belajar Memanah
15
Bab 15 - Festival
16
Bab 16 - Daerah Lizel
17
Bab 17 - Kenapa Kau Begitu Baik?
18
Bab 18 - Kebencian Leonardo
19
Bab 19 - Masa Lalu Calista
20
Bab 20 - Membunuh permaisuri
21
Bab 21 - Luka tusuk
22
Bab 22 - Hanya Mahkota
23
Bab 23 - Dia akan pergi
24
Bab 24 - Sakit
25
Bab 25 - Mengambil Alih
26
Bab 25 - Mengambil Alih
27
Bab 26 - Cemburu
28
Bab 27 - Mengambil Alih 2
29
Bab 28 - Freya
30
Bab 29 - Kabar Kedatangannya
31
Bab 30 - Kapan kau sadar?
32
Bab 31 - Bisakah Memulai Kembali?
33
Bab 32 - Perburuan
34
Bab 33 - Pergi
35
Bab 34 - Surat Perceraian 2
36
Bab 35 - Kabar Kematian
37
Bab 36 - Kabar kematian 2
38
Bab 37 - Kesedihan Leonardo
39
Bab 38 - Aaron dan Freya
40
Bab 39 - Kembalinya Sang Permaisuri
41
40 - Mengikuti Jejak
42
Bab 41 - Kehidupan Rodelis
43
Bab 42 - Tolong Selamatkan Permaisuri
44
Bab 43 - Masa Lalu Selene
45
Bab 44 - Mulai Bangkit
46
Bab 45 - Tahun berlalu
47
Bab 46 - Apa kau menyesal?
48
Bab 47 - Ayah Mertua
49
Bab 48 - Trodeim
50
Bab 49 - Kau Masih Hidup
51
Bab 50 - Benar Yang Dikatakan Kaisar
52
Bab 51 - Pengakuan Selene
53
Bab 52 - Maaf Permaisuri
54
Bab 53 - Penyesalan Leonardo
55
Bab 54 - Kenapa Memalsukan Kematian
56
Bab 55 - Ingin pulang (Freya dan Aaron)
57
Bab 56 - Trishan Menentang
58
Bab 57 - Pergi Ke Rodelis (Freya & Aaron)
59
Bab 58 - Bertemu Calista
60
Bab 59 - Tamparan Calista
61
Bab 60 - Maaf Freya
62
Bab 61 - Dia tetap Ayahku
63
Bab 62 - Kau tak Pantas (Freya & Aaron)
64
Bab 63 - Jangan lupakan dirimu
65
Bab 64 - Kondisi semakin buruk
66
Bab 65 - Permaisuri Masih Hidup
67
Bab 66 - Rencana Trishan dan Selene
68
Bab 67 - Kehamilan (Aaron & Freya)
69
Bab 68 - Cerita Lama Terulang Kembali
70
Bab 69 - Pembicaraan Leonardo dan Freya
71
Bab 70 - Aku akan pergi
72
Bab 71 - Menemui Kepala Desa
73
Bab 72 - Maafkan Aku Calista
74
Bab 73 - Bimbang Memaafkan
75
Bab 74 - Pelarian Freya
76
Bab 75 - Desa Tibelia
77
Bab 76 - Pembicaraan Leonardo dan Aaron
78
Bab 77 - Bayi ini lebih penting
79
Bab 78 - Kau Akan Baik-Baik Saja
80
Bab 79 - Akan membalas dendam
81
Bab 80 - Maaf Freya 2
82
Bab 81 - Kematian Kedrick
83
Bab 82 - Pemakaman Kedrick
84
Bab 83 - Perjalanan menuju Axios
85
Bab 84 - Anastasia
86
Bab 85 - Rencana Perceraian
87
Bab 86 - Serangan Elena
88
Bab 87 - Ratu (Tamat)
89
Bab 88 - Extra Bab
90
Novel Baru Kleo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!