Bab 16 - Daerah Lizel

“Sudah lama aku tidak kemari, bagaimana kabar kalian.”

“Berkat Anda kehidupan kami jadi lebih baik Yang Mulia. Kami sangat senang mendengar Anda telah siuman.”

“Syukurlah jika kalian baik-baik saja, lalu bagaimana dengan hasil pertanian?”

“Apa yang bisa kami katakan, berkat Anda kami mendapatkan banyak pembeli dari kalangan bangsawan, nama samaran yang Anda berikan untuk pertanian kami sangat berguna.”

Calista tersenyum senang, “Senang mendengar jika Liz bisa berkembang.”

“Aaron tidak salah dengar, Liz dari Lizel?” tanya Aaron pada Calista.

“Ya, Liz yang selama beberapa tahun ini terkenal itu dari Lizel.”

“Tuan kami benar-benar memperhatikan setiap apa yang kami tanam, jadi kualitas sayur dan gandum Liz nomor satu,” ucap salah satu pria dengan bangga.

“Sekarang kau sangat bangga dengan Liz, ya. Bagus bekerja keraslah.”

Senyum itu, kau hanya tersenyum tulus untuk Theodore dan orang-orang Lizel, bisakah suatu saat nanti kau tersenyum tulus seperti itu juga padaku? Aaron.

Setelah melihat pertanian dan disuguhkan berbagai macam makanan orang-orang Lizel, Calista pergi ke rumah orang tua Isabela.

Orang tuanya menyambut Calista dengan hangat, begitu pula dengan adik Isabela ia memberikan karangan bunga pada Calista.

“Kau benar-benar ingin memberikannya padaku? Kau kan sudah membuatnya susah payah.”

“Yang Mulia, kau sudah membantu kami, kau juga membuatku sembuh, ini mahkota bunga yang aku buat untuk permaisuri.”

Calista tersenyum kecil, dan mencium kening anak perempuan yang kira-kira berusia 5 tahun tersebut.

“Terima kasih.”

Calista kemudian melirik ke arah kedua orang tua Isabela. “Apa Gabriela benar-benar sudah sembuh total?”

“Berkat kebaikan Anda, Ya, Yang Mulia, putri kami sudah sembuh.”

“Syukurlah.”

“Permaisuri sekarang aku sudah bisa bermain seperti yang lain, tidak lagi sakit atau kelaparan.”

“Ya, sekarang kau bisa bersenang-senang bersama teman-temanmu, aku sudah menepati janjiku kan?”

Adik Isabela mengangguk, “Terima kasih permaisuri, kau seperti peri dari negeri dongeng.”

“Benarkah?”

“Ya, sungguh,” ucap anak perempuan itu sembari memasangkan mahkota bunga di atas kepalanya Calista.

“Nah sekarang sudah sangat mirip.”

Senyum Calista semakin merekah, dan pemandangan itu membuat Aaron setuju akan pernyataan adik Isabela.

Dia seperti malaikat dan peri sekaligus, sudah lama aku tidak melihatnya seperti ini, selama 10 tahun jarang sekali aku melihat kau tersenyum cerah, Calista. Aaron

...****************...

Saat hari hendak menjelang malam, barulah ketiganya pergi dari Lizel, terlihat Calista berjalan santai sembari menggenggam tangan Theodore, sedangkan Aaron berjalan di samping kanan Calista.

“Saya tidak tahu jika yang membangun Liz itu Anda permaisuri.”

“Kenapa selama ini Anda tidak pernah memberitahu itu pada orang-orang, sehingga cerita tentang Anda orang yang boros itu terpatahkah,”

Calista tertawa kecil, “Untuk apa? Bagi seorang pembenci itu tidak akan mengubah apa pun, dan semua orang mungkin akan mengecam saya, mengingat bagaimana Lizel yang dulu.”

“Bagaimana bisa seorang permaisuri mendukung orang-orang kriminal, bukankah itu semakin menambah kesan buruk. Lagi pula saya tidak butuh sebuah pengakuan.”

“Dan apa yang saya lakukan adalah hal wajar sebagai seorang permaisuri.”

“Ibu apa kau sudah lama mengenal mereka, sungguh aku senang mengenal orang-orang Lizel, meski perawakan paman-paman itu kekar tapi mereka sangat baik.”

“Itulah Theo, kita tidak bisa melihat seseorang hanya dari penampilannya saja. Jadi apa kau merasa senang mengenal Lizel?”

“Ya, sangat senang, hari ini adalah hari paling berarti bagiku ibu. Aku belajar banyak hal dari Isabela dan yang lainnya.”

Calista hanya tersenyum mendengar perkataan putranya, hari ini sudah beberapa kali ia mendengar Theodore mengungkap perasaan senangnya.

“Permaisuri bisakah Anda menceritakan awal kedekatan Anda dengan orang-orang Lizel.”

“Iya ibu aku juga penasaran tentang itu, bisa ibu menceritakannya padaku dan paman?”

“Ya, semua berawal dari Isabela...”

...****************...

...Kilas Balik...

Lima tahun yang lalu....

“Permaisuri apa yang ingin Anda beli di pasar ini?” tanya Elisha yang mengikuti tuannya dari belakang.

“Aku juga tidak tahu, kita berkeliling saja dulu, mungkin nanti akan menemukan barang yang bagus.”

“T-tapi yang Mulia, keluar tanpa penjagaan seperti ini sangat tidak aman untuk Anda.”

Calista mendesah kesal “Elisha jangan takut, ada aku yang melindungimu.”

“Jika aku tidak bisa melawan, paling-paling kita berdua akan mati bersama,” ucap Calista lagi dengan wajah santai.

Elisha meringis, “Yang Mulia, jangan berbicara seperti itu.”

Calista tertawa melihat reaksi sang pelayan, “Sudahlah Elisha aku hanya bercanda, ayo kita pergi.”

Keduanya berjalan-jalan mengitari pasar, Calista banyak membeli pernak-pernik dan makanan di pasar tersebut. Keduanya sangat menikmati momen tersebut, tak tampak lagi siapa permaisuri atau pun pelayannya.

“Bagaimana menurutmu Elisha, kue ini enak kan?”

“Ya, Yang Mulia, lebih enak dari yang dibuat di istana.”

“Kau punya penilaian yang sama sepertiku, aku akan membeli ini untuk Alie dan Daisy.”

Permaisuri membeli semua kue yang dijual, saat ia selesai membayar, tiba-tiba saja seorang anak menyambar kantong uang milik Calista, segera saja Elisha mengejar anak perempuan tersebut.

“Hei, pencuri kembali kemari!” teriak Elisha.

“Elisha jangan tinggalkan aku!” teriak Calista yang melihat pelayannya pergi.

Melihat sang pelayan tak mengidahkan perkataannya, membuat Calista ikut berlari mengejar Elisha.

“Elisha kau ini jangan meninggalkanku,” tegur Calista yang berhasil mengikuti Elisha.

“Permaisuri diamlah,” ucap Elisha dengan suara kecil.

“Lihat ini rumah anak itu, Yang Mulia.”

Calista yang tak memperhatikan sekitarnya, akhirnya melihat ke kiri dan kanan, ia tak menyadari telah pergi dari pusat kota yang indah dan berakhir di daerah kumuh dan mengerikan seperti ini.

Apa lagi tempat mereka berdiri sekarang ada di antara rumah-rumah yang hampir roboh, dari dinding yang berlubang itu bisa terlihat anak yang tadinya mencuri kantong uang Calista, memberikan kantong itu pada kedua orang tuanya.

“Isabela, dari mana kau mendapatkan uang sebanyak ini apa kau mencuri?” tanya sang ibu sembari melihat isi dalam kantong.

“Elisha ayo kita pergi saja, lagi pula uang itu tak seberapa,” bisik Calista.

“Permaisuri yang tetaplah uang, mau seberapa pun itu dia tetap berharga,” jawab Elisha yang tak mengalihkan pandangannya.

Calista mendesah kesal, sebenarnya ia teralu peduli akan uang yang dicuri, ia hanya peduli pada sang pelayan, takut jika pelayannya itu dalam bahaya.

Anak bernama Isabela pun dengan berat hati mengangguk.

“Isabela, jangan pernah mencuri sayang, benar jika ayah dan ibumu ini hidup susah, tapi jangan mengambil apa yang bukan milikmu,” tegur sang ibu yang kembali menutup kantong uang.

“Tapi ibu lihat saja Gabriela, sakitnya semakin parah jika kita tidak bisa membeli obat secepatnya apa yang akan terjadi?” balas anak itu sambil menahan tangisnya.

“Sayang Lizel sudah terkenal buruk dengan kriminalitasnya, jangan kau buat dirimu menjadi pembenaran orang-orang bahwa Lizel benar-benar buruk.”

“Tapi ayah karna Lizel juga, ayah tidak dapat di terima bekerja di mana pun, bagaimana kita bisa hidup jika terus begini,” ucap anak itu sembari menghapus air mata yang membasahi kedua pipinya.

Melihat keluarga itu, hati Calista terasa sesak. Ia kagum pada kejujuran keluarga tersebut meski hidup dalam kemiskinan, ia paham betul yang dirasakan oleh mereka.

Terpopuler

Comments

Seroja

Seroja

kilas balik mulu thor,,, skip skip

2024-04-14

0

Oi Min

Oi Min

jgn katakan klo kmu nulis tertarik ato bahkan jatuh cinta ma Calista......Aaron......???

2024-04-03

0

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus semangat

2023-05-19

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Salahkah Aku Mencintaimu?
2 Bab 2 - Duke Kedrick
3 Bab 3 - Kilas Balik
4 Bab 4 - Pesta Perjamuan
5 Bab 5 - Aku menyayangimu Ibu
6 Bab 6 - Pertengkaran
7 Bab 7 - Bertemu Kaisar
8 Bab 8 - Sahabat Leonardo
9 Bab 9 - Kemarahan Calista
10 Bab 10 - Kemarahan Calista 2
11 Bab 11 - Membuat Pai
12 Bab 12 - Hanya pernikahan politik
13 Bab 13 - Surat Perceraian
14 Bab 14 - Belajar Memanah
15 Bab 15 - Festival
16 Bab 16 - Daerah Lizel
17 Bab 17 - Kenapa Kau Begitu Baik?
18 Bab 18 - Kebencian Leonardo
19 Bab 19 - Masa Lalu Calista
20 Bab 20 - Membunuh permaisuri
21 Bab 21 - Luka tusuk
22 Bab 22 - Hanya Mahkota
23 Bab 23 - Dia akan pergi
24 Bab 24 - Sakit
25 Bab 25 - Mengambil Alih
26 Bab 25 - Mengambil Alih
27 Bab 26 - Cemburu
28 Bab 27 - Mengambil Alih 2
29 Bab 28 - Freya
30 Bab 29 - Kabar Kedatangannya
31 Bab 30 - Kapan kau sadar?
32 Bab 31 - Bisakah Memulai Kembali?
33 Bab 32 - Perburuan
34 Bab 33 - Pergi
35 Bab 34 - Surat Perceraian 2
36 Bab 35 - Kabar Kematian
37 Bab 36 - Kabar kematian 2
38 Bab 37 - Kesedihan Leonardo
39 Bab 38 - Aaron dan Freya
40 Bab 39 - Kembalinya Sang Permaisuri
41 40 - Mengikuti Jejak
42 Bab 41 - Kehidupan Rodelis
43 Bab 42 - Tolong Selamatkan Permaisuri
44 Bab 43 - Masa Lalu Selene
45 Bab 44 - Mulai Bangkit
46 Bab 45 - Tahun berlalu
47 Bab 46 - Apa kau menyesal?
48 Bab 47 - Ayah Mertua
49 Bab 48 - Trodeim
50 Bab 49 - Kau Masih Hidup
51 Bab 50 - Benar Yang Dikatakan Kaisar
52 Bab 51 - Pengakuan Selene
53 Bab 52 - Maaf Permaisuri
54 Bab 53 - Penyesalan Leonardo
55 Bab 54 - Kenapa Memalsukan Kematian
56 Bab 55 - Ingin pulang (Freya dan Aaron)
57 Bab 56 - Trishan Menentang
58 Bab 57 - Pergi Ke Rodelis (Freya & Aaron)
59 Bab 58 - Bertemu Calista
60 Bab 59 - Tamparan Calista
61 Bab 60 - Maaf Freya
62 Bab 61 - Dia tetap Ayahku
63 Bab 62 - Kau tak Pantas (Freya & Aaron)
64 Bab 63 - Jangan lupakan dirimu
65 Bab 64 - Kondisi semakin buruk
66 Bab 65 - Permaisuri Masih Hidup
67 Bab 66 - Rencana Trishan dan Selene
68 Bab 67 - Kehamilan (Aaron & Freya)
69 Bab 68 - Cerita Lama Terulang Kembali
70 Bab 69 - Pembicaraan Leonardo dan Freya
71 Bab 70 - Aku akan pergi
72 Bab 71 - Menemui Kepala Desa
73 Bab 72 - Maafkan Aku Calista
74 Bab 73 - Bimbang Memaafkan
75 Bab 74 - Pelarian Freya
76 Bab 75 - Desa Tibelia
77 Bab 76 - Pembicaraan Leonardo dan Aaron
78 Bab 77 - Bayi ini lebih penting
79 Bab 78 - Kau Akan Baik-Baik Saja
80 Bab 79 - Akan membalas dendam
81 Bab 80 - Maaf Freya 2
82 Bab 81 - Kematian Kedrick
83 Bab 82 - Pemakaman Kedrick
84 Bab 83 - Perjalanan menuju Axios
85 Bab 84 - Anastasia
86 Bab 85 - Rencana Perceraian
87 Bab 86 - Serangan Elena
88 Bab 87 - Ratu (Tamat)
89 Bab 88 - Extra Bab
90 Novel Baru Kleo
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab 1 - Salahkah Aku Mencintaimu?
2
Bab 2 - Duke Kedrick
3
Bab 3 - Kilas Balik
4
Bab 4 - Pesta Perjamuan
5
Bab 5 - Aku menyayangimu Ibu
6
Bab 6 - Pertengkaran
7
Bab 7 - Bertemu Kaisar
8
Bab 8 - Sahabat Leonardo
9
Bab 9 - Kemarahan Calista
10
Bab 10 - Kemarahan Calista 2
11
Bab 11 - Membuat Pai
12
Bab 12 - Hanya pernikahan politik
13
Bab 13 - Surat Perceraian
14
Bab 14 - Belajar Memanah
15
Bab 15 - Festival
16
Bab 16 - Daerah Lizel
17
Bab 17 - Kenapa Kau Begitu Baik?
18
Bab 18 - Kebencian Leonardo
19
Bab 19 - Masa Lalu Calista
20
Bab 20 - Membunuh permaisuri
21
Bab 21 - Luka tusuk
22
Bab 22 - Hanya Mahkota
23
Bab 23 - Dia akan pergi
24
Bab 24 - Sakit
25
Bab 25 - Mengambil Alih
26
Bab 25 - Mengambil Alih
27
Bab 26 - Cemburu
28
Bab 27 - Mengambil Alih 2
29
Bab 28 - Freya
30
Bab 29 - Kabar Kedatangannya
31
Bab 30 - Kapan kau sadar?
32
Bab 31 - Bisakah Memulai Kembali?
33
Bab 32 - Perburuan
34
Bab 33 - Pergi
35
Bab 34 - Surat Perceraian 2
36
Bab 35 - Kabar Kematian
37
Bab 36 - Kabar kematian 2
38
Bab 37 - Kesedihan Leonardo
39
Bab 38 - Aaron dan Freya
40
Bab 39 - Kembalinya Sang Permaisuri
41
40 - Mengikuti Jejak
42
Bab 41 - Kehidupan Rodelis
43
Bab 42 - Tolong Selamatkan Permaisuri
44
Bab 43 - Masa Lalu Selene
45
Bab 44 - Mulai Bangkit
46
Bab 45 - Tahun berlalu
47
Bab 46 - Apa kau menyesal?
48
Bab 47 - Ayah Mertua
49
Bab 48 - Trodeim
50
Bab 49 - Kau Masih Hidup
51
Bab 50 - Benar Yang Dikatakan Kaisar
52
Bab 51 - Pengakuan Selene
53
Bab 52 - Maaf Permaisuri
54
Bab 53 - Penyesalan Leonardo
55
Bab 54 - Kenapa Memalsukan Kematian
56
Bab 55 - Ingin pulang (Freya dan Aaron)
57
Bab 56 - Trishan Menentang
58
Bab 57 - Pergi Ke Rodelis (Freya & Aaron)
59
Bab 58 - Bertemu Calista
60
Bab 59 - Tamparan Calista
61
Bab 60 - Maaf Freya
62
Bab 61 - Dia tetap Ayahku
63
Bab 62 - Kau tak Pantas (Freya & Aaron)
64
Bab 63 - Jangan lupakan dirimu
65
Bab 64 - Kondisi semakin buruk
66
Bab 65 - Permaisuri Masih Hidup
67
Bab 66 - Rencana Trishan dan Selene
68
Bab 67 - Kehamilan (Aaron & Freya)
69
Bab 68 - Cerita Lama Terulang Kembali
70
Bab 69 - Pembicaraan Leonardo dan Freya
71
Bab 70 - Aku akan pergi
72
Bab 71 - Menemui Kepala Desa
73
Bab 72 - Maafkan Aku Calista
74
Bab 73 - Bimbang Memaafkan
75
Bab 74 - Pelarian Freya
76
Bab 75 - Desa Tibelia
77
Bab 76 - Pembicaraan Leonardo dan Aaron
78
Bab 77 - Bayi ini lebih penting
79
Bab 78 - Kau Akan Baik-Baik Saja
80
Bab 79 - Akan membalas dendam
81
Bab 80 - Maaf Freya 2
82
Bab 81 - Kematian Kedrick
83
Bab 82 - Pemakaman Kedrick
84
Bab 83 - Perjalanan menuju Axios
85
Bab 84 - Anastasia
86
Bab 85 - Rencana Perceraian
87
Bab 86 - Serangan Elena
88
Bab 87 - Ratu (Tamat)
89
Bab 88 - Extra Bab
90
Novel Baru Kleo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!