Bab 3 - Kilas Balik

...Kilas balik...

“Lapor, Yang Mulia. Saya mendapat kabar baginda Kaisar akan kembali hari ini!”

“Benarkah? Kalau begitu cepat siapkan perayaan dan jangan ada kesalahan sedikit pun!”

“Baik, Yang Mulia. Saya akan menjalankan perintah Anda!” Kepala pelayan pun pergi meninggalkan ruangan.

Abella yang begitu senang karena sang suami telah pulang dari medan perang segera memerintahkan para pelayan untuk mendandaninya.

“Cepat bawa perhiasan paling mahal dan gaun paling indahku!”

Jantung Abella berdebar tak karuan, sudah lebih dari dua tahun lamanya sang Kaisar tak pulang, dan kini kembali dengan kabar kemenangan.

Melihat dirinya sendiri di cermin, Abella merasa dirinya telah sempurna. Ia bersama pangeran mahkota berjalan menuju gerbang istana. Berniat menyambut sang kaisar di sana.

“Ibu benarkah ayah akan pulang hari ini?”

“Ya, ayahmu akan pulang hari ini, jadi berdiri tegaklah di tempatmu, dan tunjukkan sosok pangeran mahkota yang benar!” perintah Abella.

Sorot mata Theodore berubah sendu ketika mendengar nada bicara sang ibu, tapi tetap saja ia tersenyum. “Baik, Bu.”

Theodore pun berdiri di samping sang ibu, dirinya juga tak sabar menanti kedatangan sang ayah, ia ingin memeluk dan menceritakan apa yang telah dipelajarinya selama ini.

Tak lama iring-iringan Kaisar pun datang, Calista tersenyum senang melihat kaisar memimpin iringan di baris pertama, semakin dekat iringan, semakin berdetak pula jantung Calista.

Namun senyum itu dengan cepat memudar, ketika melihat Kaisar membawa seorang wanita dengannya, bahkan di satu kuda yang sama.

‘Siapa dia? Siapa wanita yang berani berada di dekat suamiku?’Calista.

Kuda kaisar berhenti tepat di hadapan Permaisuri dan Theodore. Leonardo pun turun dari kudanya bersama wanita itu. Semakin perih perasaan Calista, melihat Leonardo yang tersenyum ramah ke wanita itu sambil membantunya turun.

‘Selama pernikahan kita, kau tak pernah tersenyum lepas seperti itu padaku, Leon. Tapi mengapa? Dengan orang asing kau begitu mudahnya tersenyum’. Calista

Leonardo menggenggam tangan sang wanita dan berjalan ke tempat Calista dan Theodore berdiri.

“Kenalkan, Namanya Selene, mulai hari ini dan seterusnya ia akan tinggal di istana”

“Kenapa? Kenapa wanita ini bisa tinggal di istana? Bisakah Anda menjelaskannya pada saya dari mana asal usulnya?” tanya Calista

“Dia adalah seorang budak yang menyelamatkan nyawaku, berkatnya panah beracun yang melesat ke arahku meleset,”

“Wanita ini hanya seorang budak, lantas apa statusnya hingga bisa tinggal di istana?”

“Selene bukan lagi seorang budak, dia akan jadi selirku, bukan selir biasa tapi ia akan menempati posisi sebagai selir kesayangan.”

Bagai tersambar petir siang bolong, Calista yang mendengar itu seketika terdiam, ada rasa hancur dan sesak secara bersamaan. Ingin rasanya ia berteriak pada Kaisar, tapi posisi yang ia duduki dan peraturan istana yang selalu menjadi tuntunannya, mengharuskannya untuk tenang.

Calista menarik nafas panjang, dengan tubuh bergetar ia tetap berusaha berbicara santai, dan memasang ekspresi datarnya.

“Salam kenal, aku Selene. Kita akan berbagi suami yang sama Calista,” ucap wanita itu sambil mengangkat tangannya untuk berjabat tangan.

Mata Calista melebar, mendengar perkataan tak sopan Selene di depan umum. Alih-alih membalas, Calista menatap sinis wanita itu.

“Bagaimana bisa Anda menjadikan orang tak sopan ini sebagai selir? Bahkan di saat ia belum melakukan upacara, dia berani mengatakan hal seperti itu!”

“Tidak bisakah kau memaklumi hal yang dia lakukan, Calista? Kau seorang permaisuri mengertilah sedikit!” balas Leonardo.

“Justru karna saya seorang permaisuri, saya berkata demikian.”

Kaisar tak menjawab, ia mengacuhkan Calista dan mulai berbicara pada putranya yang berdiri di samping sang ibu.

“Theodore putraku, ambillah ini untukmu,” Kaisar mengeluarkan boneka kuda yang terbuat dari tanah liat.

Raut wajah Theodore yang sejak tadi telah berubah, tampak memasang senyum paksa. “Terima kasih, Ayah.”

Leonardo tertawa kecil sambil mengusap rambut putranya, “Ayah tak percaya kau telah tumbuh besar dan menjadi putra yang sangat berbakat,”

“Teruslah jadi kebanggaan kekaisaran ini Theodore, sehingga nanti kau akan menjadi Kaisar menggantikan ku,"

“Ya, Ayah, aku akan memegang ucapanmu selalu.”

Leonardo pun mengajak masuk Selene ke dalam istana tanpa memedulikan Calista dan Theodore lagi, diikuti dengan iring-iringan yang secara perlahan masuk.

Melihat para pelayan yang masih berdiri di tempatnya, Calista pun memerintahkan mereka.

“Ayo, kembalilah ke istana dan siapkan semuanya yang di perlukan untuk perjamuan juga fasilitas lainnya!”

“Baik, Yang mulia!” jawab para pelayan yang kemudian meninggalkan tempat.

Kini hanya keduanya lah yang tersisa di sana, Theodore yang berdiri di samping Calista, menatap ibunya begitu lekat. Sosok yang terus saja berdiri tegap dengan wajah yang begitu tenang, bahkan di saat ia mendengar kenyataan.

Theodore merasa sedih juga marah melihat kondisi ibunya. Tanpa sadar ia mengepalkan tangannya cukup keras, hingga boneka kuda pemberian kaisar itu pun hancur di tangannya.

Sekembalinya Calista ke istana, ia langsung pergi ke ruang kerja Kaisar. Calista ingin tahu penjelasan kaisar tentang Selir. Langkahnya tergesa membawanya membuka pintu dengan keras. Membuat orang yang berada di ruangan menatap langsung ke arah pintu.

“Permaisuri, apa yang membuatmu kemari?”

“Aku tahu kau baru kembali hari ini Leon. Tapi tolong jelaskan padaku tentang adanya selir di istana ini?”

“Bukankah aku sudah jelas mengatakan alasannya. Penjelasan apa lagi yang kau inginkan, permaisuri!”

“Tidakkah kau ingat, Leon. Dengan janji pernikahan kita, janji yang ku ajukan untukmu dan kau menyetujuinya!”

“Janji bahwa kau bersedia mengosongkan posisi selir jika aku dinobatkan sebagai permaisuri dan selama menjadi istrimu!”

Tak ada ekspresi yang berbeda dari wajah Kaisar, ia masih duduk di mejanya dengan tenang, memandang Calista dengan tatapan sinis.

“Itu hanya masa lalu dan aku sudah melupakannya, lagi pula aku seorang kaisar, mudah bagiku untuk mengambil keputusan apa pun.”

“Dalam pernikahan kita yang buruk ini, kau pun di untungkan bukan. Kau menjadi permaisuri dan putramu akan menjadi kaisar di masa depan, lantas masihkah kau mengharapkan yang lain dalam pernikahan ini?”

“Ya, aku mencintaimu. Dan janji yang kau ucapkan itu, adalah janji yang harus kau jalankan, meski kau tak mencintai aku dalam pernikahan ini, aku masih istrimu Leon!”

“Baiklah, kau katakan ‘selama' bukan?” Kaisar mengambil sebuah kertas dari lacinya dan menandatangani surat tersebut.

“Ini Ambillah! Jika kau menandatanganinya maka tak ada ikatan lagi di antara kita, kau tak berhak mengatakan apa pun lagi tentang yang aku lakukan, dan kau pun bebas dari istana ini."

Calista terdiam, melihat surat perceraian di tangannya. Perasaannya semakin hancur, di saat ia hanya meminta penjelasan tentang status selir, tapi ini yang malah ia dapatkan, seolah semua perjuangan yang ia lakukan selama ini sia-sia.

“Kau tak ingin menandatanganinya bukan? Kau pun tak rela untuk melepas status permaisurimu itu? Maka dari itu pergilah Permaisuri, urus saja urusanmu, dan jangan pernah mengingatkanku lagi tentang janji pernikahan!”

“Sebegitu bencinya kah kau denganku Leon? Di saat aku begitu mencintaimu? Aku hanya meminta penjelasanmu karna kau suamiku,” balas Calista dengan suara serak dan sorot mata yang berubah sendu.

“Ya, singkatnya aku begitu membenci semua tentang dirimu!” jawab Kaisar yang masih saja dengan ekspresi santainya.

...Kilas Balik Selesai...

“Tidak!” Calista berteriak nyaring.

“Yang Mulia!”

“Yang Mulia, Anda tak papa?” tanya Daisy yang melihat permaisuri tiba-tiba berteriak.

Seketika Calista tersadar dari lamunannya. Ia melihat ke arah tiga pelayan yang memasang wajah khawatir itu.

“Apa aku membuat kalian khawatir?”

Ketiganya mengangguk secara serentak, membuat Calista tersenyum kecil.

“Maaf, jika aku menyusahkan kalian.”

Ketiga pelayan itu tertegun untuk ke sekian kalinya mendengar tuannya yang bersikap aneh. Tapi kali ini bukan itu hal yang penting, karna sekarang Calista harus menghadiri perjamuan istana.

Terpopuler

Comments

Nalira🌻

Nalira🌻

Hah serius cuma gara gara itu?

Budak cewek biasanya dalam hierarki sosial kerajaan itu nggak punya akses ke medan perang, apalagi sampai bisa ada di dekat kaisar pas perang berlangsung.


Kalau pun dia ada di sana, dengan cara apa dia bisa menyelamatkan kaisar? Dia bukan prajurit, bukan tabib, bukan penyihir (kalau ini novel fantasi). Masa tiba-tiba budak bisa lari ke tengah medan perang dan nangkep panah pake tangan? Masuk akal nggak?


Terus Kaisar itu pasti dijaga ketat sama para pengawal dan jenderalnya. Masa iya, dari sekian banyak orang, cuma si budak ini yang bisa nyelametin dia? Lah, terus para prajurit pada ngapain? Lagi rehat minum teh?

Mon maaf nulis novel fiksi si boleh boleh aja tapi tolong di riset dulu, jadi meskipun nih novel karangan bisa jadi masuk akal karena penulis menjelaskan sebab musabnya.

2025-03-27

0

𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄

𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄

hwaiting

2025-04-01

0

Nana Niez

Nana Niez

dadar kaisar hidung belang

2025-03-19

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Salahkah Aku Mencintaimu?
2 Bab 2 - Duke Kedrick
3 Bab 3 - Kilas Balik
4 Bab 4 - Pesta Perjamuan
5 Bab 5 - Aku menyayangimu Ibu
6 Bab 6 - Pertengkaran
7 Bab 7 - Bertemu Kaisar
8 Bab 8 - Sahabat Leonardo
9 Bab 9 - Kemarahan Calista
10 Bab 10 - Kemarahan Calista 2
11 Bab 11 - Membuat Pai
12 Bab 12 - Hanya pernikahan politik
13 Bab 13 - Surat Perceraian
14 Bab 14 - Belajar Memanah
15 Bab 15 - Festival
16 Bab 16 - Daerah Lizel
17 Bab 17 - Kenapa Kau Begitu Baik?
18 Bab 18 - Kebencian Leonardo
19 Bab 19 - Masa Lalu Calista
20 Bab 20 - Membunuh permaisuri
21 Bab 21 - Luka tusuk
22 Bab 22 - Hanya Mahkota
23 Bab 23 - Dia akan pergi
24 Bab 24 - Sakit
25 Bab 25 - Mengambil Alih
26 Bab 25 - Mengambil Alih
27 Bab 26 - Cemburu
28 Bab 27 - Mengambil Alih 2
29 Bab 28 - Freya
30 Bab 29 - Kabar Kedatangannya
31 Bab 30 - Kapan kau sadar?
32 Bab 31 - Bisakah Memulai Kembali?
33 Bab 32 - Perburuan
34 Bab 33 - Pergi
35 Bab 34 - Surat Perceraian 2
36 Bab 35 - Kabar Kematian
37 Bab 36 - Kabar kematian 2
38 Bab 37 - Kesedihan Leonardo
39 Bab 38 - Aaron dan Freya
40 Bab 39 - Kembalinya Sang Permaisuri
41 40 - Mengikuti Jejak
42 Bab 41 - Kehidupan Rodelis
43 Bab 42 - Tolong Selamatkan Permaisuri
44 Bab 43 - Masa Lalu Selene
45 Bab 44 - Mulai Bangkit
46 Bab 45 - Tahun berlalu
47 Bab 46 - Apa kau menyesal?
48 Bab 47 - Ayah Mertua
49 Bab 48 - Trodeim
50 Bab 49 - Kau Masih Hidup
51 Bab 50 - Benar Yang Dikatakan Kaisar
52 Bab 51 - Pengakuan Selene
53 Bab 52 - Maaf Permaisuri
54 Bab 53 - Penyesalan Leonardo
55 Bab 54 - Kenapa Memalsukan Kematian
56 Bab 55 - Ingin pulang (Freya dan Aaron)
57 Bab 56 - Trishan Menentang
58 Bab 57 - Pergi Ke Rodelis (Freya & Aaron)
59 Bab 58 - Bertemu Calista
60 Bab 59 - Tamparan Calista
61 Bab 60 - Maaf Freya
62 Bab 61 - Dia tetap Ayahku
63 Bab 62 - Kau tak Pantas (Freya & Aaron)
64 Bab 63 - Jangan lupakan dirimu
65 Bab 64 - Kondisi semakin buruk
66 Bab 65 - Permaisuri Masih Hidup
67 Bab 66 - Rencana Trishan dan Selene
68 Bab 67 - Kehamilan (Aaron & Freya)
69 Bab 68 - Cerita Lama Terulang Kembali
70 Bab 69 - Pembicaraan Leonardo dan Freya
71 Bab 70 - Aku akan pergi
72 Bab 71 - Menemui Kepala Desa
73 Bab 72 - Maafkan Aku Calista
74 Bab 73 - Bimbang Memaafkan
75 Bab 74 - Pelarian Freya
76 Bab 75 - Desa Tibelia
77 Bab 76 - Pembicaraan Leonardo dan Aaron
78 Bab 77 - Bayi ini lebih penting
79 Bab 78 - Kau Akan Baik-Baik Saja
80 Bab 79 - Akan membalas dendam
81 Bab 80 - Maaf Freya 2
82 Bab 81 - Kematian Kedrick
83 Bab 82 - Pemakaman Kedrick
84 Bab 83 - Perjalanan menuju Axios
85 Bab 84 - Anastasia
86 Bab 85 - Rencana Perceraian
87 Bab 86 - Serangan Elena
88 Bab 87 - Ratu (Tamat)
89 Bab 88 - Extra Bab
90 Novel Baru Kleo
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab 1 - Salahkah Aku Mencintaimu?
2
Bab 2 - Duke Kedrick
3
Bab 3 - Kilas Balik
4
Bab 4 - Pesta Perjamuan
5
Bab 5 - Aku menyayangimu Ibu
6
Bab 6 - Pertengkaran
7
Bab 7 - Bertemu Kaisar
8
Bab 8 - Sahabat Leonardo
9
Bab 9 - Kemarahan Calista
10
Bab 10 - Kemarahan Calista 2
11
Bab 11 - Membuat Pai
12
Bab 12 - Hanya pernikahan politik
13
Bab 13 - Surat Perceraian
14
Bab 14 - Belajar Memanah
15
Bab 15 - Festival
16
Bab 16 - Daerah Lizel
17
Bab 17 - Kenapa Kau Begitu Baik?
18
Bab 18 - Kebencian Leonardo
19
Bab 19 - Masa Lalu Calista
20
Bab 20 - Membunuh permaisuri
21
Bab 21 - Luka tusuk
22
Bab 22 - Hanya Mahkota
23
Bab 23 - Dia akan pergi
24
Bab 24 - Sakit
25
Bab 25 - Mengambil Alih
26
Bab 25 - Mengambil Alih
27
Bab 26 - Cemburu
28
Bab 27 - Mengambil Alih 2
29
Bab 28 - Freya
30
Bab 29 - Kabar Kedatangannya
31
Bab 30 - Kapan kau sadar?
32
Bab 31 - Bisakah Memulai Kembali?
33
Bab 32 - Perburuan
34
Bab 33 - Pergi
35
Bab 34 - Surat Perceraian 2
36
Bab 35 - Kabar Kematian
37
Bab 36 - Kabar kematian 2
38
Bab 37 - Kesedihan Leonardo
39
Bab 38 - Aaron dan Freya
40
Bab 39 - Kembalinya Sang Permaisuri
41
40 - Mengikuti Jejak
42
Bab 41 - Kehidupan Rodelis
43
Bab 42 - Tolong Selamatkan Permaisuri
44
Bab 43 - Masa Lalu Selene
45
Bab 44 - Mulai Bangkit
46
Bab 45 - Tahun berlalu
47
Bab 46 - Apa kau menyesal?
48
Bab 47 - Ayah Mertua
49
Bab 48 - Trodeim
50
Bab 49 - Kau Masih Hidup
51
Bab 50 - Benar Yang Dikatakan Kaisar
52
Bab 51 - Pengakuan Selene
53
Bab 52 - Maaf Permaisuri
54
Bab 53 - Penyesalan Leonardo
55
Bab 54 - Kenapa Memalsukan Kematian
56
Bab 55 - Ingin pulang (Freya dan Aaron)
57
Bab 56 - Trishan Menentang
58
Bab 57 - Pergi Ke Rodelis (Freya & Aaron)
59
Bab 58 - Bertemu Calista
60
Bab 59 - Tamparan Calista
61
Bab 60 - Maaf Freya
62
Bab 61 - Dia tetap Ayahku
63
Bab 62 - Kau tak Pantas (Freya & Aaron)
64
Bab 63 - Jangan lupakan dirimu
65
Bab 64 - Kondisi semakin buruk
66
Bab 65 - Permaisuri Masih Hidup
67
Bab 66 - Rencana Trishan dan Selene
68
Bab 67 - Kehamilan (Aaron & Freya)
69
Bab 68 - Cerita Lama Terulang Kembali
70
Bab 69 - Pembicaraan Leonardo dan Freya
71
Bab 70 - Aku akan pergi
72
Bab 71 - Menemui Kepala Desa
73
Bab 72 - Maafkan Aku Calista
74
Bab 73 - Bimbang Memaafkan
75
Bab 74 - Pelarian Freya
76
Bab 75 - Desa Tibelia
77
Bab 76 - Pembicaraan Leonardo dan Aaron
78
Bab 77 - Bayi ini lebih penting
79
Bab 78 - Kau Akan Baik-Baik Saja
80
Bab 79 - Akan membalas dendam
81
Bab 80 - Maaf Freya 2
82
Bab 81 - Kematian Kedrick
83
Bab 82 - Pemakaman Kedrick
84
Bab 83 - Perjalanan menuju Axios
85
Bab 84 - Anastasia
86
Bab 85 - Rencana Perceraian
87
Bab 86 - Serangan Elena
88
Bab 87 - Ratu (Tamat)
89
Bab 88 - Extra Bab
90
Novel Baru Kleo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!