Bab 6 - Pertengkaran

Calista berjalan santai di istana, ia memandang bunga-bunga indah yang bermekaran, setelah tadi baru saja selesai melihat putranya berlatih.

“Kenapa baru sekarang aku melihat indahnya bunga di taman ini, dulu kenapa aku tak merasakan hal yang sama, ya, padahal sering sekali aku melewati jalan ini,” Keluh Calista.

Di tengah asyiknya memandang bunga, Selene bersama dua pembantunya lewat di depan Calista.

“Kami mengucap salam pada permaisuri kekaisaran!” ucap dua pembantu Selene.

Hal itu membuatnya Calista segera berdiri dan merapikan gaunnya, lalu berdiri khas permaisuri dengan tangan di depan.

“Pagi, Calista. Bagaimana kabarmu? Apakah sekarang kau baik-baik saja, setelah kejadian itu?” tanya Selene dengan senyum licik.

“Seperti yang kau tahu gadis rendahan, aku masih baik-baik saja,” balas Calista yang seketika membuat raut wajah Selene berubah.

“Beraninya kau menyebutku gadis rendahan, apa kau tak pernah belajar dari pengalaman yang kau punya!”

“Oh, tentu saja, aku belajar caranya menjadi gadis licik sepertimu!” jawab Calista lagi dengan wajah dingin dan suara yang keras, membuat dua pelayan di belakang Selene menunduk ketakutan.

“Aku heran, kenapa kau bisa menduduki status sebagai permaisuri. Sedangkan asal-usul putramu saja tidak jelas, dan kau mengakuinya sebagai putra kaisar? Sungguh kau wanita menjijikkan!” ucap Selene dengan wajah mengejek.

Mendengar perkataan Selene, amarah Calista tak terbendung, ia langsung menjambak rambut Selene dan menamparnya berkali-kali.

‘Praaak...!’

‘Praak...!’

‘Praak...!’

Suara tamparan yang begitu nyaring, dan Selene yang tak berdaya karna rambutnya di pegang erat oleh Calista. Membuat dua pelayannya segera melapor akan pertengkaran yang terjadi.

“Dengar! Jangan pernah sekali-kali kau menyebut putraku dengan mulut kotormu itu, apalagi menyebut yang tidak-tidak tentangnya!” teriak Calista.

“Kau meragukan anak yang jelas-jelas putra kaisar, sudah cukup kau membuatku hampir meregang nyawa, dan kini kau ingin menjelekkan putraku, aku tak memaafkanmu Selene!”

“Lepas! Lepaskan rambutku!” rengek Selene.

“Dan satu hal lagi yang perlu kau ingat! Jangan main-main denganku Selene. Apa kau mengira aku tak bisa berbuat macam-macam denganmu, jika aku mendengar satu kata tentang putraku lagi, maka aku akan membuatmu berada tiang pancang, Selene!”

Calista langsung mendorong Selene begitu saja, di mana ia terjatuh tepat di hadapan Kaisar. Leonardo pun segera membantunya berdiri.

Ya, setelah mendengar keduanya bertengkar, Kaisar beserta rombongannya segera pergi menuju tempat. Melihat Selene yang menangis dan penuh lebam, membuat kaisar geram.

Ia berjalan mendekat ke arah Calista, tapi Calista segera mengangkat lengannya.

“Berhenti! Berhenti mendekat! Kukatakan berhenti mendekat, Yang Mulia!” sergah Calista, dengan nafasnya yang masih tak beraturan. Langkah Leonardo pun terhenti.

“Saya tak menjamin keselamatan Anda di dekat saya, Yang Mulia. walau Anda seorang ahli pedang, tapi saya orang yang nekat!” ucap Calista yang mencoba mengatur nafasnya.

“Apa yang terjadi denganmu Calista, kenapa kau memukul Selene?” tanya Leonardo pelan.

“Dia meragukan putraku, dia meragukan Theodore sebagai putramu. Aku tak akan memaafkan seseorang yang telah menjelekkan putraku!” teriak Calista.

“Lalu kau menamparnya? Hanya karna itu? Sikapmu itu tak mencerminkan seorang permaisuri , Calista!” gertak Kaisar.

“Sudah cukup! Sudah cukup Anda berbicara tentang peraturan istana jika Anda sendiri tak pernah mematuhinya!”

“Calista kau itu seorang__”

“Anda masih membelanya, Yang Mulia? Berarti Anda juga meragukan putraku? Anda meragukan Theodore?” tanya Calista yang memotong perkataan Kaisar.

Pertanyaan Calista seketika membuat kaisar terdiam, ia tak bisa berkata apa pun. Masih yang di tempat yang sama, mata Calista yang penuh amarah itu perlahan berubah sendu menatap Leonardo.

Melihat suaminya yang terdiam, Calista tertawa hampa “Sudahlah, Yang Mulia. Percuma saya membicarakan apa pun pada Anda. Karna di mata Anda saya tak pernah benar. Pusat segala kesalahan adalah saya, bukan begitu?”

Calista meninggalkan Taman dengan melepas mahkota di atas kepalanya dan melemparkannya ke arah Kaisar, deting suara mahkota itu pun memecah kesunyian.

Semua mata yang melihat, menatap Calista yang pergi, dan bersamaan dengan mahkota yang hancur, Kaisar merasakan sakit di dadanya, Leonardo tak bisa berkata apa pun, wajah sendu Calista selalu terbayang di benaknya.

“Yang Mulia, tubuhku sakit!” keluh Selene.

“Pelayan bawa dia ke kamar, dan panggilkan tabib istana untuknya!”

Sesampainya di kamar, Calista menyuruh para pelayannya untuk keluar.

“Daisy, Elisha, Alie, tolong tinggalkan kamarku, aku butuh waktu sendiri,”

Melihat sikap Tuannya yang tak karuan, ketiganya mengerti jika baru saja terjadi masalah, dengan segera ketiganya meninggalkan kamar.

Calista yang sendirian, mulai menutup tirai jendela, dan mematikan lilin. Di tengah kegelapan ia meluapkan rasa kekesalannya. Ia duduk bersandar di samping ranjang, menyesuaikan nafasnya yang masih saja tak beraturan.

“Ayolah, Calista ini bukan apa-apa!”

“Kau pasti bisa!”

“Jangan menangis!”

...****************...

Di istana pangeran, Theodore disibukkan dengan tugas yang di berikan sang guru untuknya. Tapi entah mengapa sejak tadi ia terus mengerjakan tugasnya dengan tergesa, wajahnya pun menampakkan kekhawatiran.

Ya, setelah mendengar kabar sang ibu, Theo jadi tak tenang, ia sama sekali tak fokus akan pekerjaannya, dan ingin sekali pergi menemui sang ibu.

“Bagaimana keadaan ibu sekarang? Aku berharap dia baik-baik saja,”

Sekian lama berkutat dengan tugas dan malam telah tiba, Theo akhirnya selesai. Ia segera merapikan kertas-kertasnya dan pergi dari istana pangeran ke istana putih, tempat di mana Calista tinggal.

Hatinya yang tak tenang membawa langkahnya begitu cepat, hingga ia sampai di pintu kamar sang ibu. Theo tak serta merta masuk, ia melihat dari jendala betapa gelapnya ruangan itu.

Perasaan Theo semakin berkecamuk, apa yang terjadi dengan ibu kesayangannya? Apakah ia baik-baik saja? Kebimbangan itu membulatkan langkah Theo untuk masuk. Dan benar saja, ruangan itu gelap, hening, dan hanya suara tirai yang tertiup angin yang terdengar.

Theodore mengamati seluruh ruangan, ia mencari sosok sang ibu, yang ternyata duduk bersandar di atas ranjangnya. Menyadari kehadiran putranya, Calista menoleh.

“Theo, kau datang menemui ibu? Ayo, kemarilah, duduk di samping, ibu,” Panggil Calista lirih.

Theodore segera menghampiri sang ibu, ia duduk di tepi ranjang sambil menatap lekat Calista.

“Ibu, kau tak papa. Tidak ada yang terluka kan? Ibu baik-baik saja kan?” tanya Theodore.

Diberikan banyak pertanyaan oleh putranya, Calista tersenyum sambil mengelus rambut Theodore. “Lihatlah Ibu baik-baik, saja. Ibu hanya sedikit lelah, Theo. Makanya ibu memilih untuk tidur lebih awal,” Kilah Calista.

“Benar ibu tidak papa? Aku begitu khawatir tentangmu, setelah mendengar kabar itu, Bu,” balas Theo.

“Jangan khawatir, ibu baik-baik saja, Theo. Sekarang kembalilah ke kamarmu, kau harus istirahat, besok kau harus mengikuti banyak kelas, kan?”

“Ibu, bisakah aku tidur bersamamu, aku takut sendirian, aku selalu bermimpi buruk karnanya,” ucap Theodore.

“Tidak papa, Theo. Selama ibu ada di sini, kau tak akan bermimpi buruk,” Calista bergeser dari posisi awalnya, menyisakan tempat yang sekiranya cukup untuk Theodore.

“Ayo, kemarilah, kau ingin tidur bersama ibu kan?” tanya Calista memastikan.

Theodore tersenyum senang, ia segera merebahkan tubuhnya di samping sang ibu. Calista menarik selimut dan menimang putranya itu. Ketika melihat wajah Theodore yang tertidur pulas, ada rasa tenang yang dirasakan Calista, perasaan yang tadinya berkecamuk pun seolah mereda begitu saja.

Calista mengucup kening putranya, dan ikut tertidur di malam yang dingin itu.

Terpopuler

Comments

Jihan Hwang

Jihan Hwang

aku menghayati bgt baca peran calista...
mampir dikarya aku juga ya jika berkenan/Pray/

2024-11-14

1

*Eu-Mi*

*Eu-Mi*

kenapaa nangis terus aku baca tiap bab nya /Sob/

2024-10-03

0

Ita Xiaomi

Ita Xiaomi

Aku ngebayangkan dgn gagahnya Calista berjalan sambil melemparkan mahkota.

2024-08-22

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Salahkah Aku Mencintaimu?
2 Bab 2 - Duke Kedrick
3 Bab 3 - Kilas Balik
4 Bab 4 - Pesta Perjamuan
5 Bab 5 - Aku menyayangimu Ibu
6 Bab 6 - Pertengkaran
7 Bab 7 - Bertemu Kaisar
8 Bab 8 - Sahabat Leonardo
9 Bab 9 - Kemarahan Calista
10 Bab 10 - Kemarahan Calista 2
11 Bab 11 - Membuat Pai
12 Bab 12 - Hanya pernikahan politik
13 Bab 13 - Surat Perceraian
14 Bab 14 - Belajar Memanah
15 Bab 15 - Festival
16 Bab 16 - Daerah Lizel
17 Bab 17 - Kenapa Kau Begitu Baik?
18 Bab 18 - Kebencian Leonardo
19 Bab 19 - Masa Lalu Calista
20 Bab 20 - Membunuh permaisuri
21 Bab 21 - Luka tusuk
22 Bab 22 - Hanya Mahkota
23 Bab 23 - Dia akan pergi
24 Bab 24 - Sakit
25 Bab 25 - Mengambil Alih
26 Bab 25 - Mengambil Alih
27 Bab 26 - Cemburu
28 Bab 27 - Mengambil Alih 2
29 Bab 28 - Freya
30 Bab 29 - Kabar Kedatangannya
31 Bab 30 - Kapan kau sadar?
32 Bab 31 - Bisakah Memulai Kembali?
33 Bab 32 - Perburuan
34 Bab 33 - Pergi
35 Bab 34 - Surat Perceraian 2
36 Bab 35 - Kabar Kematian
37 Bab 36 - Kabar kematian 2
38 Bab 37 - Kesedihan Leonardo
39 Bab 38 - Aaron dan Freya
40 Bab 39 - Kembalinya Sang Permaisuri
41 40 - Mengikuti Jejak
42 Bab 41 - Kehidupan Rodelis
43 Bab 42 - Tolong Selamatkan Permaisuri
44 Bab 43 - Masa Lalu Selene
45 Bab 44 - Mulai Bangkit
46 Bab 45 - Tahun berlalu
47 Bab 46 - Apa kau menyesal?
48 Bab 47 - Ayah Mertua
49 Bab 48 - Trodeim
50 Bab 49 - Kau Masih Hidup
51 Bab 50 - Benar Yang Dikatakan Kaisar
52 Bab 51 - Pengakuan Selene
53 Bab 52 - Maaf Permaisuri
54 Bab 53 - Penyesalan Leonardo
55 Bab 54 - Kenapa Memalsukan Kematian
56 Bab 55 - Ingin pulang (Freya dan Aaron)
57 Bab 56 - Trishan Menentang
58 Bab 57 - Pergi Ke Rodelis (Freya & Aaron)
59 Bab 58 - Bertemu Calista
60 Bab 59 - Tamparan Calista
61 Bab 60 - Maaf Freya
62 Bab 61 - Dia tetap Ayahku
63 Bab 62 - Kau tak Pantas (Freya & Aaron)
64 Bab 63 - Jangan lupakan dirimu
65 Bab 64 - Kondisi semakin buruk
66 Bab 65 - Permaisuri Masih Hidup
67 Bab 66 - Rencana Trishan dan Selene
68 Bab 67 - Kehamilan (Aaron & Freya)
69 Bab 68 - Cerita Lama Terulang Kembali
70 Bab 69 - Pembicaraan Leonardo dan Freya
71 Bab 70 - Aku akan pergi
72 Bab 71 - Menemui Kepala Desa
73 Bab 72 - Maafkan Aku Calista
74 Bab 73 - Bimbang Memaafkan
75 Bab 74 - Pelarian Freya
76 Bab 75 - Desa Tibelia
77 Bab 76 - Pembicaraan Leonardo dan Aaron
78 Bab 77 - Bayi ini lebih penting
79 Bab 78 - Kau Akan Baik-Baik Saja
80 Bab 79 - Akan membalas dendam
81 Bab 80 - Maaf Freya 2
82 Bab 81 - Kematian Kedrick
83 Bab 82 - Pemakaman Kedrick
84 Bab 83 - Perjalanan menuju Axios
85 Bab 84 - Anastasia
86 Bab 85 - Rencana Perceraian
87 Bab 86 - Serangan Elena
88 Bab 87 - Ratu (Tamat)
89 Bab 88 - Extra Bab
90 Novel Baru Kleo
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab 1 - Salahkah Aku Mencintaimu?
2
Bab 2 - Duke Kedrick
3
Bab 3 - Kilas Balik
4
Bab 4 - Pesta Perjamuan
5
Bab 5 - Aku menyayangimu Ibu
6
Bab 6 - Pertengkaran
7
Bab 7 - Bertemu Kaisar
8
Bab 8 - Sahabat Leonardo
9
Bab 9 - Kemarahan Calista
10
Bab 10 - Kemarahan Calista 2
11
Bab 11 - Membuat Pai
12
Bab 12 - Hanya pernikahan politik
13
Bab 13 - Surat Perceraian
14
Bab 14 - Belajar Memanah
15
Bab 15 - Festival
16
Bab 16 - Daerah Lizel
17
Bab 17 - Kenapa Kau Begitu Baik?
18
Bab 18 - Kebencian Leonardo
19
Bab 19 - Masa Lalu Calista
20
Bab 20 - Membunuh permaisuri
21
Bab 21 - Luka tusuk
22
Bab 22 - Hanya Mahkota
23
Bab 23 - Dia akan pergi
24
Bab 24 - Sakit
25
Bab 25 - Mengambil Alih
26
Bab 25 - Mengambil Alih
27
Bab 26 - Cemburu
28
Bab 27 - Mengambil Alih 2
29
Bab 28 - Freya
30
Bab 29 - Kabar Kedatangannya
31
Bab 30 - Kapan kau sadar?
32
Bab 31 - Bisakah Memulai Kembali?
33
Bab 32 - Perburuan
34
Bab 33 - Pergi
35
Bab 34 - Surat Perceraian 2
36
Bab 35 - Kabar Kematian
37
Bab 36 - Kabar kematian 2
38
Bab 37 - Kesedihan Leonardo
39
Bab 38 - Aaron dan Freya
40
Bab 39 - Kembalinya Sang Permaisuri
41
40 - Mengikuti Jejak
42
Bab 41 - Kehidupan Rodelis
43
Bab 42 - Tolong Selamatkan Permaisuri
44
Bab 43 - Masa Lalu Selene
45
Bab 44 - Mulai Bangkit
46
Bab 45 - Tahun berlalu
47
Bab 46 - Apa kau menyesal?
48
Bab 47 - Ayah Mertua
49
Bab 48 - Trodeim
50
Bab 49 - Kau Masih Hidup
51
Bab 50 - Benar Yang Dikatakan Kaisar
52
Bab 51 - Pengakuan Selene
53
Bab 52 - Maaf Permaisuri
54
Bab 53 - Penyesalan Leonardo
55
Bab 54 - Kenapa Memalsukan Kematian
56
Bab 55 - Ingin pulang (Freya dan Aaron)
57
Bab 56 - Trishan Menentang
58
Bab 57 - Pergi Ke Rodelis (Freya & Aaron)
59
Bab 58 - Bertemu Calista
60
Bab 59 - Tamparan Calista
61
Bab 60 - Maaf Freya
62
Bab 61 - Dia tetap Ayahku
63
Bab 62 - Kau tak Pantas (Freya & Aaron)
64
Bab 63 - Jangan lupakan dirimu
65
Bab 64 - Kondisi semakin buruk
66
Bab 65 - Permaisuri Masih Hidup
67
Bab 66 - Rencana Trishan dan Selene
68
Bab 67 - Kehamilan (Aaron & Freya)
69
Bab 68 - Cerita Lama Terulang Kembali
70
Bab 69 - Pembicaraan Leonardo dan Freya
71
Bab 70 - Aku akan pergi
72
Bab 71 - Menemui Kepala Desa
73
Bab 72 - Maafkan Aku Calista
74
Bab 73 - Bimbang Memaafkan
75
Bab 74 - Pelarian Freya
76
Bab 75 - Desa Tibelia
77
Bab 76 - Pembicaraan Leonardo dan Aaron
78
Bab 77 - Bayi ini lebih penting
79
Bab 78 - Kau Akan Baik-Baik Saja
80
Bab 79 - Akan membalas dendam
81
Bab 80 - Maaf Freya 2
82
Bab 81 - Kematian Kedrick
83
Bab 82 - Pemakaman Kedrick
84
Bab 83 - Perjalanan menuju Axios
85
Bab 84 - Anastasia
86
Bab 85 - Rencana Perceraian
87
Bab 86 - Serangan Elena
88
Bab 87 - Ratu (Tamat)
89
Bab 88 - Extra Bab
90
Novel Baru Kleo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!