Bab 15 - Festival

Leonardo menatap sesaat pada Aaron lalu mengalihkan pandangannya ke arah Calista.

“Apa yang membuatmu belajar memanah Calista? Tidak seharusnya kau menyusahkan kaisar kerajaan lain.”

“Leonardo, permaisuri Calista sama sekali tidak menyusahkan, akulah yang tiba-tiba ingin ikut bersamanya.”

“Aaron jangan membelanya,” balas Leonardo penuh penekanan.

“Meski kau seorang permaisuri Calista, setiap perbuatan ada batasnya.”

Calista yang sedari tadi masih memasang wajah datar mengerutkan kening. “Yang Mulia saya sangat berterima kasih Anda memperhatikan saya, tapi sayangnya saya tidak membutuhkan itu,” balas Calista dengan melemparkan seulas senyum.

Leonardo merasa aneh dengan senyuman Calista, senyuman yang entah mengapa membuat perasaannya sakit. Padahal dulu senyum itu selalu mengembang di wajah Calista kala menemui dirinya.

Itu senyum yang sama, tapi kenapa rasanya sangat berbeda. Leonardo.

“Dan lagi, antara saya dan Anda, Yang Mulia. Kita berdua sudah berjanji untuk tidak saling ikut campur masalah satu sama lainnya, bukan? Bahkan Anda sendiri yang dulu mengatakan itu pada saya.”

Leonardo kehabisan kata-kata untuk membalas perkataan Calista, sungguh dia sendiri pun tidak tahu mengapa dirinya begitu marah melihat Calista bersama pria lain. Padahal ia juga sadar dirinya memiliki wanita lain.

Calista berjalan ke arah Theodore dan memberikan panah yang masih ia pegang pada pelayan. Sembari memegang lengan putranya Calista pergi dari taman tersebut.

“Sekarang saya dan Theodore harus pergi, kami memiliki acara berdua. Jadi semoga hari Anda menyenangkan Yang Mulia.”

“Dan terima kasih untuk Anda, Kaisar Axios. Saya senang Anda mau mengajari saya memanah.”

“Sama-sama permaisuri.”

“Kalau begitu saya permisi, semoga kita bisa bertemu lagi di lain hari,” balas Calista yang kemudian berjalan pergi meninggalkan taman bersama Theodore.

“Ibu kita akan pergi ke mana?”

“Ikut saja, nanti kau akan mengetahuinya. Tapi sebelum itu Theo harus mengganti pakaian yang lebih sederhana.”

“Memangnya kita ingin pergi ke mana?”

“Sudah ikuti saja, kita akan bersenang-senang hari ini.”

...****************...

“Wow ibu ini sangat menyenangkan!” teriak Leonardo sembari berlari-lari kecil mendahului langkah sang ibu.

“Hati-hati Theo, jangan berlari berjalanlah dengan hati-hati.”

“Iya, Bu.” Theo kembali menghampiri sang ibu.

“Ibu apakah ini yang disebut festival? Dan bisakah aku mencoba semua makanan yang di jual di sini?”

Calista mengangguk, “Hari ini kita akan bersenang-senang di Festival, kau bisa membeli apa pun yang kau inginkan.”

“Terima kasih ibu!”

Theodore langsung menghampiri kios kecil di dekatnya, orang tersebut menjual permen apel dan scone. Tanpa pikir panjang Theodore mencoba semua makanan.

Anak itu membeli makanan dari satu kios ke kios yang lain, sedangkan Calista, ia mengikuti dari belakang sembari memakan jajanan yang tak habis dimakan oleh putranya.

Theodore sangat menikmati waktunya, baru kali ini ia bisa keluar istana dengan bebas tanpa penjagaan, atau pun harus selalu bersikap sesuai tata krama di setiap perjamuan.

“Sungguh ibu ini lebih menyenangkan dari pesta kerajaan, dan apakah ibu sering keluar seperti ini?”

“Tidak juga, ibu hanya akan keluar jika ada urusan mendesak.”

Setelahnya kedua ibu dan anak itu menonton acara yang diadakan di tengah festival, ada yang menari, bernyanyi, dan ada juga yang memainkan drama. Bahkan setelah acara para penonton ikut menari, membuat Calista dan Theodore juga ikut dalam tarian mereka.

“Ibu senang rasanya bisa menghabiskan waktu bersamamu, sesaat aku jadi melupakan tugas berat yang harus di lakukan sebagai putra mahkota, ini akan jadi hari yang paling aku ingat selama hidupku ibu.”

Calista tersenyum simpul sambil mengelus rambut putranya, “Ya, putraku, sesekali jika kau lelah maka beristirahatlah. Tidak perlu kau selalu mendengarkan perkataan orang. Orang-orang hanya bisa menilai, dan yang menjalani kehidupanmu itu kau sendiri,

“Jadi dengarkanlah kata hatimu, jangan bertindak karna penilaian atau suruhan orang lain.”

Di saat bersamaan seorang anak kecil tiba-tiba memberikan bunga pada Calista.

“Semoga Anda selalu sehat yang mulia permaisuri,” ucap Seorang anak yang usianya tak jauh berbeda dari Theodore.

“Oh, Isabela, apa itu kau?” tanya Calista.

Isabela yang menunduk mendongakkan wajahnya kala Calista bertanya.

“Ya, Yang Mulia ini saya,” balas anak perempuan itu sembari tersenyum.

“Ibu dia siapa?” tanya Theodore yang menatap bingung pada anak perempuan di hadapan mereka.

“Namanya Isabela, dia seusia denganmu.”

“Isabela, ini Theodore anak laki-lakiku.”

Isabela kembali menunduk memberi hormat, “Senang bisa bertemu dengan Anda, putra mahkota. Saya tidak menyangka bahwa saya yang rakyat biasa ini bisa bertemu dengan Anda.”

“Ya, salam kenal, Isabela,” balas Theodore.

Calista ikut tersenyum saat melihat keduanya, ia bangga putranya bisa menghormati orang lain, “Sudah lama tidak bertemu denganmu, dan sekarang kau tumbuh jadi anak perempuan yang cantik, ya,”

Pipi anak perempuan tersebut memerah mendengar pujian Calista, “Tapi saya tidak secantik Anda, dan menurut saya tidak ada yang mengalahkan kecantikan Anda, permaisuri.”

Calista terkekeh, “Sekarang mulutmu sangat manis, ya jika memuji orang,” balas Calista sembari mengambil bunga yang diberikan Isabela.

Akan tetapi belum sempat Calista mengambilnya, seorang pria tiba-tiba merebutnya dari tangan Isabela dan menginjak bunga tersebut.

Tentu saja ketiganya terkejut akan tindakan pria aneh yang tiba-tiba itu.

“Permaisuri jangan menerima apa pun secara sembarangan, bisa saja dia memberikan bunga beracun untuk Anda.”

Mendengar suara dari pria berjubah hitam tersebut membuat Calista mengernyit, ia sangat kenal siapa pemilik suara itu.

“Kaisar Aaron, apa itu Anda?”

Sontak pria berjubah hitam itu terdiam dan sesaat setelahnya ia melepas jubah yang menutup kepalanya, rambut putih berkilau pun terlihat.

“Paman kau membuang bunga itu?” Protes Theodore.

“Theo kita tidak pernah tahu apa yang diberikan oleh orang asing, bisa saja dibunganya ada racun, kalian seharusnya lebih berhati-hati.”

“Seharusnya yang lebih berhati-hati itu Anda, Kaisar Aaron. Anda sedang berada di negara orang lain, banyak musuh yang mengintai Anda, sebenarnya apa yang Anda lakukan di Festival ini. ”

“Apa Anda menguntit saya dan Theodore?”

“Dan tolong jangan berprasangka buruk pada anak ini, saya sudah mengenalnya sejak lama,” ucap Calista lagi.

“Tidak Papa, Yang Mulai permaisuri. Lagi pula itu hanya bunga yang tidak ada harganya,” balas Isabela yang binar matanya mulai meredup tapi masih memaksakan senyum.

“Paman yang sebenarnya berbahaya itu kau, kenapa kau mengikuti aku dan ibu?” tanya Theodore.

Melihat wajah anak perempuan itu sedih Aaron jadi merasa bersalah, “Em, maafkan paman Theodore, dan anak manis maafkan paman, ya.”

“Tidak papa, Paman, itu bukan masalah besar,” balas Isabela yang masih saja terlihat sedih.

Calista kemudian berjongkok, ia mengambil setangkai bunga yang masih bagus dan menyelipkannya di telinga.

“Bagaimana apa permaisuri ini masih cantik?” tanya Calista yang tersenyum cerah pada anak perempuan itu.

Isabela tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya, ekspresinya kembali seperti semula.

“Anda sangat Cantik!”

“Nah sekarang jika aku memang cantik, maukah Isabela pergi bersamaku dan Theo ke Lizel?”

Isabela mengangguk, “Sangat-sangat ingin yang Mulia.”

Lizel adalah nama salah satu tempat di kota yang terkenal akan kekumuhan dan kriminalitas yang tinggi di daerah itu.

“Permaisuri Anda benar-benar ingin pergi ke sana? Anda tidak takut?”

“Lizel adalah tempat Isabela dan keluarganya tinggal, aku ingin pergi ke sana sambil melihat-lihat daerah itu.”

“Kalau begitu bisakah saya ikut?”

Calista menghela nafas, “Sebenarnya saya sangat tidak suka akan tindakan Anda, tapi kali ini saya akan memaafkan Anda. Silakan jika memang Anda ingin ikut.”

“Ya, maafkan saya permaisuri, saya berjanji tidak akan menguntit Anda lagi,” balas Aaron sembari mengikuti langkah Calista dari belakang.

...****************...

Sesampainya di Lizel, Aaron merasa aneh melihat daerah yang sangat berbeda dari yang diceritakan, tidak bukan hanya itu beberapa tahun yang lalu ia pernah kemari.

Lizel yang dulu dan kini sangat berbeda. Aaron tak pernah tahu akan perubahan yang signifikan di Lezarde, Leonardo tak pernah menceritakan kemajuan Lizel padanya.

“Aku tidak tahu Lizel akan jadi sebagus ini sekarang.”

“Ya, Paman. Ini semua berkat permaisuri, Lizel yang dulunya kumuh dan jadi sarang para kriminal kini sudah berubah,” jawab Isabela.

“Tapi kenapa aku tidak pernah mendengar tentang kemajuan Lizel?” tanya Aaron lagi.

“Paman, bahkan orang-orang di pusat kota tidak pernah tahu Lizel yang sekarang, yang mereka tahu Lizel adalah tempat yang dipenuhi oleh orang jahat, kemiskinan, dan letaknya berada di hutan belantara yang penuh binatang buas.”

“Siapa pun pasti tidak akan berani jika mendengar cerita seperti itu,” ucap Isabela lagi.

Ya, Lizel yang kini sangat berbeda, tempatnya bersih, setiap rumah berdiri kokoh dan orang-orang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.

Akan tetapi saat mereka melihat permaisuri datang, orang-orang itu segara mengerumuni Calista dan masing-masing memberi hormat.

Aaron dan Theodore hanya bisa diam sambil menonton orang-orang yang tampak sangat menghormati Calista.

Sebenarnya orang seperti apa dirimu Calista, kenapa setiap perbuatanmu selalu membuatku merasa kagum? Aaron.

Terpopuler

Comments

Andry Lenny

Andry Lenny

Calista sama Aaron aja lah sama² kaisar tp lbh perhatian...

2024-04-08

2

ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ B⃟Lཽ𝐀⃝🥀ᴳ᯳ᷢ ㅤㅤ

ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ B⃟Lཽ𝐀⃝🥀ᴳ᯳ᷢ ㅤㅤ

Calista itu seperti judul novelnya Kaisar Aaron. Ratu yang terbuang. Mutiara tersembunyi, Berlian, bunga mawar dan Permata mulia nan indah yg dibuang dan disia sia kan Kaisarnya.

2023-10-01

4

Neng Niehan

Neng Niehan

Kaisar Aron ayo culik permaisuri Calista 😂😂😂😂😂

2023-05-28

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Salahkah Aku Mencintaimu?
2 Bab 2 - Duke Kedrick
3 Bab 3 - Kilas Balik
4 Bab 4 - Pesta Perjamuan
5 Bab 5 - Aku menyayangimu Ibu
6 Bab 6 - Pertengkaran
7 Bab 7 - Bertemu Kaisar
8 Bab 8 - Sahabat Leonardo
9 Bab 9 - Kemarahan Calista
10 Bab 10 - Kemarahan Calista 2
11 Bab 11 - Membuat Pai
12 Bab 12 - Hanya pernikahan politik
13 Bab 13 - Surat Perceraian
14 Bab 14 - Belajar Memanah
15 Bab 15 - Festival
16 Bab 16 - Daerah Lizel
17 Bab 17 - Kenapa Kau Begitu Baik?
18 Bab 18 - Kebencian Leonardo
19 Bab 19 - Masa Lalu Calista
20 Bab 20 - Membunuh permaisuri
21 Bab 21 - Luka tusuk
22 Bab 22 - Hanya Mahkota
23 Bab 23 - Dia akan pergi
24 Bab 24 - Sakit
25 Bab 25 - Mengambil Alih
26 Bab 25 - Mengambil Alih
27 Bab 26 - Cemburu
28 Bab 27 - Mengambil Alih 2
29 Bab 28 - Freya
30 Bab 29 - Kabar Kedatangannya
31 Bab 30 - Kapan kau sadar?
32 Bab 31 - Bisakah Memulai Kembali?
33 Bab 32 - Perburuan
34 Bab 33 - Pergi
35 Bab 34 - Surat Perceraian 2
36 Bab 35 - Kabar Kematian
37 Bab 36 - Kabar kematian 2
38 Bab 37 - Kesedihan Leonardo
39 Bab 38 - Aaron dan Freya
40 Bab 39 - Kembalinya Sang Permaisuri
41 40 - Mengikuti Jejak
42 Bab 41 - Kehidupan Rodelis
43 Bab 42 - Tolong Selamatkan Permaisuri
44 Bab 43 - Masa Lalu Selene
45 Bab 44 - Mulai Bangkit
46 Bab 45 - Tahun berlalu
47 Bab 46 - Apa kau menyesal?
48 Bab 47 - Ayah Mertua
49 Bab 48 - Trodeim
50 Bab 49 - Kau Masih Hidup
51 Bab 50 - Benar Yang Dikatakan Kaisar
52 Bab 51 - Pengakuan Selene
53 Bab 52 - Maaf Permaisuri
54 Bab 53 - Penyesalan Leonardo
55 Bab 54 - Kenapa Memalsukan Kematian
56 Bab 55 - Ingin pulang (Freya dan Aaron)
57 Bab 56 - Trishan Menentang
58 Bab 57 - Pergi Ke Rodelis (Freya & Aaron)
59 Bab 58 - Bertemu Calista
60 Bab 59 - Tamparan Calista
61 Bab 60 - Maaf Freya
62 Bab 61 - Dia tetap Ayahku
63 Bab 62 - Kau tak Pantas (Freya & Aaron)
64 Bab 63 - Jangan lupakan dirimu
65 Bab 64 - Kondisi semakin buruk
66 Bab 65 - Permaisuri Masih Hidup
67 Bab 66 - Rencana Trishan dan Selene
68 Bab 67 - Kehamilan (Aaron & Freya)
69 Bab 68 - Cerita Lama Terulang Kembali
70 Bab 69 - Pembicaraan Leonardo dan Freya
71 Bab 70 - Aku akan pergi
72 Bab 71 - Menemui Kepala Desa
73 Bab 72 - Maafkan Aku Calista
74 Bab 73 - Bimbang Memaafkan
75 Bab 74 - Pelarian Freya
76 Bab 75 - Desa Tibelia
77 Bab 76 - Pembicaraan Leonardo dan Aaron
78 Bab 77 - Bayi ini lebih penting
79 Bab 78 - Kau Akan Baik-Baik Saja
80 Bab 79 - Akan membalas dendam
81 Bab 80 - Maaf Freya 2
82 Bab 81 - Kematian Kedrick
83 Bab 82 - Pemakaman Kedrick
84 Bab 83 - Perjalanan menuju Axios
85 Bab 84 - Anastasia
86 Bab 85 - Rencana Perceraian
87 Bab 86 - Serangan Elena
88 Bab 87 - Ratu (Tamat)
89 Bab 88 - Extra Bab
90 Novel Baru Kleo
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab 1 - Salahkah Aku Mencintaimu?
2
Bab 2 - Duke Kedrick
3
Bab 3 - Kilas Balik
4
Bab 4 - Pesta Perjamuan
5
Bab 5 - Aku menyayangimu Ibu
6
Bab 6 - Pertengkaran
7
Bab 7 - Bertemu Kaisar
8
Bab 8 - Sahabat Leonardo
9
Bab 9 - Kemarahan Calista
10
Bab 10 - Kemarahan Calista 2
11
Bab 11 - Membuat Pai
12
Bab 12 - Hanya pernikahan politik
13
Bab 13 - Surat Perceraian
14
Bab 14 - Belajar Memanah
15
Bab 15 - Festival
16
Bab 16 - Daerah Lizel
17
Bab 17 - Kenapa Kau Begitu Baik?
18
Bab 18 - Kebencian Leonardo
19
Bab 19 - Masa Lalu Calista
20
Bab 20 - Membunuh permaisuri
21
Bab 21 - Luka tusuk
22
Bab 22 - Hanya Mahkota
23
Bab 23 - Dia akan pergi
24
Bab 24 - Sakit
25
Bab 25 - Mengambil Alih
26
Bab 25 - Mengambil Alih
27
Bab 26 - Cemburu
28
Bab 27 - Mengambil Alih 2
29
Bab 28 - Freya
30
Bab 29 - Kabar Kedatangannya
31
Bab 30 - Kapan kau sadar?
32
Bab 31 - Bisakah Memulai Kembali?
33
Bab 32 - Perburuan
34
Bab 33 - Pergi
35
Bab 34 - Surat Perceraian 2
36
Bab 35 - Kabar Kematian
37
Bab 36 - Kabar kematian 2
38
Bab 37 - Kesedihan Leonardo
39
Bab 38 - Aaron dan Freya
40
Bab 39 - Kembalinya Sang Permaisuri
41
40 - Mengikuti Jejak
42
Bab 41 - Kehidupan Rodelis
43
Bab 42 - Tolong Selamatkan Permaisuri
44
Bab 43 - Masa Lalu Selene
45
Bab 44 - Mulai Bangkit
46
Bab 45 - Tahun berlalu
47
Bab 46 - Apa kau menyesal?
48
Bab 47 - Ayah Mertua
49
Bab 48 - Trodeim
50
Bab 49 - Kau Masih Hidup
51
Bab 50 - Benar Yang Dikatakan Kaisar
52
Bab 51 - Pengakuan Selene
53
Bab 52 - Maaf Permaisuri
54
Bab 53 - Penyesalan Leonardo
55
Bab 54 - Kenapa Memalsukan Kematian
56
Bab 55 - Ingin pulang (Freya dan Aaron)
57
Bab 56 - Trishan Menentang
58
Bab 57 - Pergi Ke Rodelis (Freya & Aaron)
59
Bab 58 - Bertemu Calista
60
Bab 59 - Tamparan Calista
61
Bab 60 - Maaf Freya
62
Bab 61 - Dia tetap Ayahku
63
Bab 62 - Kau tak Pantas (Freya & Aaron)
64
Bab 63 - Jangan lupakan dirimu
65
Bab 64 - Kondisi semakin buruk
66
Bab 65 - Permaisuri Masih Hidup
67
Bab 66 - Rencana Trishan dan Selene
68
Bab 67 - Kehamilan (Aaron & Freya)
69
Bab 68 - Cerita Lama Terulang Kembali
70
Bab 69 - Pembicaraan Leonardo dan Freya
71
Bab 70 - Aku akan pergi
72
Bab 71 - Menemui Kepala Desa
73
Bab 72 - Maafkan Aku Calista
74
Bab 73 - Bimbang Memaafkan
75
Bab 74 - Pelarian Freya
76
Bab 75 - Desa Tibelia
77
Bab 76 - Pembicaraan Leonardo dan Aaron
78
Bab 77 - Bayi ini lebih penting
79
Bab 78 - Kau Akan Baik-Baik Saja
80
Bab 79 - Akan membalas dendam
81
Bab 80 - Maaf Freya 2
82
Bab 81 - Kematian Kedrick
83
Bab 82 - Pemakaman Kedrick
84
Bab 83 - Perjalanan menuju Axios
85
Bab 84 - Anastasia
86
Bab 85 - Rencana Perceraian
87
Bab 86 - Serangan Elena
88
Bab 87 - Ratu (Tamat)
89
Bab 88 - Extra Bab
90
Novel Baru Kleo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!