Nathan casanova

Maikel terpaku dengan pertanyaan Luiz. Wajahnya berubah pias, saat iya tidak tahu apa yang harus di jawabnya jika Rania tidak bekerja di perusahaan yanh sama dengannya.

"Pi, aku bekerja sebagai sekertaris," Rania mengambil alih jawaban Maikel yang dia tahu jika Maikel tak dapat menjawabnya. "Di perusahaan Dimatracorps," Lanjut Rania.

"Apa?" Sentak Luiz, terlihat sangat shok dengan jawaban Rania.

******

Dan di perusahaan Dimatracorps. Erkan datang pagi-pagi sekali, karena Nathan sudah sejak pagi menghubunginya. Ingin membicarakan sesuatu hal yang penting dengannya.

"Pagi, Om" sapa Erkan saat membuka pintu dan mendapati Nathan tengah duduk dalam ruangannya.

"Ck, sejak kapan kau menyapa orang lebih dulu!" Seru Nathan dengan nada mengejek.

"Apa itu tidak bisa?" Erkan balik bertanya seraya duduk di kursinya.

"Sudah tidak usah basa-basi! Kenapa kau duduk di sana? Aku ingin bicara, kemarilah" panggil Nathan dengan melambaikan tangannya mengajak Erkan.

"Aku banyak kerjaan, Om!" Seru Erkan seraya membuka laptopnya. "Tidak bisakah nanti saja kita bicaranya?" Lanjut Erkan yang sebenarnya mencoba menghindar dari Nathan.

"Erkan tahu, topik pembicaraan yang membuat Nathan hinggap di kantornya tanpa ada yang penting sekali menurut Nathan.

"No! Can not. Aku tau kau ingin menghindar! Jangan coba-coba, atau aku akan mencari tahunya sendiri!" Seru Nathan yang sudah tahu apa yang terjadi sebenarnya.

Klek

"Slamat pagi," sapa Rania sebelum dia tersentak melihat ada orang lain di ruangan Erkan.

Nathan memalingkan wajahnya mendengar suara seorang wanita masuk ke ruangan itu. Nathan tersenyum, entah apa yang dipikirannya saat ini.

"Slamat pagi Nona cantik." Sapa Nathan dengan mengakat sudut bibirnya sangat tinggi. "Apa ini sekertaris barumu?" Nathan beralih kembali ke arah Erkan dengan pertanyaannya dan Erkan hanya menanggapinya dengan sikap yang malas.

Rania melirik Erkan yang hanya diam tak menjawab pertanyaan dari tamunya. Menurut Rania, Nathan adalah tamu yang datang berkunjung di perusahaan Dimatracorps, karena sebelumnya Erkan tidak pernah membicarakan keluarganya.

Sedangkan Nathan, menatap satu persatu kedua orang itu sambil menggu jawaban.

"Iya, Om!" Seru Erkan sambil menutup kembali laptop yang sedari tadi dia buka.

Nathan mengangguk-anggukan kepalanya tanda mengerti, "Cantik juga ya. Silahkan masuk Nona!" Seru Nathan mempersilakan.

Rania sedikit membukuk melewati Nathan, tanda iya menghormati tamu yang datang.

Nathan bangkit dari sofa bermaksud melangkah ke arah meja Rania.

"Om, Om. Diamlah di sana, Om." Erkan segera berdiri dari kursinya, berjalan menuju di mana Nathan berdiri sekarang.

"Lebih baik kita sarapan di luar. Om belum sarapan 'kan!" Seru Erkan yang ingin membawah Nathan keluar dari ruangannya.

"Ada apa denganmu? Aku hanya ingin berkenalan dengan sekertarismu! Apa itu tidak boleh?" Sedangkan Rania hanya diam melihat interaksi antara keduanya.

"Tidak, Om. Om itu tidak punya istri alias duda, tidak bisa dekat-dekat dengan punyaku." Ujar Erkan, mendorong Nathan, memaksanya untuk keluar. Meninggalkan Rania seorang diri dalam ruangan itu.

Erkan sangat tahu dengan sifat casanova Nathan, yang tidak bisa yang bening-bening. Pasti akan di embatnya. Dia harus mengamankan Rania sebelum pamannya menarih targetnya pada Rania.

******

Beralih ke perusahaan Palakcorp. Luiz kini tengah berada di perusahaan dan telah duduk di ruangan Maikel.

"Maikel, katakan alasannya. Kenapa kau tidak mengajak Rania bekerja di perusahaan kita, dan pergi bekerja di perusahaan lain?" Ujar Luiz pada Maikel yang sedang duduk di kursinya.

"Itu kemauan dia, Pi! Aku saja kaget, saat hari pertama dia bekerja. Aku tidak tahu apa-apa! dan Rania juga tidak mau mendengarkan aku." Jelas Maikel, meyakinkan Luiz.

"Kamu bisa membicarakannya dengan Rania, meminta dia mengundurkan diri dari sana dan bekerja di perusahaan kita." Ujar Luiz lagi.

Maikel akan menjawab ucapan papinya namun ketukan pintu menghalangnya untuk berkata.

Tok tok tok tok

Klek

Seorang wanita menerobos masuk dalam ruangan Maikel, saat yang sama ke empat mata yang berada di dalamnya beralih pada wanita yang masuk itu.

Wajah Maikel pias, saat melihat siapa yang muncul dari balik pintu ruangannya.

"Kau..."

.

.

.

.

Jangan lupa ya, dukung author...

Kasih Likenya, coment and Votenya...

And gift semampunya...

Terpopuler

Comments

Meliliana

Meliliana

saya suka dengan cerita nya

2023-08-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!