"Aku membencimu, Mas! Aku membencimu." Hanya itu kata-kata yang dapat di ucapkan Rania dengan airmata yang tak henti-hentinya mengalir.
Beberapa menit berlalu, erangan panjang di lontarkan oleh Maikel yang telah menembus sisi kenikmatannya yang terakhir, namun tidak dengan Rania yang merasa tersakiti oleh erangan itu, bahkan dia menggigit bibir bawahnya sendiri agar tak mengeluarkan suara-suara laknat yang akan membangkitkan gairah dari sang pria yang kini berada di atas tubuhnya.
Selesai mengeluarkan seluruh dahaga birahinya Maikel turun dari kasur memakai pakaiannya dan meninggalkan Rania telentang di tempat tidur sendiri.
"Akan ku balas kau, Mas!!" Gumam Rania dengan isak tangis yang tertahan.
Rania menurunkan dirinya dari atas kasur dan berjalan menuju kamar mandi, memasukan badannya ke dalam bathtup.
******
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Rania telah bersiap-siap dengan pakaian formal serta tas yang di jinjingnya, padahal Rania tidak bekerja tapi dia bersiap seperti orang yang ingin pergi bekerja.
Dia berjalan dengan santai menuruni anak tangga, di bawah sudah berada Mella, maminya Maikel dan Velonia adik Maikel.
"Mau ke mana kau?" Tanya Mella yang tak lain adalah maminya Maikel.
"Maaf Mi! Hari ini aku mau kerja." Jawab Rania.
"Apa? Kerja? Yang benar saja, kau itu tidak becus mengurus rumah tanggamu dan sekarang kau ingin bekerja." Ketus Mella.
"Apa salahnya, Mi? Jika aku ingin bekerja. Lagipula Mas Maikel tidak melarangku." Ucap Rania.
"Salahnya kamu itu tidak bisa memberi keturunan dan sekarang mau bekerja! Tidak bisa, kapan kamu mau punya anak kalau skarang harus di sibukan dengan bekerja." Bentak Mella.
Rania tak menjawab lagi, dia melangkahkan kakinya keluar rumah walau Mella terus meneriakinya.
"Rania! Berhenti kamu, jangan pergi atau mami adukan pada Maikel."
"Hei! Apa kau tuli? Mami memanggilmu." Tegur Velo saat Rania ingin keluar dari rumah sambil memegang pundaknya.
Tanpa suara Rania menghempaskan tangan Velo dan segera pergi dari sana.
"Kurang ajar!" Umpat Velo.
******
Kini Rania telah berada dalam taksi, pergi ke tempat sahabatnya.
Kini Rania sudah sampai di sebuah rumah kontrakan yang tidak terlalu besar.
Tok tok tok tok
Klek
"Rania!!" Sapa Novi kaget.
Novi adalah sahabat Rania sejak dia kuliah, tapi semenjak menikah Rania tak lagi mengunjuginya. Itu semua karena Maikel yang tak mengijinkan lantaran menganggap Novi orang dari kalangan biasa yang akan mempermalukan dirinya jika berteman dengan Novi.
"Novi!" Rania mendekap sahabat satu-satunya yang telah lama tak bertemu.
"Astaga Ra, ada apa?" Tanya Novi membalas pelukannya.
"Vi, aku nggak tahan lagi. Aku nggak tahan dengan sikap mas Maikel!" Aduh Rania.
"Cup-cup-cup, tenang ya! Ayo masuk dulu, lalu cerita sama aku."
Novi mengambilkan air untuk Rania kemudian duduk bersamanya di sofa kecil ruang tamu yang kecil itu.
"Lama sekali Ra! Akhirnya kamu ingat juga sama aku." Ujar Novi.
"Maaf! Kamu taukan mas Maikel, dia tidak mengijinkan aku bertemu kamu!" Ucap Rania.
"Aku tau! Lalu kenapa dengan hari ini? Apa kau bertengkar dengannya?"
"Bukan hanya bertengkar, tapi juga aku sudah tidak tahan lagi. Mas Maikel tak pernah menganggap aku sebagai istrinya," ucap Rania.
"Rania, sejak dulu aku sudah tau dengan sikap Maikel. Tapi apa yang bisa kuperbuat," Novi menghela nafasnya malas.
"Nov, sekarang aku mau kerja." Ujar Rania.
"Kerja di mana?" Tanya Novi.
"Mau cari kerja, maksudku!" Seru Rania.
"Aku kira sudah kerja! Terus mau kerja di mana?" Tanya Novi lagi.
"Nggak tau!" Rania menggelengkan kepalanya.
"Ya udah. Ntar aku tanya-tanya, siapa tau ada lowongan buat kamu." Ucap Novi.
"Iya, kabarin ya. Aku bosan di rumah terus, apalagi mertuaku, yang selalu menuduhku mandul."
"Astaga! Kenapa tidak minta cerai saja?" Rania hanya diam mendengar ucapan Novi, kalau semua segampang itu. Pasti sudah dari dulu dia meminta cerai dari Maikel. "Sudahlah! Aku siap-siap dulu, hari ini aku mau kerja." Lanjut Novi.
Novi bersiap-siap untuk untuk pergi bekerja, sementara Rania menunggu dengan memainkan handphonenya.
"Ra, habis ini kamu mau ke mana? Atau kamu tinggal di sini dulu, ntar baru pulangnya." Usul Novi tidak di setujui oleh Rania.
"Nggak, kita naik taksi sama-sama! 'Kan satu arah." Jawab Rania lalu beranjak dari kursinya.
Rania dan Novi menghabiskan waktu dengan mengobrol di dalam taksi hingga akhirnya Novi sampai lebih dulu.
"Aku turun ya! Kamu hati-hati. Kalau ada apa-apa datang saja ke kontrakanku." Ucap Novi dan di angguki oleh Rania.
Dari dalam taksi Rania melihat seorang anak kecil yang ingin menyebrang di tengah padatnya kendaraan yang berlalu lalang.
"Pak, stop." Rania memberikan uang pada Supir taksi lalu turun.
Rania hendak menyebrang untuk membantu anak itu, namun kendaraan yang melaju dengan kencang sudah akan mencapai wanita kecil yang akan menyebrang jalan itu.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
ande
numpang mampir thor😘😘
2023-05-06
1
Fitriana Nanaz
masih nyimak
2023-02-11
0