Erkan mendudukan dirinya di sofa bersama Gelora juga.
"Tuan, teh untuk anda!" Seru Linda dengan suara seseksi mungkin.
Linda adalah pengasuh Gelora. Dia bekerja sudah dua tahun, untuk menjaga putri dari pria itu.
Di awal-awal bekerja dia terlihat biasa saja. Namun beberapa bulan terakhir sikapnya mulai berubah, bahkan Linda tak segan-segan berpakaian seksi saat Erkan ada di mansion.
"Apa kau kekurangan uang untuk membeli pakaian?" Tanya Erkan.
"Maksud Tuan?" Tanya Linda dengan tersenyum. Dia berpikir mungkin saja Erkan akan mengajaknya belanja.
"Pakaianmu, kekurangan bahan. Pakaian seperti itu biasa di pakai wanita club malam, untuk menggoda pria-pria di sana." Sindir Erkan tanpa melihatnya.
Linda sungguh tersentak dengan perkataan Erkan. Dia tidak akan menyangka jika Erkan akan menganggapnya seperti itu. Bermaksud untuk membuat Tuannya tertarik padanya, tapi dia malah mendapat hinaan.
"Deddy, apa itu club malam?" Tanya Gelora dengan penasaran.
"Sayang! Kau akan tahu jika dewasa nanti! Kau mengerti." Jawab Erkan dan mendapat anggukan kepala dari Gelora.
"Kapan aku bisa bertemu mommy?" Tanya Gelora lagi.
"Besok! Besok kau akan ikut Deddy ke kantor, di sana ada mommy!" Seru Erkan lalu beranjak membawah Gelora ke gendongannya tanpa menyentuh teh buatan Linda.
Linda sangat kesal dengan Erkan, yang tak meliriknya sedikit pun. Dengan keahliannya, dia berdandan untuk mendapatkan perhatian dari sang Tuan, namun jangankan di puji meliriknya saja bahkan enggan.
******
Sementara di rumah Maikel, dokter sedang menangani Maikel.
"Tidak parah! Saya akan memberikan resep obat peredah nyeri." Ujar dokter.
"Tapi masih bisa berfungsi 'kan, Dok?" Tanya Mella yang khawatir, jika pusaka anaknya tidak dapat di pakai lagi.
"Mami!" Selah Maikel yang merasa malu dengan pertanyaan Maminya.
"Mami itu bertanya untuk memastikan! Kalau sampai tidak berfungsi lagi, bagaimana kamu biss memberi mami cucu!!" Seru Mella.
"Tenang saja, Nyonya! Itu masih berfungsi dengan baik." Ucap dokter itu dengan tersenyum. "Anda tidak perlu khawatir." Lanjutnya lalu memberikan lembar resep pada Mella.
"Trima kasih, Dok." Ucap Mella.
Sementara yang membuat keadaan Maikel seperti itu, sedang sibuk ponselnya.
"Kamu tidak apa-apa 'kan?" Tanya Erkan.
"Iya! Tidak apa-apa." Jawab Rania.
"Ada seseorang yang ingin bicara denganmu."
"Siapa?" Tanya Rania penasaran.
Gelora kini sedang bermain bersama di balkon hingga mendengar suara Erkan yang memanggilnya.
"Gelora, sini sayang!" Seru Erkan.
"Ada apa?" Tanya Gelora segera mendekat ke arah Deddynya.
"Lihat! Siapa ini?" Erkan menunjukan ponselnya pada Gelora.
"Mommy!!" Seru Gelora dengan wajah berbinar. "Hallo, Mommy." Sapa Gelora dengan melambaikan tangannya di layar ponsel.
"Hallo juga, Gelora. Apa kabar?" Tanya Rania tersenyum.
"Baik, Mommy. Mommy kapan mau tinggal sama Gelora dan Deddy? Gelora kangen." Ucap anak itu.
"Haa!" Seru Rania yang tak tahu harus menjawab apa.
"Sayang! Sabar, ya. Tidak lama lagi!" Erkan mengambil alih menjawab pertanyaan Gelora karena melihat raut Rania yang berubah. "Iya 'kan Mommy?" Lanjut Erkan di layar ponsel.
Rania memaksakan bibirnya untuk tersenyum, lalu mengangguk.
"Mommy, tidak suka ya. Tinggal dengan kita?" Gelora menatap Deddynya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Tidak, kok. Mommy suka. Mommy masih ada urusan. Kalau sudah selesai, Mommy akan tinggal bersama Gelora." Kini Rania yang mengambil alih jaqaban Erkan, karna melihat wanita kecil itu seperti sudah akan menangis.
"Tapi, Mommy tidak bahagia!" Seru Gelora.
"Mommy bahagia, kok!" Ucap Rania meyakinkan anak itu.
"Iya, sayang. Besok kamu juga akan bertemu Mommy di kantor. Nanti Deddy telvon wali kelasmu untuk ijin sekolah." Ujar Erkan.
"Iya, Mommy? Mommy ada di kantor Deddy, besok?" Rania menganggukan kepalanya dan lalu menjawab.
"Iya! Besok kita akan main bersama." Jawab Rania.
"Ok. Gelora seneng banget." Ujar anak itu menggambarkan kebahagiannya.
"Sudah. Pamit sama Mommy. Waktunya tidur, sudah malam!" Pinta Erkan pada Gelora.
"Babay, Mommy! Slamat tidur."
"Bay!! Mimpi indah!" Balas Rania.
"Slamat malam, Mommy. Mimpiin Deddy, ya!" Seru Erkan dengan tersenyum.
Rania segera mematikan ponselnya, karena tidak tahu harus menjawab apa.
Sementara di depan pintu kamar Rania, seseorang sedang berdiri dengan hati yang sudah terbakar mendengarkan percakapan Rania di telvon.
.
.
.
.
Siapa ya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
SEPTi
di kira Erkan murahan kali suka barang obralan dan suka sama pembantu hehehehe
2023-06-29
1
Ayu Nuraini Ank Pangkalanbun
y impoten lah😁😁😁
2023-03-06
1
Ayu Nuraini Ank Pangkalanbun
knp y yg td nya wanita biasa jd wanita jal*Ng g bs menjaga diri nya
2023-03-06
0