Hari sudah hampir gelap dan saat ini Rania baru memasuki pintu utama rumah Maikel. Dengan langkah yang sedikit di percepat, Rania melaju untuk menuju kamarnya.
"Dari mana saja kamu?" Pekik Maikel. Saat melihat Rania, ingin menaiki tangga.
Maikel berjalan menuju Rania dari arah dapur. Rania yang baru saja ingin menaiki tangga menuju kamar segera melajukan langkahnya setelah melihat Maikel yang bergerak ke arahnya.
"Rania!"
Rania tak berhenti, dia terus berlari hingga Maikel harus mengejarnya. Tepat berada di atas tangga, Maikel dapat meraih lengannya dan langsung membawah Rania ke dalam kamarnya.
"Lepas, Maikel!" Ketus Rania.
"Tidak! Kau harus di beri pelajaran. Perbuatanmu sungguh memalukan." Emosi Maikel semakin menjadi saat Rania berusaha lepas darinya.
"Lalu bagaimana denganmu? Kau lebih dari padaku yang melewati batasan, bahkan di depan mata kepalaku sendiri."
"Aku pria, Rania. Tidak ada salahnya aku memiliki wanita lebih dari satu!" Ujar Maikel membenarkan perbuatannya.
"Apa? Sungguh kau tak punya hati." Marah Rania.
Rania segera beranjak dari tempatnya, bermaksud untuk keluar dari kamar Maikel yang dirasanya seperti neraka.
Melihat itu dengan gerakan cepat, Maikel segera mengunci pintunya dan melemparkan kuncinya ke sembarang arah.
"Mau ke mana kamu? Mau lari! Tidak bisa. Kau harus di sini. Kau akan membayar perbuatanmu tadi." Ujar Maikel yang tengah memandang Rania dengan nafsu.
"Jangan berani menyentuhku! Atau kau akan tahu akibatnya." Ujar Rania lantang.
"Kenapa? Apa pria itu sudah memuaskanmu? Hingga tak ingin melayaniku lagi!" Ucap Maikel mendekati Rania.
Rania berjalan mundur, saat ini dadanya sudah berdegup sangat kencang karena takut. "Berhenti Maikel! Buka pintunya." Teriak Rania.
Dengan cepat Maikel meraih tubuh Rania dan membawahnya ke atas kasur, membuang tubuh itu begitu saja.
"Aawk" pekik Rania saat tubuhnya jatuh di atas kasur.
"Kau tidak bisa pergi sekarang!" Seru Maikel dengan tersenyum menang.
Dengan cepat Maikel mengungkung tubuh Rania di bawahnya, memaksa untuk ******* bibir wanita itu.
Rania terus merontah-rontah tidak mengijinkan Maikel menyentuhnya. Namun apa daya kekuatannya tak bisa menandingi kekuatan pria itu. Rania terus merontah dan memikirkan sesuatu yang bisa dia lakukan, sementara Maikel saat ini telah menahan kepalanya agar tidak bergerak dan ******* bibir merah itu dengan rakus.
Maikel sudah hilang kendali, geloranya telah membunca saat ini, bahkan satu tangannya sudah masuk di balik hodie yang di kenakan Rania, meremas bukit yang tersembunyi di sana.
Rania hampir saja menangis saat pikirannya buntuh untuk melakukan sesuatu, namun dia terus berpikir keras sebelum pria itu berbuat lebih, dia harus mencari akal yang memungkinkan dia dapat lolos dari pria itu dan sebuah ide muncul di kepalanya, walau pun berbahaya dia harus melakukannya. Sungguh dia tidak rela tubuhnya di jamah pria seperti Maikel.
"Aauuuww" pekik Maikel dan Rania pun lolos dari kungkungan pria itu.
Maikel terbaring di kasurnya sambil meringis menahan pusakanya yang di tendang oleh Rania.
"Rania... Awas kau!!" Geram Maikel dengan memegang pusakanya yang terasa sangat perih.
Rania meraih kunci yang tergeletak di lantai dan segera keluar berlari ke kamarnya.
"Hei! Ada apa denganmu? Kenapa seperti orang kesetanan?" Velonia yang melewati Rania merasa heran melihatnya berlari dari kamarnya dan Maikel.
Rania tak mempedulikan ucapan Velonia dia terus berlari menuju kamar dan menguncinya dari dalam.
"Pasti terjadi sesuatu!!" Gumam Velo segera melihat ke dalam kamar kakaknya.
"Kakak!!" Seru Velo saat melihat Maikel meringis dan hampir menangis.
"Iissh"
"Ada apa Kak?" Tanya Velo penasaran.
"Jangan bertanya Velo. Ini rasanya sakit sekali!" Ucap Maikel menahan sakit.
"Apa yang terjadi?" Velo terus saja bertanya untuk menghilangkan rasa penasarannya.
"Rania menendang pusakaku, Velo!" Seru Maikel.
"Haa!!" Velo terkejut dengan menutup mulut dengan kedua telapak tangannya.
"Dasar wanita gila!" Umpat Velo. "Aku akan memangil mami, Kakak di sini saja!" Lanjutnya dan segera berjalan keluar mencari maminya.
******
Di mansion, Erkan saat ini sudah kembali dan langsung di sambut oleh Gelora.
"Deddy!!" Teriak Gelora.
Erkan segera meraih tubuh gadis kecil itu ke dalam pelukannya.
"Bagaimana harimu?" Ujar Erkan pada putrinya.
"Ok, Deddy. Tapi tidak bertemu mommy, tidak enak." Aduh anak itu.
Erkan mendudukan dirinya di sofa bersama Gelora juga.
"Tuan, teh untuk anda!" Seru Linda dengan suara seseksi mungkin.
.
.
.
.
Siapa Linda?🤔
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Neneng cinta
enak az...wanita manapun mana mau berbagi sm cwe lain...
2023-06-11
0
Ani
palingan calon pelakor berkedok jadi pembantu/pengasuh
2023-03-15
0
Ayu Nuraini Ank Pangkalanbun
CK TDK ada slhnya jg klo Rania jg main slhkng jg, g ada asap klo g ada api mas bro
2023-03-06
0