Pertama Kali

Aku berkedip dua kali, kemudian aku menyadari dua buah mata yang tengah menatapku dengan begitu dekat. Dia tersenyum dengan wajahnya yang tampak begitu tampan. Meski rambutnya terlihat berantakan, tapi dia tetap terlihat begitu tampan dan seksi.

"Aldi kau...."

"Selamat pagi Putri Tidur." Ucap Aldi.

"Selamat pagi." Balasku dan akhirnya menyadari bahwa aku tengah berada di atas tempat tidur milik Aldi.

Itu artinya bahwa semalam kami tidur di tempat tidur yang sama. Aku lantas dengan cepat melompat dari atas tempat tidur dan melihat seluruh tubuhku. Aku mengingat dengan jelas bahwa semalam aku duduk di sebuah kursi yang berada dekat dengan tempat tidurnya. Tapi aku tidak bisa mengingat kapan aku berakhir dengan tidur di atas tempat tidur dengannya.

"Kau....! Bagaimana kita bisa berakhir dengan tidur bersama di tempat tidur yang sama?" Ucapku.

"Tidak kah kau mengingat semuanya?" Tanya Aldi dengan senyuman di wajahnya.

Tentu saja aku tidak bisa mengingat apapun. Jika aku mengingat semuanya, aku tidak mungkin bertanya padanya.

"Tidak, aku tidak mengingat apapun. Apakah kita....? Apakah kau? Apakah kau melakukan sesuatu kepadaku tadi malam?" Tanyaku begitu gugup.

Aku melihat ekspresi di wajah Aldi yang tiba-tiba berubah. Tapi sebelum aku bisa mengatakan apapun, dia langsung menarik aku dan kemudian mendorong tubuhku ke atas tempat tidur dan kini, aku sudah berada di bawah tubuhnya.

"Aldi..." Ucapku gugup.

"Kau kucing liar... Bagaimana kau bisa masih meragukan aku. Aku terus saja mencoba dengan begitu sulit untuk mengontrol diriku sendiri. Tapi saat kau mengatakan hal ini se pagi ini, apakah kau sengaja mencoba untuk menggodaku?" Ucap Aldi.

"Menggoda mu?" Ucapku bingung.

"Iya... Tidakkah kau tahu seorang pria bisa begitu berbahaya di pagi hari seperti ini?" Ucap Aldi.

"Apa?" Ucap ku terkejut.

"Kita hanya berdua di dalam kamar ini dan di tempat tidur yang berukuran besar ini. Jadi apakah kau berpikir tentang apa yang akan terjadi?" Ucap Aldi.

Tentu saja aku tahu apa yang mungkin saja terjadi. Tapi saat ini aku tidak ingin semua hal itu bisa terjadi. Apalagi dia sedang terluka.

"Kau... kau terluka." Ucapku.

"Apakah itu berarti...." Ucap Aldi.

Aldi melihat ke arah tubuhku beberapa saat, seolah dia tengah mencari sesuatu di sana. Aku tidak bisa mengetahui apa yang tengah dia cari. Tapi kemudian dia menurunkan kepalanya dan mulai mencium aku dengan begitu intens dan sesaat kemudian dia pun melepaskan aku.

"Apakah kau takut?" Tanya Aldi.

Aku tidak tahu apakah aku takut atau hanya berpikir jika yang aku lakukan ini adalah hal yang benar. Tapi aku tahu satu hal dengan begitu yakin, tidak peduli jika aku kehilangan kepolosan ku hari ini, bahkan jika ini adalah kesalahan satu malam saja, aku akan melakukan hal ini dengan dirinya.

"Nilam.... kau tidak perlu takut. Ini mungkin akan sakit pada awalnya dan juga hanya sebentar saja. Tapi aku akan mencoba yang terbaik untuk bersikap lembut padamu." Ucap Aldi.

Aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Tapi aku memutuskan bahwa hari ini aku akan menjadi miliknya. Dia menciumku dengan begitu lembut. Kemudian mulai mencium ke arah leherku dan bagian sensitif ku.

Aku bahkan tidak tahu bagaimana, tapi dia tahu dengan begitu tepat di mana dia harus menciumku dan membuat aku merasa begitu panas. Setiap bagian dari tubuhku yang dia sentuh dengan bibirnya membuat aku merasa begitu panas.

Dia menggunakan sepanjang waktunya untuk menjamah tubuhku dan menyentuhku dengan begitu lembut seolah dia takut jika melukai tubuhku. Kemudian dia melihat ke arah mataku beberapa saat.

"Nilam, aku hanya akan melanjutkan semua ini jika kau mau. Apakah kau bersedia?" Tanya Aldi.

Aku mengangguk dengan perasaan masih malu karena dia bertanya kepadaku.

"Aku butuh ucapan Nilam. Aku ingin mendengarkan itu dari ucapan yang keluar dari bibirmu." Ucap Aldi.

Aku pun mengerti bahwa apa yang dia butuhkan adalah jawaban yang jelas dariku untuk membuat dia yakin bahwa aku benar-benar membiarkan dia untuk melanjutkan semua ini. Tapi semuanya terasa sangat tidak mudah seperti yang dia pikirkan. Aku sudah merasa begitu malu untuk berbaring dengan setengah pakaian di bawah dirinya dan sekarang...

"Nilam..." Ucap Aldi.

"Aku... aku setuju." Ucapku.

Dia menunduk mendekat ke arahku dan memberikan sentuhan yang begitu hangat di dadaku yang membuat aku merintih.

"Ucapkan namaku Nilam Yuniarta Widuri." Bisik Aldi di telingaku.

Tapi saat aku masih tidak bisa mengatakan apapun, dia mengulang aksi yang sama. Bahkan lebih dari yang pertama kali.

"Ah... Aldi...."

Aku secara tidak sadar meneriakkan namanya dan dia tampak begitu puas dan senang dengan hal itu.

"Bagus Nilam..."

Aku mendengar dia mengatakan hal itu, di mana dia pun mengakhirinya kemudian dia mulai beralih ke bagian bawah tubuhku. Aku dengan segera ingin menutupi itu. Tapi Aldi memegang tanganku dan langsung menaruh kedua tanganku di atas kepalaku.

"Kau tidak perlu untuk malu di momen seperti ini." Ucap Aldi dan menciumku kemudian ciumannya turun ke arah perutku kemudian dia berhenti melihat ke arahku.

"Nilam... Apakah kau sudah siap? Karena setelah hal ini, tidak akan ada jalan untuk kembali lagi." Ucap Aldi.

Aku mengangguk dan tentu saja aku tahu bahwa tidak ada cara untuk kembali lagi jika aku memutuskan untuk membiarkan dia melanjutkan semua ini. Aku sudah berjalan terlalu jauh seperti ini. Jadi aku mengangguk sebagai tanda persetujuan baginya untuk melanjutkan aksinya itu.

"Tidak seperti itu Nilam." Ucap Aldi.

Aku tahu benar apa yang dia inginkan.

" Iya Aldi. Aku siap..." Ucapku.

Dia tersenyum mendengar balasan dariku dan senyumannya itu terlihat begitu seksi bagiku.

"Kau belajar dengan cepat." Ucap Aldi dan akhirnya memutuskan untuk melanjutkan semuanya.

Seperti yang dia katakan, aku merasa begitu kesakitan pada awalnya sampai aku memegang sprei tempat tidur dengan begitu erat berharap bahwa itu akan membuat rasa sakit itu pergi.

Perlahan rasa sakit itu pun pergi dan apa yang aku rasakan selanjutnya begitu menakjubkan. Aldi memperlakukan aku begitu lembut dan dia membuat aku merasa tidak menyesali dengan keputusan apa yang sudah aku ambil dalam hidupku ini atau bahkan apa yang sudah aku korbankan ini.

Bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!