PoV Nilam
Setelah makan siang kami selesai, dimana aku sukses mengambil bakso milik Aldi, aku merasa begitu senang keluar dari kantin bersama dengan Lila yang tampak begitu sibuk dengan ponselnya. Aku tidak tahu apa yang tengah dia lihat di ponselnya.
"Kau terlihat begitu bahagia." Ucap Lila yang tatapannya tidak terlepas dari layar ponselnya dan aku pun hanya bisa tersenyum menatapnya.
"Iya, karena aku mendapat 2 mangkuk dari makanan favoritku hari ini." Balas ku.
"Apakah kau benar-benar bahagia karena hal itu atau karena kau mendapatkan makanan favoritmu itu dari Aldi?" Ucap Lila.
"Apa maksudmu dengan mengatakan hal itu?" Tanyaku yang membuat Lila berhenti bermain ponselnya dan melihat ke arahku.
"Dengar Nilam! Sangat jelas seperti air mineral bahwa hubunganmu dengan Aldi sangat dekat dan kalian berdua tampak begitu intim." Ucap Lila lagi.
"Tentu saja karena aku ini adalah kekasih palsunya. Jadi tentu saja kami harus tampak begitu dekat dan intim dengan tujuan untuk memperlihatkan hubungan kami kepada orang lain." Ucapku.
Lila tampak menghela nafas panjang.
"Apakah kau terlalu bodoh atau kau benar-benar serius berpikir bahwa semua ini adalah sebuah permainan yang bisa kau mainkan?" Ucap Lila.
"......"
"Mungkin kau hanya mencoba untuk berlari dari kenyataan. Tapi, berhentilah mengatakan bahwa kau tengah coba untuk meyakinkan orang lain. Satu-satunya orang yang coba kau yakinkan adalah dirimu sendiri." Ucap Lila padaku.
"A... aku...."
"Terserah kau saja. Aku harus pergi ke kelas ilmiah ku. Aku akan menemui mu nanti. Mungkin setelah itu kau harus menyadari bagaimana perasaanmu yang sebenarnya untuk Aldi?" Ucap Lila lagi.
Perasaanku untuk Aldi bukanlah sesuatu hal yang harus aku sadari. Aku sudah cukup waktu beberapa minggu ini untuk menyadari perasaanku kepadanya. Itu bukanlah suatu kebencian, apresiasi atau kekaguman sementara. Aku merasakan lebih dari itu untuknya. Itu semua hanya aku mencoba untuk berlari menjauh dari perasaan itu.
Aku selalu bahagia dan merasa nyaman dengannya. Tapi aku takut bahwa perasaan ini hanya akan menyakiti aku. Kami berdua benar-benar berasal dari dua dunia yang berbeda dan dia mungkin bukan menganggap sebuah hubungan begitu serius seperti aku. Aku takut jika aku memberikan diriku kesempatan untuk perasaan ini, aku akan menjadi orang yang terluka dan aku tidak mau merasakan patah hati karena aku tidak yakin apakah aku bisa melaluinya.
Aku menghabiskan waktu sepanjang hari memikirkan tentang apa yang Lila katakan kepadaku.
Pada akhirnya, waktu kuliah pun berakhir. Aku menatap ke arah arloji di tanganku dan itu hampir waktunya bagiku untuk melakukan latihan beladiri dengan Aldi.
Sejak saat aku diserang di toilet wanita oleh Sinta dan teman-temannya, Aldi terus memaksa untuk mengajari aku beberapa skill bertarung. Sejujurnya aku tidak terlalu suka apa yang disebut dengan pelajaran ini. Tapi dia selalu memaksa bahwa aku harus menghadirinya. Bahkan jika aku harus berlari dan bersembunyi untuk tidak menghadiri latihan itu, dia pasti akan selalu menarik aku keluar dari lubang persembunyian ku.
Aku menghela nafas dan berjalan dengan normal keluar area kelas. Tapi kemudian aku berhenti saat Deni memanggilku. Deni adalah teman sekelas ku. Sebenarnya kami tidak terlalu saling mengenal satu sama lain. Tapi aku mau bersikap sopan kepadanya. Aku berdiri dan mulai mendengarkan ucapannya dan menghilangkan nya setelah mendengar dia mengucapkan kata cinta padaku.ika Aldi mendengarkan dia mengatakan hal ini Aldi pasti akan memukuli Louis yang malang ini.
3 minggu yang lalu dia memukuli seorang pria dari kelas lain karena pria itu mengirimkan sebuah surat cinta kepadaku dan dia memukuli orang lainnya dua hari setelahnya karena orang itu memegang tanganku. Untungnya Aldi tidak ada di sini untuk mendengarkan kata cinta dari Dani padaku.
Aku hendak menjawab kata cinta yang diucapkan oleh Dani saat aku mendengarkan beberapa gosip bahwa ada sebuah perkelahian di sana. Awalnya aku tidak menghiraukan semuanya. Tapi momen saat mereka mengucapkan Aldi yang memukuli beberapa pria karena mereka tidak menghargai kekasihnya.
Aku dengan cepat meninggalkan Dani dan berlari ke arah dimana pertengkaran itu terjadi dan memang benar, Aldi tengah memukuli beberapa pria bahkan dia bisa saja membunuh para pria itu.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments