Ditampar

"Hai kau...."

Aku ditarik kembali oleh seorang wanita yang memanggil namaku. Aku berbalik dan menyadari itu sebenarnya gadis yang bertengkar dengan Alden, mantan kekasihnya itu.

"Kau adalah...."

"Kau wanita ******!" Ucapnya.

Plak!!!!

Sebuah suara tamparan sangat keras terdengar di koridor kampus dan tentu saja tamparan itu ditujukan kepadaku. Aku hanyalah korban yang tidak bersalah.

...****************...

Author PoV

Setelah mendapatkan tamparan dari Sinta, Nilam berdiri mematung dan tidak dapat mengatakan sepatah katapun atas tatapan mematikan dan penuh kecemburuan dari mantan kekasih Aldi. Dia diserang oleh Sinta yang sepertinya melihatnya yang berciuman dengan Aldi.

Dengan wajahnya yang tampak memerah, Nilam kembali ke kosnya dan menaruh es di pipinya yang dibantu oleh Lila, temannya.

"Nilam, aku begitu kesal karena wanita itu. Lihat apa yang dia lakukan pada wajahmu." Protes Lila yang membantu Nilam untuk menaruh es di pipi Nilam yang tampak membengkak.

"Tidak apa-apa Lila. Aku seharusnya sudah tahu bahwa aku akan menjadi korban dari kekasihnya yang cemburu padanya itu." Ucap Nilam.

"Maksudmu mantan kekasihnya?" Ucap Lila.

"Terserah. Memangnya apa bedanya?" Tanya Nilam.

"Tentu saja berubah Nilam. Kau tidak bisa membiarkan dia memperlakukanmu seperti itu." Balas Lila semakin kesal.

"Kau tahu bahwa aku tidak bisa menyerang balik. Sejak aku masuk di kampus, aku dituntut untuk tidak membuat masalah apapun yang bisa diketahui oleh Om dan Tanteku nantinya." Ucap Nilam.

"Tapi Nilam, lupakan hal itu." Ucap Nilam.

"Lila, kau tahu bahwa hidup dari Mama ku dan masa depanku bergantung akan hal ini." Ucap Nilam lagi.

Nilam pun dengan segera berbaring di tempat tidurnya dan membelakangi Lila. Dia menarik boneka teddy bear nya yang berwarna putih dan memeluknya dengan sangat erat. Setiap kali dia merasa sedih dia akan selalu memeluk dan merasa lega seolah teddy bear itu adalah Papa nya dan sekaligus juga Mama nya. Lila tidak suka melihat sahabatnya merasa sakit atau terluka dan dia benar-benar ingin meninju siapapun yang menyakiti sahabat baiknya itu. Dan dia pastikan bahwa dia akan melakukan hal itu.

...****************...

Keesokan paginya di Villa milik keluarga Erfandi...

Aldi baru saja meninggalkan kamarnya dan melewati ruang makan, di mana dia bertemu Papa nya yang sedang sarapan sendirian.

Hubungannya dengan Sang Papa tidak begitu baik karena dia selalu menyalahkan Papa nya yang berselingkuh dari mamanya dengan seorang wanita yang jauh lebih muda dari dirinya dan juga Mama nya, dan hal itu juga yang menyebabkan kematian Mama nya.

Aldi sebenarnya tidak suka untuk tinggal di sisi Papa nya. Tapi faktanya rumah dan perusahaan yang ditempati oleh Papa nya sebenarnya adalah milik Mama nya. Aldi benar-benar tidak mau hidup bersama Papa nya dan juga wanita simpanan Papa nya yang lain.

"Aldi, apakah kau tidak mau menyapa Papa mu?" Ucap Pak Erfandi.

"Apa sebenarnya yang akan berubah? Apa kau pikir bahwa kau masih mempunyai seorang anak?" Balas Aldi.

"Apakah kau benar-benar tidak akan memaafkan Papa atas kesalahan masa lalu Papa?" Tanya Pak Erfandi.

"Kenapa kau begitu peduli tentang hal itu?" Ucap Aldi kesal.

"Tentu saja Papa peduli, karena kau adalah putra Papa, satu-satunya putra Papa." Balas Pak Erfandi.

"Kau seharusnya memikirkan hal itu sebelum berselingkuh dari Mama dengan wanita yang usianya jauh lebih muda dari Mama." Ucap Aldi.

"...."

Tuan Erfandi tidak bisa menyangkal apa yang dikatakan oleh putranya itu. Dan semua itu memang benar dan tidak peduli bagaimanapun dia mencoba untuk menebus kesalahannya, semua itu tidak akan berubah karena Helena, istrinya sudah meninggal.

"Apakah kau tidak akan sarapan lebih dulu sebelum kau berangkat ke kampus?" Ucap Pak Erfandi.

Meski dia tahu bahwa putranya itu tidak akan mendengarkan dirinya, namun tetap saja dia mau mencoba keberuntungannya itu.

"Papa tidak akan pernah bisa untuk membawa Mama mu kembali hidup, kau tahu itu." Ucap Pak Erfandi.

Tentu saja dia tidak akan bisa membuat istrinya hidup kembali. Tapi dia seharusnya sudah memikirkan hal itu dua kali sebelum berselingkuh dari Mama Aldi. Bahkan akan jauh lebih baik jika dia tidak pernah menikah dengan Helena, jika dia memang tidak mencintai Helena sejak awal.

Merasa muak dengan Sang Papa, Aldi berjalan keluar tanpa mengatakan sepatah kata pun. Papa nya tidak bersyukur saat Sang Mama masih hidup, jadi Aldi tidak ingin berharap banyak dari Papa nya sekarang.

Ada suatu masa saat Aldi berpikir untuk meninggalkan rumahnya. Tapi untuk kebaikan Sang Mama, Aldi pun mencoba untuk bertahan menghadapi semuanya. Aldi memiliki 50% dari kekayaan Mama nya, sementara Papa nya juga memiliki 50% di tangannya.

Aldi sangat ingin untuk mengambil semuanya dari Sang Papa karena dia percaya bahwa Papa nya hanya menikahi Mama nya demi kekayaan, dan itulah yang paling menyakiti Aldi dalam hidupnya. Sang Mama harus meninggal tanpa merasakan perasaan dicintai sesungguhnya oleh seseorang.

Aldi masuk ke dalam mobil dan sopir langsung membawa dia ke kampus.

Langit mungkin saja cerah, tapi hidup Aldi tidak secerah apa yang terlihat. Dia memang memiliki semuanya, tapi tetap saja dia merasa sendirian dan ada rasa sedih dari dalam dirinya. Dia tersenyum kepada semua orang, tapi menyembunyikan luka mendalam dari balik senyumannya itu.

Aldi tengah dalam perjalanan pergi ke kampus saat dia melihat Nilam dari kejauhan. Nilam terlihat tengah dikelilingi oleh 3 orang pria jahat dan seorang gadis kecil yang berdiri di belakangnya.

"Apa yang sedang dia lakukan?" Ucap Aldi dari dalam mobil.

Aldi merasa begitu marah saat dia melihat pria jahat itu bisa saja menyakiti Nilam dan berpikir untuk menyelamatkan Nilam dari kekacauan itu. Tapi itu semua tidak perlu dia lakukan karena Nilam menggunakan skill bertarungnya dan memukuli para bandit itu dan mereka berakhir dengan berlari seperti para pecundang.

"Sekarang aku melihat sisi liarnya mengagumkan." Ucap Aldi lalu keluar dari dalam mobil meminta sopir untuk menunggu dirinya.

"Terima kasih Kak." Ucap gadis kecil yang diselamatkan Nilam.

Nilam pun berjongkok untuk bisa setara dengan gadis kecil itu dan mengusap kepala gadis kecil itu.

"Tidak apa-apa, kau hanya perlu lebih berhati-hati lain kali." Ucap Nilam kepada gadis kecil itu.

"Iya Kak." Balas gadis kecil itu.

Prok prok prok...

Nilam tampak terkejut saat dia mendengar suara tepuk tangan dari belakangnya. Dia hampir berpikir bahwa orang jahat itu kembali lagi.

"Aku kagum kepadamu Nilam Yuniarta Widuri." Ucap Aldi.

Tentu saja Nilam tidak perlu berbalik untuk mengetahui bahwa itu adalah Aldi. Nilam tidak tahu sejak kapan Aldi melihat dirinya, tapi semuanya terlihat seperti Aldi sudah melihat perkelahiannya dengan para pria jahat itu sejak tadi.

Bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!