Keesokan pagi nya Bara sedang bersiap siap untuk menjemput sang wanita pujaan hati nya
Bara yang biasa nya sudah tidak pernah lagi memperhatikan penampilan nya, kini telah kembali menjadi seperti seorang Bara yang dahulu...
Dia memakai pakaian terbagus yang dia miliki, dan juga menyisir rambut nya menggunakan pomad seharga 60 ribu rupiah,
Tak lupa juga Bara menggunakan parfum termahal yang dia beli menggunakan uang dari hasil bekerja sebagai tukang ojol,
Dan Bara sungguh bangga dengan penampilan nya saat ini, yang telah dia beli dari uang hasil keringat nya sendiri
Tanpa bantuan dari sang papa yang biasa sudah memberikan fasilitas mewah untuk dirinya...
"Sempurna...! ini benar-benar adalah Bara yang sesungguhnya, bukan Bara yang kaleng kaleng, kini penampilan ku sudah kembali tampan seperti dulu,karena aku sudah mencukur habis seluruh bulu bulu halus yang tumbuh di tubuh ku dari ujung kaki sampai ujung kepala"
Ucap Bara sambil membentuk mohak di rambut milik nya,
Bara tersenyum sendiri di depan cermin petak yang sangat pas untuk memantul kan wajah nya yang tampan, dia sangat yakin 100 persen jika Arimbi pasti akan langsung terpesona dan pangling saat melihat penampilan nya yang sudah berubah drastis...
"Hahaha..... ternyata aku benar-benar sangat tampan, terimakasih papa dan mama karena sudah mencetak ku dengan wajah yang sempurna seperti seorang Pangeran, sekarang, misi ku selanjutnya adalah mendapatkan hati Arimbi agar dia bisa membalas perasaan ku yang mulai tumbuh subur"
Ucap Bara berteriak sambil berjingkrak jingkrak karena merasa sangat bahagia...
Tak lama kemudian, terdengar suara handphone milik nya yang berdering dengan keras..
Bara sangat berharap jika itu adalah panggilan dari yayang beb alias Arimbi tersayang...
Dan saat akan mengangkut telfon tersebut, wajah Bara langsung berubah jelek karena yang memanggilnya ternyata adalah pak Anton, selalu orang kepercayaan papa nya..
Dengan tidak semangat Bara mengangkat telfon tersebut..
"Hallo pak Anton! ada apa kau menelfon ku pagi pagi begini hah! apakah kau tidak mempunyai pekerjaan lain, seperti contoh nya menemani papa ku berolahraga seperti yang dia lakukan biasa nya"
Ucap Bara di dalam telfon dengan perasaan kesal.
Hingga detik kemudian, orang di sebrang sana mulai menjawab ucapan Bara tersebut
"Hey anak durhaka! apakah kau tidak suka jika aku menelfon mu! seperti nya kau sudah melupakan aku dengan cepat ya sekarang? "
Tanya pria paruh baya tersebut yang tak lain adalah tuan Abraham,
Bara langsung berdecak kesal, kenapa juga pak Anton memberikan telfon nya kepada pria tua itu..
"Pa.. ada apa papa menelfon ku, apakah papan tidak mempunyai kesibukan pagi ini? '.. Tanya Bara penasaran...
" Tentu saja ada, tapi aku sangat merindukan putra ku , makan nya aku meluangkan waktu untuk menelfon mu"
"Cih.... aku tidak percaya jika kau bisa rindu juga dengan ku pak tua, aku kira kau tidak pernah memikirkan nasib ku lagi saat ini"
Sindir Bara kepada papa nya, membuat tuan Abraham langsung tertawa hingga terbahak bahak..
"Hahaha....... hahhaa..... kau sangat lucu Bara, tapi aku suka jika kau bersikap seperti ini, oya... aku dengar dari seseorang kata nya kau sedang menyukai seorang wanita, siapa dia Bara? ".
Tanya tuan Abraham membuat Bara langsung terkejut dan membulatkan mata nya dengan sempurna,
Lagi lagi mereka mengetahui apa saja yang sedang Bara lakukan, seperti nya papa nya memang tidak pernah mendengar kan permintaan Bara agar tidak memasang mata mata untuk memantau diri nya..
"Papa... apakah kau masih memata matai ku juga hingga saat ini? ".
Tanya Bara dengan perasaan kesal..
" Menurut mu bagaimana? apakah kau kira aku akan membiarkan putra ku satu satu nya hidup di luar sana tanpa pengawasan? "...
" Cih... itu kan kau sendiri yang menyuruh ku agar aku tinggal di tempat umum seperti ini, untung saja tidak ada orang yang mengenali wajah ku, karena hanya orang tertentu saja yang pernah bertemu dengan seorang Bara"
"Ya.... sebab itu lah, aku berani mengeluarkan mu dari kandang Bara, tapi... berhati hati lah jika bertemu dengan para pengusaha sukses, papa yakin mereka pasti akan familiar dengan wajah mu itu Bara"
"Baiklah pa.., aku akan mendengar kan perkataan mu, sekarang biarkan aku pergi papa, aku akan segera menjemput wanita pujaan ku"
"Hahha.... baiklah... aku do'akan agar kau bisa mendapatkan nya segera Bara, dan jika kau membutuhkan bantuan papa, maka papa akan dengan senang hati akan membantu mu"
"Tidak perlu pa, aku ingin memberikan kejutan untuk keluarga Arimbi, biarlah mereka memandang ku sebelah mata, karena aku akan lebih menyukai tantangan papa"
"Bagus kau benar-benar keturunan seorang Abraham"
Ucap tuan Abraham tersenyum bangga...
Setelah telfon terputus kini Bara kembali melanjutkan kegiatan nya, untuk bersiap siap menjemput sang pujaan hati tercinta..
***
Sedangkan di tempat lain, tepat nya di rumah mewah milik keluarga Adi sanjaya,
Saat ini Arimbi sedang berjalan dengan sangat pelan, dia merasa malas untuk bertemu dengan papa dan juga kedua ular yang siap untuk menyerang dirinya..
Dan Arimbi sangat malas jika harus melakukan perdebatan di pagi hari...
Dan saat Arimbi mulai berjalan melewati ruang makan, Tiba-tiba saja terdengar suara papa Adi yang menjerit hingga menggelegar..
Pria itu memanggil nama Arimbi dengan sangat keras dan emosi..
"Berhenti Arimbi"
Ucap papa Adi membuat Arimbi langsung menghentikan langkah kaki nya, Arimbi menyempatkan diri untuk memejamkan kedua mata, agar bisa lebih siap untuk menghadapi papa nya tersebut...
"Ada apa pa? "
Tanya Arimbi yang sudah berbalik menatap pria paruh baya tersebut...
Papa Adi mulai melangkah kan kaki nya mendekati Arimbi, membuat kedua ular yang berada di belakang papa Adi langsung tersenyum mengejek
Mereka sangat yakin jika papa Adi pasti akan mengamuk Arimbi dan menampar pipi gadis itu kembali...
"Kau mau pergi kemana Arimbi? '
Tanya papa Adi dengan suara lembut, membuat Arimbi langsung membulat kan mata nya tak percaya...
" Pa.... aku... aku akan segera pergi ke kantor "
Jawab Arimbi menundukkan kepala nya karena takut...
Hingga detik kemudian, tiba-tiba saja dia merasakan sebuah pelukan yang melingkar erat di tubuh nya..
Papa Adi memeluk Arimbi sambil mengelus rambut gadis tersebut..
"Maaf jika papa telah menampar mu tadi malam Arimbi, papa sungguh tidak sengaja melakukan nya"
Ucap papa Adi membuat Arimbi merasa sangat terkejut, apakah benar jika papa nya meminta permintaan maaf kepada diri nya? apakah ini hanya mimpi semata, yang terjadi di pagi hari....
Arimbi mencoba mengerjab ngerjakan mata nya, agar dia bisa tersadar dari mimpi tersebut...
"Maaf jika papa selalu kasar kepada mu nak, papa berjanji tidak akan memarahi mu lagi, asalkan kau mau menuruti semua perkataan papa"
"Memang nya apa yang harus Arimbi turuti pa, bukan kah selama ini Arimbi sudah menjadi anak yang penurut? "
"Iya, tapi untuk kali ini, kau harus menuruti perkataan papa lagi putri ku, papa ingin kau jauhi tukang ojek itu"
Deghhhh......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
🍁Angel💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️
harus bangga lah klo beli dengan uang hasil keringat sendiri
2024-03-17
0
Cahaya Sidrap
👍👍👍
2024-01-08
0
Arin
dasr pak tua,baik sm anak krn ada maunya...jngan mau nurutin omngn ppa kmu arimbi
2023-12-20
0