Setelah beradu jotos dengan Panji, kini Bara mulai melajukan motornya menuju kearah perusahaan milik sahabatnya Andra.
Andra adalah seorang teman yang sangat supel dan juga ramah. Dia bahkan selalu menuruti setiap perkataan Bara.
Jadi Bara sangat yakin jika Andra pasti mau membantu dirinya untuk melewati kemiskinan yang akan dia jalani.
Setelah beberapa menit mengendara, akhirnya Bara telah tiba di depan gedung perusahaan milik sahabatnya itu.
Bara sedikit meringis kesakitan, karena merasakan perih di area bibir bagian bawahnya. Panji sudah berhasil membuat bibirnya menjadi terluka, dan hal itu benar-benar membuat seorang Bara sangat dendam terhadap pengkhianat tersebut.
"Aww..... ! Sepertinya bibirku sedikit sobek, sehingga terasa sangat perih dan menyakitkan. Sekarang aku akan mengajak Andra agar mau mendukungku, dan kau Panji! lihat saja, kau akan hancur di tanganku kelak," ucap Bara turun dari motor miliknya yang dia parkirkan di depan teras kantor...
Hingga tak lama kemudian. Tiba-tiba saja datanglah sebuah mobil yang sengaja menubruk motor Bara hingga motor itu harus jatuh keatas perkarangan kantor.
Brukkk...
Bara benar-benar naik pitam, bagaimana mungkin motor yang sebesar itu, bisa di tabrak oleh sebuah mobil yang akan berhenti di depan perusahaan milik Andra..
Bara langsung berlari untuk menggedor kaca mobil dengan sangat keras...
"Hey...! Bangsat kau ya! Apakah kau tidak punya mata? Bagaimana mungkin kau menabrak motorku yang pastinya sudah kau lihat, sekarang kau keluar. Keluar sekarang juga! Jangan membuatku marah!" teriak Bara tidak karuan, hingga detik kemudian pintu mobil mulai terbuka dengan lebar, bersamaan dengan sepasang kaki yang keluar dari pintu mobil tersebut.
Andra tersenyum mengejek menatap wajah Bara, pria itu kini sudah berdiri tepat di samping mobil yang baru saja dia beli..
"Kau....! Apa maksudmu Andra? Knapa kau menabrak motor milikku? Aakah kau sengaja melakukannya hah!" seru Bara tidak terima, dengan memasang wajah yang sangat memerah.
"Siapa suruh kau memarkirkan motor bututmu itu di depan perusahaanku! Apakah kau tidak tahu di mana letak parkiran motor? Apakah kau tidak bisa membaca peraturan yang sudah tertera di sana? " tanya Andra dengan gaya arogan. Mendengar teriakan itu Bara langsung mengepalkan kedua tangannya dengan perasaan geram.
Sepertinya Andra sudah sama saja dengan Panji yang akan menjauhi dan mengkhianatinya karena dia telah jatuh miskin..
Bara sungguh merasa marah menyaksikan kenyataan tersebut, bukankah semua keberhasilan mereka berdua itu berkat bantuan dari dirinya? Yang bersedia memberikan modal awal untuk mereka berdua membangun sebuah perusahaan.
Jika di pikir dengan ulang, Bara bahkan berhak atas perusahaan yang dipegang oleh mereka berdua, hanya saja Bara yang terlalu bodoh, karena telah menganggap sepele setiap uang yang dia suntikan untuk perusahaan mereka berdua..
Andai saja Bara memberikan bantuan menggunakan kertas hitam di atas putih. Sudah pasti Bara akan menuntut mereka berdua dan merebut perusahaan mereka.
"Bajingan kau Andra! Ternyata kau sama saja dengan Panji. Tidak ada beda sedikit pun, apakah kau juga ingin memutuskan pertemanan kita seperti yang dilakukan oleh pria pengkhianat itu? "
"Tentu saja Bara. Memangnya untuk apa lagi kami berteman denganmu? Kau itu hanya anak yang tertukar. Seorang pria sampah yang kini sudah kembali ke tempat asalnya, , sangat tidak pantas sampah berdekatan dengan kami, lagian kau sudah tidak bisa kami manfaatkan lagi. Kadi kau pergilah yang jauh, jangan pernah mendekati kami lagi Bara pembawa sial!"
Bukkkkk.....
Dengan gerakan cepat Bara langsung memberikan bogeman mentah tepat di wajah Andra. Bahkan pria itu tidak dapat menghindar karena serangan Bara sangatlah cepat.
Andra merasa kesakitan. Dia memang selalu kalah dengan keahlian Bara dalam hal ilmu bela diri, karena Bara termasuk pemegang sabuk hitam di kota tersebut...
"Bangsat kau Bara! Berani sekali kau memukul wajahku!" teriak Andra tidak terima. Bara tersenyum menyeringai, walaupun dia kalah, tapi tetap saja dia merasa sangat puas karena telah berhasil memberikan bogem kepada kedua pengkhianat itu.
"Mampus kau Andra! Jika aku mau, aku bisa saja menghabisimu dan juga Panji dengan cara yang begitu cepat, tapi.... sepertinya itu tidak akan seru, karena aku akan membuat kalian hancur sehancur hancurnya."
"Cih..! Jangan mimpi kau Bara. Kau itu sudah miskin, bahkan untuk hidupmu saja kau tidak mampu membiayainya, jadi jangan pernah bermimpi untuk bisa menyentuh kami Bara."
"Baiklah, kita lihat saja nanti, apa yang bisa aku lakukan untuk kalian berdua." ancam Bara dengan tatapan menusuk tajam, setelah itu Bara langsung berjalan untuk membangunkan motor miliknya yang masih terjatuh akibat tabrakan yang Andra lakukan.
Dan tanpa Bara tahu, jika dari arah belakang ternyata Andra sudah menyuruh salah satu satpamnya untuk memukul Bara menggunakan pentungan yang satpam itu pegang.
"Pukul dia kuat tepat di bagian kepala belakangnya, agar dia pingsan dan tak sadarkan diri"
Bisik Andra sambil tersenyum licik, Mendengar perintah itu, satpam itupun langsung berlari mendekat ke arah Bara yang sedang fokus membangkitkan motor miliknya.
Dan detik kemudian....
Bukkkk..........
"Apa yang kau lakukan? kenapa kalian menyerang orang dari arah belakang?" tanya seorang pria berpakaian OB yang dengan cepat menahan serangan satpam itu ke arah Bara menggunakan kedua tanganya.
Bara dan Andra sangat terkejut melihat situasi tersebut, terutama Andra yang merasa malu karena aksi pengecutnya sudah diketahui oleh seseorang.
"Kau jangan ikut campur? sekarang kau pergi dari tempat ini." teriak Andra merasa marah.
Pria itu tidak memperdulikan perkataan Andra. Dia langsung menarik pentungan tersebut secara paksa.
"Lepaskan pentungan ini! Kalian benar-benar pria pengecut, yang berani menyerang dari arah belakang, " ucap pria itu yang tak lain adalah Bimo, tetangga kossan Bara.
Bara kini sudah berhasil membangkitkan motornya, dan dia menatap ke arah pria yang baru dia kenal tadi pagi.
"Cih, ternyata ada yang sok mau jadi pahlawan di sini. Tunggu! Sepertinya kau adalah salah satu karyawanku yang bertugas sebagai OB di bagian dapur. Apakah kau tidak salah telah menentang bosmu sendiri? Aku adalah pemilik perusahaan tempatmu bekerja, dan sekarang kau berani melawanku ya?" tanya Andra memasang wajah menantang dan juga merendahkan Bimo.
Mendengar perkataan itu dengan cepat Bimo langsung melepaskan baju yang dia kenakan, pria itu bahkan membuang baju tersebut ke atas perkarangan dan menginjak injak menggunakan kedua kakinya..
Andra sungguh terkejut melihat apa yang di lakukan oleh OB tersebut, begitu juga dengan Bara. Dia tidak pernah menyangka kalau Bimo akan membela dirinya dengan sangat berani.
"Ambil bajumu ini tuan Andra! Saya tidak sudi jika harus bekerja dengan orang licik seperti anda. Bagi saya persahabatan adalah segalanya, tidak akan terkalahkan oleh harta maupun status, dan saya sangat membenci perangai anda yang tidak tahu diri, mulai detik ini juga! Saya mengundurkan diri dari perusahaan anda, ingat itu" ucap Bimo dengan sangat tegas sambil menunjuk kewajah Andra, membuat Andra menjadi marah dan langsung pergi meninggalkan mereka berdua.
Sedangkan Bimo, dia mulai melangkah ke arah Bara berdiri.
Bara masih tidak percaya dengan apa yang dia saksikan saat ini.
"Apakah kau bercanda? Kau sudah membelaku dan mempertaruhkan pekerjaanmu, apakah kau tidak akan menyesal? " tanya Bara merasa heran.
"Tentu saja tidak. Saat ini kau adalah tetanggaku, dan aku sudah mendengar semua perdebatan kalian berdua, ayo pulanglah, jangan pikirkan para pengkhianat itu teman." ujar Bimo dengan tulus, membuat Bara langsung tersenyum bangga.
"Terimakasih teman... "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
🍁Angel💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️
hhhhhhhhhhhh dasarr pada. engga tau diri pinter memanfaatkan kesempatan
2024-03-17
0
Cahaya Sidrap
👍👍👍
2024-01-08
0
🍁Angel💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️
Bimo orang'pertama yang tulus ternyata ...
2024-01-02
0