Kembali dengan membawa satu buket bunga mawar dari hasil lemparannya Asena, Alves pun meletakkan bunga itu ke dalam dashboard mobil, dan kembali berjalan menyusuri pantai yang sepi, karena dia masih belum puas dengan apa kegiatannya beberapa waktu lalu, gara-gara di ganggu oleh pesan dari Asena yang terkesan darurat.
Dan daruratnya apa?
Karena mereka semua rupanya sudah menunggu Alves untuk mendapatkan ikat bunga pengantin milik Asena itu.
Dan setelah mendapatkannya?
Maka Alves hanya tinggal menunggunya, menunggu mitos yang sering di ceritakan kalau siapapun yang mendapatkan ikat bunga hasil lemparan pengantin baru, maka tidak lama kemudian orang itu akan menyusul.
Alves hanya separuh percaya dan tidak percaya. Tapi dia akan tetap menunggu apa itu yang namanya keajaiban?
Alves sengaja melepas sepatu hitam miliknya agar dia bisa merasakan sensasi air dingin dari air laut yang menyapa kakinya itu dengan gulungan ombak yang tidak pernah berhenti itu.
BYURR......BYURR......BYURR.....
Sungguh, kesendirian adalah yang terbaik, itu jika untuk Alves.
'Bisa sendirian seperti rasanya damai.' Alves mendongak ke atas, menatap langit malam dengan taburan bintang yang cukup banyak, dan di tambah dengan bulan purnama berwarna biru yang nampak lebih besar, maka itu adalah satu-satunya hal untuk Alves bisa menikmati kedamaian yang terasa abadi?
Awalnya dia memang berpikir seperti itu, kedamaian yang abadi.
Tapi itu hanyalah sebuah angan-angan belaka yang tidak akan bertahan lama, sebab ditengah-tengah ketenangan yang sedang dia miliki, kaki yang sedari tadi melangkah menyusuri pantai merasakan sensasi yang cukup menggelitik telapak kakinya, tanpa di sengaja dia menyandung sesuatu yang membuat tubuhnya langsung terhuyung ke depan dan akhirnya terjatuh.
BRUKK...
"Apakah aku saking galau nya, jadi lengah seperti ini? Bisa-bisanya aku tersandung." Alves yang baru saja tersandung dan jatuh sampai akhirnya tubuhnya tercebur kena air laut yang terus saja menggulung ke arahnya, tiba-tiba dia di sadarkan oleh sesuatu yang merupakan akar dari dirinya yang tersandung itu.
Dan itu adalah seorang manusia!
Iya, memang manusia, tapi lebih tepatnya adalah seorang wanita.
'Siapa dia? Apakah dia korban dari kecelakaan?' Alves yang penasaran, langsung berdiri dan berjalan menghampiri wanita yang tergeletak dalam posisi tengkurap itu.
Alves kemudian berlutut, menepis rambut hitam panjang yang sempat menutupi wajah wanita itu.
Kesan pertama dari Alves saat melihat wanita ini adalah wajah yang terlihat sangat tenang.
'Apa dia mati? Tapi-' Saat di periksa, Alves masih merasakan denyut nadi di lehernya, yang artinya wanita ini memang belum mati. "Dia masih hidup."
Alves pun menatap wanita di depannya itu dengan tatapan mata yang sayu.
'Kenapa aku merasa kasihan dengan wanita ini? Dan, tubuhnya ini sangat panas sekali.' Alves pun mencoba membalikkan tubuhnya, dan terlihat sudah penampilan dari wanita yang dia temukan itu sangatlah kacau.
Pakaiannya compang camping, karena ada sobekan di gaun yang wanita ini pakai, itu terlihat seperti tidak sengaja tersangkut sesuatu hingga menyebabkan gaun bagian bawahnya sobek dan memperlihatkan sebagian besar paha yang ternyata juga terluka.
Tidak hanya bagian kakinya saja yang mendapatkan luka, di lengan, leher, bahkan yang paling penting adalah di bagian kepala.
"Ehmm..!"
Alves terperanjat melihat kedua alis dari wanita ini mengernyit, dan berusaha untuk membuka kelopak mata.
Tapi ketika kelopak mata itu terbuka, hanya dalam dua kedipan mata, kelopak matanya kembali tertutup.
"Long-" Satu suara yang cukup lirih itu pun menjadi pemancing untuk Alves bahwa wanita yang ada di pangkuannya ini meminta pertolongan kepadanya.
'Karena aku memang sedang tidak tahu mau melakukan apapun, aku akan menolongmu." Alves tersenyum simpul, dengan kekuatan yang dia milikinya itu, dalam posisinya tersebut Alves langsung bisa membopong wanita ini di dengan kedua tangannya.
Alves berjalan menghampiri mobil yang dia parkir di tepi jalan.
Hanya saja dia sempat berpapasan dengan seorang penjaga yang sedang berkeliling di sana, sehingga pria berseragam hitam itu pun pergi menghampiri Alves.
"Tuan, apa yang terjadi kepada anda dan wanita yang anda gendong itu?" Tanyanya.
Dia mencoba memperhatikan wanita yang ada di gendongan nya Alves.
Gaun putih itu sudah tidak lagi putih, apalagi karena sekarang sudah ternodai oleh darah merah, kotor karena pasir, serta keadaan yang sedang dalam kondisi basah kuyup.
"Apakah perlu memanggil ambulans?" Tanyanya lagi, karena melihat kondisi dari wanita yang dibawa oleh Tuan Alves sangatlah memprihatinkan.
"Aku tidak sengaja menemukannya di pinggir pantai. Terima kasih tawarannya, tapi aku akan membawanya langsung ke rumah sakit." Jawab Alves, lalu memasukkan tubuh wanita ini di kedalam mobilnya, setelah pintu mobilnya di bantu di buka oleh penjaga tadi.
Pria yang bertugas sebagai satpam ini pun tanpa sengaja melihat adanya satu ikat bunga mawar yang jelas adalah hasil tangkapan saat pelemparan bunga oleh pengantin.
Maka dari itu, sebelum mobil milik Tuan Alves ini pergi, pria ini pun memberikan sebuah pesan untuk Tuan Alves sendiri. "Kelihatannya, anda sudah menemukan wanita yang anda katakan di koridor tadi. Semoga anda wanita ini bisa lekas sembuh. Dan hati-hati di jalan ya, Tuan."
Alves yang baru saja masuk kedalam mobil, dan tiba-tiba di berikan ucapan yang terdengar seperti ucapan selamat, membuat Alves diam.
'Memangnya seperti itu ya? Ucapanku di kabulkan dengan cepat?' Alves menoleh ke ke arah wanita yang kini sudah duduk di sampingnya, dan kemudian dia melirik ke arah dashboard mobil, dimana dia meletakkan bunga hasil tangkapannya tadi masih berada di depannya persis.
BRAK....
Setelah pintu ditutup, Alves pun menganggukkan kepalanya sebagai tanda terima kasih atas bantuannya itu, hingga Alves akhirnya pergi dari sana, dengan membawa wanita yang tidak sengaja dia temukan di pantai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments