"Jadi dia ini, apakah wanita ini memang benar-benar akan jadi takdirku?" Lirih Alves. Dia yang sama sekali masih meragukan apa yang dinamakan itu takdir, hanya bisa mempercayainya saja tanpa adanya kesungguhan di dalam hatinya.
Alves dengan mengebut sampai hampir di angka seratus kilometer per jam, membuat dia tidak lama kemudian sampai di tempat tujuannya, yaitu rumah sakit .
Sesampainya di depan teras rumah sakit, Alves langsung menggendong tubuh wanita temuannya itu tanpa memikirkan dia meninggalkan mobil mahal miliknya di tengah jalan dan menghalangi kendaraan yang lain.
Alves melangkah masuk dengan langkah kaki yang cukup cepat.
Sampai akhirnya ada dua perawat yang menyadarinya, mereka berdua berlari sambil mendorong brankar kearah Alves.
"Tuan, letakkan di sini." Perintah salah satu di antara mereka berdua.
"Seharusnya Doni di jam seperti ini masih ada di sini." Kata Alves sambil membaringkan tubuh wanita itu di atas brankar, lalu mereka bertiga pun mendorongnya pergi bersama menuju ke ruang operasi.
"Tuan Doni sedang Istirahat di luar, sepuluh menit lagi beliau harusnya sudah kem-"
"Hubungi dia sekarang juga, aku berikan waktu lima menit agar anak itu kembali ke sini."
Salah satu perawat di antara mereka berdua terkesiap dengan ekspresi wajah Alves yang benar-benar serius itu. "Baik, akan saya hubungi."
Setelah mendorong brankar menuju ruang operasi, Alves di cegat oleh salah satu diantara mereka berdua agar tidak diperbolehkan masuk.
"Tapi maafkan saya, Tuan tidak di perkenankan masuk. Tapi saya akan pastikan Dokter Doni akan kembali secepatnya dan menyelamatkan Istri anda." Itulah yang di katakan oleh perawat ini sebelum masuk ke dalam ruang operasi itu.
Alves yang mendengar ucapan dari perawat tadi langsung mengerjapkan matanya. Dia hanya tidak menyangka kalau wanita yang dia bawa itu justru langsung di simpulkan sebagai Istrinya.
'Apakah aku benar-benar terlihat seperti suami dari wanita itu?' Tatap Alves pada kedua pintu yang sudah tertutup itu.
Dan seperti yang di harapkan, lima menit kemudian seorang dokter muda sedang lari terbirit-birit sambil memakai jas dokter.
"A-alves, apa yang kau lakukan disini?" Masih tidak tahu kalau yang menyuruh salah satu perawat tadi adalah Alves sendiri.
"Karena akulah yang menyuruh salah satu diantara mereka untuk menghubungimu agar cepat kembali." Jawab Alves.
"A-apa? Berarti suami beruang yang mau mengamuk yang mereka katakan tadi itu kau?" Doni hanya masih tidak bisa percaya kalau yang di maksud oleh kedua asisten nya itu adalah Alves ini.
"Kenapa kalian selalu menyebutku beruang?" Alves memberikan tatapan sengit kepada Doni ini, karena dokter ini ternyata juga sama-sama menyebutnya sebagai beruang.
"Ya~ Kan kau tinggi seperti tiang listrik, juga besar, apalagi dengan wajahmu yang kaku dan di tambah tatapan sengitmu, siapa pun pasti akan mengira kau adalah beruang grizliy." Jelas Doni sambil berjalan masuk kedalam ruang operasi.
KLEK.
"Dia juga menyebutku sebagai beruang? Hahh~ Apakah tidak ada kalimat lain untuk julukanku? Kenapa jadi beruang?" Gerutu Alves sambil menyisir rambut kusutnya ke belakang dengan kelima jari tangannya.
_______________
"Dokter!" Salah satu asisten Doni langsung menyiapkan pakaian berwarna biru kepada Doni, karena persiapan untuk operasi sudah di siapkan dengan baik.
"Apa yang kalian dapatkan?"
"Ada banyak luka, salah satunya di kepala. Sepertinya kita harus melakukan CT scan lebih dulu." Sahut salah satu diantara mereka berdua.
"Kalian berdua bersihkan lebih dulu tubuhnya, aku akan menghubungi seseorang lebih dulu." Ucap Doni setelah sekilas melihat kondisi dari pasien yang hendak dia tangani itu.
"Baik." Mereka berdua menjawab dengan serentak.
Dan Doni yang sedang mengganti pakaiannya, segera menghubungi teman nya yang kebetulan sedang Istirahat di dalam kantor yang sama.
"Jane, aku ingin kau ikut denganku lakukan operasi. Ini darurat, karena ini ada hubungannya dengan beruang," Pesan Doni kepada Jane.
Tiga menit kemudian, seorang wanita berambut pirang, langsung membuka pintu dengan kasar.
BRAK..
"Dimana pasiennya?" Tanya Jane, dia segera melangkahkan kakinya untuk melihat tubuh dari pasien yang hendak dia tangani.
"Disini."
Jane memperhatikan kondisi dari wanita yang di bawa oleh Alves. Kondisinya cukup memperihatinkan, sebab saat pakaian dari wanita tersebut di buka, ada banyak luka memar dan bekas luka seperti sayatan yang belum lama di dapatkan.
Sebagai seorang dokter, Jane tentu saja tahu mana luka baru dan luka lama, apalagi setelah melihat kondisi dari tubuh pasien yang hendak dia tangani, maka jelas sudah kalau wanita ini mengalami tindakan kekerasan.
Tapi melihat tubuhnya basah di penuhi dengan pasir, artinya memang kalau pasien nya itu masuk kedalam laut.
"Ini Nona Jane." Sama hal nya dengan Doni, dia juga mengganti pakaian nya.
"Kelihatannya kita harus lembur. Kalian berdua bersiap untuk melakukan operasi jangka panjang." Kata Jane, dan di balas dengan anggukan. "dan sebaiknya tutup mulut kalian berdua mengenai kondisi pasien ini dari semua orang, bahkan teman atau pacar kalian, karena orang yang membawa wanita ini bukanlah sembarangan orang yang bisa kalian bicarakan dan singgung dengan ucapan saja." Imbuhnya, memberikan peringatan kepada mereka berdua.
_________________
"Huftt~ Mereka ternyata lama sekali." Gumam Alves, dia lagi-lagi selalu tertarik untuk menatap pintu yang menjadi ujung dari nasib dari seorang pasien yang sedang di tangani oleh para malaikat berjubah putih itu.
Itulah yang sering di katakan oleh anak kecil agar tidak takut kepada dokter.
Tapi entah apapun itu, Alves hanya punya satu tujuan saja, yaitu bisa melihat wanita asing yang dia temukan itu bisa di tangani dengan benar dan segera cepat sadar.
Karena entah apa yang ada di dalam benak hatinya itu, Alves merasa ingin wanita yang katanya adalah takdirnya itu bisa sembuh dan membuka matanya untuk membuat obrolan.
'Kenapa aku jadi seperti ini? Padahal dia itu hanyalah wanita asing yang tidak sengaja aku temukan. Tapi ini? Aku jadi memiliki harapan agar dia baik-baik saja.
Padahal selama ini, aku tidak begitu memperdulikan wanita yang aku temui dalam kondisi apa, tapi kali ini aku sangat menginginkan sesuatu darinya.
Siapa dia? Kenapa perasaanku ini merasa tidak asing dengan wanita itu. Padahal jelas ini pertama kalinya aku bertemu.' Pikir Alves.
Padahal dia tahu, wanita yang dia temui di bibir pantai itu adalah korban dari kecelakaan, tapi setelah dia melihat wajahnya dan membawanya dalam gendongan, Alves merasakan sesuatu yang cukup Deja Vu.
Maka dari itu, hal tersebut pun jadi sebuah alasan dari hatinya yang tiba-tiba ingin agar wanita yang dia temukan itu bisa sembuh.
Keinginannya memang seperti itu, tapi ekspetasi selalu di luar kendalinya.
Setelah melakukan operasi selama lebih dari sembilan jam, Doni yang Alves harapkan itu akhirnya keluar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments