Kedua orang ini pun akhirnya kembali tidur bersama?
Tidak, setelah melihat Elly tidur pulas, Alves mencoba memperhatikan wajah Elly yang tampak seperi anak kecil itu.
'Kenapa aku merasa nyaman dengan wanita asing ini? Padahal belum lama aku bertemu dengannya, kenapa aku merasa seperti sudah pernah bertemu lama sekali?' Tatap Alves pada wajah Elly yang sedang diam itu. 'Benar, aku merasa kita sudah kenal lama. Mungkin saja karena aku pernah kecelakaan dulu, makannya aku kehilangan ingatan tentang masa pertemuan kita yang dulu.'
Hanya saja ketika Alves hendak mengusap wajah Elly, Elly tiba-tiba saja membuka matanya lebar-lebar.
Alves pun langsung mengurungkan niatnya itu, sebelum ketahuan.
"Kenapa bangun?" Tanya Alves saat itu juga.
Elly langsung bangun dalam posisi duduk, dimana dia memang masih separuh telanjang, karena dia belum memperbaiki penampilan dari pakaian yang semalam dia kenakan itu.
Makannya Alves sedikit terheran dengan keberanian yang dimiliki oleh wanita ini, karena berbanding terbalik dengan wajahnya yang terlihat polos seperti anak kecil yang tidak tahu apa-apa, apa itu dunia dewasa, ternyata dibalik itu semua wanita di sampingnya itu tidak memiliki rasa malu sedikit pun, apalagi di hadapannya Alves sendiri yang seorang pria dan mampu menerkam Elly kapanpun Alves mau.
Tapi dari pada itu, Alves sempat mengernyitkan matanya sebab sempat melihat adanya bekas sayatan di permukaan salah satu buah dada milik Elly itu.
"Kenapa?" Lirik Elly, karena Alves ternyata berani menyentuh salah satu asetnya.
Apakah karena penasaran atau apa, Elly sendiri tidak tahu, tapi yang pasti Alves memang terlihat seperti sudah terbiasa dengan penampilan dari seorang wanita yang sedang Elly tampilkan ini.
Dengan entengnya Elves menunjukkan jari telunjuknya pada buah dada sebelah kanan Elly dan bertanya : "Darimana kau mendapatkan bekas sayatan ini?"
Elly pun melirik ke arah bawah, dan menarik salah satu buah dadanya yang ternyata di samping kanannya itu ada bekas luka sayatan.
"Aku tidak tahu. Kan aku sudah bilang, aku hilang ingatan, jadi mau seberapa banyak kau tanya, aku tidak bisa menjawabnya." Jawab Elly, langsung
Mendengar jawabannya, Alves menarik tangannya itu dari sana.
Melihat Alves sudah tidak banyak komentar apapun terhadap dirinya, Elly langsung memperbaiki penampilannya itu dengan memakai kembali pakaian pelayannya dengan benar, dan beranjak dari sana.
"Aku lapar, aku akan pergi masak. Diam saja disitu, nanti aku akan membawakan makananya kesini." Ucap Elly lalu pergi meninggalkan Alves sendirian di dalam kamar yang di tinggali oleh Elly itu.
KLEK..
Selepas pintu tertutup, Alves merebahkan tubuhnya lagi dan menatap pintu yang baru saja tertutup itu.
"Walaupun dia bekerja layaknya pelayan, tapi dengan hubungan kita berdua yang tidak seperti majikan dan pelayan, bukankah jadinya terlihat seperti seorang Istri sungguhan?
Apakah dia tidak sadar dengan tindakannya itu seperti sedang melayani suaminya dengan sepenuh hati?" Alves masih menatap pintu itu dalam diam.
Sepuluh menit berlalu.
Karena Alves tidak mau berdiam diri lagi di dalam kamarnya, dia pun pergi keluar dengan tubuh sudah tertutup dengan handuk kimono milik Elly.
'Hmm...aromanya wangi. Bukannya ini aroma kopi kesukaanku?' Alves yang baru saja keluar kamar tapi langsung di suguhkan aroma wangi khas kopi aroginal miliknya, membawa Alves langsung pergi ke ruang makan.
Dan betapa mengejutkannya, rupanya di atas meja makan sudah tersaji sandwich juga kopi untuk menu pembuka, sedangkan sisanya sedang di masak oleh Elly yang masih berkutat di dalam dapur.
Alves pun berjalan dengan sebuah senyuman tipis tersungging di bibirnya. Setelah itu Alves duduk di kursi miliknya yag berada di ujung meja, dan menikmati satu per satu apa yang sudah di persiapkan oleh Elly.
'Dia bahkan sudah menyiapkan tab milikku. Kenapa-' Alves tiba-tiba menyangga kepalanya sambil menatap satu orang wanita yang sedang sibuk di tengah dapurnya.
Padahal tidak ada yang pernah memakai dapur itu setelah lima tahun lamanya setelah rumah miliknya selesai di bangun.
Bagi Alves, dapur hanyalah sebuah pajangan yang hanya bisa di nikmati dengan mandanginya saja, karena diperuntukan sebagai pelengkap di rumahnya saja, itu adalah aturan milik Alves.
Tapi setelah kedatangan Elly kedalam rumahnya, dapur itu akhirnya digunakan juga. Dan sudah sepuluh hari dapur itu akhirnya di gunakan juga.
'Dia mahir juga.' Pikir Alves melihat Elly begitu cekatan dalam hal dapur.
Selagi ditemani arkma wangi yang menruak masuk kedalam indera penciumannya, Alves pun mencoba melihat berita terkini dari tab yang sudah di siapkan oleh Elly.
Tangan kirinya mengambil cangkir kopi dan menyeruputnya, lalu tangan kanannya dia gunakan untuk memakan sandwich buatan Elly yang memang selalu nya sesuai dengan lidahnya.
"Bagaimana dengan kopinya, apakah sesuai dengan seleramu?" Tanya Elly di sela-sela sedang menggoreng daging ayam untuk di jadikan pop chicken sebagai camilan paginya untuk mereka berdua.
"Ini cukup pas, darimana kau tahu seleraku? Perpaduann air dan kopinya serta panasnya juga pas. Padahal aku belum pernah memberitahu apa kesukaanku padamu." Jawab Alves, kembali menyesap kopi buatan dari tangan terampil Elly.
Untuk beberapa saat Elly melirik ke arah Alves yang terus menyeruput kopi buatannya itu. "Karena aku pernah mencicipi minuman yang ada di ruang kerjamu. Aku tidak tahu temperatur yang pas untuk lidahmu, tapi aku tahu takaran dari kopi yang kau minum itu, jadinya ya seperti itu."
"Uhukk...." Alves seketika tersedak dengan kopi yang dia minum itu karena ternyata alasan kenapa Elly bisa tahu komposisi dari kopi yang sering Alves minum itu ternyata karena Elly pernah mencicipinya?! 'Berarti dia diam-diam memnag pernah masuk kedalam ruang kerjaku saat aku ketoilet dan dia yang bersih-bersih diam-diam juga menyeruput kopiku? Sebenarnya wanita macam apa dia ini?'
Karena Alves penasaran dengan apa yang dia pikirkan tadi, maka Alves pun membuka rekaman Cctv miliknya yang terpasang di sudut ruang kerja milik Alves lewat tab yang ada di depannya itu.
Dan betapa terkejutnya.
'D-dia..dia memang membersihkan ruang kerja milikku, tapi selagi itu pula kenapa dia berani meminum kopi milikku secara diam-diam?' Pikir Alves saat dia akhrinya menemukan banyak fakta yang belum dia geledah selama sepuluh hari ini, bahwa selaama Elly bekerja selama itu pula Elly terlihat memperhatikan situasi baru yang ada di sekitarnya dengan begitu teliti.
Sampai Alves sendiri jadi sudah tidak bisa berkata-kata apa-apa lagi, karena hasil dari semua apa yang dilakukan oleh Elly, memang selalu memuaskannya.
"Ini, mumpung masih hangat, jadi masih enak untuk dimakan." Menyodorkan pop chicken kepada Alves yang sedang menatap tab miliknya.
Alves pun memandang jenis makanan yang baru saja di masak oleh Elly itu begitu sederhana, tidak begitu mewah seperti yang ada di restoran bintang lima.
Tapi apapun yang Elly makan, tetap membuat Alves untuk memakannya juga, sebab biar bagaimanapun, Elly berusaha untuk membuat makanan untuk majikannya sendiri.
Jadi ketika Alves memakannya, Alves pun langsung menikmatinya dengan sangat khidmat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
🛡️Change⚔️ Name🛡️
Pelayan rasa Istri 👍
2023-03-30
1
Pink Blossom
jd laper 🤣🤣 blh lh bagi² k sini d lmpr jg gpp🤭
2023-03-14
1