Pertunangan Tio

Salah satu hotel terkenal di Jakarta kini sedang ada acara lamaran dua keluarga terpandang. Karena bisnis yang baru beberapa hari ini mereka jalani membuat kedua keluarga memutuskan untuk menjodohkan anak mereka.

Pak Arjuna membuka cabang restoran di dalam salah satu apartemen yang di miliki oleh Pak Kusuma. Beliau yang tau jika anaknya batal menikahi Ceri akhirnya menerima permintaan dari Pak Kusuma untuk menjodohkan anak-anak mereka.

Awalnya Tio keberatan dengan permintaan sang Papah yang ingin menjodohkan dirinya. Dia anti perjodohan, tapi ketika sang mamah yang meminta karena tak ingin Tio berlama-lama melajang akhirnya dengan berat hati ia menerima.

Pertemuan pertama diadakan di restoran Pak Juna, tapi betapa terkejutnya Tio saat tau perempuan yang akan di jodohkan padanya adalah sahabatnya saat SMA dulu. Tiwi, yang juga sahabat dari Sella. Semenjak lulus SMA, mereka tak lagi berhubungan. Bahkan Tio dan Sella sama sekali tak tau kabar dan dimana Tiwi melanjutkan kuliah.

Dan dari kesepakatan dua keluarga, malam ini menjadi malam di mana mereka berdua mengadakan acara pertunangan. Tio pun sudah menekankan jika dia masih belum bisa membuka hati untuk siapapun. Tapi Tiwi bersedia bahkan ingin berusaha agar nantinya Tio bisa menerimanya.

"Wi, maaf kalo gue belum bisa anggap loe lebih dari sahabat. Ini hanya simbolis bagi gue. Karena gue nggak mau buat mamah kecewa. Loe tau gue gimana, sejak dulu hati gue cuma ada satu nama. Seandainya malam ini loe batalin pun gue nggak keberatan. Seenggaknya loe nggak buat gue ngecewain mamah."

"Gue tau dari dulu loe mencintai Sella, tapi gue nggak akan membatalkan pertunangan ini Tio. Gue akan berusaha buat loe membuka hati buat gue!"

Tio memasangkan cincin di jari manis Tiwi. Begitupun sebaliknya, tapi entah kenapa hati Tio seakan ragu. Jika saja mamah tak memaksa, ia tak akan mau menerima.

Acara itu begitu meriah, banyak tamu undangan yang datang ikut mendoakan agar semua lancar sampai hari H. Yang sudah di tetapkan oleh kedua keluarga akan di gelar satu bulan lagi. Senyum di bibir Tiwi tercetak jelas, berbeda dengan Tio yang tampak datar dan hanya diam saat ucapan selamat dan doa di lontarkan oleh para tamu yang datang.

Tangan Tiwi tak kunjung lepas dari lengan Tio, dia terus berdiri di samping Tio tanpa mau menjauh sedikitpun.

"Gue mau ke toilet wi, loe mau ikut?" kesal Tio.

"Loe ngajak gue?"

"Emang pengen banget loe gue ajak?" tanyanya balik.

"Pengennya ikut, tapi malu. Jadi loe sendiri aja dech, gue mau nyapa Sella baru datang sama Kak Dimas," jawabnya.

"Terserah...." Tio melangkah menuju toilet sedangkan Tiwi temu kangen dengan Sella. Dia segera menyambut kedatangan Sella dengan senyuman hangat.

"Sella....."

"Tiwi....." mereka saling berpelukan, melepas rindu karena sudah lama tak bertemu. Hingga kedua pasang mata mereka basah karena tak menyangka bisa kembali dekat.

"Selamat ya, bentar lagi loe bakal jadi nyonya Tio."

"Iya, makasih. Tapi rintangannya banyak Sell, loe tau Tio gimana kan. Tuh pala pengen gue getok saking kerasnya. Udah tau loe udah punya laki masih aja cinta sama bini orang. Kan gue repot belokin hatinya."

"Sabar, pelan-pelan aja. Emang Tio kan dari dulu keras. Orangnya mana sekarang?"

"Ke toilet," sahut Tiwi kemudian dia beralih menggoda Dimas, "aduh Kak Dimas semenjak jadi suami Sella makin ganteng aja. Loe lupa ya Sell, dulu kan gue minta sisain satu yang modelan begini, ngapa nggak loe pinggirin sich buat gue?"

"Modelan kak Dimas limited edition Wi, nggak ada di pasaran. Cuma ada satu buat Sella seorang. Ya kan Kak?"

"Iya sayang..."

"Ikh so sweet banget kalian," Tiwi dulu sangat mengidamkan sosok pria seperti Dimas. Tapi sayang, sekarang dia harus berusaha lebih keras lagi mendapatkan hati Tio.

Tio datang menghampiri mereka, melihat itu Sella ingin sekali menanyakan apa ia tak di undang oleh Ceri. Mengingat hubungan keduanya yang sempat harus menikah.

"Selamat Tio." Dimas dan Tio saling berjabat tangan. Tapi Tio tak menjawab, sama seperti tamu undangan yang lain saat mengucapkan selamat.

"Jangan jutek-jutek calon nganten!" ledek Sella. Tio hanya diam membuang nafas kasar.

"Kembar mana? kenapa nggak di ajak?"

"Tadi kembar sempat ikut kerumah Ceri, tapi pas mau gue ajak kesini mereka ngantuk berat, ya udah kita mampir rumah dulu aja nurunin mereka biar tidur sama mamah papah. Kasian juga kalo di ajak."

"Loe ketemu sama Regan?"

"Gue sich tadi nggak liat," jawabnya kemudian beralih menatap Dimas. "Kakak tadi lihat Regan nggak? anak pertama Ceri."

"Aku sich belum tau orangnya ya, tapi sempat liat foto anak sepantaran kembar di bingkai besar yang ada di dinding tadi. Kayaknya nggak ada dech."

Seketika hati Tio tak enak, dia gelisah memikirkan Regan, ingin sekali menghubungi tapi ia urungkan karena tak enak dengan Ceri.

Malam itu juga Ceri memutuskan membawa Regan ke rumah sakit. Demam yang tak kunjung turun setelah Ceri sempat meminumkan obat penurun panas membuatnya khawatir.

Setelah menitipkan Rayya pada bibi, kemudian Ceri melajukan mobilnya menuju rumah sakit. Sampai di sana Regan segera di periksa oleh dokter, sedangkan Ceri menunggu di rumah dengan cemas.

"Bagaimana anak saya Dok?" tanya Ceri saat melihat dokter keluar dari ruang UGD.

"Anak Ibu demamnya tinggi di duga karena ada yang ia pikirkan atau dirindukan. Karena saat saya memeriksa ia selalu memanggil nama Om Tio. Jika dekat, alangkah baiknya mereka di pertemukan Bu, karena itu bisa membantu penyembuhan pasien. Untuk malam ini anak ibu di rawat disini. Jika besok demamnya sudah menurun, dia boleh pulang. Tapi jika belum akan ada pemeriksaan lebih lanjut. "

"Baik dok, tolong lakukan yang terbaik untuk anak saya." Sejak tadi Ceri menahan rasa cemasnya, dirinya yang belum lama kehilangan dua orang yang ia sayang di rumah sakit yang sama merasa sangat takut jika hal itu akan terulang lagi.

Setelah mengurus administrasi, kini Regan sudah di pindahkan di kamar rawat inap. Ceri tak lupa menghubungi bibi di rumah jika ia tak bisa pulang, beruntung dia menyimpan ASI tadi pagi. Jadi Rayya tak akan kehausan.

Sepanjang malam Ceri tak bisa tidur karena Regan yang terus mengigau menyebut nama Tio, demamnya pun belum kunjung turun hingga Ceri rasanya ingin menangis.

"Sayang, Om Tio sudah memiliki calon istri. Nggak mungkin mamah mengganggunya dan meminta untuk datang kesini. Sembuh nak, mamah harap kamu mengerti posisi kita."

Hingga pagi harinya, suhu badan Regan masih sama. Sempat bangun dan makan tapi setelahnya tidur lagi dan kembali memanggil nama Tio.

Hingga suara pintu terbuka membuat Ceri terkejut melihat siapa orang yang tiba-tiba datang tanpa di minta.

Terpopuler

Comments

Samsia Chia Bahir

Samsia Chia Bahir

😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭

2024-03-05

0

Sweet Girl

Sweet Girl

Om Tio datang...

2023-09-29

0

Sweet Girl

Sweet Girl

diluar ya Tor....

2023-09-29

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!