Kesedihan Regan

Sore hari Regan datang bersama dengan Romi dan Tante Tina, Tio yang baru keluar dari toilet di kejutkan dengan Regan yang tiba-tiba berlari dari ranjang mamahnya dan langsung memeluk kedua kakinya.

"Om Tio, makasih ya sudah jagain mamah..." ucapnya dengan raut wajah sendu. "Dedek bayi sudah lahir, Regan sudah menjadi kakak. Regan harus senang atau sedih om?"

Tio tak mengerti akan pertanyaan yang Regan ajukan, sedangkan yang lain hanya memperhatikan interaksi keduanya dengan perasaan mereka masing-masing. Kemudian Tio mengajak Regan untuk duduk di sofa, dengan dia yang mensejajarkan tinggi mereka. Tio duduk bersila di lantai, posisi yang sama dengan Regan.

"Sebagai laki-laki, apa yang Regan khawatirkan?"

"Regan senang karena sudah mempunya adik lucu. Mamah nggak sakit lagi tiap malam. Tapi Regan sedih karena adik merasakan seperti Regan," Regan menundukkan kepalanya dengan menahan tangis.

"Apa yang Regan rasakan?" tanyanya lagi semakin penasaran dengan pikiran bocah kecil yang sudah berpikir dewasa ini.

Regan menatap wajah Tio, matanya ia tahan untuk berkedip. Hingga Tio gemas melihatnya, jika dalam mode santai mungkin Tio akan mencubit pipi gembul itu tapi karena dalam mode serius ia pun mengimbangi tak ingin merusak suasana.

"Sedih karena nggak ada Papah, nanti adik ikut merasakan seperti Regan nggak punya papah....." lirih Regan. Hal itu membuat hati Tio mencelos, ternyata ini yang menjadi beban Regan. Dia sedih jika adiknya merasakan yang ia rasakan. Hingga Ceri pun ikut menangis di buatnya.

Romi yang melihat interaksi keduanya, cukup di buat iri. Sejak pagi mengajak Regan jalan-jalan, cukup membuat anak itu tertawa bahagia. Tapi interaksi keduanya tak sedekat dengan Tio. Regan hanya berbicara sedikit dan lebih menikmati momen jalan-jalan. Seperti pergi dengan orang asing, hanya menikmati pemandangan tapi tak untuk berbincang.

Tio menarik nafas dalam, dia yang sejak kecil mendapatkan kasih sayang dari kedua orangtuanya tak menyangka jika anak laki-laki yang sebentar lagi menginjak 6 tahun ini bisa sekacau itu melihat adiknya lahir. Bahkan sampai sekarang saja Tio tak pernah berpikir suatu saat dia akan terpisah karena ajal.

Tapi bocah ini sudah merasakan 2 kali kehilangan dan dia tak ingin adiknya pun merasakan hal yang sama. Tio semakin tau, di balik tawa yang Regan perlihatkan sebenarnya ia merasa trauma dan tak ingin saudaranya merasakan kesedihan yang sama.

Tio beranjak kemudian duduk di sofa. Menarik tubuh mungil dengan pipi gembul ini ke dalam pelukan. Seketika tangis Regan pecah, ia sudah tak sanggup menahan kembali tangisnya. Dekapan Tio membuatnya nyaman, begitupun dengannya yang bisa lebih jujur dengan Tio dari pada sang mamah.

Arsita yang melihatpun ikut terharu, dia yang sedang menggantikan popok adiknya Regan tampak sibuk menggerakkan tangannya tetapi telinga masih terus mendengarkan hingga hatinya seakan teriris mendengar keluhan Regan.

"Boy, Regan nggak sendiri. Disini banyak yang menyayangi Regan dan adik bayi. Kemarin Regan merasakan kehilangan Papah, kemudian Opa. Tapi dengan adanya itu, Allah mendatangkan Om Tio, Oma Arsita dan Opa Juna untuk menggantikan kehilangan yang Regan rasakan. Dan...." Tio menatap Ceri yang juga melihatnya dengan wajah yang tak kalah sedih.

"Siapa tau nanti mamah menikah lagi, jadi Regan akan punya Papah sambung. Adik bayi yang sekarang belum mengerti apapun tidak akan merasa kehilangan. Karena yang ia tau Papah Regan yang baru adalah Papah kalian."

"Kalo gitu Om mau nggak menikah dengan mamah, biar Regan punya Papah?"

deg

Tio tak menyangka pertanyaan ini yang selanjutnya Regan ucapkan. Dia pun tak tau akan menikahi Ceri atau tidak, karena perjanjian yang sudah Ceri akhiri seminggu yang lalu. Walaupun di hati ia keberatan karena janji yang sudah terucap tapi Tio juga nggak akan memaksa karena yang Ceri katakan juga ada benarnya.

"Nanti bisa di tanyakan ke mamah ya, untuk itu Om Tio tidak bisa menjawab."

"Berarti Om Tio nggak mau jadi Papah Regan?" Regan kembali menahan air matanya, ia berpikir jika Tio menolak menjadi Papah.

Tio tersenyum dengan mengusap kepala Regan, "Regan bebas memanggil Om Tio Papah atau Daddy. Om nggak akan melarang, tapi Regan harus minta ijin dulu sama mamah."

Sore hari Regan pulang bersama mamah Tio, sempat Tante Tina meminta jika Regan bersamanya dan Romi pun ingin dirinya yang menemani Ceri. Tapi lagi-lagi Regan menolak, ia lebih memilih bersama Oma Arsita dari pada Oma Tina.

Romi pun terpaksa pulang, karena permintaan Ceri. Wanita itu tidak enak karena mamah Tio yang sudah lebih dulu meminta Tio untuk tetap tinggal dan menemaninya.

"Lain kali saja Rom," tolak Ceri dengan halus.

"Siapa dia bisa memiliki akses sedekat ini sama kamu Cer?" tanya Romi saat mamahnya sudah lebih dulu keluar. Dan Tio mengantar mamah dan Regan ke mobil.

"Dia hanya teman SMA, yang kebetulan karena kejadian kecelakaan Papah dia dan keluarganya bisa dekat sama Regan."

"Kalian nggak ada hubungan?" tanyanya lagi.

"Hubungan apa, udah sana balik kasian Tante Tina nungguin di depan."

"Hhmm....ya udah aku pulang."

Malam hari hanya ada Tio dan Ceri serta bayi yang kini tertidur di dalam boks bayi, sejak tadi Tio sibuk dengan laptopnya. Dia memilih untuk mengerjakan pekerjaannya dari pada hanya diam saja. Sedangkan Ceri tampak begitu gelisah, ia ingin sekali buang air kecil tapi untuk turun dari ranjang yang cukup tinggi membuatnya ngilu sendiri. Jaitan yang baru ia rasakan beberapa jam yang lalu tak membuatnya berani banyak bergerak. Belum leluasa karena masih terbayang sakitnya.

Hingga pergerakan Ceri menyita perhatian dari Tio.

"Mau apa?"

Ceri bingung mau menjawab apa, ia begitu risih ingin meminta tolong, sedangkan rasa di bawah sana sudah penuh ingin keluar. Apa lagi sore tadi belum sempat mengganti pembalut, membuat Ceri tak nyaman.

"Ck,...." Tio mendekati ranjang Ceri, sesekali matanya melirik bayi mungil yang masih tertidur pulas sedangkan mamahnya tak bisa diam.

"Loe udah kayak cacing keremi tapi masih aja diem. Loe mau apa bilang sama gue!"

Ceri memejamkan mata kemudian menarik nafas dalam, ia menatap Tio dengan ragu dengan menggigit bibir bawahnya yang membuat Tio memalingkan wajah.

"Tio, gue mau ke toilet."

"Loe timbang mau ke toilet aja lama banget mikirnya, ayo gue bantu turun!"

"Tapi Tio...."

"Loe mau gue gendong?" tanyanya lagi.

Dan tak di sangka Ceri menganggukkan kepala membuat mata Tio melebar sempurna.

"Emang nggak apa-apa kontak fisik?" karena setau Tio, Sella setelah berhijab benar-benar menjaga jarak aman. Tak ada kontak fisik dengan pria manapun, dan ia juga menghormati itu. Hingga kini dengan siapapun yang sudah tertutup Tio tak berani menyentuh.

"Mau gimana lagi, masih sakit Tio," lirih Ceri.

Tio tampak berpikir, meminta tolong perawatan wanita mungkin lebih baik dari pada dia melewati batasan.

"Diem disini, tahan bentar masih bisa nggak?"

"Mau apa?"

"Gue panggilan perawat dulu sebentar."

Tio segera berlari keluar memanggil perawat yang akan ia mintai pertolongan.

"Pas Regan masih ada Reno, sekarang harus sendiri, ada Tio tapi nggak bisa leluasa seperti dengan suami. Perkara pipis sampe buat heboh suster jaga," keluh Ceri.

Ceri melihat Tio masuk dengan dua orang perawat. "Tolong ya mbak ya, nanti saya tambahin buat beli skin care dech mbak."

"Emang masnya kenapa? masak ada suaminya minta tolong orang lain?"

"Mbak-mbak perawat yang budiman, saya kalo bisa nggak bakal minta tolong oke. Sekarang cepetan tolongin dulu itu pasiennya, nanti keburu ngompol anak orang."

Ceri benar-benar sudah tak dapat lagi berucap, ia malu pada kedua perawat yang diam-diam tertawa dengan ucapan Tio.

"Iya Mas ganteng!"

Terpopuler

Comments

Samsia Chia Bahir

Samsia Chia Bahir

😭😭😭😭😭😭😭😭

2024-03-05

0

M⃠𝓦⃟֯𝓓🍁Riᷯsͧkᷜyͥ⁴ᵐ❣️Ꮶ͢ᮉ𓆌

M⃠𝓦⃟֯𝓓🍁Riᷯsͧkᷜyͥ⁴ᵐ❣️Ꮶ͢ᮉ𓆌

/Facepalm//Facepalm//Facepalm/ngakak aj gue

2024-02-26

0

Yuliana Purnomo

Yuliana Purnomo

masih bisa melawak aja niih,,Tio

2024-02-14

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!