Si Beno

Sore ini Ceri semakin sibuk, hingga mamah Tio khawatir jika Ceri akan kelelahan. Malam ini Ceri mengundang banyak tetangga dan kerabat untuk mendoakan almarhum Papah, jadi bingkisan yang harus ia persiapkan juga banyak. Belum lagi makanan ringan yang akan di hidangkan di tengah-tengah para tamu undangan. Hingga mamah Tio yang tak tega segera menghubungi Tio untuk meminta membantu.

"Halo mah..."

"Tio kamu dimana? sudah pulang belum?"

"Bentar lagi mah, baru selesai meeting. Ada apa?"

"Kalo sudah selesai pekerjaannya cepat ke rumah Ceri, kasian dia dari pagi belum istirahat buat persiapan nanti malam. Mamah udah suruh istirahat tapi nggak mau. Jadi kalo bisa kamu cepat kesini buat bantuin semuanya."

Tio menarik nafas dalam, dia tak menyangka akan secepat ini memiliki lagi tanggung jawab. Dulu Sella dan sekarang Ceri yang tak di sangka menjadi calon istrinya sekarang.

"Ya udah sebentar lagi Tio kesana Mah."

"Iya, di tunggu ya nak!"

"Iya Mah." Tio menutup ponselnya. Bersandar kursi kerja dangan memijat pelipisnya.

"Kenapa bro?" tanya Seto asisten Tio, sahabatnya waktu kuliah di luar. Hingga lulus kemudian menjadi asisten Tio yang menjabat sebagai CEO karena sang Papah ingin santai di masa tua. Tetap bekerja tapi tak sesibuk dulu, beliau hanya mengurus bisnis kecil-kecilan yang ia buka. Beberapa restoran yang sudah berdiri hampir 15 cabang, mengurus itu semua santai menurut Pak Juna dari pada harus bekerja di kantor.

"Di suruh Mamah ke rumah Ceri, di sana repot karena ada acara pengajian nanti malam."

"Ya udah kesanalah, kasian juga kan."

"Berat banget gue mau ketemu dia, hidup ngapa gini amat ya," keluh Tio.

"Ck, ambil hikmahnya!"

"Apa hikmahnya?"

"Dapet janda, nggak usah pake ngajarin udah pinter goyang."

"Ck, itu Mulu pikiran loe! nggak jauh dari selaangkangaan!"

"Lah gue mah realistis, loe ntar juga ngerasain. Candu malahan! lagian loe nggak kasian sama Tante Arsita beliin loe sabun terus?"

"Diem loe! berteman sama loe gue ketularan apes."

"Jiaaahhh di bilangin, berguru sama gue. Kenapa gue lebih milih janda dari pada gadis? karena gadis masih ngajarin, yang udah ahli eh taunya udah pernah di masukin. Amsyooong donk!"

"Otak loe minta gue sentil!" sewot Tio. Bukan status dari Ceri yang ia permasalahkan tapi rasa di hatinya yang masih belum pergi dari masa lalu. Dia masih mencintai orang yang sama. Melihat Ceri ternyata sering di sakiti oleh Reno karena hal yang sama ada kekhawatiran baginya akan melakukan apa yang suaminya dulu lakukan.

"Balik sono loe! bini loe nyariin repot. Neror gue terus, capek gue denger si Meta ngoceh!" kesal Tio.

"Siap Pak bos, dengan senang hati saya pulang. Mau mpok-mpok mumpung masih sore."

"Bangk3 itu mulu' yang loe pikirin! gue sumpahin sampe rumah si Meta rawanya di portal biar mapuuuus si Beno nggak bisa masuk kandang buaya!"

"Doa loe jelek Tio! gue balik lah, si Beno haus butuh yang manis-manis. Loe juga cepet balik! jangan pacaran terus sama kerjaan loe!"

"Berisik loe!" celetuk Tio.

Dia mengusap kasar wajahnya, kemudian beranjak dari kursi kebanggaannya dan pergi menuju rumah Ceri karena mamah yang sudah kembali menghubungi.

"Om Tio......." seru Regan yang baru saja di suapi oleh Ceri, dia berlari menghampiri dengan hati yang begitu senang saat melihat Tio datang.

"Wiiih......Regan udah ganteng! coba sayang Om Tio dulu!"

Tio segera bersimpuh di hadapan Regan untuk mendapatkan kecupan bertubi-tubi dari Regan.

"Muach....muach....muach.... udah Om."

"Wanginya... coba Om mau tanya, nama lengkap Regan siapa?"

"Regantara Om." Regan begitu antusias menjawab pertanyaan yang Tio ajukan. Interaksi antara keduanya tak luput dari penglihatan Ceri yang masih duduk di kursi ruang makan seraya beristirahat sejenak.

"Waahhh pintar ya, sudah bisa ucap R dengan fasih. Kalo gitu Om punya hadiah buat Regan!"

"Apa Om?"

"Ini!" Tio memberikan kantong kresek yang ia bawa dan Regan segera membukanya.

"Es krim, yeeeeee.......Om Tio baik! Makasih ya Om, Regan mau kasih mamah dulu biar di bukain, Regan mau langsung makan sambil nonton kartun."

"Oke ganteng!"

Tio segara berdiri, di lihatnya Regan begitu senang dan mendekati Ceri dengan semangat.

"Mamah, bukain es krimnya ya. Regan kan sudah makan berarti sudah bisa makan es krim dong Mah!"

"Iya sayang, sebentar ya mamah siapain dulu." Ceri segera beranjak dari duduknya, sedikit melihat ke arah Tio yang juga diam memandangnya kemudian segera melangkah menuju dapur.

"Mau ambil apa sayang? biar Tante ambilkan!" ucap Mamah yang sedang memotong kue-kue di dapur dan melihat Ceri kesusahan mengambil mangkuk yang ada di atas karena perutnya yang besar tak bisa membuatnya bebas bergerak.

"Ambil mangkuk tante, sama cangkir dan piring kecilnya satu."

"Iya sebentar ya, kamu di situ aja nak. Perutnya kasian kena meja dapur!"

"Iya mah, makasih ya Tante."

Ceri bersyukur bertemu dengan orang-orang baik, tapi untuk menikah dengan Tio, Ceri masih ragu. Hatinya masih terpaku pada Reno walaupun ia tau Reno tak akan kembali.

"Kopi buat siapa Ceri?"

"Buat Tio Tante."

"Tio sudah datang?"

"Sudah Tan, sedang di depan dengan Regan."

Mamah Tio tersenyum melihat perhatian dari Ceri pada anaknya. Dia berharap ini yang terbaik buat putra satu-satunya walaupun dengan status Ceri yang sudah memiliki anak dua.

Ceri berjalan menuju ruang keluarga, ia meletakkan kopi di hadapan Tio. "Di minum Tio!"

" Makasih Ceri."

"Ini es krimnya nak, Regan makan sendiri ya! mamah masih mau bantu Oma di dapur."

"Iya mah, Regan makan di temani Om Tio disini ya mah."

"Iya sayang." Ceri segera melangkah kembali ke dapur, sedikit lagi pekerjaan sudah selesai. Dan dia bisa membersihkan dirinya karena sudah gerah dan penuh keringat.

"Istirahatlah! kata mamah loe nggak bisa diem dari pagi. Jangan membahayakan diri sendiri, kasian juga bayi loe!"

Ucapan Tio membuat langkah Ceri terhenti, sedikit tersentuh akan perhatian Tio, walaupun di sampaikan dengan nada datar dan cuek. Tapi Ceri cukup menghargai.

"Iya, makasih."

Malam harinya, sudah banyak para tamu yang berdatangan. Ceri pun menyambut dengan di temani Tante Arsita, sedangkan Tio dan sang Papah duduk bersama Regan bercengkrama dengan para tamu.

"Assalamualaikum..."

"Wa'allaikumsalam, Tante, Romi silahkan masuk." Ceri menyalami tangan mamah Romi.

"Iya nak, mana cucu mamah? siapa namanya?"

"Regan tante," jawab Ceri, "Regan sini nak, ada Oma Tina dan Om Romi mau kenalan sama anak mamah."

Regan yang mendengar seruan dari mamahnya segera menghampiri. "Iya mah, sebentar ya Om Regan ke mamah dulu," pamit Regan.

"Iya boy!"

"Ini Regan Tante..."

"Eh cucu Oma, kenalkan ini Oma Tina nak!" sapa mamah Romi dengan di sambut oleh Regan yang menyalami tangan beliau. "Pintarnya cucu Oma. Namanya siapa nak?"

"Regantara Oma," jawab Regan lantang.

"Om juga mau kenalan donk!" sambung Romi, pesona Regan membuat siapa saja gemas dan ingin mendekat. Regan yang tampan dengan wajah mungil dan menggemaskan. Apa lagi sikapnya yang sopan, menambah nilai plus untuknya.

"Halo Om," Regan menyalami Romi.

"Nama Om Romi, sahabat mamah kamu. Tapi jika Regan mau menganggap Om seperti Papah Regan sendiri juga nggak masalah, panggil saja Papah Romi."

"Baik Om eh Pap...."

"Eeheeem..."

...****************...

Hay...Hay.....jangan lupa likenya ya, coment dan vote. Buat aku tambah bersemangat lagi.🤗🤗

Terpopuler

Comments

M⃠𝓦⃟֯𝓓🍁Riᷯsͧkᷜyͥ⁴ᵐ❣️Ꮶ͢ᮉ𓆌

M⃠𝓦⃟֯𝓓🍁Riᷯsͧkᷜyͥ⁴ᵐ❣️Ꮶ͢ᮉ𓆌

tio brdehem,seru ahhh/Facepalm//Facepalm/

2024-02-26

0

Yuliana Purnomo

Yuliana Purnomo

pasti Tio yg ber dehem

2024-02-14

1

Sweet Girl

Sweet Girl

eh eh siapa yg berdehem.

2023-09-29

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!