Bertemu Romi

Pagi ini seperti biasa Ceri menyiapkan perlengkapan sekolah Regan dan makanan yang akan di bawa untuk bekalnya. Regan yang sudah terbiasa bangun sendiri sejak sebulan Ceri tinggal di rumah sakit membuat kegiatan Ceri lebih ringan. Regan yang sudah ingin memasuki umur 6 tahun semakin pintar dan mulai bisa pakai baju sendiri.

"Mamah ini sudah benar?" tanyanya saat tangan mungil itu mengancingkan kemeja sekolah.

Ceri meneliti kancing baju anaknya kemudian tersenyum bangga. "Sudah, pintarnya anak mamah. Eh tadi Regan bilang apa?"

"Bilang apa Mah?"

"Coba panggil nama Regan!"

"Regan."

"Waaahhhh Alhamdulillah anak mamah sudah bisa bilang R," ucap Ceri dengan mata berbinar.

"Iya mah, Regan sudah bisa. Yeeee..." Regan berloncatan di atas ranjang.

"Sayang, stop nanti seragamnya lusuh donk." Ceri menangkap tubuh Regan memintanya untuk diam.

"Besok Minggu Regan mau beli es krim sama Om Tio mah, karena Regan udah bisa bicara R."

Ceri mengernyitkan dahinya, "memang ada janji sama Om Tio?"

"Iya mah, kata om Tio kalo Regan nggak nangis lagi terus bisa bilang R nanti mau di ajak makan es krim sama Om Tio."

Ceri terdiam, dia melihat sang putra yang begitu bahagia. Hingga hatinya bergetar, dulu dengan Reno ia tak seceria ini. Tapi baru bertemu dengan Tio beberapa hari ini Regan begitu senang dan terlihat nyaman.

Setelah mengantar Regan ke sekolah, Ceri mampir ke swalayan membeli makanan untuk acara 7 harian nanti malam. Dengan perut yang besar ia berjalan seorang diri mendorong troli.

Usia kandungan Ceri sekarang sudah masuk ke bulan 8. Dia melewatkan momen 7 bulanannya saat harus bolak balik ke rumah sakit mengurus sang Papah yang sedang sakit.

Berjalan menyusuri lorong rumah sakit hingga langkahnya terhenti saat tidak sengaja trolinya terbentur dengan troli di depannya yang berjalan berlawanan arah.

"Eh maaf, saya nggak sengaja."

"Oh iya nggak apa-apa, pelan-pelan aja jalannya mbak apa lagi sedang mengandung besar. Perutnya nggak terbentur pegangan troli kan?"

Ceri menatap orang tersebut setelah berhasil membenarkan trolinya. Agak susah karena belanjaan yang banyak.

"Oh ini nggak apa-ap_ Romi!"

Pria itu pun tercengang melihat siapa wanita berhijab dengan perut besar di balut gamis berwarna pink dan jilbab yang senada.

"Ceri! Hey udah lama banget nggak ketemu, Ya Tuhan seneng banget aku. Kamu sama siapa?"

"Aku sendiri, kamu bukannya menetap di Amerika? atau kesini cuma mau main aja?"

"Awalnya main, tapi setelah melihat kamu entah aku akan balik lagi atau nggak. Aku turut berduka cita atas meninggalnya Reno dan Om Bima, aku baru sampai tadi pagi. Niatnya nanti aku akan kerumah kamu tapi malah ketemu disini." Romi begitu senang bertemu dengan Ceri.

Romi, Reno dan Ceri dulu bersahabat. Romi berangkat ke Amerika setelah tau Reno dan Ceri menikah. Dia mencintai Ceri tapi Ceri sudah lebih dulu mencintai Reno. Setelah tau Ceri mengandung anak Reno, dia memutuskan untuk meneruskan sekolah di Amerika mengikuti Om nya yang kebetulan memiliki bisnis di sana.

"Terus kamu belanja sama siapa?"

"Itu sama mamah...." Romi menunjuk mamahnya yang sedang memilih ikan.

"Aku sapa Tante dulu ya." Ceri melangkah mendekati mamah Romi yang sedang memilih-milih ikan. Dia tersenyum, dulu mamah Romi sudah Ceri anggap seperti mamahnya sendiri. Mereka sering belanja bersama bahkan sering memasak bersama saat Reno dan dirinya sedang berkumpul di rumah Romi.

"Assalamualaikum Tante..."

Mamah Romi menegakkan tubuhnya dan menoleh ke arah Ceri. Sempat diam dan berfikir. Mungkin mengingatkan karena sejak dia menikah mereka sudah tak pernah lagi bertemu.

"Ini Ceri mah."

"Ceri?" tanya Mamah Romi memastikan.

"Iya Tante Tina, ini Ceri." Mamah Romi segera memeluk Ceri, beliau begitu merindukan Ceri yang sudah sepeti anak perempuannya sendiri.

"Sudah lama nggak bertemu nak, bagaimana kabar kamu?"

"Alhamdulillah sehat Tante, Tante bagaimana?"

"Tante sehat sayang, kalian kok bisa bertemu? bukannya Romi baru mau kerumah kamu nanti sore? Apa kalian sudah janjian bertemu disini?"

"Aku tadi nggak sengaja nabrak trolinya Romi Tante," jawab Ceri.

Mamah Romi menatap Ceri dengan tatapan sulit di artikan kemudian mengusap lengan Ceri dengan lembut. "Sabar ya nak, maaf Tante nggak kerumah kamu saat Papah kamu meninggal dan suami kamu..."

"Nggak apa-apa Tante," Ceri kembali merasakan kehangatan dari Tante Tina.

"Sudah besar perutnya nak, berapa bulan?"

"Sudah masuk 8 bulan Tante, doakan lancar ya..." ucap Ceri.

"Pasti sayang."

Setelah sempat berbincang sambil belanja kini Ceri pamit untuk menjemput Regan di sekolah. Romi sempat membantu Ceri membawakan belanjaan ke mobil kemudian berjanji akan datang malam ini untuk ikut pengajian di rumahnya.

"Tante, Ceri pamit ya. Nanti malam acara 7 hari pengajian Almarhum Papah. Jika tak sibuk boleh berkunjung ke rumah Tante."

"Iya nak, nanti jika tidak ada halangan Tante datang kerumah kamu. Romi sepertinya nanti mau kesana."

"Iya mah, sekalian mau ketemu sama Regan. Mau kenalan sama calon anak aku," ledek Romi.

"Apa sich Rom." Ucap Ceri tak enak, dia tau dulu Romi juga mencintainya tapi dia berfikir untuk saat ini pasti Romi sudah mempunyai tambatan hati lain.

Mamah Romi tampak tersenyum, "usahamu berat sekarang, kamu nggak cuma menaklukkan Ceri tapi juga anaknya."

"Doakan saja mah." Romi menatap Ceri dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Ya udah aku antar Ceri sampai mobil dulu mah, sekalian ambil mobil di parkiran. Mamah tunggu sini ya!"

"Iya sayang..."

"Mari Tante," ucap Ceri sopan.

"Iya nak hati-hati ya."

Mereka berjalan menuju parkiran bersama dengan Romi yang membawakan belanjaannya.

"Kenapa masih nyetir sendiri?"

"Masih bisa, kenapa harus merepotkan orang."

"Ck, perut kamu sudah besar, nggak kasian sama baby-nya. Kan ada sopir di rumah terus kerjanya ngapain?"

"Udah kayak bapak rumah tangga kamu, bawelnya nggak ilang-ilang." Ledek Ceri dengan menggelengkan kepalanya. "Aku suka nyetir sendiri, dari dulu juga emang udah mandiri."

"Aku menyesal ninggalin kamu waktu itu, aku tau perlakuan Reno jauh dari kata baik. Tapi aku nggak bisa ninggalin kuliah aku di sana sekedar untuk merebut kamu dari dia." Selama di Amerika dia masih mengawasi Ceri dan Reno dari jauh. Dia tau persis jika Reno tak mencintai Ceri, tapi karena isu tentang perjodohan keduanya membuat Ceri yang memang sudah ada hati dengan Reno begitu berharap dan di butakan cinta.

Ceri tersenyum menoleh sekilas ke arah Romi kemudian kembali memandang ke arah depan dengan tatapan getir. "Aku udah ikhlas, Reno juga udah mendapatkan ganjarannya. Makasih ya kamu masih seperti dulu, sahabat terbaik aku. Ya udah aku pulang dulu ya, kasian Regan nunggu lama."

"Hhmm.... kamu hati-hati ya. Nanti malam aku ke rumah kamu." Romi membukakan pintu untuk Ceri.

"Iya," Ceri melajukan mobilnya menuju sekolah Regan, hari ini jadwalnya padat. Semoga saja tak kelelahan.

Sesampainya di rumah Ceri melihat mobil yang tidak asing untuknya. Regan turun setelah di bantu oleh Ceri.

"Langsung ganti baju ya nak!" seru Ceri yang melihat Regan sudah berlari masuk.

"Oma...."

"Hey sayang, baru pulang. Mamah mana?"

"Mamah lagi nurunin belanjaan Oma."

"Ya sudah kalo gitu Regan masuk dan istirahat ya." Arsita, mamah Tio segera melangkah keluar rumah menghampiri Ceri yang sedang sibuk menurunkan belanjaannya.

"Ceri kenapa nggak ajak Tante belanja banyak banget begini nak?"

"Ceri takut merepotkan Tante," jawabnya.

"Nggak donk nak, Tante kan di rumah nggak ngapa-ngapain. Makanya tadi pagi udah dateng kesini. Eh kata bibi kamu lagi antar Regan. Makanya Tante tungguin."

"Lain kali Ceri bilang Tante."

"Ayo Tante bantu." Keduanya membawa belanjaan Ceri masuk ke dalam. Menyiapkan untuk makanan kecil dan memasak untuk makan siang.

"Kapan kamu melahirkan nak?"

"Menurut Hpl awal bulan depan Tante," jawab Ceri.

"Nanti kalo sudah dekat lebih sering hubungi Tante dan Tio ya. Kita akan menemani kamu saat lahiran nanti."

"Tapi Tante..."

"Nak, Tio calon suami kamu. Setelah kamu lahiran nanti kalian akan menikah."

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

who succeeded in becoming chery's husband?

2023-02-08

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!