"Baiklah Sakura, Sasaki, kalian masih pemula bukan? Bagaimana jika ikut salah satu dari kami untuk menjalankan quest?" usul Kento kepada sepasang kakak beradik kembar itu.
"Apa? Kenapa kita tidak menjalankan quest bersama saja?" bantah Amaya yang sedikit merasa janggal dengan ucapan Kento.
"Ehm...sepertinya aku sedikit paham?" batin Asahi namun memilih untuk diam saja.
"Tidak-tidak, itu tidak bagus. Mereka ini pemula, mana mungkin kita mengambil quest pemula. Bukannya merendahkan, tetapi jika mereka ikut dengan kita, itu bisa membahayakan mereka bukan? Lagipula jika Sakura dan Sasaki masing-masing memilih salah satu diantara kita untuk menjalankan quest, itu sudah cukup untuk mengajari mereka dan melindungi mereka."
"Masuk akal juga kau. Tumben sekali kau bisa berpikir seperti itu." Charlotte berkata dengan sedikit menyindir Kento. Memang Kento bukanlah seorang pintar yang bisa berkata seperti itu secara tiba-tiba.
"Kenapa kau bisa terpikirkan hal itu?" Charlotte kembali bertanya.
"Tidak ada apa-apa, aku hanya spontan. Nah Sakura, Sasaki, mana yang kalian pilih?"
Ketika Asahi melihat dua orang itu, perasaannya menjadi tidak enak. Terlihat sepasang mata Sakura itu berbinar-binar sesaat setelah mendengar usul Kento. Dia mulai tak nyaman dengan ini.
"Apa aku tak bisa bersama kakak saja?" Sasaki mengeluh.
"Jangan begitu, kau tidak akan mendapat pengalaman jika terus bergantung kepada kakakmu. Kau tak akan dalam bahaya dengan adanya kami, lagipula bukankah kita ini immortal? Nah ayo pilih!" Kento terus mendesak.
"K-kalau begitu, aku pilih bersama Asahi..." jawab Sakura dengan cepat dan tegas, namun sedikit malu-malu.
"Aku malas untuk memilih, denganmu saja." Sasaki menunjuk Kento dengan raut biasa saja.
"Masalah nih..." Asahi membatin dan melirik teman-temannya. Benar saja, Amaya dan Charlotte memandang dia dan Sakura secara bergantian dengan tatapan membunuh. Sedangkan Kento menampakkan ekspresi yang megerikan sekali, sebuah ekspresi depresi dan keputusasaan. Sepertinya hanya Ken seorang yang tidak mempermasalahkan hal itu.
"S-Sakura...kau yakin ingin dengan Asahi? Jika pergi denganku, aku bisa mengenalkan kepada hal-hal menarik loh..." Kento memastikan.
"Kenapa? Bukankah kau menyuruh kami untuk memilih?" Sakura kembali cemberut seperti biasa.
"Kau tak suka denganku? Kalau begitu aku akan pergi dengan dia saja." Sasaki yang merasa tidak dihargai oleh Kento segera menunjuk Ken. Sedangkan orang yang ditunjuk menanggapi itu dengan mengacungkan jari jempolnya.
"B-baiklah....baiklah jika itu keputusan kalian." ekspresi Kento makin pahit ketika Sasaki berubah pikiran. Dia awalnya ingin bersikap keren di depan junior-juniornya saat menjalankan quest, terutama terhadap Sakura. Namun bukannya mendapat apa yang diharapkan, perempuan yang sudah berhasil memikatnya itu malah memilih orang lain.
"Awas saja kau Asahi!" Kento menatap tajam dan entah kenapa Asahi mampu mendengar jelas perkataan itu.
"B-baiklah Sakura, ayo kita pergi."
"Ya!"
...****************...
Dua orang ini akhirnya memilih quest perburuan yang memiliki peringkat B, yaitu memburu sebuah monster bernama Loch Ness Monster yang berada di dataran tinggi.
Monster ini adalah makhluk mitologis dalam cerita rakyat yang menghuni danau Loch Ness di dataran tinggi Skotlandia. Developer sengaja mengambil cerita rakyat ini untuk sekedar bumbu pemanis game Ring of Chaos. Tentu saja danau di game ini tidak bernama Loch Ness seperti di dunia nyata. Tempat Loch Ness Monster berada adalah di danau luas yang menjadi muara empat sungai besar.
Danau itu bernama Star Lake. Seperti namanya, danau ini dinamai seperti itu karena menurut kabar, disaat malam hari danau itu memantulkan cahaya bintang-bintang di langit. Sehingga membuat danau itu seolah-olah memiliki bintang sendiri yang terletak di dalam air, menciptakan pemandangan yang sangat indah.
Dua orang ini mengikuti aliran arus sungai Casa yang berada di dekat kota Fortuna. Aliran sungai itu merupakan satu dari empat sungai besar yang bermuara di Star Lake.
Perjalanan ternyata memakan waktu cukup lama, setelah perpindahan dunia ini, Asahi semakin yakin bahwa dunia ini bertambah besar. Buktinya, dari kota Fortuna ke Star Lake saja membutuhkan waktu sampai empat hari, sedangkan di game hanya beberapa menit saja. Sebenarnya dia ingin menggunakan item teleportasi, namun sayang tidak ada yang punya satu pun di antara mereka.
"Kita sampai, inilah Star Lake tempat Loch Ness Monster bersemayam. Kutanya sekali lagi, apa kau tetap ingin mengambil quest ini?" kata Asahi memastikan kembali keputusan Sakura yang mengambil misi ini untuk bahan latihan.
Memang Asahi sama sekali tidak melarang Sakura mengambil misi apapun. Saat ini dia hanya bertugas sebagai pengawas yang hanya bertindak jika Sakura dalam bahaya. Akan tetapi diam-diam dia terkejut juga ketika melihat Sakura mengambil misi tingkat B.
"Aku yakin! Sangat yakin!" Sakura berkata tegas.
Setelah itu Asahi menunjuk ke satu-satunya perahu yang berada di pinggir danau itu. Kalau di game Ring of Chaos, perahu itu merupakan tempat untuk memilih tingkat kesulitan saat hendak melawan boss. Dan di perahu itu pula pemain akan melawan Loch Ness Monster yang berada di dalam air. Memang ketika melawan Loch Ness Monster, pelayer sedikit tidak diuntungkan.
"Perahu itu seharusnya merupakan tempat untuk memilih kesulitan sebelum melawan boss. Tapi saat ini aku tidak terlalu yakin akan hal itu, namun yang pasti, mau tak mau kau harus melawan Loch Ness yang berada di tengah danau menggunakan perahu itu."
Sakura menelan ludahnya susah payah. Bagaimana pun juga, baru sekali ini dia melakukan misi yang berasal dari quest. Sebelumnya saat bermain Ring of Chaos, dia dan adiknya hanya fokus leveling dan menjalankan misi sistem yang belum seberapa.
Sebenarnya Sakura dan Sasaki tidak bisa dianggap sebagai pemain pemula. Tapi karena mereka lebih fokus ke leveling dan penjualan bahan-bahan, serta mengabaikan misi dari sistem yang menjadi misi cerita Ring of Chaos, membuat pertumbuhan mereka sedikit lambat dari yang lain.
Intinya, selama di game Ring of Chaos, dua orang kembar ini boleh dibilang sebagai petualang bebas atau petualang tidak resmi.
Asahi bukan tidak tahu akan perubahan ekspresi Sakura, maka dia berinisiatif untuk bertanya. "Jika kau belum siap mental, aku bisa menyelesaikan misi ini untukmu."
Sakura buru-buru menjawab ketika Asahi mengusulkan ide tersebut, "Tak perlu, tak perlu. Kau tenang saja, aku tidak akan merepotkanmu." dengan langkah lebar Sakura menghampiri perahu itu dan segera menaikinya.
"Hati-hati Sakura, Loch Ness Monster cukup ganas!" teriak Asahi begitu Sakura sudah menjalankan perahunya menuju ke tengah.
Gadis ini sebenarnya merasa sedikit takut untuk menantang Loch Ness Mosnter seorang diri. Namun apa boleh buat, dia sudah memilih quest ini dan sampai di sini, jika dia mundur sekarang dia harus merasa malu sekali.
Dengan memaksakan keberanian, Sakura terus mendayung ke tengah Star Lake. Ternyata danau itu cukup luas, dari tengah sini ke pinggiran tempat Asahi berdiri mungkin ada seratus meter lebih.
"Apa aku akan baik-baik saja?" gumamnya yang mulai meragukan diri sendiri.
"Gulp–Gulp"
Tiba-tiba matanya melihat gelembung-gelembung besar yang berada tak jauh di depannya. Hatinya mulai menegang, menerka-nerka bahwa inilah Loch Ness Monster yang menjadi boss tempat ini.
Maka Sakura segera memundurkan perahunya untuk memberi jarak. Dan benar saja, baru lima detik setelah Sakura sedikit menjauh dari sana, dari dalam air muncur seekor monster yang setinggi tujuh sepuluh meter. Lehernya panjang sekali dan punggungnya berpunuk besar. Keempat kakinya panjang-panjang dan lebar.
Begitu keluar dari dalam air, matanya yang merah menyala itu menatap Sakura penuh amarah.
"M-mati aku...." keluh Sakura sambil gemetaran hebat.
"Gunakan skill jarak jauhmu! Sebisa mungkin jangan dekati dia!" Asahi memberi arahan dari pinggir danau.
Seruan Asahi ini seolah menjadi penyemangat tersendiri bagi Sakur. Secara aneh dan tiba-tiba, semua ketakutan tadi sirna dan digantikan dengan semangat membara. Maka gadis ini lekas mengepalkan kedua tangan dan berteriak lantang.
"High Level Technique : Lighting God's Fist!"
"Blar–Blar!"
Dia meninjukan kedua kepalan tangannya secara bergantian mengarah wajah Loch Ness. Begitu petir besar menyambar cepat, monster itu segera mengaktifkan kemampuannya.
"Itu sihir air yang melindungi tubuhnya selama beberapa waktu. Menjauhlah dan terus berputar di sekeliling tubuhnya sampai pelindung itu hilang!" kembali terdengar suara Asahi.
"Pelindung? Kenapa tak bilang dari tadi!" Sakura mengumpat dan segera mendayung perahu kecilnya untuk memutari tubuh Loch Ness. Membuat monster itu sedikit kebingungan.
Sekitar dua menit kemudian, perlindungan air di tubuh Loch Ness mulai memudar dan Asahi kembali berseru.
"Serang lagi! Kalau bisa dengan serangan yang lebih kuat!"
Sakura tak paham maksud Asahi namun dia tetap menurut. Dia mengaktifkan skill tingkat tinggi keduanya yang juga cukup ia andalkan selama ini.
"High Level Technique : Giant Fist!"
Sakura memukulkan tangan kananya mengarah leher Loch Ness. Saat itu juga, tercipta cahaya terang dari tangan Sakura yang membentuk kepalan tinju raksasa. Kepalan tinju itu meluncur cepat mengarah leher Loch Ness.
"Boomm!"
Suara keras terdengar memekakkan telinga ketika tinju itu berhasil menghantam leher Loch Ness Monster. Saat itu juga pelindung tubuhnya benar-benar hancur dan leher monster itu terpelanting keras.
"Berhasil! Asahi aku berhasil!" Sakura berseru kegirangan karena berhasil menunjukkan pertunjukkan hebat di depan idolanya.
Akan tetapi tanggapan Asahi berhasil menjatuhkan semangatnya sampai ke titik terendah saat itu juga.
"Bagus, sekarang bersiaplah untuk pertandingan berikutnya. Loch Ness Monster akan memasuki mode berserk yang meningkatkan seluruh kekuatannya. Aku terkejut kau bisa membuat Loch Ness Monster memasuki mode berserk secepat ini, yang penting berjuanglah!"
"Apaaaaa!!??"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments