Setelah berhari-hari lamanya, akhirnya dua orang ini berhasil keluar dari Hutan Bambu dan sampai di kota Fortuna. Benar-benar perjalanan yang amat melelahkan, jika biasanya di dalam game mereka bisa menggunakan fitur teleportasi gratis untuk kota checkpoint atau berjalan dalam beberapa menit, kali ini bahkan sampai berhari-hari baru sampai tujuan.
"Hah...lelah sekali..." keluh Amaya.
"Wajar saja, saat ini dunia Ring of Chaos menjadi nyata dan tidak bisa disebut sebagai game. Mungkin besarnya suatu tempat atau hal-hal lainnya banyak yang berubah." balas Asahi.
"Buktinya, setelah kita berdua terlempar kemari, kita tak bisa melihat jendela status. Yang bisa kita lakukan hanya melakukan skill dan mengakses cincin spatial ini." lanjutnya.
Cincin spatial adalah tempat penyimpanan yang digunakan dalam dunia Ring of Chaos. Ada beberapa tingkatan cincin tersebut, mulai dari Low, Mid, dan High. Karena dua orang ini merupakan pemain veteran dan cukup kaya dalam game, mereka mampu membeli cincin kelas High yang kapasitasnya tidak terbatas.
Sebagai informasi, dunia dari Ring of Chaos ini bernama Sky Heaven. Tempat itu merupakan tempat bagi para player untuk melakukan petualangan dan melakukan misi cerita. Sebenarnya ada dua lagi tempat yang terdapat di dunia Ring of Chaos. Namun sampai Asahi dan Amaya berpindah ke dunia ini, dua dunia itu masih tertulis "coming soon".
Begitu memasuki kota, dua orang ini segera dikejutkan dengan keadaan kota yang sangat ramai, sebagian besar dari mereka adalah para petualang. Ketika Amaya dan Asahi berjalan melewati kerumunan orang itu, mereka dikejutkan dengan perkataan dari beberapa orang yang ada di sana.
"Gawat, sudah empat hari kita terjebak di dunia ini, bagaimana cara kita keluar?"
"Mana kutahu, aku bahkan masih pemula dalam game ini!"
Amaya memperhatikan mereka dengan seksama, lalu ia menolehkan kepalanya menghadap Asahi dan berkata, "Asahi, sepertinya bukan hanya kita yang terlempar ke dunia ini."
"Baguslah, jika aku harus menanggung nasib tak jelas ini hanya denganmu seorang, aku khawatir mungkin suatu saat nanti aku akan loncat dari atas jurang karena depresi."
"Kau...sebenarnya aku ini apa di matamu..."
Mereka terus berjalan ke dalam kota. Makin lama berjalan, mereka menyadari jika ucapan Asahi tadi benar adanya. Menurut ingatan mereka yang masih muda, kota Fortuna ini tidaklah sebesar sekarang. Buktinya, sampai kurang lebih sepuluh menit berjalan, mereka belum sampai di pusat kota yang dijadikan markas aliansi mereka.
Kota Fortuna adalah kota yang dikelilingi oleh tempat-tempat leveling berkisar dari level 70-150. Sehingga biasanya di dalam game, kota ini sering kali terlihat player berlevel menengah atau tinggi. Namun saat ini, tak jarang pula terlihat para petualang yang masih memakai equip tingkat pemula. Sampai di sini keduanya segera menyimpulkan bahwa ketika para player berpindah ke dunia ini, mereka tiba di suatu tempat secara acak. Untungnya Asahi dan Amaya bisa tiba di satu tempat yang sama, sehingga bisa saling membantu jika ada sesuatu di perjalanan.
"Kita sampai."
Setelah sekian lama berjalan, akhirnya mereka tiba di depan istana megah yang sangat luas. Inilah markas besar aliansi mereka berdua yang bernama Dragon Republic. Seperti namanya, di puncak istana itu, berkibar dengan gagahnya sebuah bendera berwarna merah gelap dengan gambar naga emas. Tanpa menunggu lagi, dua orang ini segera membuka gerbang dan masuk ke dalam.
Setelah melewati taman istana yang amat luas itu, mereka tiba di ruang dalam. Kemudian Asahi mengajak Amaya untuk pergi ke ruangan rapat.
"Oh...Asahi, Amaya kalian sudah datang!" seru seorang pria berumur dua puluh lima tahun. Dia mengenakan armor besi berkilauan, di punggungnya terdapat sebuah pedang dan perisai yang menjadi senjata utama. Dia bernama Hikaru Kento, seorang pemimpin sekaligus pendiri aliansi Dragon Republic.
"Kento, kau sudah sampai di sini ternyata." balas Asahi yang segera duduk di salah satu kursi kosong dekat Kento.
"Kakak, kau sudah sampai juga?" Amaya berkata kepada seorang pria lain yang bersenjatakan pedang besar. Berambut hitam pendek dan bertubuh tinggi tegap. Dia ini adalah kakak kandung Amaya yang bernama Seina Ken.
Bukannya menjawab, orang itu hanya menghela nafas dan menggelengkan kepala perlahan.
Saat ini di ruangan rapat itu, hanya terdapat empat orang anggota Dragon Republic. Sedangkan untuk anggota lainnya, kemungkinan belum sampai ke markas.
Asahi yang sudah penasaran segera mengajukan pertanyaan, "Bagaimana ini? Kenapa kita tiba-tiba bisa berpindah dunia secara aneh sekali?"
Kento hanya menghela nafas berat sebelum menjawab, "Kau bertanya padaku? Lalu aku harus bertanya kepada siapa?"
Tak puas dengan ucapan leadernya itu, Asahi mengalihkan pandangannya kearah kakak Amaya. "Oi Ken, bagaimana menurutmu? Kita benar-benar berpindah dunia lho, apa-apaan dengan wajah murungmu itu? Bukankah ini yang kau inginkan?"
"Hah...Asahi, waktu itu aku hanya bercanda. Walaupun sebenarnya memang ingin sih..."
"Kakak adik sama saja!"
Asahi menghela nafas dan mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja. Sedangkan tangan lainnya ia gunakan untuk menopang dagu.
"Apakah ini ada hubungannya dengan event Kelahiran Sang Immortal?" Asahi buka suara.
"Entahlah, awalnya aku juga berpikir begitu." balas Kento.
"Anggap saja memang begitu karena tidak ada alasan logis lain yang bisa menjelaskan situasi kita saat ini."
"Apa maksudmu? Lalu apa hubungannya dengan event aneh itu?" Amaya menyahut.
Asahi menghendikkan bahu sambil menjawab, "Mana kutahu? Biarlah waktu yang menjawabnya."
Kento menghela nafas sekali sebelum menjawab, "Semua ini sangat nyata, bahkan sistem level pun tidak ada. Kita benar-benar akan menjadi petualang sungguhan di dunia ini."
Asahi melihat ketiga kawannya itu bergantian, yang paling mengejutkan adalah ketika dia menatap sepasang kakak beradik itu. Bukankah awalnya Ken memang sangat ingin untuk berpindah dunia? Mengapa saat ini nampak murung?
Apalagi adiknya, bukankah selama perjalanan dia selalu tertawa dan menjahilinya tanpa henti? Kenapa sekarang menjadi pendiam dan menampakkan ekspresi sedih seperti itu?
Semua pemikiran ini walaupun membingungkan hati Asahi, namun dia tak ingin memikirkannya lagi. Dia lalu memanggil NPC pelayan yang bertugas untuk mengurus semua kebutuhan aliansi. Seperti bersih-bersih, merapihkan pohon taman, memberi makan ikan di kolam atau pekerjaan lainnya.
"Lucy, kemari!!"
Dari dalam sana terdengar suara hentakan kaki yang makin lama kian mendekat. Setelah dekat, tampaklah seorang gadis cantik yang berpakaian pelayan dengan hiasan telinga kucing di kepalanya. Telinga kucing itu merupakan usul dari kakak Amaya yang sangat terobsesi dengan hal semacam itu.
"Tolong buatkan kami minum."
"Minum apa tuan?"
"..."
"Hah?" serempak mereka semua memandang Lucy dengan heran. Merasa dipandang dengan aneh, Lucy pun menjadi bingung juga.
"A-ada apa? Apakah ada yang salah dengan saya?"
"Hah!? Benarkah ini adalah Lucy kita!!?" seru Kento bangkit berdiri dan mengguncangkan kedua pundak Lucy.
Bagaimana tak terkejut hati mereka ketika mengetahui NPC itu bisa menjawab pertanyaan Asahi. Memang Ring of Chaos adalah game yang sangat realistik, namun tidak sedetail itu sampai NPC pun bisa menjawab perkataan player.
Biasanya jika player berkata seperti itu kepada Lucy, pelayan itu akan mengeluarkan daftar minuman yang bisa dibuat olehnya. Daftar minuman itu akan semakin bertambah banyak seiring bertambahnya level Lucy. Namun kali ini, NPC itu malah bertanya balik!!.
"Ingat semuanya, ini dunia nyata! Saat ini Ring of Chaos menjadi nyata!! Jadi jangan heran Lucy menjadi seperti ini." lanjut Ken sambil memandang mereka semua.
"Lucy bisa bicara seperti manusia...wahh jika begitu aku tak menyesal karena berpindah ke dunia ini!!" seru Ken kegirangan. Tindakannya ini hanya mendapatkan tatapan datar dari mereka semua. Sedangkan si pelayan itu malah makin bingung dengan segala tindakan tuannya.
"Secangkir coklat hangat untuk kita semua." akhirnya Asahi berkata.
...****************...
Di dalam ruangan istana yang amat megah, nampak seorang pria tua berjubah gelap sedang berdiri termenung memandang langit di balik kaca ruangan itu. Beberapa kali juga terdengar helaan nafas dari mulutnya.
"Ada apa?" lelaki tua itu berkata.
Sedetik kemudian, datanglah seorang pria lain berpakaian hitam-hitam dan memakai masker. Melihat pakaiannya, dapat diketahui jika pria yang baru datang itu adalah seorang assasin.
"Mereka semua sudah tiba di dunia Sky Heaven." katanya singkat.
"Baiklah, kau bisa pergi."
Assasin itu segera berkelebat pergi dari sana begitu mendapat balasan dari pria tua tersebut. Seperginya assasin tersebut, kembali terdengar helaan nafas berat dari mulut si pria tua.
"Terpaksa...terpaksa...."
"Maafkan aku semuanya. Maafkan orang tua ini yang sungguh egois sekali..."
Pria itu bergumam sambil terus memandangi langit biru penuh awan itu. Tatapannya kian sayu dan nampak sedih, tak ada yang tahu arti dibalik ekspresi itu selain dirinya sendiri.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments