Sudah belasan pertandingan terlewat namun belum ada satu pun yang berhasil menarik perhatian kelima anggota aliansi Dragon Republic itu. Menurut pandangan mereka, kesemuanya belum cukup layak untuk bergabung.
Bahkan sudah lebih dari setengah jam yang lalu, kakak beradik Seina itu tidur pulas tanpa peduli dengan pertandingan lagi. Mereka merasa amat bosan ketika menyaksikan pertandingan yang biasa-biasa saja itu. Yah bisa dibilang cukup wajar karena mereka semua merupakan petualang pemula.
Sebenarnya kebosanan tak hanya menyerang Ken dan Amaya. Namun juga Charlotte, Kento dan Asahi yang menonton dengan raut wajah datar. Mulut mereka terus bungkam karena merasa sia-sia berada di sini.
"Sepertinya kita harus segera menjalankan quest, sudah terlalu lama kita buang waktu di sini." tiba-tiba Asahi berceletuk.
"Benar...benar sekali!"
Dua orang yang sengaja menyindir Kento itu hanya didiamkan saja oleh orang tersebut. Kento masih terlalu fokus ketika melihat pertandingan terakhir yang berhasil dimenangkan oleh sang pelatih. Nanun yang membuatnya tertarik adalah, orang yang baru saja masuk lapangan.
"Lihat, dua orang itu nampak menarik...." akhirnya Kento berkata seraya menunjuk lapangan dengan jari telunjuknya.
...****************...
Gadis ini memiliki warna rambut hitam pekat sepanjang punggung. Dengan pita keemasan, dia menguncir rambutnya sehingga menampakkan tengkuk yang seputih susu itu.
Sinar matanya tajam sekali, mulutnya nampak selalu cemberut. Namun karena kulitnya yang putih itu, membuat sepasang pipinya secara alami berwarna merah. Karena hal inilah, walaupun wajah itu terlihat galak dan dingin, tetapi juga terlihat jelita.
Di sampingnya, berdiri seorang pria yang wajahnya boleh dibilang persis dengan wajahnya. Hanya bedanya rambut dari pria itu pendek dan sedikit berantakan.
"Kakak, siapa duluan?" tanya sang lelaki di koridor itu.
"Aku dulu, kau tunggulah di sini!" jawab sang kakak.
"Hati-hatilah kak..."
Gadis itu tersenyum dan mengelus lembut kepala adiknya. "Dasar kembaranku, kau pikir aku akan pergi perang? Aku akan baik-baik saja."
Ya, mereka adalah saudara kembar. Si wanita yang menjadi saudara tertua bernama Sakura, sedangkan sang adik bernama Sasaki. Mereka tak memiliki marga, lebih tepatnya membuangnya.
Sakura berjalan keluar dari lorong itu ketika nomor urutannya dipanggil. Sebagai ahli tangan kosong, Sakura sama sekali tidak membawa senjata kecuali sarung tangan hitamnya itu. Otomatis, sang pelatih juga seorang tangan kosong.
Wasit yang berdiri di pinggiran arena segera memulai seleksi ini setelah memastikan kedua pihak sudah siap.
"Mulai!!" seru sang wasit.
Tak sampai satu detik, keduanya sudah melesat cepat sekali bagaikan anak panah lepas dari busur. Ketika masing-masing dari keduanya mengirimkan serangan pukulan, terciptalah suara berdebum yang keras sekali.
"Boomm!!"
Sang pelatih sedikit melebarkan bola matanya melihat kemampuan gadis yang jadi lawannya ini. Dia mengira jika gadis ini sama seperti para petualang baru lain yang tak begitu kuat, namun kenyataan membuktikan bahwa gadis itu memang kuat untuk seukuran petualang baru sepertinya.
Sakura tak memberikan kesempatan bagi lawan, dia segera menarik tangannya dan mengaktifkan skillnya.
"Low Level Technique : Wag Dragon Tail!"
Dia memutar tubuh dan menendakkan kaki kanannya dengan kuat sekali. Kaki itu terselimuti aura biru terang yang segera menghantam si pelatih.
"Duaghh!!"
Pelatih itu terpental sampai beberapa meter jauhnya. Dari kejauhan sana, dia segera mengaktifkan jurusnya untuk melawan balik Sakura.
"Middle Level Technique : Storm!"
Dia mengarahkan kedua telapak tangannya ke depan, sedetik kemudian angin dahsyat menyambar kearah Sakura yang juga sudah mengaktifkan jurus untuk melawan balik.
"High Level Technique : Lightning God's Fist!"
Sakura meninjukkan tangan kananya mengarah angin besar itu. Seperti nama jurusnya, tangannya terselimuti aura petir yang langsung menyambar ke depan begitu Sakura mengarahkan tinjunya. Akibatnya sungguh hebat, dalam sekali pukul saja pelatih itu mampu terpental jauh.
"Blarrr!!" petir dan angin beradu hebat, menimbulkan angin kencang akibat beradunya dua kekuatan itu.
"Bagaiamana mungkin? Benarkah dia petualang baru!??" pelatih itu berseru karena terkejut, namun belum hilang keterkejutannya, dia sudah terpental sejauh sepuluh meter dan ambruk seketika. Menurut peraturan, dia telah kalah karena tak mampu berdiri lagi.
"Lulus!!" teriak sang wasit.
...****************...
"Hebat!!" seru Ken yang entah sejak kapan sudah bangun dari tidurnya.
"Dia harus masuk ke aliansi kita! Harus!" Kento berucap semangat dengan mata berbinar-binar.
"Tenanglah, kita harus menunggu sampai selesai untuk bisa mengajaknya..." kata Asahi dengan pandangan datar menyadari kelakuan ketuanya.
"Oh lihat, mereka kembar!!" kali ini Amaya berseru sambil menunjuk seorang pria yang baru muncul di arena. Dari tempat duduk mereka saat ini bisa dilihat jika wajahnya sama persis dengan perempuan tadi.
"Hehe...ini akan menarik." sambil menyeringai lebar, Kento terkekeh pelan.
...****************...
"Buaghh–Bughh–Aaghh!!"
"Lulus!!"
Lebih cepat dari kakaknya, Sasaki mampu menyelesaikan seleksi hanya dalam beberapa gerakan, dia bahkan tak sampai mengeluarkan satu jurus pun. Setelah wasit mengumumkan kelulusannya, dia langsung pergi menemui kakaknya yang melihat dari lorong panjang itu.
"Kau semakin hebat." puji kakaknya tersenyum senang.
"Keahlianku di dunia nyata juga bisa digunakan di sini, hahaha!!"
"Ayo pergi ke pengawas seleksi untuk mengambil kartu petualang kita." Sakura segera berjalan pergi dari sana.
Untuk setiap petualang, setelah berhasil mengalahkan pelatih, mereka harus menemui pengawas seleksi agar bisa mengambil kartu petualangnya. Pengawas seleksi adalah seseorang yang melihat setiap pertarungan seleksi dari tempat tinggi. Dia bertugas untuk menilai apakah ada kecurangan yang dilakukan setiap calon petualang. Seperti menggunakan ramuan penguat tubuh atau alat-alat lain yang mampu meningkatkan kekuatan secara sementara. Juga jika ada yang menggunakan racun, pengawas akan berhak memberhentikan pertarungan.
Dua orang kakak beradik ini begitu sampai di ruangan pengawas, mereka segera mengambil kartu petualang yang sudah tersedia. Tak ada masalah berarti karena memang tidak ada masalah yang perlu dibicarakan. Dua orang ini walaupun sedikit tak masuk akal karena untuk seukuran petualang pemula bisa mengalahkan pelatih dengan cepat, namun memang tak ada kecurangan di balik itu semua, mereka murni menggunakan kekuatan sendiri.
Ketika keluar dari arena, mereka segera memilih quest untuk menjalankan misi pertama. Memang dua orang ini belum menjadi petualang sebelum terjadi insiden perpindahan dunia, intinya mereka adalah player baru. Karena itulah, semua skill yang mereka miliki saat ini adalah hasil dari belajar mandiri di dunia baru ini. Mereka memang cukup jenius, hanya dalam beberapa hari saja keduanya sudah mampu menguasai teknik tingkat tinggi walaupun masih mentah.
Begitu tiba di luar gedung guild petualang, mereka dikejutkan dengan kehadiran lima orang yang sudah berdiri di hadapan mereka. Dengan ketus Sakura berkata.
"Siapa kalian!?"
Mereka ini tak lain adalah lima orang anggota Dragon Republic yang sebelumnya menonton pertandingan di arena guild. Setelah mengetahui dua orang kembar itu sudah keluar dari gedung, Kento lekas mengajak teman-temannya untuk menghadang.
"Maafkan kami nona, perkenalkan kami dari aliansi Dragon Republic, bisakah bicara sebentar dengan anda?" Kento sedikit membungkuk dan berkata demikian.
"Oh, aliansi Dragon Republic yang katanya lima terkuat di papan peringkat Ring of Chaos? Hmph, aku tak tertarik."
Jawaban ini sontak mengejutkan lima orang itu. Tanpa sadar mata mereka sedikit terbelalak mendengar jawaban yang tak tersangka-sangka dari Sakura ini. Awalnya mereka berpikir jika dua orang itu adalah NPC biasa, tapi jawaban itu sudah cukup meyakinkan mereka bahwa si kembar ini adalah player.
"Kalian pemain Ring of Chaos?" tanya Charlotte dengan sedikit tak percaya.
"Kalau iya lalu kenapa? Ada masalah dengan kalian?" masih dengan nada ketus Sakura menjawab singkat.
"Tidak, bukan begitu. Tapi bukankah setiap player sudah menjadi anggota guild petualang? Lalu mengapa kalian baru melakukan seleksi hari ini?" kali ini Kento bertanya.
Kembaran ini saling pandang sejenak sebelum sang adik menjawab, "Fenomena pindah dunia terjadi setelah kita membuat akun di game ini. Dan kami belum sampai ke misi yang mengharuskan kami bergabung dengan guild."
"Sudahlah, kami ingin pergi untuk menjalankan quest." Sakura memotong saat Kento ingin mengajukan pertanyaan lagi.
Mereka berdua melenggang pergi tanpa mempedulikan tatapan bingung dari lima orang anggota Dragon Republic itu. Hanya saja, sesaat setelah dua orang ini pergi, tatapan Asahi menjadi sedikit aneh. Dia lalu menoleh kearah Kento dan benar saja seperti dugaannya.
"Tipemu?"
"Hehe...hehehe kita harus dapatkan mereka untuk kekuatan aliansi."
Jawaban ini semakin membuat Asahi merasa tak nyaman dan khawatir.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments