Sudah seminggu berlalu sejak semua player berpindah ke dunia Ring of Chaos. Dalam waktu seminggu ini, aliansi Dragon Republic sudah berhasil mengumpulkan sembilan puluh persen dari total anggota.
Saat ini, pagi hari di hari kedelapan, Kento mengajak semua orang untuk mendiskusikan tentang fenomena ini di ruang rapat. Dragon Republic memiliki enam puluh orang, dan saat ini lima puluh orang itu sedang duduk menghadapi delapan orang yang duduk paling depan. Delapan orang itu adalah player terkuat di aliansi ini.
Sebenarnya ada sepuluh orang pemain terkuat dari Dragon Republic, tapi yang dua orang lain belum sampai di markas sedari kemarin.
Lima puluh delapan orang itu mengenakan seragam aliansi mereka yang berwarna merah gelap. Sedangkan untuk delapan orang terdepan, nampak sulaman berbentuk naga warna emas di punggung masing-masing.
"Menurut penyelidikanku selama ini, mungkin kalian semua sudah tahu. Saat ini tidak ada yang namanya sistem level yang dimana tidak ada acuan khusus untuk menentukan kuat tidaknya kita di dunia baru ini. Ini mengartikan bahwa orang yang dulunya berlevel tinggi, belum tentu saat ini menjadi orang kuat karena harus bertarung menggunakan tubuh sendiri." Kento memberi penjelasan.
"Ya setuju!"
"Aku sendiri juga merasakannya!!"
Kento lalu mengangkat tangan menyuruh mereka diam, setelah ruangan hening, dia kembali melanjutkan, "Untuk itulah, mohon kawan-kawan semua bisa menyampaikan pendapat masing-masing untuk rencana aliansi ini ke depan. Pertukaran informasi sangat diperlukan bagi kita yang bisa disebut sebagai bayi di dunia ini."
Tidak ada yang menjawab ucapan Kento ini, mereka malah sibuk berbisik-bisik kepada teman sendiri. Sejatinya mereka pun tidak ada informasi penting yang harus diberikan.
Melihat ini, Kento sudah hampir putus asa. Namun sesaat kemudian, dari barisan tengah, ada seorang gadis muda yang berdiri dan berkata lantang kepada semuanya.
"M-maaf, mungkin ada yang sudah mengenalku, nama saya Lily, saya baru bergabung dengan aliansi ini beberapa minggu lalu." ucapnya dengan lantang namun juga sedikit gugup.
"Oh Lily, kau anggota baru itu kan? Ada yang ingin kau sampaikan?" tanya Kento begitu menyadari siapa yang berdiri.
Gadis bernama Lily itu amat cantik parasnya dengan mata berwarna langka, yaitu hijau. Rambutnya pirang sepanjang punggung, dibiarkan begitu saja tanpa dikuncir. Bibirnya nampak kemerahan walau pun jika diperhatikan lebih teliti, tidak ada jejak lipstik di bibir itu. Sungguh kecantikan yang natural.
Melihat namanya, dia bukanlah orang dari negara yang sama dengan Asahi atau Amaya. Dan memang benar, dia berasal dari Australia. Karena fitur terjemahan dari Ring of Chaos, sehingga setiap player mampu memahami ucapan player lain walau pun berbeda bahasa.
"Tunggu...!" tiba-tiba Asahi menyela.
"Ada apa?" Kento melirik kepada pemuda itu.
"Kenapa kita bisa paham ucapan Lily, bukankah dia ini berbeda bahasa dengan kita?"
"Oh, masalah itu kau tak tahu? Bukankah kau player veteran? Ini kan fitur dari terjemahan otomatis yang diterapkan di–tunggu, saat ini kita tidak sedang bermain game, kenapa aku bisa paham!?" Kento terbelalak menyadari keanehan ini.
Seketika semua orang pun menjadi kaget, selama ini mereka juga tidak sadar bahwa ketika berkomunikasi dengan teman mereka, mereka menggunakan bahasa yang berbeda namun tetap paham-paham saja.
Lily pun juga sama, gadis ini merasa heran sekali kenapa dia bisa paham omongan orang jepang seperti Kento.
"Sudahlah, anggap saja satu permasalahan selesai. Kita di dunia ini bisa saling berkomunikasi walau pun berbeda bahasa." ucap Ken, kakak Amaya untuk menghentikan keributan ini.
Kento mengangguk dan kembali berkata kepada Lily, "Lanjutkan Lily, apa yang ingin kau katakan?"
"Baik ketua. Jadi aku selama ini berpikir, mungkin kejadian yang kita alami berkaitan erat dengan event Kelahiran Sang Immortal. Setelah empat tahun berselang dan waktu event itu habis, kita lalu berpindah ke dunia ini."
"Aku paham Lily, aku awalnya juga berpikir begitu. Tapi apa alasan logis dari perpindahan dunia yang kita alami dengan event itu."
"Ketua, bukankah dalam game, jika kita mati kita akan kembali respawn di kota yang terakhir kita kunjungi?" balas Lily dengan raut wajah serius. Mendengar ini, nampak perubahan di raut wajah mereka semua.
"Itu maksudmu....?"
"Benar, kitalah sang immortal itu dan kita sudah lahir di dunia ini!"
Tidak ada yang menanggapi ucapan tegas dari Lily itu, semuanya masih tertegun dengan ucapan yang mengejutkan itu. Mereka juga tak sadar dengan hal ini sebelumnya.
"Anggap saja begitu. Kemudian aku ingin bertanya, apakah diantara kalian sudah ada yang mati?" kali ini Asahi bertanya kepada semuanya.
Hening, tak ada yang menjawab sampai seseorang dari bangku paling belakang membalas dengan sedikit berteriak.
"Aku tidak! Belum pernah dan kupikir semua orang belum pernah mati. Jika memang sudah pernah merasakan mati, kurasa dia akan langsung melaporkan itu kepada ketua."
"Iya benar!"
"Tepat sekali!"
Kento yang mendengar ini hanya menggelengkan kepala karena walaupun pendapat Lily sangat masuk akal, namun tidak ada bukti untuk membenarkannya.
"Braaakk!!" tiba-tiba pintu terbuka dari luar.
"Maaf terlambat...." kata orang yang baru datang itu.
Melihat ini, seketika wajah Kento dan semua orang menjadi sumringah. "Wah Cu Qing, kau sudah datang. Kemarilah...kemarilah..." sambut Kento.
Seperti namanya, Cu Qing merupakan seseorang yang berwarga negara China. Rambutnya panjang dikuncir seperti pendekar-pendekar tiongkok jaman kuno. Senjatanya pedang satu tangan dengan pakaian jubah warna biru tua. Benar-benar mirip seperti pendekar tiongkok jaman dulu.
"Aku ada berita penting. Aku sudah mati sekali dan kembali hidup di kota Tarbani yang cukup jauh dari sini." katanya yang masih terengah-engah. Agaknya dia sangat buru-buru untuk datang ke sini.
"Itu artinya, kemungkinan besar di dunia ini kita tak bisa mati." lanjutnya.
"Wah kabar baik!!"
"Cu Qing datang tepat waktu!!"
Semua orang menjadi ribut sendiri mendengar pernyataan Cu Qing barusan. Mereka semua nampak senang karena tidak perlu terlalu mengkhawatirkan dengan yang namanya mati di dunia ini.
"Tunggu dulu, jangan terlalu senang!!" bentakan Cu Qing ini berhasil membungkam mulut mereka semua.
"Walau pun kita dapat hidup kembali, tapi apa kalian pikir di saat-saat mau mati kita tidak merasakan sakit? Rasanya sungguh sakit sialan!! Aku tak ingin mengulanginya lagi!!"
Seketika ruangan kembali diam dan suasana menjadi tegang.
"Kalau begitu kita harus hati-hati...." ucap salah seorang dari mereka, walau pun cukup lirih, namun karena ruangan hening sehingga semua orang mampu mendengar.
...****************...
Di hutan dekat dengan kota Fortuna ada sebuah goa yang tidak begitu besar namun berada di tempat yang lumayan tinggi. Kedalaman goa itu mungkin hanya tiga sampai lima meter.
Di dalam goa itu, ada seorang perempuan berambut hitam sebahu, matanya hitam dan kuku-kukunya juga hitam. Dia menggunakan mantel panjang berwarna hitam pula. Dilihat sekilas orang akan tahu bahwa dia adalah assasin.
Namun melihat penampilannya yang sangat keren dan anggun, sungguh berbanding terbalik dengan kelakuannya saat ini. Sudah hampir dua jam lamanya dia meringkuk di dalam goa sambil menangis dan tidak berani memandang keluar.
Karena di luar goa itu, ada segerombolan serigala yang berukuran cukup besar. Mereka daritadi menunggu keluarnya wanita itu dari dalam goa dengan sabar. Serigala itu bernama Black Wolf, seekor serigala penghuni hutan ini yang biasanya berlevel 80-95. Tapi karena saat ini tidak ada sistem level, sehingga tidak dapat diketahui sampai mana kemampuan serigala tersebut.
"Waahhh...ibuuu tolong aku...huhu...siapapun tolong....!!" jerit si wanita dari dalam goa.
Hanya karena goa itu yang lebih tinggi beberapa meter dari tanah dan terdapat di tebing cadas, sehingga membuat segerombolan serigala itu tak kuasa mengejar dan menangkap mangsa mereka.
"Hawrr-Hawr!!"
Serigala-serigala di bawah itu mulai menggoggong lagi begitu mendengar suara teriakan sang wanita.
Sebenarnya wanita itu bukan menyerah secara mentah-mentah. Sebelumnya dia sudah melemparkan berbagai macam senjata jarak jauh miliknya, seperti pisau, jarum dan segala macam senjata jarak jauh. Namun Black Wolf adalah binatang gesit, sehingga lemparan gadis itu tidak ada yang mengenai target sama sekali.
Merasa jengkel karena sudah dua jam dirinya terjebak dan tak bisa melakukan apa-apa, gadis itu berbalik dan mengeluarkan kepalanya untuk melihat ke bawah goa, lalu dia membentak marah.
"Serigala sialan!! Pergi sari sini!! Apa masalahku dengan kalian hah!!"
"Grooaarr!!"
"Waaahhh...ampuuunnn!!!"
Salah satu serigala berhasil melompat tinggi dan moncongnya hampir menyentuh hidung gadis itu. Membuat si pemilik hidung ketakutan setengah mati dan kembali bersembunyi, tak mau keluar sampai berjam-jam berikutnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments