Begitu melewati gerbang utama aliansi Dragon Republic, Sakura dan Sasaki segera manjadi pusat perhatian dari orang-orang yang berada di sana.
Memang tidak semua orang selalu pergi meninggalkan markas aliansi. Untuk orang yang memiliki keahlian alkemis atau pandai besi, mau tak mau mereka harus tetap di markas untuk membuat karya-karya mereka. Sehingga nantinya obat dan senjata-senjata itu dijual dan dari sinilah pemasukan terbesar Dragon Republic selama ini.
Untuk sekedar informasi, uang-uang seluruh player yang berpindah dunia ke tempat ini raib tak bersisa, karena uang-uang itu tak berwujud selain angka-angka nominal yang tersimpan rapi di jendela status. Sehingga, uang-uang mereka yang sudah dikumpulkan selama ini hilang seketika begitu berpindah dunia.
Namun berbeda dengan uang aliansi. Dalam game Ring of Chaos, setiap aliansi memiliki mata uang khusus. Mata uang itu hanya digunakan dalam aliansi-aliansi saja, sama sekali tidak bisa digunakan secara individu.
Mata uang itu berbentuk bulat dengan warna-wana yang menunjukkan nominalnya. Mulai dari merah, hijau, merah jambu, dan biru langit.
Mata uang aliansi itu berbeda dengan uang setiap player yang hanya berbentuk angka. Mata uang itu berwujud dan dapat disentuh, sehingga bisa disimpan dalam cincin spatial atau gudang aliansi.
Akan tetapi masalahnya, uang-uang itu tidak bisa digunakan secara personal. Uang-uang itu hanya bisa digunakan untuk membeli kebutuhan-kebutuhan yang sudah terdaftar dalam daftar kebutuhan aliansi. Seperti perabotan, bahan pembuatan senjata atau bahan-bahan obat.
Jika ada orang yang mengambil uang-uang itu, maka dia harus mengkonversasikan uang itu ke bank untuk ditukar menjadi uang personal. Jika seandainya uang itu masih berbentuk mata uang aliansi, sebanyak apapun orang memilikinya, dia tidak akan bisa menggunakannya untuk membeli kebutuhan pribadi.
Dan saat ini, aliansi Dragon Republic masih memiliki cukup banyak uang-uang itu. Namun tidak ada satu pun dari anggota yang berhasil meminjamnya. Karena mereka tidak ingin memiskinkan aliansi sendiri. Lagipula, jika harus meminjam, maka akan ada NPC yang mencatat namanya dan dilaporkan pada Kento. Jika hal itu terjadi, semua orang berpikir jika Kento tak setuju setidaknya untuk sekarang. Karena dia tidak ingin aliansi bertambah miskin disamping miskinnya diri sendiri.
Kembali ke Asahi dan teman-teman yang memasuki gerbang dan menjadi pusat perhatian.
Para anggota yang sedang berada di aliansi menjadi terperangah melihat kecantikan dan ketampanan sepasang saudara kembar itu. Mereka yang lelaki, berdiri mematung melihat kecantikan alami dari Sakura. Sedangkan mereka yang wanita, terbengong melihat ketampanan Sasaki.
Melihat semua anggotanya sedang memperhatikan Sakura dan Sasaki, Kento segera berseru.
"Teman-teman semuanya, perkenalkan mereka ini adalah anggota baru kita. Sakura dan Sasaki!"
"Selamat datang Sakura!"
"Selamat datang Sasaki!"
Seru lelaki dan perempuan kompak. Tentu saja mampu dibedakan mana seruan lelaki dan mana seruan perempuan.
Sakura dan Sasaki menjadi malu mendapat sambutan yang menurut mereka sedikit berlebihan ini. Namun mereka tetap melanjutkan langkah mengikuti Kento yang masuk ke istana aliansi.
"Selamat datang tuan-tuan sekalian." sambut Lucy sambil membungkukkan badan. Membuat telinga kucingnya bergerak-gerak ketika tubuhnya bangkit kembali.
"Hehe....Lucy..." Ken mulai kambuh penyakitnya.
"Lucy, apakah Nara ada di sini?" tanya Kento kepada pelayannya itu.
"Oh, nona Nara masih seperti biasa, meracik ramuan obat di ruang obat. Ingin saya antarkan?"
"Tak perlu, kami akan pergi sendiri."
Kento lalu mengajak mereka semua pergi ke sebuah tempat yang di sebut ruang obat. Di tempat inilah Dragon Republic menghasilkan obat-obat luar biasa untuk dijual atau digunakan sendiri.
Begitu memasuki ruang itu, seketika mereka mencium aroma obat-obatan yang khas. Di sisi-sisi ruangan, nampak banyak sekali tabung-tabung kecil yang digunakan untuk meracik ramuan.
Begitu tujuh orang ini masuk ke dalam, ada tiga orang yang sedang bekerja meracik obat, mereka ini adalah anak buah Nara.
Kento menghampiri salah satunya dan bertanya, "Apakah Nara ada di sini? Kenapa aku tak melihatnya?"
"Oh Nara? Seperti kau tak kenal dia saja. Lihat!" jawab orang tersebut. Meskipun dia anak buah Nara dan Kento, namun dia bicara kepada keduanya seperti bicara terhadap teman sendiri. Dan hal itu memang wajar, karena sejatinya mereka tak ada bawahan atau atasan, semua itu hanya sebutan saja dalam susunan organisasi aliansi Dragon Republic.
Kento melihat kerarah dimana orang itu menunjuk. Di balik tabung reksi besar, nampak kepala seseorang yang menembul keluar untuk mengintip mereka semua. Wajahnya cukup manis dengan rambut pendek sebahunya itu. Kedua matanya dilindungi kacamata buncar lebar yang menambah kemanisannya.
"Nara, kemarilah. Mereka ini adalah orang baru, Sakura dan Sasaki." Kento memperkenalkan keduanya.
"Eh..ah...!!" orang yang dipanggil Nara itu dengan sedikit kikuk keluaar dari persembunyian dan menghampiri mereka setengah berlari.
"P-perkenalkan, namaku Akari Nara." katanya sedikit gugup sambil menundukkan badan.
"Aku Sakura, ini adikku Sasaki." balas Sakura menundukkan badan pula.
"Kalian kembar?"
"Yah...bisa dibilang begitu."
Orang yang bernama Akari Nara itu memandang Sakura lekat-lekat. Menurut perkiraannya, dia mungkin masih seumuran dengan dirinya sendiri. Spontan dia bertanya.
"Anu...apa kau juga masih delapan belas tahun sama sepertiku?"
Sakura dan Sasaki sedikit terkejut mendengar pertanyaan itu. Mereka cukup kaget karena Nara berhasil menebak umur mereka dalam sekali lihat, walaupun sedikit meleset sih.
"Kami sembilan belas tahun." jawab Sakura membenarkan.
"Oh..." setelah menjawab demikian, Nara mengalihkan pandangannya kepada Kento dan berkata, "Kento, ada apakah kau datang kemari?"
"Oh, ini lihat! Kau bisa menbuat sesuatu dari ini?" Kento mengeluarkan sekantong kecil dari cincin spatialnya.
Nara menerima itu dan membukanya. Sedetik kemudian, mulutnya berseru kaget. "Rumput Akar Biru? Kalian mendapat sebanyak ini? Dari mana?"
"Oh, dari suatu tempat di pinggir jurang."
"Wah...ini sangat berguna. Aku bisa membuat beberapa ramuan dari ini. Apakah akan dijual? kita akan dapat utung besar!" ucap Nara penuh ssemangat.
"Apa saja yang bisa kau buat? Jika memungkinkan, itu bisa digunakan untuk kita sendiri."
Nara nampak berpikir sejenak sebelum menjawab, "Ramuan penambah darah, penambah energi, penghilang rasa sakit. Em...atau racun untuk monster aku juga bisa buat."
"Bagus, memang alkemis aliansi kita adalah orang hebat. Itu ada seratus tanaman, berapa ramuan yang bisa kau buat dengan satu tanaman?"
"Satu tanaman mungkin tiga ramuan penambah darah, penambah energi, dan penghilang rasa sakit. Namun jika dibuat racun, satu tanaman hanya satu racun." balas Nara sambil kembali melihat-lihat tanaman obat di kantong itu.
"Bisakah kau buatkan lima puluh racun dan sisanya ramuan penambah darah?"
"Tentu saja!"
"Kalau begitu, ramuan penambah darah itu kau jual untuk menambah pendapatan kita. Untuk racunnya, jika sudah siap beritahu kami."
"Baik!"
Setelah berkata demikian, Nara segera berlari ke tempatnya dan mulai meramu ramuan yang berbahan dasar Rumput Akar Biru itu. Hal ini membuat Sakura dan Sasaki sedikit kagum terhadap Dragon Republic karena hanya sedikit orang yang mau mengambil kelas produksi seperti alkemis dan pandai besi.
Namun menurut pandangan mereka, cukup banyak anggota aliansi ini yang berprofesi sebagai alkemis atau pandai besi. Walaupun alkemis di sini hanya berjumlah empat orang dengan Nara, namun itu sudah cukup banyak. Biasanya, aliansi-aliansi sama sekali tidak mempunyai alkemis. Mereka hanya mengandalkan penjualan hasil drop monter untuk dana aliansi.
"Spertinya kita cukup beruntung bergabung di sini."
"Kurasa begitu. Aku hanya mengikutimu."
Sakura tersenyum manis mendengar ucapan adiknya. Walaupun ada sedikit keanehan di balik senyumnya itu, seperti ada kesedihan atau kekecewaan.
"Yah...jika tak ikut denganku, kau mau kemana? Kalaupun kau tak mau ikut, akan aku paksa."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments