Setelah kepergian tuan-tuannya yang membawa anggota baru untuk diajak ke ruangan alkemis, Lucy kembali melanjutkan pekerjaannya.
Menyapu lantai, mengepel, merapihkan tanaman, semua dia lakukan seorang diri hingga siang hari menjelang barulah semua itu selesai.
Lucy berjalan menuju kamarnya yang berada di deretan rumah pelayan aliansi Dragon Republic. Komplek ini dibangun atas usul Cu Qing yang mengatakan bahwa para pelayan juga butuh istirahat. Walaupun dahulu waktu Ring of Chaos masih berbentuk game PC tempat ini tak terlalu berguna karena entah dengan tempat tinggal atau tidak, para pelayan akan selalu setia terhadap tuannya.
Namun sebenarnya, tidak ada yang tahu akan hal ini selain para NPC di dunia ini. Para NPC ini sejatinya sejak dahulu sudah bertemu dengan para immortal yang disebut player, namun mereka sama sekali tidak sadar.
Seperti halnya Lucy dan para pelayan lainnya, mereka akhirnya sadar jika immortal ini adalah para player yang selalu mereka layani sejak dulu. Dan yang memberitahukan hal ini adalah Lucy yang sedikit "spesial".
Lucy memasuki kamarnya dan melepas bando bertelinga kucingnya. Melepas baju pelayannya dan hanya mengenakan kaos hitam lengan panjang, dia duduk di kursi yang menghadap sebuah meja dan buku.
Buku itu bertulis "Lembaran Kisah Hidup Lavender". Dalam buku inilah rahasia terbesar yang tak diketahui player tertulis.
Dia membuka halaman demi halaman mulai dari awal sampai akhir. Selama membaca, mulutnya selalu menyunggingkan senyum manis. Hingga pada halaman terakhir, dia bergumam sesuatu.
"Aku akan meringkas semuanya dari awal sampai akhir."
Lucy mengambil alat tulisnya dan mulai menulis ringkasan seluruh ceritanya. Dan inilah hasilnya.
...----------------...
Namaku Lavender, seorang anak gadis yatim piatu biasa yang terlahir di kawasan kumuh ujung dunia Sky Heaven. Orang tuaku meninggal karena wabah penyakit yang sempat menyebar di tempat kelahiranku.
Setiap harinya, aku menghidupi diri sendiri dengan cara mengumpulkan sampah-sampah besi atau kayu untuk kemudian dijual kepada penjual bebas yang kadang lewat di jalan besar dekat kawasan kumuh. Jika seandainya tak ada pedagang lewat, terpaksa hari itu aku tak makan.
Hingga saat umurku mencapai tujuh belas tahun dan disaat aku sedang duduk di pinggir jalan menunggu pedagang lewat untuk membeli rongsokan ku, ada segerombolan penyihir datang.
Ketika mereka memandangku, orang yang paling tua dari mereka memandang dengan sinar mata tajam, lalu tak berselang lama kemudian, dia berkata kepada temannya.
"Ini orangnya. Dia pantas sekali untuk dipilih menjadi pengamat."
Aku tidak tahu apa maksudnya sampai orang yang tertua menyentuh kepalaku dan membuat aku tak sadar seketika. Begitu aku terbangun, aku berada di sebuah ruangan putih bersih yang entah berada di mana. Di depanku, ada seorang pria tua yang ku kenal sebagai penyihir yang tadi membuat aku pingsan.
"Siapa namamu?" tanyanya.
Dengan takut-takut aku menjawab, "L-Lavender."
"Berapa umurmu?"
"Tahun ini tujuh belas tahun."
"Bagus, cocok sekali!" wajah pria itu tiba-tiba berseri dan langsung menarik tanganku untuk diajak keluar.
Dia membawaku ke ruangan lain yang berisi banyak sekali formasi sihir yang menampilkan tayangan-tayangan yang entah aku tidak tahu. Ketika mereka bercakap-cakap, aku berhasil mencuri dengar bahwa mereka sedang melihat sebuah game, dan orang-orang di dalamnya itu disebut player.
Aku tak tahu maksudnya apa hingga pria yang mengajakku tadi mengajak penyihir lain dan berkata padaku.
"Lavender lihat itu." penyihir yang baru ini menunjuk ke salah satu layar.
Di sana aku melihat ada tiga orang yang sedang berkerumun sambil menghadapi sebuah layar transparan yang bertuliskan "Character Build", dan di bawah tulisan itu nampak seorang wanita yang mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki rupanya sangat mirip denganku. Aku bahkan sampai terkejut.
"Lavender, mulai sekarang kau akan menjadi orang itu." katanya kemudian sambil menunjuk wanita yang sama persis denganku. "Kau akan menjadi pelayan yang paling setia dari aliansi Dragon Republic yang diketuai oleh Hikaru Kento."
Aku melihat seorang knight berpedang yang ada di layar transparan itu, penyihir itu mengenalkannya sebagai Hikaru Kento, sungguh nama yang aneh.
"Sesuai dengan yang mereka buat, nama pelayan baru mereka itu Lucy, jadi mulai sekarang namamu Lucy. Kau akan menjadi NPC pelayan di aliansi Dragon Republic."
Aku masih heran dan terkejut dengan perkataannya, aku inisiatif untuk bertanya. "Maaf tuan, aku..."
"Kami yang minta maaf karena harus memaksamu tanpa mendengar keputusanmu. Tapi tolong Lavender, tolong kami. Dunia kita ini sedang dalam masa kritis." ucap penyihir itu tiba-tiba dengan suara sedikit sedih.
Aku terbelalak kaget, benar-benar tak paham dengan apa yang dia maksud.
"Maksud tuan?"
"Kau akan tahu saat kau menjadi Lucy di aliansi Dragon Republic. Kau akan kubekali dengan sihir-sihir hebat yang bisa kau gunakan kapan saja dan dimana saja. Tapi ingat, sihir-sihir ini jangan kau gunakan di depan anggota aliansi Dragon Republic sampai waktunya tiba, atau kau akan celaka!" ucapnya tegas.
Aku bingung hendak menjawab apa dan tanpa sadar kepalaku mengangguk. Penyihir itu lalu membaca mantra dan mengarahkan telapak tangan kanannya padaku. Setelah itu ada semacam kekuatan aneh merasuki tubuhku, kekuatan yang amat kuat tetapi terasa sangat nyaman.
Ketika semua itu selesai, penampilanku ternyata sudah berubah. Aku mengenakan pakaian pelayan dengan rok panjang, tak lupa pula ada celemek putih di tubuh depanku yang terikat bersama ikat pinggang putih pula. Tapi.....
"Maaf tuan...ini, untuk apa telinga kucing ini?"
Dua penyihir yang menghadapiku pun juga agaknya sama herannya denganku. Dia lalu mengalihkan pandangannya ke layar transparan dan melihat tiga orang yang saling hadap itu.
"Heheh....dengan ini Lucy akan semakin cantik." ucap salah satu dari tiga orang itu.
"Ken kau gila!! Jangan buat Lucy seperti ini!" teriak seorang yang bersenjatakan pedang, pedang itu ia selipkan di sabuknya.
"Dasar otaku!!" bentak pria yang kutahu bernama Hikaru Kento.
"Oke!!" lalu seorang yang tadi dibentak oleh dua temannya menekan tombol "ok" di layar depannya.
"Ken!!" bentak dua temannya.
"Eh, apa ini?" tubuhku tiba-tiba diselimuti oleh cahaya terang sekali, membuat para penyihir di sana memandangku penuh harap.
"Lavender–bukan, Lucy! Mulai hari ini kau akan menjadi pelayan paling setia Dragon Republic, menjadi seorang yang menentukan semua nasib kami, kau akan menjadi pengamat. Dan jika sudah tiba masanya, ketika hitung mundur Kelahiran Sang Immortal habis, kau akan paham semuanya. Empat tahun dari sekarang, kau akan memahami semua tindakan kami ini. Soal orang-orang yang disebut player itu, mereka adalah tuanmu, dan kau menjadi NPC buatan mereka. Hati-hatilah Lucy, dan satu lagi, maafkan keegoisan kami!!" ucap penyihir yang tadi mengenalkanku kepada Hikaru Kento sambil bersujud. Aneh memang tapi semua orang di sana ikut bersujud pula kepadaku.
"Maafkan kami!" seru mereka serempak.
Dengan masih bingung dan kaget, aku mulai melakukan teleportasi dari tempat para penyihir itu ke tempat Dragon Republic berada. Di tengah perjalanan teleportasi, banyak sekali informasi mengenai Dragon Republic yang masuk di kepalaku.
Diantaranya, aku mengenal tiga orang itu yang bernama Hikaru Kento, Tanaka Asahi dan Seina Ken. Lalu mereka ini tidak berasal dari dunia kami, melainkan dari sebuah dunia yang disebut bumi.
Kemudian aku mendapat informasi tentang hal-hal yang harus kulakukan di sana. Bagaimana caraku melakukan pekerjaan, bagaimana aku menjawab saat player bertanya, bahkan bagaimana aku bergerak setiap detiknya dan kemana aku harus berjalan setiap waktunya. Semua informasi itu dengan sangat aneh sudah kuhafal di luar kepala, sehingga saat aku sampai di Dragon Republic, lebih tepatnya di depan ketiga orang itu, aku segera berkata...
"Tuan-tuan sekalian, perkenalkan nama saya Lucy, pelayan di tempat ini."
"Aaaahhhh....Lucy sangat manis!!" teriak Seina Ken dengan histeris. Aku sama sekali tidak merubah ekspresiku karena menurut informasi yang masuk di kepalaku, hal itu bisa membuat mereka curiga kepadaku.
"Lucy, kau tahu siapa kami?" tanya seseorang bernama Tanaka Asahi.
"Tuan adalah tuan saya dari aliansi Dragon Republic yang baru dibentuk beberapa minggu lalu. Anda bernama Tanaka Asahi, lalu anda Hikaru Kento, dan anda Seina Ken. Mulai hari ini, Lucy akan menjadi pelayan paling setia." semua itu kuucapkan dengan nada teratur dan kalimat yang rapih.
Namun kejadian berikutnya membuat aku sedikit takut, karena mereka memandangku dengan curiga. Namun sedetik kemudian, mereka tertawa.
"Hahaha, Ring of Chaos memang sangat canggih. Pelayan NPC kita bahkan seperti orang asli." seru Tanaka Asahi.
"Ya benar!"
Menurut informasi yang masuk di kepalaku, semua tindakan dari "player" yang kulihat adalah semacam proyeksi dari ekspresi mereka di bumi sana. Jadi mereka bertiga saat ini sedang menghadapi sebuah benda bernama komputer dan sedang bercakap-cakap denganku menggunakan kata-kata yang diketik melalui benda pipih panjang penuh tombol bernama keyboard.
Aku tak paham jelas namun semua itu aku jalani dengan sabar sampai ketika aku menyadari apa itu Kelahiran Sang Immortal. Ternyata mereka ini tak lain adalah para player yang kukenal, dan tidak ada orang lain yang tahu akan hal ini selain orang-orang yang disebut "Sang Pengamat".
Menurut informasi yang masuk di kepalaku, Sang Pengamat bertugas mengamati segala gerak-gerik player dan membocorkan informasi Kelahiran Sang Immortal ketika waktunya tiba. Karena itulah, saat empat tahun berselang, akhirnya saat itu tiba juga.
Aku mendatangi salah satu pelayan Dragon Republic dan berkata padanya secara diam-diam.
"Hei, kau tahu siapa tuan-tuan kita ini?"
"Yang kutahu dari informasi ketika aku dipindahkan kemari adalah, mereka disebut sebagai player."
"Ya itu benar, dan kau tahu tentang Kelahiran Sang Immortal yang diungkit-ungkit oleh tuan kita kan?"
"Iya, aku tahu."
"Mereka itulah sang immortal! Hari ini adalah hari pindahnya mereka dari bumi ke tempat kita. Ramalan ahli nujum itu benar!"
"Apa!!? Jangan bercanda!"
"Aku serius! Tunggu saja, mungkin setelah ini mereka akan tiba. Sekarang masih terlampau pagi."
Sejak saat itulah, semua pelayan di Dragon Republic mengetahui bahwa tuan-tuan mereka adalah sang immortal itu sendiri. Saat sang immortal itu lahir, berarti waktunya sudah tiba. Maka aku segera mengumpulkan semua rekan pelayanku dan berkata pada mereka.
"Nanti sang immortal akan lahir, dan itu adalah tuan-tuan kita. Maka sejak hari ini, kita akan berhenti menjadi NPC dan akan bertindak sebagai pelayan pada umumnya. Kita bebas!! Tidak terikat dengan segala aturan kemana kita harus melangkah setiap detiknya!"
Mendengar perkataanku ini, semua rekan-rekanku bersorak kegirangan. Mereka sudah terlalu jemu bermain peran sebagai NPC di sini. Sehingga setelah Kelahiran Sang Immortal, seperti yang dijanjikan, mereka bisa bertindak selayaknya manusia normal.
"Ahli nujum itu benar! Penyelamat Sky Heaven sudah tiba!!"
Teriak salah satu dari mereka yang menjadi penyemangat bagi yang lainnya. Aku pun tersenyum mendengar itu.
Sejak hari itu, aku menemukan jati diriku. Ternyata penculikan terhadap diriku dan pemaksaan para penyihir untuk menjadikanku sebagai "pengamat" bukanlah tanpa tujuan. Itu semua adalah demi keselamatan duniaku yang selama ini sedang terancam bahaya dari dua dunia lain.
Diam-diam aku sangat bersyukur menjadi Lucy, seorang pelayan di aliansi Dragon Rapublic. Sudah sejak lama aku menemani aliansi ini mulai dari nol sampai menjadi aliansi terkuat nomor tiga di dunia. Membuatku menganggap aliansi ini sebagai rumah sendiri.
Jujur saja sebenarnya perbedaan antara pengamat dan orang-orang lain yang diculik sama sepertiku hanya satu, yaitu kekuatan sihir. Mereka hanya memiliki sihir dasar biasa, sedangkan aku, memiliki sihir tingkat tinggi yang bahkan para player pun kesulitan menguasainya.
Mungkin, menurut dugaanku, setelah Kelahiran Sang Immortal lah tugas sesungguhnya dari "Sang Pengamat" dimulai.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments