Beberapa saat setelah kepergian kakak beradik itu, terdengar Charlotte mengeluh lirih.
"Yah, andaikan saja kita bisa mengajak mereka untuk bergabung..."
Mendengar ucapan penuh keputusasaan ini, Kento yang sudah tertarik sekali dengan gadis tertua dari sepasang kakak beradik kembar itu segera menimpali. "Kita pasti bisa mengajak mereka bergabung ke aliansi kita! Ayo ikuti mereka!"
"Heh, kenapa tiba-tiba kau menjadi semangat begini, adakah yang salah dengan dirimu?" Ken menjadi heran melihat perubahan sikap ketuanya.
"Tak usah pedulikan hal yang tidak penting! Sekarang ayo kita ikuti mereka!"
...****************...
Misi yang diambil oleh Sakura dan Sasaki sebenarnya bukanlah misi sulit. Misi itu berperingkat D yang berisi sebuah quest untuk mengumpulkan tanam-tanaman obat di hutan. Namun tempat itu yang sedikit berbahaya karena terdapat cukup banyak monster. Hal inilah yang membuat quest itu berperingkat D, jika hanya mengumpulkan tanaman obat seperti biasa, mungkin quest semacam itu berperingkat E.
Quest ini cukup lumayan untuk seukuran pemain pemula seperti mereka. Namun di dunia baru ini, mereka sudah cukup kuat untuk ukuran petualang baru. Bahkan sudah dapat menguasai teknik tingkat tinggi saat masih pemula, itu sudah sangat hebat.
Mereka pergi menuju sebuah tempat yang dipenuhi jurang-jurang dalam. Inilah tempat itu yang menjadi tempat tumbuhnya berbagai tanaman obat permintaan sang pemberi quest.
Menurut penjelasan dalam kertas quest yang diambil mereka, tanaman obat itu sering kali tumbuh di sisi jurang atau bahkan di tebing cadas. Namun dua orang ini tidak mau ambil resiko, sehingga mereka memilih untuk mencari di tepi jurang.
"katanya di sini kerap kali terlihat monster-monster, tapi daritadi kita sama sekali tidak menemukan satu pun monster. Hem, aneh sekali."
Sakura memandang ke sekitar mereka yang nampak amat sepi dengan banyak sekali pohon tinggi menjulang sejauh beberapa meter di atas kepala mereka.
"Sudahlah kak, bukankah ini hal baik bagi kita? Tak perlu untuk memusingkan para monster pengganggu itu." Sasaki, adiknya lekas menjawab ketika kakaknya tidak segera berpindah tempat.
Sakura terlihat berpikir beberapa saat sambil masih terus memandang tempat sekitar.
"Apa hanya perasaanku saja?"
Dia lalu menggelengkan kepala beberapa kali sambil menghela nafas berat. "Hah, mungkin hanya perasaanku. Kau benar, ayo kita lanjut mencari tanaman obat itu yang ternyata cukup susah juga."
Mereka kembali berjalan untuk mendekati area tepi jurang. Begitu sampai, mereka lekas mencari tanaman yang dimaksud di sekitar tempat itu. Namun yang dia temukan hanyalah rumput-rumput tebal dengan bunga-bunga kecilnya.
"Kenapa susah sekali? Apakah mungkin di game ini quest tingkat D sudah sesulit ini!?" Sakura mulai tak sabar.
"Tenanglah kak, mungkin sebentar lagi kita akan menemukannya." adiknya menenangkan.
Tiba-tiba, telinga mereka mendengar suara langkah kaki yang mengurung tempat itu. Sakura yang saat itu sedang dalam posisi berdiri langsung bersiap sambil mengingatkan adiknya
"Sasaki, siaga! Ada orang yang mengepung kita!"
Sasaki bukan tidak tahu akan hal itu. Dia segera bangkit berdiri dan memasang kuda-kuda. Matanya memandang ke sana-ke mari untuk mencari sosok sejati dari bayangan-bayangan yang berkelebat cepat di sekeliling mereka itu.
"Kena kau!!"
Terdengar bentakan keras dari arah belakang Sakura yang berhasil mengejutkan keduanya. Namun sakura yang memiliki kepekaan tinggi akibat dari kelihaian ilmu beladirinya di dunia nyata, segera membalikkan tubuh dan menendang.
"Bughh!!"
Tendangannya telak mengenai perut orang tersebut. Tak berhenti sampai di sana, saat Sasaki sedang fokus menatap kakaknya, dari belakangnya muncul tiga orang yang segera menyergapnya.
"Low Level Technique : Wag Dragon Tail!"
Sasaki mengeluarkan jurusnya dan menendangkan kaki kanannya secara memutar. Membuat tiga orang itu seketika terjengkang sejauh dua tiga meter.
"Wah wah wah, aku tidak pernah menyangka jika yang mengambil misi ini hanyalah seorang pemula..."
"Siapa di sana!!" bentak Sakura kepada sebuah suara yang tiba-tiba terdengar itu.
"Barrier Magic : Fastening Chain!" seru orang tersebut yang entah berasal dari mana.
Tiba-tiba, dari bawah kaki Hiruto dan Sakira muncul lingkaran sihir berwarna ungu terang. Melihat bahaya, Sakura buru-buru berteriak kepada adiknya.
"Sasaki, menghindar!"
Namun terlambat, ketika mereka akan meloncat untuk menghindarkan diri, dari dalam lingkaran sihir itu keluar tujuh rantai yang segera mengikat kedua kaki, tangan dan leher mereka. Membuat mereka sama sekali tak mampu bergerak.
Beberapa saat kemudian, muncul seorang pria paruh baya berjubah hitam dari dalam hutan. Pria ini tak sendirian, di belakangnya nampak pula tiga orang yang sepertinya seumuran.
"Hehe, gadis cantik, kau ingin tahu siapa aku?" ucap seseorang yang berdiri paling depan.
"Cuih!!"
Dengan sangat berani, Sakura meludahi muka orang itu yang tepat mengenai pada matanya. Sontak hal ini membuat pria itu marah dan memandang sakura dengan sepasang mata iblis. Akan tetapi yang ditatap seperti itu sama sekali tidak menunjukkan rasa takut, bahkan malah terlihat menantang.
"Kenapa, kau mau membalas?" tanya Sakura dengan senyum mengejek.
"******!"
"Plakk!!"
Pria tua itu dengan kemarahan meluap langsung menampar pipi kiri Sakura dengan keras sekali, bahkan kepala gadis itu sampai terpelanting keras.
"Kakak!!" Sasaki berseru keras.
"Aku adalah pemberi quest yang kalian bawa itu. Sangat mengecewakan sekali bahwa yang datang tak punya apa-apa seperti kalian! Yang kami inginkan adalah petualang kaya raya yang bisa kami ambil hartanya!!" bentak pria itu yang berhasil membuat Sakura dan adiknya terbelakak kaget.
"Haha, maaf mengecewakan kalian." Sakura menjawab santai. Masih dengan senyum mengejeknya.
Melihat senyuman ini, api amarah dalam hatinya kian membesar. Pria ini lalu menoleh kearah Sasaki yang juga memandangnya dengan tajam. Kemudian terlintas sebuah ide di kepalanya yang membuat senyumnya mengembang.
"Hei, aku hanya butuh perempuan ini, yang itu bunuh saja." ucapnya kepada salah satu temannya yang daritadi berdiri diam di belakangnya.
Orang yang diajak berbicara itu mengangguk, kemudian mencabut pedang dan berjalan menghampiri Sasaki.
"Tunggu, apa yang akan kau lakukan keparat!!" bentak Sakura dengan perasaan campur aduk.
"Heh...seperti yang kau dengar. Aku hanya membutuhkanmu, yang lain bunuh saja." jawab pria tua itu sambil menyeringai lebar. Membuat wajah Sakura yang cantik jelita itu memucat dan seluruh bulu kuduknya merinding. Hal ini sontak membuat tawa anak buah pria tua itu pecah.
"Apa...apa yang akan kau lakukan padaku?" dengan gugup dan setengah takut Sakura berkata.
"Heh...jangan pura-pura tidak tahu..."
"Bajangan kalian!! Lepaskan kakakku!! Hei kau tua bangka cabul, sini kau akan kupenggal kepalamu!!" Sasaki sangat marah mendengar ucapan yang sangat merendahkan kakaknya itu.
"Tunggu apalagi? Bunuh dia!" perintah pria itu kepada temannya tanpa mempedulikan bentakan Sasaki.
Temannya itu sudah mengangkat pedang tinggi-tinggi dan siap diayunkan untuk menebas leher Sasaki. Namun gerakannya berhenti di tengah jalan saat terdengar seruan Sakura yang bergetar hampir menangis.
"Cukup!! Lepaskan dia, aku akan melayanimu sampai kau puas!"
"Kakak, apa yang kau katakan!!" Sasaki berteriak tak terima.
"Diam!! Turuti kakakmu ini!!" Sakura balas membentak dan memandang tajam. Namun dari sepasang mata indah itu, mengalir air bening yang tak dapat ditahan lagi.
"Kumohon...sekali ini saja...turuti aku. Jangan sampai kau mati lebih dulu daripada aku..." lanjut Sakura dengan lirih dan tersennyum pahit.
Pria tua itu mendiamkan sejenak kalakuan mereka yang diselimuti aura keharuan itu. Dia hanya memandang mereka dengan jijik dan tak nyaman. Selang beberapa saat, ia cepat berkata kepada Sakura.
"Sesuai keinginanmu gadis manis. Dia akan hidup dan akan kuberi kehormatan untuk menonton adegan bagus malam ini." ucapnya sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Sakura.
"Tidak....tidak....biarkan adikku pergi...."
"Dia akan pergi setelah hari ini lewat..."
Setelah berkata demikian, pria bejat ini mendekatkan wajahnya makin dekat ke wajah Sakura dan hendak menciumnya. Namun secara tiba-tiba, ada fenomena mengerikan dan mengejutkan terjadi di tempat itu.
"Syuut–Krak–Krak–Krak–Boom!"
Nampak aura biru kemerahan yang entah berasal darimana dan secara aneh aura itu memotong pohon-pohon di sekitar mereka menjadi dua. Potongan pohon itu tepat berada beberapa centi di atas kepala, jika seandainya aura biru kemerahan itu sedikit saja lebih rendah, dapat dipastikan kepala mereka ikut terpotong pula.
"Siapa!!" bentak pria itu dengan rasa takut yang mulai menyelimuti raga. Anak buahnya yang berjumlah lima belas orang itu sudah bersiap. Namun mereka juga merasa amat takut dengan kejadian barusan karena sadar saat ini ada seseorang yang kekuatannya jauh melampaui mereka.
Sasaki dan Sakura juga memandang dengan terbelalak. Namun diam-diam mereka berharap bahwa orang yang datang ini bukanlah orang jahat yang ingin melukai mereka.
"Hei, rambutmu sudah putih semua dan kau ingin mencicipi gadis berambut hitam yang masih memiliki kulit halus seputih mutiara? Lihatlah dirimu sendiri!"
Lambat laun, dari kerumunan pohon itu nampak sesosok pria berambut pendek berwarna hitam legam berdiri dengan sikap sedikit angkuh. Di tangan kanannya menggenggam sebatang katana yang masih menyisakan aura biru kemerahan. Agaknya sisa dari jurus dahsyat barusan.
"Siapa kau?" kembali pria itu bertanya dengan perasaan makin jeri. Di sisi lain, Sakura dan Sasaki nampak berseri karena mengenal siapa adanya orang yang datang.
"Tanaka Asahi, sepuluh anggota teratas aliansi Dragon Republic."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments