Istri Ke Dua
Kenapa takdir baik tak berpihak padaku?! -Yasmine.
...----------------...
Suasana di ruang tengah, di kediaman keluarga Ilyas dan Radiah begitu haru. Padahal ruangan itu sudah begitu cantik dengan bunga-bunga segar yang tertata rapi. Dengan meja yang sudah di tata untuk di lakukan nya akad nanti. Lantas, apa yang membuat netra orang-orang yang ada di sana mengeluarkan air mata?!
Ayah Ilyas duduk memegangi kepalanya yang pusing, begitu juga Ibu Radiah yang hampir pingsan. Belum lagi orang lain yang merasa bingung harus melakukan apa. Sementara Yahya-anak pertama Ayah Ilyas kini tengah pergi ke suatu tempat untuk memastikan sesuatu.
Sementara itu di ujung tangga, Alifa duduk ditemani suaminya. "Bagaimana, ini, Mas?!" Tanya nya pelan pada sang suami. Ia juga tengah bersedih akan kabar yang baru saja ia dapatkan dari Ayah Ilyas.
"Mas, juga tidak tahu Sayang." Alfin-suami dari Alifa hanya bisa mengusap kepala Istrinya itu dengan sayang. Ia jelas tahu pasti kalau istrinya sama sedihnya mendengar kabar buruk ini.
"Bagaimana jika, Mas Reyhan tidak tertolong, Mas?! Bagiamana pernikahan Yasmine?!" Tanya Alifa lagi dengan air yang mengalir membasahi pipi mulusnya.
"Jangan bicara aneh-aneh, Sayang. Berdoalah agar Mas Reyhan dan keluarganya selamat dan bisa melanjutkan pernikahan ini." Alfin lantas duduk di anak tangga di sebelah istrinya, ia memeluk menenangkan istrinya yang sedih.
Semua orang di sana terlihat sedih. Ayah Ilyas, Ibu Radiah. Mama Widia, Papa Zaenal-orang-tua Alifa. Umi Fitri, Abi Sofyan-orang-tua Alfin.
Abi Sofyan mendekat ke arah putranya, "bagaimana Al, apa sudah ada kabar dari Yahya?!"
Alfin menggeleng lemah, "belum Bi, tadi Mas Yahya bilang, nanti di kabari lagi."
Abi lantas mengangguk.
"Yasmine, siapa yang menemani?!" Tanya Mama Widia.
"Sendirian, Ma," jawab Alifa. Tadinya Alifa yang menemani calon pengantin itu, tapi, saat ada pesan dari suaminya yang mengabari dirinya kalau Reyhan-calon-suami Yasmine kecelakaan berserta rombongannya ia memutuskan untuk turun agar mengetahui kebenarannya.
Mama Widia menarik nafas pelan, "temani Yayas Nak, jangan sampai Yayas tahu dulu." Mama Widia memerintahkan putrinya menemani sahabatnya kembali.
Alifa lantas mengangguk dan menaiki tangga kembali menuju kamar Yasmine.
Pernikahan impian Yasmine adalah menikah di rumah dengan di hadiri para saudara dan teman-teman nya saja. Yasmine sangat ingin melakukan akad di rumah, dengan hiasan bunga mawar merah, pink dan putih. Tapi, pada kenyataannya takdir baik tak berpihak kepadanya kali ini.
Sang calon suami mengalami kecelakaan saat akan pergi menuju rumah Yasmine. Mobil yang di tumpangi nya menabarak truk muatan berat yang mengalami rem blong, begitu juga mobil rombongan keluarganya yang berada tepat di belakang mobil yang membawa Reyhan.
Bagiamana hancurnya Yasmine jika sampai ia tahu saat ini?! Alifa menggeleng kan kepalanya. Tidak, Yasmine tidak boleh sampai tahu. sampai semuanya jelas.
Sebelum masuk kembali ke kamar sahabatnya, ia sempatkan untuk mengusap pipinya dan memasang wajah yang biasa-biasa saja walaupun sangatlah susah.
Ceklek!!
"Lif!" Ujar Yasmine yang tengah berdiri di depan jendela kaca, menoleh saat mendengar pintu kamarnya terbuka, ia langsung memanggil sahabatnya itu.
"Hai," Alifa tersenyum dan mendekat ke arah Yasmine, "maaf meninggalkan mu lama," sambung Alifa saat sudah berada di depan sang sahabat.
"Hm...tidak apa-apa, kenapa turun?! Apa ada masalah di bawah?!" Tanya Yasmine penasaran, karena Alifa meninggalkan dirinya lumayan lama.
Alif menarik nafas nya pelan, ia turut berdiri di depan jendela seperti yang di lakukan oleh Yasmine. "Tidak, ada masalah. Semua aman." Yasmine menoleh ke arah Alifa, begitupun Alifa. Keduanya lantas tersenyum.
"Kenapa melihat dari sini?!" Tanya Alifa.
"Aku ingin melihat kedatangan orang yang akan menghalalkan diriku," ucap Yasmine jujur.
Walaupun jujur saja, Yasmine kini tengah merasakan perasaan aneh. Namun ia tepis perasaan itu dengan mengatakan, "tidak ada apa-apa, ini pasti hanya gugup karena akan menikah." Begitu gumam nya saat tiba-tiba hatinya merasakan sakit, rasa khawatir yang membawa semua organ di bagian perut rasanya begitu sakit. Nafas nya saja terasa sesak.
Alifa memperhatikan Yasmine yang kini sudah menatap kembali ke bawah sana dari jendela besar itu. Wanita yang cantik dengan gamis putih bertabur mutiara dan mahkota di atas jilbabnya itu sudah terlihat begitu cantik. Bagaimana bisa Alifa membiarkan pernikahan impian sahabat nya itu hancur begitu saja?!
Tidak. Tidak akan.
"Yas, kamu tunggu di sini ya ... jangan sampai turun. Aku turun sebentar, tadi, aku lupa sesuatu."
"Hm, jangan lama-lama ya ... aku nggak suka nunggu sendirian." Ujar Yasmine.
Alifa mengangguk dan pergi dari sana.
Saat menuruni anak tangga, ia melihat semua orang yang ada di bawah menangis tersedu-sedu, bahkan Ibu Radiah lemas tak berdaya. Alifa dengan cepat menuruni anak tangga agar segera sampai di sana.
"Bagaimana, Mas?! Apa sudah ada kabar dari Mas Yahya?!" Tanya Alifa pada suaminya.
"Mas Reyhan tidak tertolong, Sayang ....," jawab Alfin tak kuasa.
"Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji'ụn," ucap Alifa tak kuasa.
"Bagaimana kita mengatakan ini pada Yayas, pa??" Tanya Mama Widia pada Papa Zaenal.
"Papa juga tidak mengerti," jawab Papa.
"Bagiamana ini, Yah?!" Ibu Radiah menangis di pelukan suaminya.
"Ini, takdir Bu. Kita harus ikhlas. Kita harus mengatakan pada Yasmine. Kita juga harus membubarkan para tamu yang sudah mulai berdatangan." Ujar Ayah.
"Iya, seburuk apapun kabar ini, kita harus sampaikan ini pada Yasmine. Kasihan sekali dia sudah menunggu di kamar nya," ucap Umi yang dari tadi hanya bisa berdoa.
"Permisi, semuanya, pak penghulu nya sudah datang." Ujar Pak Prapto-satpam rumah keluarga Ilyas.
"Bisa, tolong di suruh duduk dulu di ruang depan Pak." Ujar Papa Zaenal. Pak Prapto lantas mengangguk dan berlalu dari sana.
"Tapi, Yah, Bu ... semua tamu sudah datang, Pak Penghulu juga sudah datang, lalu bagiamana bisa semuanya di bubarkan begitu saja?!" Alifa mendekat ke arah semua orang berada.
"Lalu, kamu mau apa Alifa?!" Mama Widia bertanya. Ia tak mengerti apa yang di katakan anaknya itu.
Alifa menarik nafasnya, "bagaimana kalau kita melanjutkan perikanan ini. Dengan mengganti mempelai pria nya." Ide gi la Alifa muncul.
"Apa?!" Papa Zaenal mengeluarkan suaranya, "maksud kamu apa, Nak?! Ini sebuah musibah, kita harus mengatakannya pada Yasmine, kita tidak perlu mengganti mempelai pria. Ini jelas bukan keinginan Yasmine." Jelas Papa Zaenal pada putrinya.
"Iya, betul Nak." Ujar Umi Fitri. "Apa yang Papamu katakan."
"Tapi, Mi, Pa, semuanya ... Ini pernikahan Yasmine yang ke tiga setelah keduanya juga gagal, lalu bagiamana jika Yasmine tahu kalau kali ini juga gagal?! Bagiamana ia akan menghadapi hari-hari nya dengan begitu banyak omongan orang. Bahkan sekarang semua tamu sudah datang." Jelas Alifa.
"Mau bagaimana lagi, Sayang, mungkin ini lah yang terbaik untuk Yayas," ucap Alfin pada istrinya.
"Mas," Alifa menoleh ke arah sang suami, "menikah lah dengan Yasmine. Selamatkan reputasi keluarga ini?!"
"Alifa! Apa-apaan kamu!" Teriak Mama Widia.
"Apa, yang kamu katakan Sayang!" Ujar Alfin tak mengerti. Dia menggeleng dengan keinginan istrinya itu.
"Tidak, Alifa. Kita tidak perlu melakukan ini, kita hanya perlu mengatakan semuanya pada Yasmine, bukan mengganti mempelai pria nya. Apalagi suamimu." Ibu Radiah tidak setuju.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
Mamah Kekey
hadir lagi aku Thor
2024-07-23
0
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu
2023-09-30
0
Putri Minwa
kasihan sekali. nasib yasmin
2023-04-19
1