Ibu dan Anak itu pun lantas duduk di kursi makan. Menikmati masakan yang sudah di siapkan oleh Mbak Fifi. Mbak Fifi melihat Yasmine yang duduk kembali di kursi kesayangan nya dengan senyum yang lebar dari belakang Ibu Radiah berada.
"Kenapa, Mbak Fi ... senyam-senyum," ucap Yasmine yang sadar tengah di perhatikan oleh Mbak Fifi. "Kesengsem Mbak Fifi sama aku?!" Tanya Yasmine.
Ibu Radiah menoleh ke belakang nya, melihat Mbak Fifi yang semakin melebarkan senyumnya. Ibu Radiah tahu, kalau Mbak Fifi sangat senang Yasmine ada di sana. Karena Mbak Fifi selalu bertanya pada Yahya setiap saat.
"Mbak, Fifi tuh seneng banget, Mbak Yasmine ke sini. Suasana rumah jadi hangat, Mbak Fifi jadi semangat banget kerjanya." Jelas Mbak Fifi.
"Dih, di kira aku percaya apa!" Ujar Yasmine sembari tertawa.
"Tapi, beneran loh Yas, Yahya sampai kesal di tanya-tanya terus sama dia," Ibu Radiah menunjuk Mbak Fifi dengan tangannya.
"Hmm, Mbak Fifi aku bawa saja apa ya?! Ke sana." Kata Yasmine.
"Mau, Mbak. Aku mau." Mbak Fifi antusias.
"Hahaha, sudah. Sudah. Kalian berdua tuh, makan dulu Sayang," ucap Ibu menyuruh anaknya untuk melanjutkan makannya. "Kamu sini, Fi. Kalau rindu, temani Yayas makan." Ibu Radiah menarik kursi di sebelahnya agar Mbak Fifi duduk di sana.
Namun baru saja Mbak Fifi duduk, telepon rumah berbunyi. "Sebentar Bu," Mbak Fifi beranjak dari duduknya dan mengangkat gagang telepon.
"Assalamu'alaikum," ucap Mbak Fifi.
"Oh, iya. Sebentar," ucap Mbak Fifi yang lantas menaruh gagang telpon dan mendekat ke arah Yasmine.
Yasmine menoleh, "siapa Mbak?!"
"Mas Alfin, Mbak Yas," jawab Mbak Fifi.
Dahi Yasmine berkerut, tapi tetap beranjak dari duduknya berjalan ke arah telpon berada.
"Assalamu'alaikum," ucap Yasmine kaku.
"Wa'alaikumsallam. Yas, nanti habis ashar kita ambil mobil kamu ya?!" Ujar Alfin di sebrang sana.
"Mmm, aku suruh orang lain saja ya?!" tanya balik Yasmine.
"Siapa menangnya?! Bukannya Ayah di Kantor, Mas Yahya juga di Bandung," ucap Alfin lagi.
"Iya, ya ...," ucap Yasmine.
"Iya. Makannya nanti aku ke rumah Ibu. Kamu masih di sana 'kan?!" Yasmine mengangguk padahal jelas-jelas Alfin tidak melihatnya. "Nanti dari Kantor aku langsung ke rumah Ibu, terus nanti kita barengan ke tempat mobil kamu di benerin dan dari sana kita bisa pulang dengan mobil sendiri-sendiri." Jelas Alfin.
"Iya, terserah deh." Kata Yasmine.
"Ya sudah, gitu saja. Assalamu'alaikum," ucap Alfin.
"Wa'alaikumsallam."
Yasmine menaruh gagang telpon dengan pelan. Lantas kembali ke ruang makan. Ia mendadak lesu kembali. Entahlah rasanya aneh jika harus Alfin datang ke rumahnya dan menemani dirinya mengambil mobil.
"Ada, apa Sayang?!" ibu Radiah penasaran pada putrinya itu yang mendadak diam.
Yasmine menggeleng, "nggak ada apa-apa Bu. Hanya saja nanti setelah ashar Yas balik ke rumah Alfin. Nanti di jemput sama dia." Jawaban Yasmine itu membuat Ibu Radiah geleng-geleng kepala.
"Ibu, kenapa?!" Kini malah Yasmine yang heran melihat ibunya geleng-geleng kepala tidak jelas.
"Kamu, itu Yas, Yas. Panggilan ke suami itu jangan pakai nama saja Yas, pake Mas atau apa gitu loh. Nggak sopan!" Ujar Ibu Radiah.
"Idih, males. Orang kita seumuran." Kata Yasmine yang tidak jadi menyelesaikan makannya, karena kalau tengah makan dan berhenti rasanya jadi tidak enak. Dan Yasmine tidak suka.
"Mau seumuran atau tidak, yang namanya suami ya harus di hormati Yas. Apalagi seumuran, lebih muda saja harus sopan loh kalau manggil suami tuh," ucap Ibu Radiah gemas sekali pada putrinya yang kini tengah menggembungkan pipinya kesal. Menatap dirinya dengan alis yang hampir menyatu.
"Tapi, kalau belum terbiasa nggak papa. Nanti di coba pelan-pelan." Sambung Ibu Radiah. Takut kalau sampai nanti Yasmine kesal dan marah. Yang ujung-ujungnya bisa jadi menangis.
...***...
Setelah Yasmine dan Ibunya shalat ashar, mobil Alfin sudah sampai di depan rumah mewah Ayah Ilyas. Ibu lantas keluar ke ruang tamu menemui menantu nya itu.
"Baru, sampai Al?!" Tanya Ibu Radiah basa-basi.
"Iya, bu," jawab Alfin sembari salim pada Ibu mertuanya itu.
"Susah ashar belum?!" Tanya Ibu Radiah.
"Alhamdulillah, sudah bu. Tadi di jalan mampir di Masjid." Jelas Alfin.
"Ya, ya ... syukurlah." Ibu Radiah pun jadi canggung pada Alfin. Padahal biasanya ia bisa bicara apa saja pada lelaki yang tadinya hanya menantu dari sahabatnya dan kini jadi menantunya juga.
"Ekhem," Ibu berdehem. "Mmm, Nak Al. Apa Yayas tidak membuat kalian kesal?!" Tanya Ibu Radiah.
Alfin tersenyum, "tidak Bu. Yasmine, seperti biasa. Hanya saja mungkin sekarang dia agak pendiam tidak banyak ngobrol seperti sebelum ini." Jawab Alfin jujur.
Ibu Radiah mengangguk. "Tolong di maklumi ya, Al. Yasmine memang seperti itu dan Ibu yakin sih, kamu juga sudah tahu." Ujar Ibu.
"Iya, bu. Alfin sebenarnya tidak mengerti sekali, tapi, ibu tenang saja. 'Kan di sana ada pawangnya, Alifa lebih tahu tentang Yasmine bu." Ujar Alfin setengah tertawa. Berharap ke-kakuan di antara dirinya dan ibu mertuanya itu menghilang.
Dan benar saja, Ibu Radiah tertawa. "Kamu Ada-ada saja. Tapi benar sih. Alifa memang tahu segala tentang Yasmine."
Alfin mengangguk sembari tersenyum.
"Kamu sudah sampai?!" Yasmine datang sudah dengan tasnya. Ia juga sudah rapi dengan gamis berwarna biru muda bermotif bunga-bunga kecil dan jilbab panjang berwarna biru muda polos.
Alfin mengangguk. Sebentar saja Alfin mengagumi kecantikan Yasmine. Yang padahal jika kalem sedikit dan tidak terkesan galak, dia itu cantik. Bahkan sangat cantik.
"Duduk dulu, Yas. Biarkan Alfin makan dulu." Ujar Ibu Radiah.
"Tidak usah bu. Nanti kalau kelamaan, kasihan Alifa di rumah." Kata Alfin tanpa sengaja.
Deg. Entah kenapa Yasmine merasakan sedikit ngilu di hatinya. Padahal harusnya ia biasa saja bukan?! 'Kan memang kenyataannya seperti itu. Jika kelamaan, kasihan Alifa pasti akan lebih lama lagi di rumah sendirian berteman dengan sepi.
"Ya sudah kalau seperti itu. Kalian hati-hati ya ... Kabari Ibu kalau sudah sampai ya Yas." Ujar Ibu sembari mencium pipi putrinya dan memeluk erat putrinya itu.
Yasmine dan Alfin lantas pergi dari rumah Ayah Ilyas. Padahal tadinya Yasmine ingin menginap di rumah nya. Tapi nyatanya, suaminya itu malah menyusul nya dengan alasan mengambil mobil.
Yasmine yakin sekali kalau ini adalah perintah dari Alifa. Karena tadi Yasmine mengatakan ingin tidur di rumah Ibunya.
Dalam mobil yang melaju pelan, keduanya diam. Sama-sama bungkam. Tak mengatakan apa-apa.
Terlebih Yasmine yang ternyata terlelap dengan menyandar kan kepalanya ke belakang dan sedikit memiringkan wajahnya ke arah kanan. Di mana Alfin berada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
Buna_Qaya
kembali mencicil Yasmine💤😪
2023-02-17
0