Yasmine pamitan pada Mama Widia dan Papa Zaenal. Sementara dengan Alfin dan Alifa tidak karena keduanya kembali ke kamar, karena tadi Alfin turun belum memakai pakaian kantor.
"Kamu, tidak bareng sama Alfin saja, Yas?!" Tanya Papa Zaenal. "Searah 'kan ke Kantor Alfin dan ke Sekolah?!" Sambung Papa Zaenal.
"Nggak Pa, 'kan Yayas bawa mobil. Sudah ya, assalamu'alaikum," ucap Yasmine buru-buru. Jelas ia tidak mau melihat acara Alfin dan Alifa yang berada di teras. Bisa-bisa ia bingung sendiri jika di suruh pamit juga pada Alfin.
Mama Widia dan Papa Zaenal saling tatap, "wa'alaikumsallam," jawab keduanya.
"Yasmine, mana Ma?!" Alifa turun dengan sang suami.
"Udah berangkat, tuh," Mama Widia memajukan dagunya ke arah depan sana.
Alifa mengembuskan napas kesal, ia pikir pagi ini Yasmine mulai dengan pamitan ke Alfin, tidak pergi begitu saja.
Sementara itu, di depan Yasmine merutuki kebodohan nya yang keluar tanpa membawa tas dan kunci mobil, jika seperti ini bagaimana bisa dia berangkat?!
Dengan setengah berlari Yasmine masuk dan langsung masuk ke kamar. Alifa yang tengah berdiri di ruang keluarga di depan orang tuanya tersenyum lebar. Lantas ia mengajak suaminya agar cepat-cepat keluar. Alfin yang tidak tahu maksud dari Alifa hanya menurut, setelah pamitan pada kedua mertuanya.
"Ada yang ketinggalan, Yas?!" Tanya Mama Widia.
Yasmine mengangguk dan menunjukan tas juga kunci mobilnya. Mama Widia tersenyum sembari menggelengkan kepalanya heran. Yasmine lantas berjalan lesu ke depan. Sudah di pastikan ia akan menyaksikan drama romantis dari sepasang suami-istri bucin.
"Yas, sudah mau berangkat?!" Tanya Alifa.
Yasmine menggembungkan pipinya lalu mengangguk, ia mendekat ke arah Alifa. "Aku berangkat ya," ucap Yasmine lesu.
Alifa tersenyum, begitu juga Alfin. Alfin merasa heran pada Yasmine, kenapa dia sekarang malah terlihat lucu?! Ah ya ampun Alfin semakin heran pada dirinya yang beberapa kali mengagumi istri ke duanya itu.
"Hati-hati ya ...," ucap Alifa.
Yasmine mengangguk dan berjalan meninggalkan dua manusia bucin itu, tapi ....
"Tunggu Yas!" Yasmine memajukan bibirnya kesal, lantas menoleh dan menaikan alisnya seolah tanda bertanya 'apa?!'
"Pamit dulu sama Mas Alfin," Alifa tersenyum mengerling ke arah Alfin.
Alfin yang ada di sebelah Alifa hanya bisa tersenyum, "udah nggak papa. Berangkat saja, hati-hati." Ujar Alfin akhirnya.
Yasmine melebarkan senyumnya, sampai memperlihatkan sederet giginya yang putih dan rapi. "Berangkat ya ... Assalamu'alaikum."
Yasmine lantas masuk ke mobil dan langsung menjalan kan mobilnya, pergi dari pelataran rumah Alfin.
"Wa'alaikumsallam," jawab Alifa dan Alfin secara berbarengan.
"Kamu gimana sih Mas, aku 'kan maunya Yasmine salim gitu ke kamu. Biar berkahnya semakin bertambah," ucap Alifa gemas pada Alfin.
"Pelan-pelan, Sayang ... tidak bisa langsung begitu saja. Sudah lah, jangan bahas itu terus, Aku berangkat ya ... Assalamu'alaikum," ucap Alfin Akhirnya. Ia mencium puncak kepal istrinya setelah Alifa mencium telapak dan punggung tangannya.
"Wa'alaikumsallam. Hati-hati ya Mas." Ujar Alifa saat suaminya sudah masuk ke dalam mobil.
Alfin tersenyum dari dalam mobil, kaca bagian depan sebelah kiri ia buka agar bisa melihat wajah ayu istrinya.
Alifa melambaikan tangan nya pada suaminya itu, lantas memberi bentuk love kecil dari jari telunjuk dan jempol.
Mobil Alfin melaju meninggalkan halaman rumahnya, lantas setelah Suaminya pergi dengan mobilnya, Alifa pun masuk ke dalam. Kembali ngobrol dengan Mama dan Papanya.
...***...
Yasmine menikmati perjalanannya paginya hari ini. Sembari mendengarkan lagu kesuakaanya, sesekali ikut menyanyikan lagu yang tengah berputar.
"(Lanhar wa laa liil, malaksyif khoyaa lii badiil)
Siang dan malam, kau selalu ada dalam pikiranku
(Wa la min ayyamakki yum mabiyuu hasynisy)
Tak seharipun aku tak merindukanmu"
(Potongan lirik lagu : Qorib Minni Swaya).
Namun saat sedang nikmat-mikmat nya menikmati lagu, namun tiba-tiba mobilnya berhenti.
"Ya Allah ... kenapa mobilku," gumam nya.
"Ya, ampun masak mogok sih?!" Gerutunya kesal. Lantas ia keluar dari dalam mobil dan mencoba membuka bagian depan. Walaupun jujur saja ia tidak tahu tentang mobil. Yang ia tahu hanya memakai dan mengisi bahan bakar. Sudah. Itu pun bahkan kadang-kadang. Karena biasanya masalah mobil di urus oleh supir Ayah Ilyas, ia hanya tinggal memakai.
Yasmine merengut kesal. Lebih baik sekarang ia menghubungi Kakak nya dari pada di sana lama. Mana jalanan yang ia lewati lumayan sepi, karena jalanan yang ia lewati menuju ke pemakaman. Dan bukan jalur jalan besar.
Tapi, saat ia akan masuk sebuah mobil yang ia kenali berhenti di depan mobilnya. Sang empunya mobil pun lantas turun dan mendekati Yasmine.
"Kenapa mobilnya?!" Tanya Alfin. Ya Alfin lah yang datang.
Yasmine mengedikan bahunya, "mogok kali." Jawabnya.
Alfin tersenyum, "ya sudah aku telpon montir langganan, nanti biar di urus. Kamu ikut aku saja ya?! Nanti telat loh." Ujar Alfin.
Yasmine hanya mengangguk dan mengambil tasnya.
"Ayo, montirnya sudah mau sampai." Ujar Alfin lagi.
Lalu keduanya pun berjalan dan masuk ke dalam mobil Alfin.
"Kamu mau ke makam Mas Rey juga?!" Tanya Yasmine, karena bisa kebetulan seperti ini, Alfin ada di sana.
"Ya," jawab Alfin singkat. Ia lalu mulai melajukan mobilnya, "jadi ke makam nggak?!" Tanya Alfin.
"Enggak usah deh." Jawab Yasmine. Ia jelas tidak akan leluasa jika ke makam Reyhan bersama dengan Alfin. Niatnya 'kan Yasmine ingin kembali curhat. Bukan hanya mendoakan saja.
Alfin akhirnya memutar balik arah. Tak jadi ke makam lagi.
Ada untungnya Alfin ingin memastikan Yasmine ke makam atau tidak. Jika ia tidak perduli, Yasmine jelas akan sendirian dan meminta bantuan kakak nya, yang pastinya tidak akan cepat. Karena dari rumah Ayah Ilyas lumayan jauh.
Keduanya diam. Alfin fokus pada jalan di depannya, begitu juga Yasmine. Kadang-kadang Yasmine juga melihat ke arah luar jendela, agar sudut matanya tidak mengkhianati dirinya yang melirik ke arah Alfin di sebelahnya.
Alfin pun sama, sesekali ia melirik Yasmine yang duduk di sebelahnya.
Rasanya keduanya begitu kaku, tidak tahu harus apa.
Sampai pada Sekolah tempat Yasmine mengajar dan keduanya tetap diam.
"Makasih ya," ucap Yasmine. Begitu mobil Alfin sampai di depan sekolah tempat ia mengajar.
"Sama-sama," jawab Alfin.
Yasmine lantas turun. Lalu berjalan meninggalkan Alfin yang masih diam di balik kemudinya. Menatap jalannya Yasmine yang berjalan dengan lambat. Karena masih sepi di sana. Baru beberapa orang saja yang datang.
Alfin tersenyum, ia jelas tahu kalau Yasmine kepagian dan itu gara-gara tidak jadi ke makam Reyhan. Karena apa lagi kalau bukan karena ada dirinya. Ya Alfin tahu itu.
Setelah Yasmine tak terlihat, Alfin lantas pergi dari sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
Putri Minwa
Idih mesranya
2023-04-21
0
Noviyanti
bunga mendarat
2023-03-10
0
Mom Dian
Mobil pun memberi kesempatan untuk mereka berdua, oh sungguh pengertian ni mobil 🤭
2023-03-08
0