Pagi ini, Yasmine kembali ke rutinitas awal. Yaitu mengajar di sekolah dasar swasta yang ada di ibu kota. Sudah empat tahun ini Yasmine menjalani profesi nya sebagai seorang guru. Sebenarnya, Yasmine tidak di bolehkan untuk bekerja oleh sang kakak dan Ayah, tapi, karena ini adalah cita-citanya. Jadi, ayah dan kakak nya tidak bisa menghalangi.
Yasmine keluar dari kamar dengan baju nya yang sudah rapi. Membuat Alfin dan Alifa yang baru menuruni tangga terlihat heran.
"Yas?!" Panggil Alifa. Yasmine menaikan alisnya, "kamu sudah mau ke sekolah?!" Tanya Alifa.
Yasmine mengangguk. Alifa menoleh ke arah Suaminya, yang lantas di balas dengan Alfin yang mengedikan bahu tidak mengerti.
"Tunggu. Perasaan kemarin aku nggak ambilkan baju kamu yang ini." Ujar Alifa menunjuk baju yang kini di kenakan Yasmine.
"Iya, memang enggak. Kamu masukin nya baju-baju aku yang buat di rumah saja. Tadi, aku minta Mbak Fifi yang nyiapin terus di antar supir. Sekalian antar mobil aku." Tutur Yasmine.
Alifa menghela nafas pelan, "aku pikir kamu bakal di rumah saja setelah menikah, ternyata tetap kerja juga."
Yasmine tertawa, "ngapain di rumah saja, nggak lah. Aku tetap harus berangkat ke Sekolah. Kalau nggak berangkat aku pasti bakal merindukan anak-anak didik ku." Ujar Yasmine bohong. Padahal yang sejujurnya adalah. Ia tidak mau tetap di rumah dan menunggu nafkah dari Alfin. Tidak.
Alfin yang masih berdiri di belakang Alifa hanya diam, dalam diamnya ia melihat penampilan Yasmine. Jujur saja baru kali ini ia melihat Yasmine dengan dekat dan berdandan. Ya walaupun tipis-tipis. Mungkin kemarin Yasmine memang berdandan saat pernikahan, tapi tentu saja waktu itu Alfin tak terlalu memperhatikan.
Setelah sadar dari lamunannya, Alfin lantas meninggalkan keduanya ke meja makan.
"Hm, ya sudah lah ... kita sarapan dulu ya," ajak Alifa.
"Mmm, kayak nya aku nggak deh Lif, aku sarapan di kantin Sekolah saja ya?! Kamu tahu 'kan?! Kalau dari sini, ke Sekolah lebih jauh?" Ujar Yasmine.
"Bawa bekal saja gimana?!" Tawar Alifa. Dia tentu tidak ingin sahabat sekaligus madu-nya terlambat sarapan.
"Nggak perlu lah, aku duluan ya." Yasmine mencium pipi Alifa sekilas, lantas meninggalkan Alifa. "Assalamu'alaikum!" Teriak Yasmine.
"Tunggu, Yas!" Alifa mengejar Yasmine. "Kamu belum pamitan sama Mas Al," ujar Alifa. Namun sayang, mobil Yasmine sudah jalan dari halaman rumahnya.
Alifa mendesah kecewa, "wa'alaikumsallam." Jawabnya pelan. Yang jelas jawabnya itu tidak akan terdengar oleh Yasmine.
Alifa pun kembali masuk, menuju ruang makan. Ia mendapati suaminya masih diam di sana belum memulai sarapan nya.
"Mas, kenapa Yasmine tidak pamitan padamu?!" Ujar Alifa yang terlihat kecewa.
"Sayang ... aku sudah telat loh!" Ujar Alfin tak menanggapi apa yang barusan di katakan Istrinya.
"Ya, Allaah ... maaf ya Mas." Alfin tersenyum melihat istrinya yang selalu seperti itu. Alfin lantas mengangguk dan Alifa segera menyiapkan sarapan untuk suaminya. Mengambilkan nasi goreng dan telor ceplok yang sudah di buat oleh Mbak Ina.
Lantas keduanya sarapan berdua.
Setelah sarapan Alifa mengantar kan Alfin sampai di teras. Mencium tangan suaminya dan di hadiahi kecupan hangat di puncak kepalanya.
Dalam hati Alifa, Yasmine harusnya mendapatkan ini juga. Tapi ... ya sudah lah. Mungkin Yasmine butuh waktu.
"Aku berangkat ya Sayang ...," pamit Alfin.
"Hati-hati, ya Mas." Alfin mengangguk dan masuk ke dalam mobilnya.
Alifa masih di sana sampai mobil suaminya tak terlihat lagi dari pandangan nyam.
"Mbak, Lifa!" Panggil Mbak Ina.
Alifa menoleh, "Ya, Mbak In."
"Saya mau ke pasar, itu ... Hari ini mau masak apa?! Saya suka bingung pilih menu." Ujar Ina.
Alifa tersenyum, "tenang Mbak Ina, sudah saya siapkan surat cinta untukmu. Nanti kamu tinggal baca saja ya," ucap Alifa.
"Hehe, kalau gitu 'kan saya jadi tidak bingung lagi deh." Mbak Ina tersenyum.
"Iya, jadi wanita itu suka bingung ya masak apa hari ini?!" Begitu ucap Alifa. Memang benar bukan, apa yang Alifa katakan. Karena nyatanya setiap harinya ia bingung untuk ganti menu, walaupun suaminya selalu menerima apapun yang di masak oleh nya.
"Iya, tapi beruntung sih Mbak Alifa. Mas Alfin gampang banget, apapun yang di masak selalu saja di makan. Tidak pernah protes." Alifa mengangguk. Ya, memang benar apa yang di katakan Mbak Ina. Suaminya itu benar-benar baik. Karena itulah ia selalu ber-do'a agar sahabatnya juga mendapatkan suami se baik Suaminya.
Dan ternyata ... kejadian. Mungkin jika takdir belum memisahkan Yasmine dan Reyhan. Yasmine akan mendapatkan laki-laki baik juga, karena Ustadz Reyhan adalah orang yang begitu baik. Tidak meminta persyaratan aneh-aneh. Berjanji untuk menerima segala bentuk Yasmine.
Tapi, nyatanya ... Yasmine berjodoh nya dengan Alfin. Mungkin semua ini sudah lah seharusnya.
...***...
Yasmine jongkok di samping tanah basah bertaburan kelopak bunga di atasnya. Ya. Yasmine sengaja berangkat pagi agar bisa kembali nyekar ke makam Reyhan.
"Mas, Rey. Apa kabar?! Pasti di sana kamu seneng 'kan?! Menertawakan ku dari sana, tertawa karena aku benar-benar bo doh, berada di antara dua manusia bucin. Hahaha pasti kamu di sana tertawa karena aku tidak bisa membalas kemesraan mereka dengan dirimu. Karena apa lagi, kalau bukan karena dirimu yang sudah kembali." Yasmine menghela nafas kesal.
"Kamu, tahu Mas?! Hari ini, aku sudah mulai ke Sekolah. Padahal dulu, saat kita merencanakan pernikahan, aku akan cuti selama seminggu dan selama seminggu itu aku mau bulan madu sama kamu, di tempat yang dingin. Tapi, sekarang ... Ah rasanya aku malas sekali untuk ke rumah Alifa." Yasmine melanjutkan apa yang ia ingin katakan.
"Rasanya, aku benar-benar malas di sana. Seandainya boleh, aku ingin tinggal saja di rumah Ibu. Dari pada di sana. Kamu tahu Mas?! Aku benar-benar merasa canggung di sana. Kamu tahu 'kan? Aku dan Alfin itu tidak pernah ngobrol, hanya sesekali tanya jawab dan itu sangat sekilas."
"Ya, ampun aku harus apa sekarang Mas?!"
"Aku bahkan sampai tidak merasa lapar, kamu tahu Mas karena apa?! Karena aku merindukan mu. Semoga rasa rinduku ini tidak dosa ya Mas, karena merindukan orang lain selain suamiku."
"Ya, sudah lah Mas. Besok kalau aku berangkat, aku akan mampir lagi. Kamu bahagia ya di sana, walaupun aku di sini tidak bahagia. Jangan lirik-lirik ke bidadari ya, atau aku bakal cemburu." Ujar Yasmine seolah tengah berbicara pada manusia.
"Aku pergi ya, assalamu'alaikum," pamit Yasmine.
Yasmine lantas berdiri dari jongkoknya. Lantas membalik badannya, dan ... "Kamu?!" Ujarnya sedikit terkejut pada seseorang yang berada di depannya sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
Mom Dian
Waktu akan mengubahnya yas, semoga canggung menjadi akrab
2023-02-18
0
Be___Mei
semoga kau segera mencintai suamimu yas, semoga saja
2023-02-14
3