Yasmine memakirkan mobilnya di sebelah mobil Alfin begitu Adzan Magrib terdengar. Yang lantas membuat Alifa dan Alfin menyambut nya dengan wajah khawatir.
"Assalamu'alaikum," begitu ucap Yasmine saat baru melangkah kan kakinya memasuki rumah.
"Wa'alaikumsallam. Ya Allah, Yas kamu mampir ke mana?!" Tanya Alifa khawatir.
"Enggak mampir ke mana-mana. Kenapa?!" Sekilas Yasmine melirik Alfin yang ada di belakang Alifa.
Memperhatikan Yasmine dari atas sampai bawah. Dan pandangan Alfin berhenti di sepatu Yasmine yang kotor dan ujung rok nya yang juga kotor bekas tanah. Alfin yakin sekali kalau istri keduanya itu baru saja pergi ke Makam.
Ah, lagi-lagi ke sana. Padahal ingin sekali Alfin mengatakan pada Yasmine kalau setiap pergi harus izin padanya. Tapi, kenapa hanya sebatas itu saja susah?!
"Aku sama Mas Alfin khawatir, kamu di telpon nggak di jawab-jawab." Ujar Alifa.
Yasmine tersenyum, lantas memegang kedua pundak sahabatnya itu.
"Makasih ya ... udah khawatir. Aku nggak ke mana-mana kok. Sudah sekarang kita shalat ya," ucap Yasmine.
"Kamu shalat bareng kita ya?!" Alifa memasang wajah memohon.
"Hm, nggak bisa. Kalian duluan. Aku masih pengin shalat sendirian." Yasmine melepas tangannya dari pundak Alifa. "Bye ...," Yasmine berlalu dari sana menuju kamarnya.
Meninggalkan Alifa yang terdiam di tempatnya menatap kepergian nya.
"Yasmine jadi dingin ya Mas, tidak lagi secerah dulu. Apa aku salah Mas?!" Alifa mendongak ke arah Alfin.
"Yang sudah terjadi, ya sudah lah Sayang ... Sekarang kita shalat yuk, kita ber-do'a. Memohon kenapa Allah agar kita selalu rukun sampai kapanpun." Alfin merangkul Alifa, berjalan menuju mushala kecil di rumahnya.
...***...
"Bukan inginku."
"Benar-benar bar-bar,"
"Sahabat nya istriku"
Kata-kata dari Alfin yang seolah membuat Yasmine berpikir kalau dia di sana bukanlah apa-apa. Bukan lah siapa-siapa. Bukan istri yang di inginkan, dan hanya seseorang yang malang karena hadir di antara dua cinta yang sudah menyatu dengan indah. Menyatu dengan cinta yang begitu besar, yang bahkan Yasmine pun tabu bagaimana janji cinta untuk setia dari Alfin untuk Alifa.
Jadi sekarang ia bisa apa?!
Apa dia akan membuat Alfin mengingkari janji cinta untuk setianya pada Alifa sang belahan jiwa?!
Yasmine tersenyum sinis. Ia masih merasakan perih dalam hatinya saat lagi-lagi pikirannya selalu berpikir ke arah sana. Ke arah di mana dia selalu merasa menjadi orang yang tidak di butuhkan.
Yasmine kini masih duduk di atas sajadah. Namun air matanya mengalir saat bibirnya tersenyum miring, tayangannya mencengkeram erat ujung mukenah yang ia kenakan.
Hatinya entah kenapa. Belum apa-apa, kini ia sudah merasa cemburu. Tapi, jika di tanya cinta jelas jawabannya adalah tidak. Karena nyatanya Reyhan masih menempati tempat di hatinya.
Lantas perasaan apa yang Yasmine punya sebenarnya?!
"Ini semua gara-gara kamu Mas Rey," ucap Yasmine dengan air mata yang lagi-lagi keluar.
"Aku jadi cengeng juga, gara-gara kamu!" Sambung Yasmine.
"Kamu, jahat tahu nggak?!" Yasmine menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
"Aku, capek. Aku nggak mau kayak gini," sambung Yasmine.
Percayalah berada di antara dua cinta itu tidak enak. Apalagi kehadirannya karena sebuah keterpaksaan.
Yasmine menarik napas dalam-dalam dan mengeluarkan nya perlahan. Lantas mengusap pipinya yang basah, karena pintu kamar nya di ketuk oleh Alifa. Alifa memanggilnya untuk makan malam.
"Yas, shalat nya sudah belum, ayo kita makan malam!" Suara Alifa dari depan kamar Yasmine
"Iya, sebentar. Kalian duluan saja, nanti aku nyusul!" Jawab Yasmine dengan keras.
"Aku tunggu ya?! Kalau kamu belum ke meja makan, kita belum akan makan."
Yasmine mendengus kesal. Itu adalah sebuah pemaksaan. Akhirnya dengan kesal Yasmine melepas mukenah dan memakai jilbabnya asal. ia mengambil jilbab panjang, karena ia tengah memakai dress rumahan, walaupun panjang namun ngepas di badan. Tidak seperti baju-baju nya yang lain. Yang pastinya kebesaran agar tidak nge-pres di badan.
Yasmine lantas keluar kamar setelah menaruh mukenah nya. Berjalan ke arah ruang makan dan duduk di sebelah Alifa. "Maaf, lama." Begitu ujarnya tanpa melihat ekspresi wajah kedua orang di sana.
"Tidak apa-apa, ayo kita makan." Ajak Alifa. Ia lantas berdiri dan mengambilkan nasi untuk Suaminya dan sahabatnya baru untuk dirinya.
"Kamu, mau pakai apa Mas?!" Padahal pertanyaan itu sudah biasa Yasmine dengar dan lihat setiap di rumah Alifa. Tapi entah kenapa kali ini ini semua terdengar menyebalkan.
"Kamu tahu apa yang aku mau, Sayang." Jawab Alfin.
Alifa tersenyum, lantas mengambilkan lauk kesukaan suaminya.
"Kamu mau sama apa Yas?!" Alifa bertanya pada sahabat sekaligus madu-nya itu.
"Mmm, ayam aja deh." Jawab Yasmine tak bersemangat.
Alifa lantas mengambilkan ayam kecap untuk Yasmine. Setelahnya baru lah ia mengambil untuk dirinya.
Ketiganya makan dengan diam, padahal jujur saja Alfin ingin sekali menyuapi isteri nya seperti biasa. Tapi, entah kenapa ia harus menjaga perasaan Yasmine. Walaupun ia tak tahu, jika melakukan itu Yasmine akan kesal atau tidak. Karena jika dulu, saat status nya belum menjadi istrinya. Saat dirinya menyuapi Alifa, Yasmine akan memonyongkan bibirnya sembari mengatakan kalau mereka adalah pasangan ter-lebay.
Tiba-tiba Alfin tersenyum, "kenapa, Mas?!" Tanya Alifa saat melihat suaminya tersenyum.
"Ah, tidak Sayang." Jawab Alfin.
Yasmine yang juga melihat itu, merasa kalau Alfin tengah menertawakan nya. Yang akhirnya membuatnya semakin kesal. Wajahnya manyun seketika dan menyudahi makannya.
"Aku, duluan ya ... aku kenyang." Yasmine beranjak setelah meminum air putih yang sudah di siapkan.
"Tapi, belum habis Yas!" Ujar Alifa.
Tapi tak di hiraukan oleh Yasmine yang kini sudah tak terlihat.
Alifa menatap Alfin, begitu pun sebaliknya.
"Yasmine, kenapa ya, Mas?!" Tanya Alifa.
Alfin hanya mengedikan bahunya.
"Coba kamu tanya, Mas?!" Perintah Alifa.
"Maksud nya nanti, kalau sudah selesai makan." Sambung Alifa.
"Mendingan kamu saja, Sayang ... bicara deh kalian. Siapa tahu, Yayas mau cerita seperti biasa." Ujar Alfin.
Alifa lantas mengangguk dan melanjutkan makannya walaupun rasanya kini sudah tak enak.
Alifa jadi merasa bersalah sekali dengan Yasmine. Tapi mau bagaimana, jika kenyataannya ia harus membuat Yasmine di nikahi oleh suaminya. Semua itu karena masa lalu. Masa lalu mereka, saat masih kecil. Janji anak kecil yang di ucap kan tanpa sengaja yang akhirnya seolah menjadi doa.
Alifa ingin sekali menceritakan alasannya, tapi ... tidak untuk sekarang. Yasmine dan Alfin bahkan mungkin sudah lupa. Tapi, dia selalu mengingat nya.
Janji bocah cilik yang asal bicara, yang akhirnya jadi nyata.
Alifa mengembuskan napas pelan lantas beri-istigfar, semoga Yasmine tidak sedang marah padanya. Begitu ucapnya dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
Uneh Wee
sabar yah lif ...mngkin yayas lg menyesuaikn diri
2023-05-08
0
Uba Muhammad Al-varo
Alifa begitu kejam dan selalu memaksakan kehendaknya kepada Yasmine tanpa peduli Yasmine suka atau nggak.
begitulah kehidupan kadang yang jadi korban keegoisan, korbannya juga yang disalahkan.🤦
2023-04-05
0
Be___Mei
yasmin hanya sedang malu malu kucing tapi nggak mau mengakuinya saja alifa 😅
2023-03-06
0