Dalam mobil yang melaju pelan, keduanya diam. Sama-sama bungkam. Tak mengatakan apa-apa.
Terlebih Yasmine yang ternyata terlelap dengan menyandar kan kepalanya ke belakang dan sedikit memiringkan wajahnya ke arah kanan. Di mana Alfin berada.
"Yas," panggil Alfin. Sebentar ia menoleh ke arah Yasmine. Namun setelahnya ia malah tersenyum, saat mendapati Yasmine ternyata tertidur.
Alfin lantas kembali fokus pada jalanan, namun sebentar-sebentar ia menoleh hanya untuk melihat wajah Yasmine yang begitu terlihat menggemaskan. Tidak terlihat jutek sama sekali, tapi, malah semakin terlihat manis dengan mulut yang sedikit terbuka.
Huh. Jika saja dia adalah Alifa sudah jelas Alfin akan meraup bibir menggemaskan itu. Ia pasti rela memberhentikan mobilnya demi membiarkan istrinya tertidur dengan lelapnya.
Tapi, karena itu adalah Yasmine jadi dia tetap menjalankan mobilnya namun memang dengan lambat. Agar Yasmine tidur dengan nyaman sampai nanti tiba di tempat mobil Yasmine berada.
Hingga sampai lah di tempat tujuan, namun sayang ternyata Yasmine masih saja terlelap. Wajahnya begitu terlihat damai saat baru saja Alfin memakirkan mobilnya dan membawa dirinya untuk melihat wajah damai di sebelahnya.
Alfin menghela napas pelan, istri ke duanya itu memang jutek. Tapi percayalah, itu hanya untuk laki-laki yang baru kenal ataupun belum kenal. Wajahnya akan terlihat galak. Padahal jika di lihat dengan lekat-lekat dan dengan dekat seperti sekarang. Wajah istrinya itu begitu manis, kalem dan ... cantik.
"Alfin! Ngapain kamu?!"
Alfin terkesiap saat tiba-tiba Yasmine membuka mata dan membenarkan duduknya. Alfin otomatis mundur dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Itu, anu ... mmm aku mau bangunin kamu." Ujar Alfin yang lantas membuat Yasmine menoleh ke sekitar nya.
"Mau bangunin kamu, mau ngasih tahu kalau kita sudah sampai. Eh kamu nya sudah bangun ternyata." Sambung Alfin.
"Ya sudah. Aku ambil mobil nya, kamu langsung pulang saja." Yasmine bersiap-siap turun tapi tangannya keburu di cekal oleh Alfin.
"Kenapa?!" Yasmine menoleh setelah beberapa detik menatap tangan yang ada di lengannya.
"Kamu lupa, kalau kita sudah jadi teman?!" Tanya Alfin. Yasmine hanya menjawab dengan gelengan kepala.
"Kalau nggak lupa, berarti aku nemenin kamu turun. Nggak papa 'kan, ditemani sama temen?!" Ujar Alfin.
Yasmine diam lantas mengedikan bahu. "Nggak tahu, 'kan aku nggak ada temen laki-laki." Jawab Yasmine jujur.
Alfin kembali mengembuskan napas kasar. "Sudah aku bilang 'kan kita sekarang adalah teman. Teman yang halal, jadi kamu boleh minta bantuan aku." Jelas Alfin lagi.
Entah harus seperti apa ia memberi tahu Yasmine kalau untuk latihan melibatkan dirinya dalam setiap hal. Hanya saja memang dengan cara mengajak Yasmine berteman.
"Tapi, aku nggak butuh bantuan. 'Kan hanya turun ambil mobil terus bayar. Gitu 'kan?!" Ujar Yasmine tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Alfin kembali mengembuskan napas kasar.
"Ya, sudah. Tapi tetap aku temani. Dan lagi pembayaran nya sudah aku bayar." Akhirnya Alfin pasrah.
"Apa?! Nggak usah, aku juga ada uang kok." Yasmine bukan tidak mengerti tentang uang suami yang juga uang istri. Tapi memang dirinya masih merasa enggak dan tidak perlu.
"Ayo, turun." Alfin yang kesal lantas keluar dari mobil terlebih dahulu, setelah melepas tangannya dari tangan Yasmine.
Sungguh Alfin benar-benar kesal. Jika saat menghadapi Alifa yang penurut, maka Ia harus menghadapi Yasmine yang tidak menurut. Lagi Yasmine adalah istri yang mempunyai penghasilan sendiri tidak seperti Alifa yang benar-benar istri rumahan. Yang hanya akan mengandalkan uang dari suaminya saja.
Bahkan Alifa akan selalu mengatakan padanya, izin padanya jika akan membeli sesuatu yang menurut Alifa bukan untuk mereka. Seperti baju dan perawatan untuk dirinya.
Yasmine keluar tanpa peduli Alfin yang berdiri si depan mobil menunggu dirinya. Bahkan Yasmine langsung menuju mobilnya. Yang akhirnya membuat Alfin yang berbicara pada montirnya.
"Aku duluan, ya," Yasmine yang tadinya sudah masuk ke mobilnya kembali turun dan pamitan pada Alfin yang terlihat masih ngobrol dengan sang pemilik bengkel juga montir yang menangani mobil Yasmine.
Alfin lantas menoleh dan tersenyum, "iya. Hati-hati. Aku ikutin di belakang." Jawab Alfin.
Yasmine mengangguk dan berlalu dari sana.
"Siapa, itu Bro?! Baru lihat." Ujar si pemilik bengkel.
"Sahabat nya istriku." Begitu Jawab Alfin karena status dirinya yang menikah lagi tidak banyak yang mengetahui.
Deg.
Yasmine yang belum melangkahkan kakinya terlalu jauh mendengar jawaban dari Alfin dan lagi-lagi Yasmine merasa aneh. Ia merasa kesal saat Alfin tak mengakui dirinya sebagi istrinya.
Tapi, ah sudahlah. Yasmine lantas melanjutkan jalannya dengan terburu-buru dan langsung menjalankan mobilnya begitu sudah duduk di belakang kemudi.
Yasmine menjalankan mobilnya dengan cepat. Sembari mengucap istighfar dalam hatinya. Ia tidak ingin merasakan ini. Perasaan kesal saat tidak di akui. Apa ini?! Apakah ini tandanya kalau Yasmine sudah menyukai suaminya?!
Tidak. Bukan. Yasmine menggeleng, bukan. Bagiamana bisa secepat ini. Yasmine yakin ini hanya perasaan cemburu karena ia tak bisa mendapatkan kasih cinta dari seorang suami seperti Alifa. Karena yang Yasmine inginkan bukan lah Alfin melainkan orang yang sudah tiada.
Sementara itu setelah ngobrol basa-basi dengan teman nya lantas ia pun kembali. Memasuki mobil dan mulai menjalankan mobilnya.
Dalam perjalanan menuju rumahnya, Alfin heran karena ia tak mendapati keberadaan mobil Yasmine. Padahal ia menjalankan mobilnya lumayan kencang.
Dalam benaknya mungkin Yasmine sudah sampai. Tapi ternyata, saat ia sampai di halaman rumah nya, ia tak mendapati mobil Yasmine di sana.
Dengan dahi berkerut bingung, Alfin lantas turun yang langsung mendapat sambutan manis penuh cinta dari istrinya. Istri pertamanya.
"Assalamu'alaikum, Sayang ...," ucap Alfin sembari menyodorkan tangannya.
"Wa'alaikumsallam, Mas," ucap Alifa sembari mencium punggung tangan suaminya.
"Yasmine mana Mas?!" Tanya Alifa. "Bukannya kamu bilang mau jemput Yasmine dan pulang bersama setelah ambil mobil Yasmine?!" Sambung Alifa.
"Nah, itu yang aku heran, Sayang. Tadi sebelum aku jalan dari bengkel. Yasmine sudah jalan terlebih dulu dengan mobilnya. Dan selama perjalanan pulang pun Aku nggak lihat tanda-tanda mobil Yasmine." Tutur Alfin menjelaskan kebingungan nya.
"Maksudnya gimana Mas?! Yasmine tidak pulang ke sini?!" Tanya Alifa semakin bingung. Kalau memang sudah duluan jalan. Harusnya sudah sampai bukan?!
Alfin mengedikan bahu, "coba kamu telpon Sayang." Kata Alfin. Jujur saja sekarang ia juga merasa khawatir. Takut Yasmine kabur.
"Ayo, masuk Mas. Sekalian Lifa ambil ponsel." Ajak Alifa pada suaminya.
Alfin mengangguk dan berjalan di belakang sang istri tercinta menuju ke dalam rumah.
Alifa lantas menghubungi nomor Yasmine setelah sampai di kamarnya dan menemukan ponselnya.
"Di angkat tidak, Sayang?!" Tanya Alfin penasaran.
Alifa terlihat lesu lantas menggeleng.
"Bagaimana ini Mas?! Yasmine ke mana?!" Tanya Alifa semakin khawatir.
"Apa kita coba telepon Ibu?!" Usul Alifa.
"Jangan dulu deh, Sayang. Kita tunggu saja ya, sebentar lagi. Mungkin dia mampir ke suatu tempat." Ujar Alfin. Lagipula jika menghubungi ibu, takutnya tidak di sana dan malah membuat Ibu Radiah khawatir pada putrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
Uba Muhammad Al-varo
kasihan banget Jasmine, hidupnya diatur2 orang lain 🤧
2023-04-03
0
Mom Dian
Nah Ayo pergi kemana Yasmine nih jangan-jangan ke makam ustad Re
2023-03-11
1
Buna_Qaya
kamu sih fin bikin hati yayas kezeell
2023-02-17
0