"Ayo, Yas kita turun." Ajak Alifa. Ia sudah berdiri di depan Yasmine mengulurkan tangan pada Yasmine.
Yasmine mendongak, "dia siapa Lif?! Dia bukan Mas Rey-ku," ucap Yasmine tertahan.
"Apa, yang kamu katakan Yas, ayo kita turun." Percayalah rasanya Alifa ingin menangis dan memeluk erat sahabatnya itu. Tapi, mengingat para tamu dan semua orang tengah menunggu mereka tak ada waktu untuk menjelaskan segalanya.
"Lif!" Yasmine masih terdiam di tempatnya.
"Ayo!" Alifa mengajak Yasmine untuk berdiri dan pergi dari sana. Menuju tempat di mana baru saja Akad terucap.
Dengan langkah yang sangat ragu, Yasmine berjalan di belakang Alifa. Ia mengedarkan pandangan pada semua orang yang ada di lantai bawah. Ia melihat orang-orang yang di antara mereka tidak ada satupun orang dari keluarga Reyhan. Sampai akhirnya mereka berdua sampai di ujung anak tangga paling bawah, di mana semua orang tengah berdiri menyambutnya.
Di sana ia melihat seseorang berdiri dengan pakaian pengantin pria, yang jelas bukan pakaian yang ia pilih untuk Reyhan. Pria itu menutup antara hidung dan mulutnya menggunakan masker, tapi, Yasmine bisa tahu siapa orang yang ada di sana.
Yasmine berhenti dan melepaskan tangannya dari genggaman Alifa. Membuat Alifa menoleh ke arah Yasmine. Yasmine menggeleng lemah, namun Alifa mengangguk mantap.
Mata Yasmine mengeluarkan air mata yang semakin deras. Hatinya berbisik, kenapa Alfin?! Apa Mas Reyhan juga membatalkan pernikahan ini?!
Yasmine melihat tiga wanita yang sama-sama meneteskan air mata menatapnya, mereka bertiga sama-sama mengangguk seolah menyuruh Yasmine untuk mengiyakan segalanya.
Hancur sudah rasanya hati Yasmine. Apa ini?! Kenapa lagi-lagi seperti ini. Bahkan kenapa ini terjadi?!
Akhirnya dengan langkah yang tidak pasti, Yasmine sampai di depan lelaki yang selama ini hanya menjadi temannya karena dia adalah suami dari sahabat nya. Tapi kini ...?! Apakah Yasmine akan menyebutnya dengan sebutan suaminya?!
Yasmine menatap netra sembab milik sang Ayah, Ayah mengatupkan kedua tangan nya di depan dada membuat Yasmine menatap netra Alfin yang sama dengan yang lain. Menyimpan kesedihan yang mendalam.
"Kenapa seperti ini?!" Tanya Yasmine dengan lirih, namun Alfin masih bisa mendengar nya.
"Bukan inginku." Jawab Alfin.
Yasmine di tuntun untuk salim dan mencium tangan suaminya. Alfin lantas membaca doa setelah akad.
"Allahumma inni as'aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa 'alaih. Wa a'udhu bika min syarri hana wa syarri maa jabaltaha 'alaih."
Setelahnya, selesai. Tidak ada acara tukar cincin karena Alfin menolaknya. Lagi pun ia tidak ingin mengganti cincin pernikahan nya dengan Alifa.
Dan setelah acara ijab selesai, para tamu menikmati hidangan. Untuk para tamu cukup Ibu dan Ayah juga yang lain yang menyapa mereka. Yasmine langsung pergi ke kamar dengan sang Kakak yang sudah kembali ke rumah.
Yasmine menangis di pelukan sang kakak. Tangisannya begitu pilu, terdengar sangat menyayat hati. Tak kuasa rasanya bagi Yahya untuk tidak ikut menangis.
Begitu juga Alifa yang ada di pintu, ia tidak di bolehkan masuk oleh Yasmine. Yasmine merasa kecewa sekali dengan kejadian ini. Ia begitu tak terima.
"Kenapa, Kak?! Kenapa lagi-lagi takdir baik tak berpihak padaku?! Kenapa harus Alfin?! Kenapa aku harus jadi yang ke dua?! Kenapa?!" Air mata Yasmine keluar begitu deras.
Yahya hanya mampu mencium puncak kepala adiknya itu, mengusap punggungnya dan memeluk erat adiknya yang tengah terluka hatinya. Terluka karena takdir lagi-lagi tak memihak nya.
"Kenapa Tuhan begitu jahat, kenapa di saat ada lelaki yang mau mem-bersamaiku sampai pernikahan, Tuhan ambil, kenapa, Kak?!"
Ya. Akhirnya Yahya memberitahu kan segalanya. Kenapa dia sampai jadi yang ke dua. Kenapa Alfin mau dan semuanya yang terjadi Yahya ceritakan segalanya pada adik tercintanya itu.
Begitu lama Yasmine menangis di pelukan sang kakak, sampai ia merasa tak kuat lagi untuk mengatakan apapun. Bahkan pandangan nya kabur dan gelap. Yasmine pingsan di pelukan sang kakak tercinta.
...***...
Rasanya mimpi ini lebih buruk dari dua kejadian gagal menikah untuk dua kali sebelum ini. Rasanya Yasmine lebih memilih gagal dari pada jadi yang ke dua. Lalu, apa yang akan ia lakukan sekarang?!
Menangis. Ya, Yasmine sekarang masih saja menangis, air mata nya keluar namun bibirnya tertutup rapat. Pandangannya kosong ke arah sagu titik. Entah apa yang tengah ia lihat, yang jelas dalam bayangan Yasmine hanya bayang-bayang senyum yang terlihat sekilas-sekilas dari Mas Reyhan nya yang sudah pergi untuk selamanya.
Jika di beri pilihan, antara menjadi ke dua atau gagal untuk ke tiga kalinya. Maka, Yasmine akan memilih untuk gagal saja. Dari pada harus berada di antara dua manusia yang saling jatuh cinta setiap harinya.
Yasmine yang setiap hari melihat ke-bucinan Alfin dan Alifa tidak pernah menyangka akan ada di antara mereka. Padahal, ia bercita-cita jika sudah menikah ia ingin membalas dendam pada dua bucin itu, kalau ia juga akan bermesraan dengan suaminya di depan keduanya. Lalu, jika sudah seperti ini, apa yang akan ia pamerkan pada keduanya?! Kesedihan kah?!
Yasmine duduk memeluk lutut, di atas ranjang dan menghadap jendela yang tertutup gorden. Ia bahkan mematikan lampu, menutup pintu kamar dan menguncinya. Mengusir semua orang yang ada di kamar nya begitu sadar dari pingsannya.
Rasanya Yasmine ingin pergi saja, menyusul perginya Reyhan yang sudah tidak bisa ia gapai.
...***...
Sementara itu, di luar kamar semua orang tengah khawatir pada Yasmine.
Semua tamu sudah pergi, para teman-teman Yasmine pun bahkan tidak di temui oleh Yasmine, yang akhirnya pamit pada kedua orangtuanya.
Kini semua orang berada di sana, kumpul menjadi satu. Berada di perasaan yang sama, khawatir, sedih dan tidak bisa berbuat apa-apa.
"Coba, kamu bujuk Yayas Mas?! Dia istri kamu sekarang." Ujar Alifa di tengah kebingungan semua orang.
Alfin menatap Alifa dengan pandangan memelas, ia tidak bisa jika di suruh untuk membujuk perempuan yang baru saja menjadi istri keduanya. Karena selama ini, Alfin hanya sekedar bersapa, tidak pernah ngobrol apapun. Jika ngobrol pun pasti saat dia berada di antara istri dan sahabat Istrinya itu. Jika tidak bersama Alifa maka ia pun tidak akan mengenal Yasmine.
"Kita, harus beri ruang untuk Yasmine. Biarkan dia sendiri dulu. Nanti biar aku bujuk Yasmine kalau sudah tenang." Ujar Yahya yang tahu kalau Alfin masih enggan.
Abi Sofyan mendekat, "Al, mau seperti apapun kejadiannya, Yasmine sudah sah menjadi istri kamu juga, pernikahan bukan untuk main-main Al. Abi tidak suka jika kamu mempermainkan sebuah pernikahan." Abi menepuk pundak sang putra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
Mamah Kekey
blm tau aja aliva berbagi suami itu gimana.. rasa nya
2024-07-23
0
Yuli Chaca
asal jgn nyesel aj nanti klo Alifa🙄
2023-04-26
1
linda sagita
subscribe mendarat
2023-03-07
0