"Tolong, semuanya. Setujui keinginan Alifa ini ... Aku ingin Yayas-ku menikah hari ini juga, aku tidak mau dia gagal untuk yang ke tiga kalinya, aku juga tidak mau lelaki asal untuk Yayas. Aku mau lelaki itu seperti Mas Alfin yang baik dan pengertian." Mohon Alifa penuh dengan air mata.
"Yang Yasmine butuhkan setelah tahu kalau Mas Reyhan meninggal bukan hanya kesabaran atau keberadaan kita, tapi butuh pengertian dari hati." Kata Alifa lagi.
"Tapi hatiku tidak untuk Yayas, Lif! Hatiku hanya untukmu!" Untuk pertama kalinya Alfin membentak Alifa, setelah pernikahan mereka sembilan tahun.
"Tolong, aku. Setujui permintaan aku ini Mas, Yah, Bu, Mama...papa, Umi, Abi," Alifa mengatupkan kedua tangannya di depan dada kepada semua orang.
"Jika kalian bisa mengingat waktu lalu, betapa hancurnya Yayas saat gagal dalam pernikahan, bagiamana dia menjalani hari-hari nya dalam setiap jalan yang penuh cemoohan, penuh dengan sindiran. Aku merasakan sakitnya, jadi Lifa mohon. Kabulkan keinginan ini." Alifa menepuk-nepuk dadanya yang merasa sakit mengingat waktu lalu.
Memang tidak mudah bagi Yasmine. Wanita dua puluh sembilan tahun itu pernah dua kali gagal saat akan menikah. Yang pertama, mempelainya di datangi istrinya di saat akan di lakukan nya Ijab Qobul, yang kedua tiba-tiba calon suaminya pergi, padahal mereka tidak di jodohkan. Mereka bertemu sendiri dan menjalani hubungan karena keinginan sendiri, bukan karena keinginan orang tua.
Sampai akhirnya Yasmine menyerah dan tidak ingin menikah. Namun Umi Fitri mencoba memperkenalkan Yasmine dengan seorang pria yang bergelar Ustadz. Dialah Ustadz Reyhan. Tapi, sayang ... lagi-lagi belum sampai akad rencana pernikahan nya gagal.
Lalu apakah semua orang menyetujuinya?!
"Tapi, Alifa?!" Abi membuka suara, "nantinya, apa kamu siap untuk sakit hati?! Berbagi suami tidak semudah yang kamu bayangkan, apalagi berbagi dengan sahabatmu sendiri," ucap Abi.
"Apa, maksud Abi?! Bi, Alfin nggak mau menikah lagi, apalagi dengan Yayas, kita hanya sebatas teman Bi." Tolak Alfin.
"Alifa siap Bi." Jawab Alifa dengan tegas.
"Sayang, kamu apa-apaan sih!" Alfin masih tidak terima.
"Tapi benar apa yang di katakan Alifa, Al." Ujar Papa Zaenal. "Betapa hancurnya nanti Yayas kita, jika tahu kalau pernikahan ke tiga kalinya akan gagal juga."
"Tapi, Pa," ucap Alfin tak mengerti. Kenapa sekarang dirinya malah di sudut kan.
"Sudah. Jangan ribut lagi. Mungkin memang sudah takdir Yasmine untuk tidak menikah. Kita bubarkan saja, kita bicarakan sejujurnya pada Yasmine." Ujar Ayah Ilyas. Ia sudah pusing, ditambah lagi perdebatan tidak masuk akal yang di lakukan orang-orang. Membuat Ayah ingin segera pergi dari sana.
"Tolong, Mas ...," ternyata Alifa belum menyerah juga.
"Enggak, Lif!" Kesal Alfin.
"Alifa mohon," Alifa berlutut di depan Alfin. Membuat Alfin menggeleng kan kepalanya tidak setuju.
"Nak, jangan seperti ini. Yasmine juga pasti tidak akan setuju. Yasmine jelas akan memilih untuk tidak menikah dari pada jadi yang ke dua." Ujar Ibu Radiah.
"Baiklah!" Ujar Alfin seketika. "Jika ini yang kamu mau, Sayang."
Alifa lantas berdiri sembari menghapuskan air mata nya. "Terimakasih Mas," ucapnya penuh haru.
"Tapi, Nak Alfin," ucap Ayah Ilyas tertahan saat Alifa mengatupkan dua tangan nya di depan dada.
Karena salah atau tidak, yang di katakan Alifa ada benarnya. Semua tamu walaupun tidak terlalu banyak, tapi semuanya sudah datang. Jadi bagaimana bisa mereka membubarkan tamu, memangnya tamu mau mengerti alasan setiap mempelai gagal menikah?! Tidak! Yang orang-orang tahu hanya mencibir kasihan yang ujung-ujungnya jadi bahan gunjingan.
Air mata yang membasahi pipi perlahan semua orang usap. Entah seperti apa nanti reaksi Yasmine mereka. Yang jelas mereka hanya tidak ingin Yasmine dan keluarganya malu.
Alifa menyuruh seseorang memanggil Pak Penghulu, lalu dirinya pergi untuk mempersilahkan para tamu agar duduk di ruang tengah, ruangan yang sudah di tata sedemikian rupa agar muat untuk para tamu undangan.
Sedangkan Alfin hanya bisa menatap istrinya dengan tatapan sendu, segini kah besarnya pengorbanan seorang sahabat kepada sahabatnya?! Adakah sahabat yang seperti Alifa?!
Tapi, Alifa lupa, kalau dia kini bukan hanya menyelamatkan reputasi keluarga Yasmine, tapi juga menyakiti sahabatnya, ia juga menyakiti hati suaminya.
Umi mendekat ke arah sang putra, "pernikahan bukan untuk main-main, Nak. Setelah di lakukan nya ijab qabul, di sanalah terletak beberapa hak dan kewajiban juga tanggungjawab. Apa kamu siap?! Pikirkan sebelum semuanya terlambat," ucap Umi Fitri pada putranya.
"Ini, keinginan istri tercinta ku Mi, biarkan aku memenuhi segala keinginannya." Jawab Alfin dengan lirih.
Ayah Ilyas segera memberitahukan kepada putra pertama nya Kalau Yayas nya akan menikah dengan Alfin, Yahya tidak setuju akan ini. Tapi, mau bagaimana semua sudah di siapkan oleh Alifa. Dan setelah di beritahu apa alasannya Yahya menyerah. Karena jujur saja, ia juga tak ingin adiknya lagi-lagi gagal menikah.
Yahya pun memutuskan untuk kembali ke rumah, ia ingin menjadi saksi di pernikahan adiknya.
Alifa segera naik kembali ke atas menemani Yasmine. Sementara Alfin sudah siap dengan masker dan sudah duduk di depan Ayah Ilyas.
Tiga perempuan yang duduk di belakang Alfin menitikan air mata. Yaitu, Umi Fitri, Ibu Radiah dan Mama Widia. Mereka semua sedih akan kejadian ini. Entah kenapa semuanya jadi seperti ini.
Sementara itu, Alifa kini sudah berada di dalam kamar Yasmine. Ia menemani calon madunya itu.
"Lif, kenapa mobil Mas Rey belum datang?! Tapi, kamu bilang acara sudah mau di mulai." ucap Yasmine tak mengerti. Padahal dari tadi ia masih tetap berdiri di depan jendela agar dapat melihat bagaimana sang calon kekasih halalnya turun dari dalam mobil.
"Tapi, nyatanya acara sudah mau di mulai." Kata Alifa.
"Kalau gitu, buka pintunya. Agar aku bisa mendengar acara demi acaranya." Yasmine berjalan menuju pintu ia berniat membuka pintu, agar suara di lantai bawah bisa terdengar.
"Jangan!" Alifa berdiri di depan Yasmine, menghalangi. "Kita tidak perlu mendengar nya, cukup nanti saat kita di panggil oleh seseorang saat Ijab Qabul sudah di ucapkan."
Yasmine mengernyitkan dahinya bingung, merasa aneh pada sahabatnya itu. Tapi ia tetap mengikuti apa yang Alifa katakan.
Duduk diam di kamar sembari melafazkan doa, agar semuanya berjalan dengan lancar.
Sedangkan Alifa ia diam dengan duduk di sebelah Yasmine, sampai setelah mendapat pesan agar membuka pintu kamar, Alifa pun menurutinya.
"Saya terima nikah dan kawin nya Yasmine Hermawan binti Ilyas Hermawan dengan mas kawinnya uang tunai lima ratus ribu rupiah dan seperangkat alat shalat di bayar tunai!" Dengan lantang Alfin mengucap ijab kabul.
Suara ijab kabul terdengar sampai kamar Yasmine. Alifa tersenyum lebar mendengar suaminya sudah menjadi suami dari sahabatnya juga.
Tapi tidak dengan Yasmine, ia menggeleng lemah, "bukan. Itu bukan suara Mas Rey. Aku paham betul suaranya." Ujar Yasmine yang seketika meneteskan air mata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
Mamah Kekey
awal yg bagus mengharukan
2024-07-23
0
Putri Minwa
semangat
2023-04-19
0
linda sagita
bermadu juga akhirnya
2023-02-17
1