"Kak! "
Jacob yang telah membuka pintu mobil urung dilakukannya. Pria itu menutup kembali lalu berbalik melihat Mark yang melangkah lebar ke arahnya.
Beberapa detik kemudian Mark telah sampai di depan Jacob. Tuan Muda Kedua Garadha itu tak langsung bicara melainkan menatap Jacob cukup lama yang mana membuat Jacob sendiri heran dibuatnya.
"Ada apa?"tanya Jacob.
Mark masih terdiam, bibirnya keluh untuk menyampaikan hal apa yang ada di dalam dirinya. Diamnya Mark membuat Jacob yang harus segera pergi menemui Nenek Risma sesuai perintah Tuan Garadha tak bisa lagi bersabar.
"Jika tidak ada yang penting, Aku pergi. "
Jacob berbalik lantas kembali membuka pintu mobilnya, kaki kiri Jacob telah masuk dalam besi berjalan itu, namun suara Mark berhasil menghentikan gerakan Jacob, pria itu berbalik menatap Sang adik dengan tajam. Perkataan Mark mampu membuat Jacob marah.
"Apa yang kamu katakan? "
"Jika kakak terpaksa, biarlah Aku yang menikahi Kanaya. Dan anak itu akan Aku rawat seperti anakku sendiri, Kak Jacob tidak perlu khawatir identitas jika anak itu adalah anak Kak Jacob akan tersimpan rapat-rapat. "
Tatapan Mark terlihat sangat serius dan Jacob baru pertama kali melihat sosok lain Mark yang biasanya sengklean kini terlihat sangat serius dengan apa yang diucapkannya Tetapi niatan Mark justru membuat Jacob marah, ya Jacob marah pada dirinya sendiri bukan pada Mark.
"Kenapa? "
Mark menarik napas panjangnya, karena sudah terlanjur mengatakan niatannya maka sepertinya dia juga harus mengakui jika dia sudah jatuh hati pada Kanaya, bahkan disaat pertemuan pertama mereka.
"Aku mencintai Kanaya, Aku tahu Kak Jacob sangat mencintai Alexsa. Jadi biarkanlah Aku yang menikahi Kanaya Kak, "ucap Mark lagi.
"Tidak perlu. "
Usai mengatakan itu, Jacob langsung memasuki mobilnya dan meninggalkan rumah sakit serta Mark yang tengah memandangnya dengan tatapan sendu. Selama di dalam mobil Jacob terdiam, pikirannya sedang bercabang. Bukankah seharusnya dia senang saat mendengar niatan Mark yang ingin menggantikannya menikahi Kanaya yang tentunya dia bisa bersama Alexsa. Namun entah mengapa Jacob merasa tidak rela jika Mark menikahi Kanaya dan menjadi anak dari bayinya.
Beberapa menit kemudian Jacob telah sampai di sebuah gang yang bisa membawanya menuju kontrakan Kanaya. Jacob memarkirkan mobilnya di depan gang sempit itu, karena gang kecil itu hanya bisa dilewati oleh pejalan kaki dan motor kecil.
Sesampainya di depan kontrakan kecil itu, Jacob memandang cukup lama, keraguan seketika menyeruak di hati pria itu. Dia ragu untuk menyampaikan semua kebenaran kepada wanita tua yang telah merawat Kanaya itu. Namun, saat ucapan Tuan Garadha terngiang dimana memaksakan Jacob mau tidak mau harus melangkah ke depan pintu kontrakan itu.
Tok tok tok
"Permisi! Selamat sore, "ucap Jacob.
Cukup lama Jacob menunggu pintu itu terbuka, karena Nenek Risma yang masih di dalam kamar sedari berita kebenaran kehamilan Kanaya di dengarnya. Bahkan saat suara gaduh Jacob beberapa saat yang lalu pun tak mampu menarik perhatian Nenek Risma untuk keluar kamar tersebut.
Jacob kembali mengetuk pintu kontrakan tersebut berharap orang di dalam mau membukakan pintu. Untunglah beberapa saat kemudian Jacob melihat gagang pintu tersebut berputar lantas memperlihatkan wanita tua yang tampak sendu walau air mata itu telah mengering.
"Ada apa? "tanya Nenek Risma dengan suara khasnya.
"Saya Jacob, bisakah Saya masuk dulu Nenek. Ada hal yang ingin saya sampaikan."
Mendengar orang asing yang meminta masuk ke dalam kontrakannya tentu Nenek Risma curiga. Pintu yang tadinya terbuka itu kembali ingin ia tutup namun dengan sigap Jacob menahan pintu itu dengan tubuhnya.
"Pergi dari sini atau Aku teriak! "pekik Nenek Risma masih tetap di posisinya mendorong pintu yang ditahan oleh Jacob diluar sana. Aksi dorong mendorong pun tak terelakan lagi. Nenek Risma kekeh menutup pintu sedangkan Jacob berusaha menahan pintu agar tetap terbuka.
"Saya mohon Nek, biarkan Saya masuk sebentar saja. "
"Tidak. Kamu orang jahat, pergi dari sini! "
"Saya bukan orang jahat Nek, Ini soal Kanaya Nek. Saya mohon izinkan Saya masuk,"ucap Jacob masih berusaha menahan pintu agar tetap terbuka.
Nenek Risma yang mendengar nama cucunya secara perlahan namun pasti tidak lagi mendorong pintu dan kini membiarkan pintu itu terbuka lebar. Tidak adanya dorongan dari dalam membuat Jacob bisa bernapas dengan lega. Pintu kontrakan itu terbuka, Nek Risma yang tadi di belakang pintu kini telah menyamping lalu mempersilakan Jacob untuk masuk.
Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ada, Jacob gegas memasuki kontrakan tersebut lalu mengikuti Nek Risma yang telah duduk di lantai beralaskan tikar, ia pun turut duduk disana dan berhadapan dengan Nek Risma.
"Katakan, "ucap Nek Risma.
Huft
Perlahan dengan sangat hati-hati, Jacob mulai menyampaikan tujuannya mendatangi Nek Risma yakni untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya mengenai janin yang dikandung Kanaya. Jacob juga mengatakan keberadaan Kanaya yang saat ini berada di rumah sakit karena pria itu pikir jika Nek Risma pasti tidak tahu mengenai hal itu, mengingat saat ia membawa Kanaya dari kontrakan itu Nek Risma berada di dalam kamar.
Bugh bugh bugh
Pukulan bertubi yang dilakukan secara membabi buta diterima oleh Jacob. Nek Risma yang mendengar pengakuan pria di depannya tak bisa lagi menahan amarahnya. Wanita tua itu terus memukuli Jacob tanpa henti.
"Akkhhh, ampun Nek."
"Dasar pria tak tahu diri. Kamu sudah merusak cucuku, rasakan ini semua."
Bugh bugh
Tak puas menggunakam tangannya, Nenek Widia meraih sandal jepit miliknya dan memukul Jacob menggunakan itu. Sementara Jacob hanya bisa mengangkat tangannya untuk melindungi dirinya dari amukan Nek Risma.
"Ampun Nek, maafkan Saya. Saya tahu salah, Saya berjanji akan bertanggung jawab dengan menikahi Kanaya Nek, akhh...ampun Nek."
"Kamu memang harus bertanggung jawab tetapi setelah Saya puas memukulimu. "
Nek Risma terus memukuli Jacob sampai tangannya lemas karena tenaganya sudah mulai habis.
"Kamu memang penjahat kelamin. hosh... hosh, sekarang dimana cucuku hah?"
Tangan Jacob yang tadi melindungi dirinya kini mulai turun saat tidak merasakan pukulan dari Nek Risma. Terlebih saat mendengar pertanyaan wanita tua itu.
"Naya ada di rumah sakit."
****
TBC
Terima kasih sudah membaca, jangan lupa like, komen, dan vote nya ya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Aida Murni
typo thornya. ayah dari bayinya.
2023-10-20
1
❀𝕴𝖒𝖆 𝕶𝖎𝖓𝖆𝖓𝖌𝖌𝖎❀
& mnjadi " 𝙖𝙮𝙖𝙝 " dari bayi ny barangkali ya thor,bukan mnjadi " 𝙖𝙣𝙖𝙠 " dari bayiny..🤭..ok smngat kk author💪
2023-09-04
1
Widya Asyanti
ha,nenek tak pengertian, jahat, masak ndak tahu gimana sifat cucunya, nenek tidak bijaksana
2023-08-07
0