BAB 02

Prok prok prok

Tepuk tangan meriah menggema di gedung hotel mewah yang terdapat di kota Jakarta. Sepasang kekasih telah melakukan upacara pertunangannya dengan lancer. Senyuman bahagia terpatri pada setiap wajah-wajah yang hadir terutama kedua sejoli itu. Hanya satu orang yang terlihat tak tampak senyuman pada wajahnya, Tuan Jacob terlihat tak begitu bahagia dengan acara tersebut padahal jelas yang tengah bertunangan adalah putra sulungnya, Jacob Garadha.

“Sayang, Aku harus segera terbang ke LA,”ucap Alexsa sukses mengalihkan tatapan Jacob dan mengubah raut wajahnya.

“Kita baru saja meresmikan hubungan Kita Ale. Apa kamu begitu terburu-buru hingga tak bisa menunggu para tamu pulang,”ucap Jacob menatap sang tunangan tak suka.

Alexsa menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan Jacob jika dia memang tak bisa lebih lama lagi

disana. Gadis itu menggenggam tangan Jacob dan mengarahkan pria itu agar menatapnya.

“Sayang, Aku sudah memberitahumu bukan, jika Aku sudah menerima tawaran untuk menjadi BA produk terkenal disana,”ucap Alexsa.

Jacob  melepaskan genggaman tangan Alexsa dan memandang para tamu undangan yang tengah menikmati

hidangan di depannya. Baru saja dirinya menyematkan cincin pertunangan di jari manis Alexsa, namun dia harus menerima kabar jika Alexsa akan pergi saat itu juga. Ingin sekali Jacob melarang tunangannya itu untuk pergi setidaknya hingga para tamu undangan dan acara mereka benar-benar selesai. Tetapi Jacob tak bisa

melakukannya, Alexsa terlalu keras kepala dan ambisius sangat sulit untuk mencegah kemauan tunangannya itu.

“Berapa lama?”tanya Arjun.

“Satu tahun Sayang, setelah itu Aku janji kita akan segera menikah dan focus dengan hubungan kita,”janji Alexsa dengan pupil eyesnya.

Jacob menghembuskan napasnya dalam. rasa cintanya yang begitu besar tentu tidak mampu menghalau keinginan sang tunangan.

“Baiklah,”ucap Jacob pasrah.

Cup.

“Ah makasih sayang,”ucap Alexsa usai mengecup pipi Jacob.

Setelah mendapat izin dari Jacob, Alexsa bergegas melangkah keluar meninggalkan Jacob membuat para

tamu undangan bertanya-tanya. Nyonya Garadha yang melihat keluarnya Alexsa bergegas mendekati sang putra.

“Jacob, apa yang terjadi?”tanya Nyonya Garadha khawatir.

Jacob menatap sang Mama dengan perasaan sedih. “Alexsa harus segera terbang ke LA Ma. Dia ada job

disana,”ucap Jacob mencoba tersenyum kepada Nyonya Garadha.

“Apa! Wanita itu apa tidak bisa sebentar saja libur dan memikirkan dirimu? Bahkan di hari pertunangannya dia hanya sampai menyematkan cincin dan langsung pergi,”ucap Nyonya Garadha marah.

“Ma sudah, Alexsa memang benar-benar sibuk,”ucap Jacob.

“Stop Jacob! Jangan lagi membela wanita itu. Mama sangat kesal kepadanya,”ucap Nyonya Garadha meminta

Jacob agar tidak lagi membela Alexsa meninggalkan Jacob dan melangkah menuju keberadaaan Tuan Garadha.

Sementara itu Jacob yang memang sedang merasa sedih tak mampu jika harus berlama-lama disana. Jacob

memutuskan meninggalkan room dan menuju sebuah kamar yang dia sewa di hotel tersebut. Sesampainya di dalam kamar hotel tersebut, Jacob berdiri menatap luar hotel dari jendela kamar tersebut.

“Kamu tahu jika Alexsa begitu menantikan kesempatan menjadi BA produk itu dari dulu, lagian sudah bertunangan juga,”gumam Jacob berusaha menenangkan hatinya yang tengah gundah karena keputusan sang tunangan pergi usai penyematan cincin. Jacob menatap cincin bermata berlian yang melingkar di jari manisnya dan tersenyum. Katakanlah cinta Jacob untuk Alexsa begitu besar hingga tak mampu menolak segala keinginan gadis itu.

Disisi lain terlihat Kanayah dan Nenek Risma tengah berada di sebuah truck terbuka menuju kota Jakarta. Setelah berpikir-pikir akhirnya Kanayah memutuskan untuk pergi ke Jakarta. Kedua orang itu  terpaksa

menaiki truk terbuka karena setelah menimbang-nimbang lagi, jika harus menggunakan kendaraan Kanayah takut uang simpanannya tidak akan cukup. Beruntungnya ada sebuah truck yang juga mengarah ke kota Jakarta bersedia membawa Kanayah dan Nenek Risma tanpa harus membayar.

Jeder

Suara petir menggelegar menandakan hujan akan segera mengguyur bumi. Kanayah menatap langit yang telah

berubah warna menjadi gelap. Suara petir kembali menggelegar membuat Kanayah sontak memeluk sang Nenek. Tak lama rintik hujan mulai membasahi bumi membuat pakaian Kanayah basah. Mobil truk itu berhenti di pinggiran jalan. Tak lama sang supir truk membuka penghalang bak trucknya dan berkata.

“Neng, ini ada terpal bisa dipakai untuk melindungi Kamu sama Neneknya,”ucap sang supir menyodorkan terpal itu kepada Kanayah.

“Iya pak, terimakasih banyak Pak,”ucap Kanayah menerima terpal tersebut dan menutupi tubuhnya dan

Nenek Risma dari hujan.

“Nenek kedinginan ya,”ucap Kanayah memeluk Nenek Risma.

Supir itu kembali duduk di belakang kemudi dan memasang sabuk pengaman. Di samping supir itu tersebut

terlihat  seorang wanita yang memasang,wajah cemberutnya kepada supir mobil bak terbuka tersebut.

“Repotkan, udah dikasih tahu gak usah sok baik nolongin orang, masih aja gak nurut,”ucap wanita itu.

“Sudahlah Bu, kasihan juga mereka,”ucap supir bak terbuka itu kepada istrinya.

Mobil bak terbuka itu kembali melaju menuju kota Jakarta membawa Kanayah dan Nenek Risma berada di

belakang dengan menjadikan terpal biru sebagai pelindung mereka  dari hujan.

“Bangun Neng, sudah sampai Jakarta!”

Kanayah mengerjapkan kelopak matanya saat menyadari mobil yang ia tumpangi sudah berhenti dengan sempurna dan hujan pun sudah redah.

“Sudah sampai ya Pak. Terima kasih ya Pak sudah mau memberi kami tumpangan,”ujar Kanayah tulus.

“Iya Neng sama-sama, tapi bapak Cuma bisa nganter sampai sini saja Neng,”ucap Pak supir yang baik hati

itu.

“Iya pak gak papa, ini saja sudah sangat membantu Saya dan Nenek saya.”

“Sudah-sudah. Cepat turun dari mobil Saya, dan Kamu pak gak usah genit-genit,”sewot istri supir mobil tersebut.

Kanayah hanya menganggukkan kepalanya tak berani membalas perkataan wanita itu. Kanayah sadar betul tatapan tidak suka wanita itu sedari pertama suaminya memberi tawaran untuk dirinya dan Nenek Risma. Kanayah pelan menggoyangkan tubuh Nenek Risma untuk membangunkan wanita itu.

“Nek bangun! Kita sudah sampai Jakarta,”ucap Kanayah membangunkan Nenek Risma.

“Sudah sampai ya Ndo,”ucap Nenek Risma usai membuka matanya dan mengumpulkan kesadarannya.

Kanayah menganggukkan kepalanya sambil membereskan terpal yang menjadi perlindungannya semalam saat

hujan dan tas usangnya. Perlahan Kanayah dan Nenek Risma turun dari mobil bak terbuka itu.

“Sekali lagi saya ucapkan terima kasih ya Pak. Bu,”ucap Kanayah lagi kepada sepasang suami istri itu.

Terlihat supir tersebut hendak menyauti ucapan Kanayah namun gagal karena di serobot oleh ucapan pedas

istrinya.

“Iya iya, sudah sana pergi dari sini. Gak usah kegatelan sama suami orang,”pedas wanita itu.

Wanita itu segera menarik lengan sang suami menuju pintu depan mobil dan mendorongnya masuk. Sedangkan sang suami yang masih belum sigap hanya bisa mengikuti istrinya, setelah itu istri dari supir tersebut segera memutari body mobil untuk duduk di sebelah sang suami.

Blam

Suara pintu mobil terdengar nyaring cukup membuat Kanayah dan Nenek Risma terkejut dibuatnya. Tak lama setelah itu mobil bak terbuka tersebut melaju meninggalkan Kanayah dan Nenek Risma.

Kanayah dan Nenek Risma yang notabene-nya berasal dari desa menatap kagum akan keramaian yang tersaji

di depan mereka.

“Ternyata kota Jakarta yang sekarang sudah sangat berbeda dari yang dulu,”celetuk Nenek Risma.

“Nenek pernah ke Jakarta? Kok Naya baru dengar ya,”ucap Kanayah

“Iya, dulu waktu masih muda Nenek pernah ke Jakarta. Dan di kota ini juga Nenek bertemu dengan Kakekmu

Nay, tetapi dulu Jakarta tak seramai sekarang. Jarang sekali motor atau mobil di jalanan. Kebanyakan berjalan kaki atau menggunakan sepeda ontel sebagai alat transformasinya,”jelas Nenek Risma.

“Oh ya Nek, Kakek itu aslinya orang mana ya Nek?”tanya Kanayah lagi.

“Kakek kamu itu keturunan Belanda Naya, makanya muka kamu kebule-bulean,”cerita Nenek Risma.

Kanayah yang mendengarnya mengangguk paham. Dia kini tahu dari mana asal kecantikannya, ternyata darah

Belanda dan Indonesia mengalir dalam dirinya. Gadis itu Kemudian menggandeng tangan sang Nenek untuk melangkah. Sudah sampai di kota, Kanayah harus bisa bertahan di kota ini. Setidaknya disini dia tidak akan bertemu dengan mereka (orang-orang desanya).

“Nek, kita cari kontrakan dulu ya disini,”ujar Kanayah.

Nenek Risma menganggukkan kepalanya. Kedua wanita itu pun melangkah menyebrangi jalan raya dan mulai

menyusuri jalanan. Bertanya ke orang-orang sekitar yang bisa memberikan kontrakan dengan harga yang Kanayah mampu. Cukup lama Kanayah dan Nenek Risma melangkah, hingga akhirnya dia bisa mendapatkan sebuah kontrakan kecil dengan harga perbulannya yang relative murah.

“Ini kunci kontrakannya Neng, mulai sekarang kamu sama Nenek Kamu bisa tinggal disini,”ucap ibu-ibu pemilik kontrakan.

“Iya Bu, terima kasih Bu, ini uang buat sewa selama satu bulan kontrakan Ibu.”

Kanayah memberikan beberapa lembar uang yang dia miliki kepada wanita itu dan menerima kunci kontrakan. Setelah transaksi itu terjadi, Kanayah dan Nenek Risma memasuki kontrakan tersebut.

Ceklek

Kosong taka ada apapun di dalamnya, mungkin sesuai harga murah yang diberikan oleh pemilik kontrakan.

Hanya sebuah Kasur lantai tipis yang akan menjadi alas dirinya dan Nenek Risma.

“Nenek tunggu disini dulu ya, biar Naya bersihkan kontrakannya dulu,”ucap Kanayah.

Gadis itu mulai menyapu dalam kontrakan tersebut menggunakan sapu yang telah diberikan oleh ibu pemilik

kontrakan. Setelahnya ia menggelar Kasur lantai di satu-satunya kamar yang ada di dalam kontrakan tersebut.

“Nek, ayo masuk Nek! Nenek pasti capek, istirahat dulu ya. Naya mau keluar cari makanan buat kita,”ucap Kanayah mempersilahkan Nenek Risma memasuki kamar kecil itu.

“Iya Nay, kamu hati-hati di jalan ya,”ucap Nenek Risma.

Kanayah mengangguk mendengar ucapan Nenek Risma. Setelah itu dia menutup kontrakan kecil tersebut

dan melangkah untuk mencari makanan. Untuk keluar dari kontrakan tersebut Kanayah harus melewati beberapa gang sempit dan barulah setelah itu dia bisa  mendapati jalan raya.

Kanayah menoleh ke kanan dan ke kiri. Dia masih bingung dengan jalanan Jakarta namun sebisa mungkin

Kanayah berusaha mengingat jalan yang dia lewati. Gadis itu teringat saat dia  mencari kontrakan, dia melewati area dimana banyak rumah makan dan warung makan.

“Kata orang di Jakarta serba mahal, paling serratus ribu syukur-syukur sampai besok. Mungkin ini Naya

harus disambi cari kerjaan,”ujar Gadis itu menimbang satu-satunya uang yang dia punya.

Kanayah memutuskan perjalanannya kali ini tak hanya mencari makanan tetapi juga mencar pekerjaan.

Tetapi di kota Jakarta yang asing bagi Kanayah tentu membuat gadis itu kebingungan. Tidak mengenal siapa pun, tidak tahu pasti seperti apa kehidupan Jakarta bahkan latar belakang pendidikannya yang hanya sampai SMP pasti akan membuat Kanayah kesulitan disana.

Sepanjang jalan Kanayah mencoba mencari pekerjaan dengan bertanya-tanya kepada rumah makan, warung,

maupun toko-toko disana. tapi memang nasib belum berpihak pada Kanayah, gadis itu tidak mendapat pekerjaan bahkan dia harus menerima perlakuan tak menyenangkan dari beberapa tempat yang dia tanyai.

“sepertinya tak segampang di desa. Dilanjut besok saja, hari ini cukup sampai disini. Nenek pasti sudah sangat lama menungguku,”ucap Kanayah.

Gadis itu lantas membeli satu bungkus makanan dan dua buah es teh. Kenapa hanya satu, Kanayah pikir dia

bisa memakan sisa dari Nenek Risma.

***

TBC

Terpopuler

Comments

Pak Yan

Pak Yan

AKU IKUTAN MAMPIR DN JUGA MAU IKUTAN BACA KAK..... KOREKSI DIKIT : " ADA SEDIKIT TYPONYA ..... BUKAN TRANSFORMASI UTK ALAT PERHUBUNGAN..... TAPI TRANSPORTASI YG BENARNYA .....🤔🤔🤔😲😲😲😖😖😖😟😟👍👍👍👍👍👍👍👍

2023-09-26

2

lovely

lovely

muka indo tpi malangg benerrr ya🥴

2023-09-26

1

#ayu.kurniaa_

#ayu.kurniaa_

.

2023-09-25

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 01
2 BAB 02
3 BAB 03
4 BAB 04
5 BAB 05
6 BAB 06
7 BAB 07
8 BAB 08
9 BAB 09
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 Bab 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 Bab 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 part 45
46 Bab 46
47 BAB 47
48 Bab 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 Novel Baru
71 BAB 70
72 BAB 71
73 BAB 72
74 BAB 73
75 BAB 74
76 Bab 75
77 Bab 76
78 Bab 77
79 Bab 78
80 Bab 79
81 Bab 80
82 Bab 81
83 Bab 82
84 Bab 83
85 Bab 84
86 Bab 85
87 Bab 86
88 Bab 87
89 Bab 88
90 Bab 89
91 Bab 90
92 Bab 91
93 Bab 92
94 Ba 93
95 Bab 94
96 Bab 95
97 Bab 96
98 Bab 97
99 Bab 98
100 Bab 99
101 Bab 100
102 Bab 101
103 Bab 102
104 Bab 103
105 Bab 104
106 Bab 105
107 Bab 106
108 Bab 107
109 Bab 108
110 Bab 109
111 Bab 110
112 Bab 111
113 Bab 112
114 Bab 113
115 Bab 114
116 Bab 115
117 Mampir yuk di Novel Baru Othor
118 Bab 116
119 Bab 117
120 Bab 118
121 Bab 119
122 Bab 119
123 Bab 120
Episodes

Updated 123 Episodes

1
BAB 01
2
BAB 02
3
BAB 03
4
BAB 04
5
BAB 05
6
BAB 06
7
BAB 07
8
BAB 08
9
BAB 09
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
Bab 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
Bab 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
part 45
46
Bab 46
47
BAB 47
48
Bab 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
Novel Baru
71
BAB 70
72
BAB 71
73
BAB 72
74
BAB 73
75
BAB 74
76
Bab 75
77
Bab 76
78
Bab 77
79
Bab 78
80
Bab 79
81
Bab 80
82
Bab 81
83
Bab 82
84
Bab 83
85
Bab 84
86
Bab 85
87
Bab 86
88
Bab 87
89
Bab 88
90
Bab 89
91
Bab 90
92
Bab 91
93
Bab 92
94
Ba 93
95
Bab 94
96
Bab 95
97
Bab 96
98
Bab 97
99
Bab 98
100
Bab 99
101
Bab 100
102
Bab 101
103
Bab 102
104
Bab 103
105
Bab 104
106
Bab 105
107
Bab 106
108
Bab 107
109
Bab 108
110
Bab 109
111
Bab 110
112
Bab 111
113
Bab 112
114
Bab 113
115
Bab 114
116
Bab 115
117
Mampir yuk di Novel Baru Othor
118
Bab 116
119
Bab 117
120
Bab 118
121
Bab 119
122
Bab 119
123
Bab 120

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!