"Naya. Ini beneran Kamu Nay? "ucap Indri.
Indri memutari tubuh Kanaya yang telah berpakaian tertutup dan jangan lupakan hijab yang menutupi kepalanya. Usia memutari tubuh Kanaya, Indri memegang wajah Kanaya dan memiringkan ke kanan serta ke kiri.
Ya. Kanaya telah memantapkan hatinya untuk berhijab usai meminta izin kepada Nenek Risma. Kanaya sadar kecantikannya mungkin yang menjadi penyebab pria-pria menatapnya dengan tatapan mesum.
Kanaya juga sudah memutuskan untuk mengikhlaskan peristiwa antara dirinya dan Jacob. Toh, percuma saja ia permasalahkan jika sedari awal Jacob sudah memberi isyarat jika pria itu tidak bisa bertanggungjawab atas peristiwa tersebut.
"Nay. Kamu kemasukan jin apa? Sampai tiba-tiba Kamu pakai pakaian kayak gini, "celetuk Indri.
Kanaya melepaskan tangan Indri yang memegang wajahnya. Kanaya memang telah mengubah penampilannya yang sebelumnya suka menggerai rambutnya, kini rambut indah Kanaya telah ditutupi oleh hijab.
"Gak ada jin yang masuk ke tubuh Aku Ndri. Hanya saja Aku memang merasa tidak seharusnya Aku membuka aurat, memamerkan kelebihan yang Allah berikan pada setiap mata,"ucap Kanaya bijak.
"Tapi Kamu berhijab gini malah tambah kelihatan cantik Nay, "puji Indri.
Kanaya tersenyum mendengar itu. "Terima kasih Ndri. Ayo Kita lanjut kerja lagi, nanti dimarahi sama Nyonya lagi, "ajak Kanaya.
Indri menganggukkan kepalanya dan keduanya berpisah sesuai tugas-tugas yang harus mereka kerjakan. Indri bertugas di dapur dan lantai bawah bersama para pelayan lainnya. Sedangkan Kanaya menuju lantai tiga dimana ia harus membereskan seluruh kamar penghuni kediaman Garadha kecuali milik Nyonya Celline dan Tuan Garadha dikarenakan kamar itu hanya Mbok Ira yang diperbolehkan memasukinya.
"Eh ini Kanaya, sekarang pakai hijab ya Nay? "tanya Mbok Ira.
"Iya alhamdulillah Mbok. Hari ini tugas apa buat Kanaya Mbok? "tanya Kanaya tersenyum.
"Kanaya ke kamarnya Tuan Muda Jacob ya. Siapkan pakaian ganti dan yang lainnya, "ucap Mbok Ira.
Kanaya terdiam. Dia pikir Jacob telah kembali ke apartemennya, karena setahu Kanaya pria itu tidak akan berlama-lama di kediaman Garadha, dan jika dihitung dari kemarin berarti ini adalah hari kedua pria itu disini.
"Tuan Muda Jacob disini Mbok? "tanya Kanaya lirih.
"Iya Nay. Biasanya kalau sudah semalam disini Tuan Muda Jacob tidak akan disini lagi. Tapi mungkin Tuan Muda lagi kangen sama Nyonya dan Tuan ya Nay, he he he, "ucap Mbok Ira tersenyum.
Mendengar itu Kanaya hanya bisa tersenyum getir. Kepulangan Jacob adalah kebahagiaan bagi seluruh penghuni Kediaman Garadha namun lain halnya untuk Kanaya karena adanya Jacob merupakan masalah berat dalam hidupnya.
"Ya udah Nay. Mbok mau ke kamar Nyonya dan Tuan lebih dahulu. Kamu jangan lupa ke kamar Tuan Muda ya, "ucap Mbok Ira.
"Eh itu Mbok... "
"Kenapa Nay? "tanya Mbok Ira bingung.
"Hemmm... tidak jadi Mbok, Naya ke kamar Tuan Muda sekarang untuk menyiapkan pakaiannya, "pamit Kanaya.
"Iya Nay. "
Mbok Ira berbalik meninggalkan Kanaya yang masih kebingungan dan was-was. Berulang kali gadis itu menormalkan sistem pernapasannya karena rasanya saat ini paru-parunya terasa menyempit.
"Husft... Ayo Kanaya. Kamu sudah memutuskan untuk ikhlas,"ucap Kanaya menyemangati dirinya.
Usai mengucapkan itu, Kanaya melangkah menuju kamar Jacob. Sepanjang jalan ia berharap jika saat ia memasuki kamar tersebut. Jacob tengah mandi atau kemana.
Tok tok tok
"Tuan Muda, "panggil Kanaya.
Tidak ada sautan dari dalam kamar. Kanaya kembali mengulangi ketokan pintunya dan memanggil Jacob. Tetapi hingga tiga kali hal itu ia lakukan, tetap saja tidak ada suatan dari dalam kamar tersebut.
Ceklek
Perlahan Kanaya membuka pintu besar kamar itu. Sebelum masuk, Kanaya melongokkan kepalanya memastikan keadaan di dalam sana.
"Tidak ada. Kemana dia? ah sudahlah, tidak penting juga. Sekarang yang paling utama, cepat siapkan pakaian kerja pria itu dan gegas keluar, "ucap Kanaya.
Kanaya menutup kembali pintu itu dan berjalan menuju walk-in closet untuk mengambil pakaian kerja Jacob dan menyiapkannya.
"Dia sedang mandi, "gumam Kanaya saat mendengar suara gemercik air dari kamar mandi.
Kanaya melanjutkan langkahnya dan memilih pakaian yang pas untuk hari ini Jacob bekerja. Setelah menemukan pakaian yang cocok dengan paduan serasi versi Kanaya. Gadis itu meletakkan pakaian tersebut di atas kasu Jacob.
"Berantakan sekali. Aku beresin bentar kali ya. Sepertinya dia masih lama di kamar mandi, "ucap Kanaya saat melihat kasur Jacob berantakan.
Kanaya meletakkan pakaian tersebut di atas meja lebih dahulu dan mulai membereskan kasur itu. Fokus Kanaya masih pada merapikan kasur tanpa menyadari jika sosok Jacob telah keluar kamar mandi dan hanya mengenakan sehelai handuk yang melilit dipinggang pria itu.
Jacob menatap sosok berhijab yang tengah merapikan kasurnya. Pria itu mencoba mengingat-ingat apakah ada pelayan di kediaman Garadha yang berhijab.
"Sepertinya dia pelayan baru lagi, "ucap Jacob.
Jacob mendekati Kanaya dan berkata. "Hey. Apakah kamu menyiapkan pakaian untuk Aku? "tanya Jacob.
Deg
Tangan Kanaya yang tengah merapikan kasur terhenti saat mendengar suara Jacob. gadis itu tidak tahu harus berbuat apa, karena sejatinya ia tengah menghindari Jacob.
"Hey. Bisakah Kamu bicara. Apa kamu sudah menyiapkan pakaian kerjaku? "tanya Jacob kembali.
"Iya Tuan. Di atas meja, "ucap Kanaya tanpa berbalik.
Jacob melihat sisi meja disamping kasurnya. Benar disana sudah terdapat pakaian kerjanya. Jacob melangkah meraih pakaian tersebut dan kembali mendekati Kanaya yang masih membelakangi dirinya.
Jacob mengernyit dengan sikap gadis berhijab di depannya yang sepertinya tengah menghindari dirinya.
"Kau bisa berbalik menghadapku, "pinta Jacob.
Kanaya terdiam dan meremas buku-buku jemarinya. Dia tidak ingin melihat Jacob di pagi hari ini.
"Kau mendengarnya bukan? Berbalik dan menghadapku sekarang, "ucap Jacob kesal.
Walaupun Jacob sudah menaikkan suaranya. Namun, Kanaya masih bergeming enggan berbalik.
Jacob yang sudah sangat kesal, mendekati Kanaya dan hendak mencekal tangan gadis berhijab itu untuk memaksanya berbalik menghadap Jacob.
"Maaf Tuan Muda. Saya harus keluar sekarang, "ucap Kanaya gegas berlari keluar kamar Jacob tanpa menoleh sedikit pun.
Jacob hanya bisa menatap telapak tangannya yang gagal mencekal pergelangan tangan gadis berhijab itu karena ia keburu lari meninggalkan kamarnya.
"Siapa dia? Kenapa aneh sekali, "gumam Jacob.
Sementara itu Kanaya yang sudah keluar kamar Jacob, terlihat menyenderkan badannya pada dinding kamar tersebut dengan napas yang tersengal.
"Ya Allah. Aku memang sudah mencoba ikhlas, tetapi kenapa harus di pagi hari kerja sudah harus bertemu dengannya, "ucap Kanaya.
Tidak ingin Jacob keburu keluar dan melihat dirinya. Kanaya memutuskan untuk di dapur membantu Indri menyiapkan makanan seluruh majikannya. Biarlah nanti ia akan membereskan kamar dan lantai atas itu usai Jacob pergi bekerja.
"Ke dapur. Setidaknya saat ia makan, Aku bisa sembunyi disana, "ucap Kanaya melangkah menuju dapur.
***
TBC.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
I Dw Ny Manasamadhi
sok rahasi-rahasia ,,
2024-07-13
0
JR Rhna
kalau aku,lebih baik minta ganti rugi wang yg banyak dan rumah supaya lebih mudah menjauhi Jacob.buka usaha kecil kecilan.sekurang kurangnya masa depan lebih baik
2023-08-05
8
H A R U K A ~C H A N
yaaa... ampun nay sampai kabur gegara ga mau ketemu sama si pelaku🤣🤣🤣🤣 ehhhhh... si pelaku...?? dah kayak terpidana aja si jacob🤣
2023-07-17
1