“Bagaimana Dokter?”tanya Nyonya Celline pada Dokter Bagas.
Setelah mendengar keributan di dapur, Nyonya Celline yang mendapat kabar pingsannya salah satu pelayannya gegas mendatangi dapur, walaupun ia terlambat dan akhirnya justru harus memutar arah menuju kamar Jacob yang berdasarkan informasi dari pelayannya membawa Kanaya.
Walaupun wanita parubaya itu heran dengan sikap kepedulian Jacob yang sampai mau membawa Kanaya bahkan menidurkan pelayan itu di atas Kasur yang bahkan dirinya sendiri sebagai Mama nya selalu mendapat peringatan untuk tidak menidurinya dari Jacob.
“Maaf Nyonya, apa dia (Kanaya) adalah saudara Anda?”tanya Dokter Bagas.
Nyonya Celline menggeleng dan berkata. “Dia pelayan di kediaman Saya Dokter.”
Terlihat Dokter Bagas terdiam memikirkan cara untuk menyampaikan diagnose yang ia dapati dari kondisi
badan Kanaya.
“Hem maaf Nyonya, sepertinya pelayan Anda tengah hamil, namun ini hanya dugaan saya saja Nyonya jadi untuk informasi lebih detailnya Saya sarankan agar Anda memerintahkannya untuk pergi ke Dokter Kandungan Nyonya,”ujar Dokter Bagas.
Hening, semua orang diam membisu tidak bisa memberi balasan dari kabar yang diberikan oleh Dokter Bagas.
Terlebih Jacob yang terlihat hampir limbung jika tidak tubuhnya menyandar pada dinding kamarnya. Pria itu yakin serratus persen bayi yang ada di dalam kandungan Kanaya adalah anaknya.
“Maaf Nyonya. Kalau begitu, Saya pamit lebih dahulu. Dan ini adalah vitamin dan obat penguat kandungan yang bisa dikonsumsi oleh pelayan itu Nyonya,”ucap Dokter Bagas yang lagi-lagi tak mendapat balasan dari Nyonya Celline.
Indri yang melihat keadaan tak mengenakan itu, berinisiatif maju untuk mengambil vitamin yang diberikan oleh Dokter Bagas.
“Biar saya saja Dokter,”ucap Indri meraih vitamin dan obat penguat kandungan itu.
“Terima kasih, kalau begitu Saya pamit. Mari Nyonya dan yang lainnya.”
“Saya antar Dokter,”ujar Indri mengikuti langkah Dokter Bagas untuk mengantar kepergiannya.
Sementara di kamar Jacob terlihat Nyonya Celline yang tampak begitu marah saat mengetahui kehamilan Kanaya. Wanita itu sangat marah hingga pikiran buruk mengenai Kanaya pun bersliweran di otaknya.
“Dasar Murahan! Pantas saja dia ingin berhenti kerja di kediaman Garadha ternyata karena sedang hamil,”maki Nyonya Celline.
Aura kebencian begitu terlihat dari mata Nyonya Celline, wanita itu begitu menyukai Kanaya namun saat mengetahui kondisi Kanaya yang tengah hamil di luar nikah membuat kekaguman pada pelayannya itu lenyap seketika.
Tak ingin lama-lama melihat wajah Kanaya, Nyonya Celline beranjak dan meninggalkan kamar Jacob dan saat ia keluar tak sengaja bertemu Mbok Ira yang sepertinya penasaran dengan kondisi Kanaya.
“Mbok, bilang sama pelayan itu saat sudah sadar untuk segera pergi meninggalkan Kediaman Garadha!”perintah
Nyonya Celline.
Mbok Ira yang mendapat mandate itu terlihat cengo Karen dirinya yang masih tidak tahu apa-apa.
Sementara Jacob yang dilanda frustasi memilih meninggalkan Kanaya di kamarnya dan memasuki ruang kerja pribadinya. Jacob sedang butuh waktu sendiri untuk memikirkan kondisi yang tengah terjadi padanya saat ini. Jacob menggusar rambutnya kasar begitu frustasi.
“Apa lagi ini ya Tuhan!”
Teriak Jacob di dalam ruangan kerjanya.
***
“Pergi dari sini sekarang juga! Saya tidak sudi menerima pelayan murahan sepertimu,”ucap sarkas Nyonya
Celline.
Kanaya hanya bisa menundukkan kepalanya saat rahasia yang sudah susah payah ia simpan akhirnya terkuak di kediaman Garadha lebih mengenaskannya lagi Kanaya tidak mampu memberitahu siapa ayah dari anaknya kepada Nyonya Celline yang mana membuat wanita itu sangat murkah.
“Maafkan Saya Nyonya. Tetapi Saya ucapkan banyak terima kasih atas kebaikan Anda dan Tuan selama Saya bekerja disini,”ucap Kanaya berusaha tegar.
“Cih, tidak perlu basa-basi, sana pergi dari Kediaman Garadha. Saya tidak ingin kediamanku kotor karena keberadaan wanita murahan sepertimu,”maki Nyonya Celline.
Deg
Sakit rasanya hati Kanaya saat mendengar makian yang juga tuduhan dari sosok yang begitu ia kagumi akan kebaikannya. Tapi Kanaya bisa apa, mungkin saja ini adalah bentuk kekecewaan Nyonya Celline kepadanya. Namun, apa jadinya jika wanita itu tahu sosok yang telah menanam benih di Rahim Kanaya adalah putra sulung kebanggaannya, akankah Nyonya Celline masih memaki dirinya sebagai wanita murahan.
“Sekali lagi saya ucapkan terima kasih Nyonya. Huft…”
Kanaya menarik napasnya sebelum melanjutkan kalimatnya. “Saya pamit Nyonya. Saya harap Anda sekeluarga tetap dalam keadaan sehat dan selalu dalam lindungan-Nya.”
Usai mengatakan itu Kanaya bangkit lalu berbalik melangkah meningglakan kediaman Garadha. Sebelum dirinya benar-benar pergi, Kanaya sekali lagi menatap rumah besar itu. Rumah yang selama beberapa bulan ini telah memberikannya sebuah kenyamanan karena diterima baik sebagai pelayan.
“Kita pulang ya Nak, setelah ini Ibu jug akan memberitahu nenek. Entah bagaimana kemarahannya saat mengetahui keberadaanmu tapi yang jelas ada Ibu yang selalu menyayangimu,”ujar Kanaya mengelus perutnya dan kembali melangkah meninggalkan kediaman Garadha.
“Ma, dimana pelayan itu?”tanya Jacob saat tak melihat keberadaan Kanaya di kamarnya.
“Siapa? Wanita murahan itu? Sudah Mama usir dari sini,”ketus Nyonya Celline.
“Mama! Kenapa Kamu mengusirnya, akhhh.”
Jacob yang mendengar kepergian Kanaya gegas keluar berharap wanita yang tengah mengandung anaknya
itu masih berada di luar kediaman Garadha. Namun sepertinya Jacob harus kecewa karena berdasarkan informasi dari penjaga kediaman Garadha bahwa Kanaya sudah pergi jauh.
“Pelayan itu! Pasti dia tahu dimana rumah Kanaya,”ucap Jacob.
***
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Aida Murni
ngak berani ngaku lu ya kob.
2023-10-20
0
Ersa
ayo jac...be a gentleman 👍
2023-06-29
2
anie
Jacob👍👍👍👍...
2023-02-03
0