"Baiklah! Tapi Kamu harus tetap bekerja sampai akhir bulan ini. Barulah setelah itu Kamu boleh berhenti, "ucap Nyonya Celline.
"Baik Nyonya. Tapi Saya mohon saat sampai akhir bulan ini, tolong biarkan Saya berhenti bekerja Nyonya, "pinta Kanaya.
Nyonya Celline menatap penuh tanda tanya pelayan kesayangannya. Ya, sejak kedatangan Kanaya di kediaman Garadha, Nyonya Celline sudah menyukai gadis itu yang tak hanya memiliki wajah cantik namun Nyonya Celline bisa merasakan kebaikan dari dalam diri Kanaya.
"Naya, boleh Saya bertanya kenapa Kamu ingin berhenti bekerja di Kediaman Garadha? Apa Saya sudah memperlakukan kamu dengan kurang baik? Apa gaji yang kuberi kurang banyak atau Kamu memiliki masalah dengan pelayan lainnya Naya? Tolong beritahu Saya Naya"ucap Nyonya Celline.
"Tidak Nyonya. Bukan karena itu semua, hanya saja memang Saya harus berhenti Nyonya, untuk alasannya sendiri Saya tidak bisa memberitahu Nyonya karena ini pribadi, "ucap Kanaya merasa bersalah.
Huft
Nyonya Celline hanya bisa kembali menarik napas panjang. Jika Kanaya sudah mengatakan alasan pribadi maka Ia bisa apa. Walaupun saat ini Nyonya Celline masih majikan Kanaya namun ia juga tidak bisa memaksakan kehendak gadis itu untuk menceritakan segalanya kepadanya.
"Baiklah, "ucap Nyonya Celline pasrah.
"Terima kasih Nyonya. Kalau begitu Saya pamit untuk melanjutkan pekerjaan Saya Nyonya, permisi, "ujar Kanaya menundukkan dirinya dan berlalu meninggalkan Nyonya Celline.
Sekeluarnya Kanaya dari kamar Nyonya Celline, Kanaya telah disambut dengan Indri yang menatap dirinya dengan mata berkaca-kaca.
Kanaya mengulas senyumannya kepada Indri yang mana semakin membuat Indri sedih saja dibuatnya.
"Nay, kenapa Kamu tidak mengatakan saja semuanya kepada Nyonya? Andai saja Kamu mengatakannya pasti Nyonya Celline akan mengerti dan tidak akan membiarkan calon cucunya pergi dari rumah ini Nay,"celetuk Indri.
"Suut. Jangan keras-keras Ndri, nanti Nyonya mendengarnya, "ucap Kanaya menyeret tangan Indri agar menjauh dari depan kamar Nyonya Celline itu.
"Kamu sudah janji akan diam Ndri,"ucap Kanaya mengingatkannya.
"Baiklah, "ucap Indri pasrah.
Kanaya tersenyum kepada Indri dan berjalan menuju lantai atas, karena ia mendengar perintah jika Tuan Muda Mark tengah membutuhkannya.
Kanaya sendiri belum pernah bertemu dengan Mark. Karena kemarin pria itu pulang ke kediaman Garadha saat setelah gadis itu telah pulang ke kontrakannya. Dalam langkahnya Kanaya megusap perutnya yang masih datar.
"Maafkan ibu ya Nak, ibu terpaksa menyembunyikan kehadiranmu. Ibu tidak ingin saat ayahmu tahu dia akan meminta Ibu untuk menghilangkanmu. Kamu makhluk suci yang tidak bersalah, "gumam Kanaya pelan.
Kini Kanaya telah sampai di depan pintu yang katanya milik Mark, anak kedua Nyonya Celline dan Tuan Garadha.
tok
tok tok
"Tuan Muda Mark,"panggil Kanaya seiring ketukannya.
"Iya. Masuk saja."
Terdengar suara pria dari dalam kamar itu meminta Kanaya untuk masuk ke dalamnya. Perlahan Kanaya memutar handle pintu itu dan membukanya. Saat gadis itu membuka pintu tampaklah seorang pria dengan setelan kaos dan celana jins tengah kebingungan menatap deretan jaket jins yang berjajar di atas kasur pria itu.
"Tuan Muda Mark, apa ada yang bisa Saya bantu?"tanya Kanaya.
"Iya, Kau bantu Aku memilihkan jaket jins mana yang cocok untuku hari ini, "ucap Mark tanpa menoleh.
Kanaya melihat jajaran jaket jins di atas kasur yang memiliki motif berbeda dan warna berbeda. Setelah mengamati pakain dasar yang di kenakan Mark, Kanaya mendekati kasur dan meriah jaket jins berwarna hitam dengan saku pada dua sisi dadanya.
"Ini akan sangat cocok dengan pakaian dasar yang Anda kenakan Tuan Mark, "ujar Kanaya meraih hanger berisi jaket jins itu.
Mark yang melihat Kanaya dari belakang merasa sedikit familiar yang mengingatkannya dengan sosok berhijab yang Mark temui di supermarket kemarin.
"Bagaimana menurut Anda Tuan? "tanya Kanaya membalik badannya hingga kini keduanya sama-sama bisa melihat wajah satu sama lainnya.
"Kamu, "ucap Kanaya dan Mark bersamaan.
Usai mengenali satu sama lainnya. Mark dan Kanaya sama-sama tertawa.
"Ternyata Kamu yang kemarin di supermarket, "ucap Mark senang.
Mark tidak menyangka akan bertemu kembali dengan sosok berhijab yang telah menarik hatinya saat pertemuan pertamanya.
"Ah iya Tuan. Saya juga tidak menyangka jika sosok Tuan Mark adalah sosok pria baik yang kemarin Saya temui di supermarket, "ucap Kanaya dengan senyuman manisnya.
"Ah, panggil saja Mark jangan Tuan. Aku tidak setua itu ha ha ha, "pinta Mark dengan diakhiri gelak tawanya.
"Maaf Tuan, tapi disini Saya pelayan Anda jadi tidak mungkin memanggil dengan panggilan lainnya, "jelas Kanaya dengan alasannya.
"Ah baiklah. Tapi saat kita berada di luar atau hanya ada kita berdua maka panggil nama atau Kak saja bagaimana? "tawar Mark.
"Baiklah, mungkin Kak Mark tidak buruk, "ujar Kanaya menyetujuinya.
Kanaya dan Mark terlibat obrolan kecil, keduanya mudah sekali akrab terlebih dengan sosok Mark yang memiliki selera humor tinggi membuat Kanaya nyaman dalam obrolannya.
"Sudah ya Kak Mark, Aku harus keluar untuk membantu pelayan lainnya, "pamit Kanaya.
"Hemm, baiklah."ucap Mark.
Kanaya melangkah keluar kamar meninggalkan sang pemilik kamar yang terus menatap punggung gadis itu dengan senyuman lebar.
"Sepertinya Aku akan betah di rumah,"gumama Mark.
Sementara itu di perusahaan Garadha Group terlihat sosok pria yang tengah memimpin rapat karyawan begitu gagah dan karismatik.
Jacob menatap lurus power point yang disampaikan oleh setiap departemen di perusahaannya.
"Apa kau yakin, proyek ini akan berjalan dengan baik dan memberikan kita keuntungan yang besar? "tanya Jacob.
"Iya Tuan. Saya yakin seratus persen jika proyek ini akan sangat menguntungkan bagi Garadha Group, "ucap karyawan itu.
"Akan Saya pertimbangkan kembali, kirim berkasnya ke ruangan Saya nanti. dan untuk rapat hari ini Saya akhiri."
Jacon berdiri dan beranjak. untuk meninggalkan ruang rapat diikuti Riko dibelakangnya. Seluruh peserta rapat juga turut berdiri untuk mengantar kepergian Jacob dari ruang rapat tersebut.
"Apa Kau mendapat laporan mengenai Alexsa. Sedari kemarin ia sulit Aku hubungi? "tanya Jacob usai masuk ke dalam ruangannya kepada Riko.
"Anak Buah kita yang telah Saya utus untuk mengawasi Nona Alexsa melaporkan jika dia melakukan aktifitasnya seperti biasa yakni sibuk dengan pemotretan Tuan, "lapornya.
"Hah, apa iya sesibuk itu hingga dia tidak menyempatkan waktu untuk memberi kabar kepadaku, "gumam Jacob kecil.
Riko hanya bisa melihat Tuannya dengan iba. Sejatinya Riko sudah muak dengan keegoisan Akexsa yang tidak pernah sedikitpun mementingkan perasaan Tuannya, namun Riko yang hanyalah seorang asisten dari Jacob bisa berbuat apa saat akal dan mata Jacob telah tertutup dengan rasa cintanya.
"Tuan Muda. Apa Anda tidak akan pulang ke kediaman Garadha, Saya dengar Tuan Muda Mark telah kembali dari luar negeri Tuan? "ucap Riko.
"Ah iya. Sepertinya hari ini memang Aku harus pulang, entah seperti apa wajah bocah tengil itu, "celetuk Jacob.
***
Sementara itu Alexsa yang berada di LA menatap layar ponselnya yang memperlihatkan notifikasi pesan dari Jacob. Tidak sedikitpun keinginan dari Alexsa untuk membalasnya.
Setelah itu Alexsa meletakkan ponsel itu ke dalam tas miliknya dan meninggalkannya disana, sementara ia kembali berjalan mendekati fotografer yang telah memanggilnya.
"I'm back, "seru Alexsa.
***
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Ratna Wati Manik
dr bab 1 sampe 13 ceritanya seperti kehidupan sy....jd sy merasakan akan kesdrian dhlnya
2023-07-10
0
anie
next..ditunggu up nya😍😍😍😘😘😘
2023-01-29
6