Kanaya menuruni kasur itu dengan gemetaran. Ditatapnya sosok tampan yang sudah menghancurkan dirinya beberapa jam yang lalu kini tengah tertidur pulas.
Keadaan kamar Jacob utamanya kasur pria itu sudah tak berbentuk, bantal berserakan di lantai begitu pula pakaian pria itu yang sudah tak berupa.
Kanaya menuruni kasur dan meraih kemeja Jacob, ya karena tidak mungkin gadis ah tidak wanita itu memakai pakaiannya yang sudah tak berupa akibat di sobek secara paksa oleh Jacob.
Kanaya menatap jam dinding disana dan melihat jika hari waktu sudah menunjukkan hampir Subuh.
Usai Kanaya mengenakan kemeja Jacob. Kanaya memungut pakaian miliknya dan memeluk kain itu gemetaran.
"Sshhht."
Dengan menahan rasa sakitnya di area selangkang. Kanaya melangkah terseok menuju kamar Indri.
Brugh,.
Luruh sudah tubuh Kanaya saat ia sudah sampai di kamar Indri. Kanaya menyandarkan tubuhnya pada daun pintu dan mulailah air mata mengalir dengan deras dari kedua matanya.
" Hiks...Hiks...Kenapa nasibku begitu malang, ya Allah, "sendu Kanaya.
"Dosa apa yang sudah Aku lakukan. Hingga Engkau menghukum ku dengan begitu berat, hiks...hiks, "ucap Kanaya dalam tangisnya.
Tangisan yang sedari tadi ditahannya kini tak mampu lagi terbendung, luruh sudah semua air mata itu membasahi pipi mulus Kanaya.
Tubuhnya yang remuk tak seremuk hatinya, karena mahkotanya telah hancur. Lebih pedihnya sosok yang merenggut paksa mahkota Kanaya adalah sosok majikannya yang bahkan sudah bertunangan.
"Apa yang sekarang bisa Aku banggakan jika sesuatu yang berharga telah hilang, hiks... hiks, "tangis Kanaya.
Dugh dugh dugh
Kanaya memukul dadanya yang begitu sesak karena setiap beban hidupnya. Dia pikir usai menetap di kota, Kanaya akan mendapatkan kebahagiannya. namun siapa sangka malam naas ini harus ia lewati.
"Hiks... hiks..."tangis Kanaya.
Indri yang semula tertidur perlahan membuka matanya saat suara tangis menganggu tidurnya.
"Kanaya. Kamu kenapa? "pekik Indri saat melihat kondisi sahabatnya yang memprihatinkan.
Indri beranjak dari kasurnya dan mendekati Kanaya. Gadis itu menghentikan tangan Kanaya yang terus memukul dada berulang kali.
"Naya. Apa yang kamu lakukan, kenapa kondisi Kamu seperti ini? "tanya Indri.
Kanaya menatap Indri dengan sedih, lantas berhambur memeluk tubuh Indri. "Aku sudah kotor Ndri. Aku sudah kotor, hiks, "ucap Kanaya tersedu.
"Nay, Kamu kenapa? Coba ceritakan sama Aku Nay, "ucap Indri.
"A-Aku sudah kotor Ndri. Hiks, sangat kotor, "ucap Kanaya yang terus mengatakan jika dirinya dalam keadaan kotor.
"Iya apanya yang kotor Nay. Kamu bilang sama Aku, kenapa? "
Indri terus mendesak Kanaya bercerita. Gadis itu melepaskan pelukan Kanaya untuk mengamati wajahnya. Hingga beberapa detik kemudian Indri menyadari sesuatu yang berbeda dari Kanaya.
Kondisinya begitu berantakan, entah kemeja siapa yang dikenakan Kanaya dapat dipastikan jika kemeja itu secara asal dipasangkannya.
Tuk
seonggok pakaian Kanaya tergeletak di atas lantai, membuat Indri membulatkan kedua matanya saat tahu apa yang telah terjadi pada Kanaya.
"Ya ampun Naya, Kamu... "
Indri tak bisa melanjutkan perkataannya lagi. Gadis itu menarik tubuh Kanaya dalam pelukannya dan mengelus rambut Kanaya.
"Siapa Nay? Siapa dia yang sudah melakukannya? "tanya Indri turut menangis.
"Hiks...hiks..."
Kanaya tak menjawab, hanya sebuah tangisan yang terdengar di telinga Indri. Indri kembali melepaskannya dan betalih memegang erat bahu Kanaya.
"Siapa dia Nay? Siapa? Coba kamu katakan sama Aku Nay? "desak Indri.
Kanaya terlalu takut mengatakan siapa pelakunya. Gadis itu hanya mampu menggelengkan kepalanya lemah dan kembali menangis.
"Hiks... hiks..."
"Ya ampun, Naya. Kalau Kamu tidak mengatakannya, bagaimana bisa Aku akan membuat perhitungan pada pria br*ngsek itu,"ucap Indri frustasi.
Indri berdiri dan meremas rambutnya frustasi. Sama halnya seperti Kanaya, bagi Indri sahabat satu-satunya adalah Kanaya. Tentu saja melihat apa yang terjadi pada Kanaya membuat hati Indri ikut sedih.
"Oke, Kalau kamu tidak mau cerita sama Aku. Biar Aku melaporkan sama Nyonya dan Tuan untuk mencari pria br*ngsek itu. Aku yakin dia masih ada disini, "ucap Indri.
"Indri... Jangan lakukan itu Ndri, "cegah Kanaya dengan suara lirih.
"Kenapa? Aku tidak akan membiarkan pria yang sudah menghancurkan Kamu berkeliaran bebas, "sungut Indri.
Indri berjalan menuju pintu untuk merealisasikan tujuannya meminta bantuan Nyonya Selline dan Tuan Garadha.
"Jangan Ndri... Aku Mohon jangan... Indri, ja... "
Brugh
Tubuh Kanayah terjatuh di atas dinginnya lantai. Ya, Kanaya yang begitu takut hingga membuatnya pingsan. Indri yang mendengar suara deguman keras di lantai berbalik.
"Naya! "pekik Indri.
Indri gegas kembali mendekati tubuh Kanaya. Gadis itu mengangkat kepala Kanaya dan menepuk pelan pipinya.
"Nay... Nay! Kamu kenapa Nay, "panggil Indri membangunkan Kanaya.
Tetapi sepertinya Kanaya yang pingsan tak juga sadar. Indri terpaksa dengan susah payah memapah tubuh Kanaya dan membaringkannya di atas kasur.
Setelah tubuh Kanaya berada di atas kasur, Indri gegas mencari minyak kayu putih untuk memancing Kanaya agar sadar dari pingsannya.
Diarahkannya minyak kayu putih itu di depan lubang hidung Kanaya hingga beberapa saat kemudian terlihat Kanaya mulai kembali tersadar.
"Nay,"panggil Indri.
"Ndri, tolong jangan ceritakan peristiwa malam ini pada siapa pun, "pinta Kanaya lirih.
"Tapi Nay, ini gak adil buat Kamu, "protes Indri.
"Aku mohon Ndri, demi Aku dan Nenek jangan ceritakan peristiwa ini kepada siapapun, "pinta Kanaya dengan sangat.
Indri tak bisa menolak saat melihat Kanaya begitu ingin dirinya tutup mulut. Entah alasan apa yang membuat Kanaya memintanya untuk merahasiakan semua ini, yang jelas Indri tahu jika Kanaya pasti memiliki alasan kuat dibalik ini semua.
Dengan terpaksa Indri menganggukkan kepalanya mengiyakan permintaan Kanaya. Lantas saja, hal itu membuat Kanaya tersenyum kecil.
"Terima kasih Ndri. Sekarang boleh Saya tidur di kasur ini? "tanya Kanaya lirih.
"Tidurlah Nay, Aku akan duduk disini jagain Kamu, "ucap Indri.
Kanaya kembali tersenyum dan memejamkan matanya kembali meninggalkan Indri yang menatap dirinya sendu.
"Kamu begitu kuat Nay, "celetuk Indri menatap Kanaya.
***
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Aida Murni
untuk saat ini aku respek ama Indri. seperti nya dia best friends banget .
2023-10-20
1
H A R U K A ~C H A N
manusia tak akan tahu hidup yg akan kita jalani kedeoan seperti apa. bisa jd skrng tuhan memberi cobaan bertubi2 tp kita ga tau kan. suatu saat bisa jd kebahagian sedang menanti. cukup bersabar dan bersyukur yakin ada kebahagian dibalik cobaan😊😊😊 keep positive thinking and always pray to allah😊
2023-07-17
2
anie
lanjuuuuut...
2023-01-22
0