BAB 12

Hari masih gelap, karena baru saja waktu Subuh masuk. Kanaya yang telah menyimpan urinenya dalam sebuah wadah kecil saat sebelum ia mengerjakan sholat Subuh dengan tangan gemetar meletakkan ujung benda pipih yang biasa digunakan untuk test kehamilan dalam benda kecil berisi urinne tersebut.

Harap-harap cemas, Kanaya menanti hasil dari tiga tastpack yang ia lakukan sekaligus. Kanaya harap dugaannya salah, dia masih belum sanggup menerima kenyataan lainnya.Setalah cukup lama mendiamkan taspack yang sebelumnya sudah ia masukkan ke dalam urine miliknya. Perlahan Kanaya mengangkat benda pipih itu dengan tangan gemetar.

"A-Aku hamil, "ucap Kanaya begetar.

Gadis itu terperosot pada dinding kamar mandi kontrakan kecilnya. Tubuhnya terasa lemas bak tak bertulang usai melihat benda pipih yang ada di genggaman tangannya.

Tiga buah testpack bergaris dua dengan jelas memperlihatkan jika dalam rahim gadis itu telah tumbuh sebuah embrio yang akan berkembang menjadi bayi.

Perasaan sedih dan takut sekaligus berkecamuk dalam dada gadis itu. Ia tidak tahu harus apa, sedangkan pria yang merupakan ayah dari jabang bayinya sudah sedari awal meminta dia untuk melupakan malam dimana kesuciannya direnggut.

Kanaya menekuk lututnya, menggigit tangannya sendiri agar tangisannya tertahan dan tidak di dengar oleh Nenek Risma. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Menggugurkan janin tak berdosa yang ada di dalam rahimnya, Kanaya tidaklah setega itu. Gadis itu sadar dengan jelas, daging yang mulai tumbuh dalam rahimnya tidaklah bersalah. Hanya orang tuanya bayi itu yang bersalah, dia juga hanya korban sama halnya bayi itu.

"Apa yang harus Aku lakukan? Bagaimana jika Tuan Muda Jacob tahu, dia pasti memintaku untuk menggugurkannya. Aku tidak bisa sekejam itu, "ucap Kanaya terisak kecil.

Kanaya masih terisak di dalam kamar mandi kecil itu, mengigit lengan dan bajunya agar tidak menimbulkan suara tangisnya yang ingin meraung sekuat karena kenyataan yang harus kembali ia dapatkan. Hamil anak dari Jacob, Putra Sulung keluarga Garadha yang telah bertunang dan sangat mencintai tunangannya itu.

Cukup lama Kanaya terisak sampai suara ketokan pintu yang cukup keras dari luar mengharuskan gadis itu menyudahi tangisan yang sebenarnya tidak ingin ia sudahi. Sebelum membuka pintu itu Kanaya memasukkan tiga testpack tersebut ke dalam kantongnya dan membersihkan wadah kecil yang sebelumnya berisi urine miliknya.

Tok

tok

tok

"Kanaya, kamu di dalam Nak?"suara Nenek Risma terdengar begitu mengkhawatirkan cucu semata wayangnya itu.

Kanaya yang berada di dalam gegas berdiri dan membasuh wajahnya dengan air. Ah, mengingat Nenek Risma membuat pikiran Kanaya semakin semrawut. Kanaya mencoba untuk menetralkan pernapasannya agar lebih rileks di hadapan Nenek Risma. Kanaya masih belum sanggup memberitahu kepadanya tentang keadaan cucunya yang tengah hamil.

"Rileks, Kanaya. Jangan sampai Nenek sedih karena melihat wajah sedihmu, "ujar Kanaya untuk dirinya sendiri.

Ceklek

Pintu kamar mandi itupun dibuka oleh Kanaya, dengan senyuman lebar Kanaya berikan untuk Nenek Risma.

"Maaf Nek, Naya lama di kamar mandi soalnya perut Naya sakit,"bohong Kanaya.

"Loh, sekarang gimana keadaan perut Kamu Naya? "tanya Nenek Risma khawatir.

Kanaya tersenyum kecil kepada Nek Risma dan berkata "Sudah gak sakit lagi sekarang Nek."

"Kamu harus jaga kesehatan Nay, Kalau Kanaya sakit atau apapun harus bilang sama Nenek ya, jangan dipaksa atau dibiarkan karena kesehatan itu sangat penting, "ujar Nenek Risma.

Grep

Kanaya memeluk tubuh Nek Risma erat, dia butuh sandaran untuk saat ini, dan hanyalah Nenek Risma yang bisa menjadi sandarannya.

"Naya pasti jaga kesehatan kok Nek. Jadi Nenek juga harus jaga kesehatan ya, "ucap Kanaya dalam dekapan itu.

[Maafkan Naya Nek. Naya masih belum sanggup melihat kesedihan dan kekecewaan dari wajah teduh Nenek saat tahu kenyataan Aku yang hamil].

Kanaya memeluk dan memejamkan kedua matanya sebagai kekuatann untuk dirinya saat ini. Setelah itu, gadis itu melepaskan pelukannya dan menatap wajah teduh Nenek Risma.

"Naya siapkan sarapan kita dulu ya Nek, Nenek mau sholat Subuh dulu kan? "tanya Kanaya.

"Iya Nay, Nenek sholat Subuh dulu, nanti setelah itu Nenek bantuin Kamu, "ujar Nenek Risma.

Kanaya menganggukkan kepalanya dan berlalu membiarkan Nenek Risma masuk ke dalam kamar mandi untuk mengambil Wudlu, sementara dirinya gegas menyiapkan sarapan.

***

Seharian ini Kanaya lebih banyak melakukan kesalahan selama bekerja di kediaman Garadha, beberapa kali dia mendapat teguran dari Mbok Ira maupun Nyonya Celline secara langsung. Membuat Indri yang melihat keanehan sikap Kanaya dibuat heran olehnya. Indri memutuskan membawa Kanaya ke taman belakang Kediaman Garadha untuk menginterogasi gadis itu.

"Kamu ada masalah apa sih Nay? Kamu kayak lagi banyak pikiran deh, coba cerita deh sama Aku, "ucap Indri.

Kanaya tersenyum kecil kepada sahabatnya itu. "Aku baik-baik saja Ndri, "ucap Kanaya yang diyakini Indri jika gadis itu tengah berbohong padanya.

Indri menggapai tangan Kanaya dan menatap wajah gadis itu lamat-lamat.

"Kamu jangan bohong sama Aku Nay, kalau ada apa-apa bilang, "ucap Indri.

"Aku beneran gak papa Ndri. Oh ya Ndri, sepertinya Aku mau berhenti kerja disini deh, "ucap Kanaya mengejutkan Indri.

Indri menyentak tangan Kanaya yang dipegangnya dan menatap gadis itu dengan tatapan tak percaya.

"Kamu kenapa Nay. Jangan bohong sama Aku, kali ini tolong cerita sama Aku Nay, jangan diam saja dan mutusin mau berhenti kerja gitu saja, "ucap Indri marah seraya memegang bahu Kanaya dan menggoyangkannya.

Kanaya yang sudah menebak reaksi Indri akan marah seperti ini hanya bisa mengulas senyumannya. Dia juga tidak tahu apa harus mengatakan semuanya kepada Indri atau tidak.

"Aku sudah gak bisa kerja disini lagi Ndri, "jelas Kanaya.

"Kenapa gak bisa Nay? Kenapa? Apa karena Tuan dan Nyonya atau karena pelayan lainnya, katakan Nay! Kamu jangan diam seperti ini terus, "desak Indri.

"Bukan. bukan karena mereka Ndri, mereka semua memperlakukan Aku dengan sangat baik Ndri, hanya saja Aku memang gak bisa kerja disini lagi, "ujar Kanaya sendu.

"Aku kecewa sama Kamu Nay. Aku baru sadar jika selama ini Kamu tidak pernah menganggapku sebagai orang asing sampai tidak bisa berbagi cerita denganku, "ucap Indri kecewa.

Indri beranjak dari kursi tersebut dan melangkah menjauhi Kanaya yang hanya bisa menatap sedih sosok sahabatnya.

"Apa jika Aku memberitahumu Kamu tidak akan menerima alasanku yang memilih diam, "teriak Kanaya berhasil menghentikan langkah Indri.

Indri berhenti dan membalikkan badannya kembali menatap Kanaya, kepala gadis itu mengganggukan kepalanya dan kembali mendekati Kanaya.

"Katakan semuanya Nay, "ujar Indri usai duduk kembali disisi Kanaya.

Kanaya menundukkan kepalanya dan memilin-milin ujung kerudungnya. Tanpa terasa setetes cairan bening keluar dari sudut mata Kanaya. Sejatinya dia lemah dan begitu takut dengan keadaannya saat ini, ia tidak berani memberitahu kenyataan pahitnya kepada siapapun dan kali ini dia harus memberitahukannya kepada Indri, sahabatnya. Kanaya mengambil testpact yang masih ia simpan di dalam kantong celananya kepada Indri.

"Aku hamil Ndri, "lirih Kanaya.

Indri yang tadi menatap depan seketika menatap Kanaya. Indri menutup mulutnya yang terbuka karena rasa terkejutnya. Indri meraih testpact tersebut, gadis itu menatap cukup lama alat tes kehamilan tersebut dengan getir. Tak lama Indri mengalihkan netranya dari testpack kepada Kanaya yang tengah tertunduk.

"Naya Kamu. "

Indri meraih tubuh Kanaya dalam pelukannya, membiarkan gadis itu menangis cukup lama dibahunya. Indri tahu Kanaya sudah sedari tadi menahan tangisnya agar terlihat baik-baik saja. Indri merenggangkan pelukannya pada Kanaya, dia harus tahu siapa pria itu.

"Sekarang ceritakan semuanya kepadaku Nay, Kamu jangan takut Nay, Aku akan diam jika memang Kamu tidak ingin Aku bertindak. Tapi setidaknya Aku harus tahu siapa dia Nay,"pinta Kanaya.

Kanaya mengalihkan tatapannya ke depan. Dia sudah memutuskan memberitahu kehamilannya pada Indri maka pastinya dia juga harus menceritakan semuanya. Secara perlahan mengalirlah segala cerita mulai dari malam kelam penyebab kehamilannya.

Indri menutup mulutnya yang terbuka lebar saat tahu siapa sosok yang telah menghamili Kanaya. Ingin sekali dia melabrak sosok pria yang merupakan majikannya itu.

"Kenapa Kamu memilih diam Nay dan mengiyakan permintaannya? dia harus bertanggungjawab atas semua perbuatannya,"ujar Indri.

"Aku takut Ndri, rasa cinta Tuan Jacob pada tunangannya akan memintaku untuk menghilangkan bayi tak berdosa ini, "ujar Kanaya mengusap perutnya yang masih datar.

"Jadi Aku mohon biarkan Aku pergi dari rumah ini Ndri, "ujar Kanaya.

Indri terdiam dengan tatapan lurus ke depan. tangan gadis itu menggenggam erat tangan Kanaya sebagai kode jika dia ingin memberikan kekuatan untuk gadis itu.

[*Maafkan Aku Nay. Tapi Aku tidak bisa saja membiarkan dirimu menanggung segala perbuatannya.]batin Indri.

***

TBC*

Terpopuler

Comments

Aida Murni

Aida Murni

perlu juga teman seperti Indri. benar tuh ind, cepat beritahu nyonya Celine

2023-10-20

1

Hesti Dwi Putri

Hesti Dwi Putri

bagus indri,tema yg baik 👍❤️

2023-10-17

0

HARTIN MARLIN

HARTIN MARLIN

apakah Indri akan memberitahukan perbuatan Jacob kepada mama nya

2023-10-16

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 01
2 BAB 02
3 BAB 03
4 BAB 04
5 BAB 05
6 BAB 06
7 BAB 07
8 BAB 08
9 BAB 09
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 Bab 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 Bab 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 part 45
46 Bab 46
47 BAB 47
48 Bab 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 Novel Baru
71 BAB 70
72 BAB 71
73 BAB 72
74 BAB 73
75 BAB 74
76 Bab 75
77 Bab 76
78 Bab 77
79 Bab 78
80 Bab 79
81 Bab 80
82 Bab 81
83 Bab 82
84 Bab 83
85 Bab 84
86 Bab 85
87 Bab 86
88 Bab 87
89 Bab 88
90 Bab 89
91 Bab 90
92 Bab 91
93 Bab 92
94 Ba 93
95 Bab 94
96 Bab 95
97 Bab 96
98 Bab 97
99 Bab 98
100 Bab 99
101 Bab 100
102 Bab 101
103 Bab 102
104 Bab 103
105 Bab 104
106 Bab 105
107 Bab 106
108 Bab 107
109 Bab 108
110 Bab 109
111 Bab 110
112 Bab 111
113 Bab 112
114 Bab 113
115 Bab 114
116 Bab 115
117 Mampir yuk di Novel Baru Othor
118 Bab 116
119 Bab 117
120 Bab 118
121 Bab 119
122 Bab 119
123 Bab 120
Episodes

Updated 123 Episodes

1
BAB 01
2
BAB 02
3
BAB 03
4
BAB 04
5
BAB 05
6
BAB 06
7
BAB 07
8
BAB 08
9
BAB 09
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
Bab 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
Bab 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
part 45
46
Bab 46
47
BAB 47
48
Bab 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
Novel Baru
71
BAB 70
72
BAB 71
73
BAB 72
74
BAB 73
75
BAB 74
76
Bab 75
77
Bab 76
78
Bab 77
79
Bab 78
80
Bab 79
81
Bab 80
82
Bab 81
83
Bab 82
84
Bab 83
85
Bab 84
86
Bab 85
87
Bab 86
88
Bab 87
89
Bab 88
90
Bab 89
91
Bab 90
92
Bab 91
93
Bab 92
94
Ba 93
95
Bab 94
96
Bab 95
97
Bab 96
98
Bab 97
99
Bab 98
100
Bab 99
101
Bab 100
102
Bab 101
103
Bab 102
104
Bab 103
105
Bab 104
106
Bab 105
107
Bab 106
108
Bab 107
109
Bab 108
110
Bab 109
111
Bab 110
112
Bab 111
113
Bab 112
114
Bab 113
115
Bab 114
116
Bab 115
117
Mampir yuk di Novel Baru Othor
118
Bab 116
119
Bab 117
120
Bab 118
121
Bab 119
122
Bab 119
123
Bab 120

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!