Dua bulan kemudian.
"Hoek... Hoek..."
Kanaya terus memuntahkan cairan bening dari mulutnya. Setelah itu Kanaya yang lemas menyandarkan pada dinding tembok kamar mandi sempit itu.
"Naya. Kamu gak papa Nak? "tanya Nenek Risma khawatir.
Mendengar suara Nenek Risma, Kanaya segera menegakkan tubuhnya dan mengelap bibirnya sebelum membuka pintu kamar mandi itu. Kanaya tidak ingin Nenek Risma khawatir melihat kondisinya yang lemas.
Ceklek
Dibukanya pintu kamar mandi itu oleh Kanaya kemudian gadis itu melangkah keluar kamar mandi dengan senyuman kecil di bibirnya.
"Naya baik-baik saja Nek. Palingan Naya cuma masuk angin saja Nek, makanya mual kayak tadi, "jelas Naya.
"Tapi muka Kamu kelihatan pucat gitu loh Nay. Gak usah berangkat kerja ya. Nanti Kamu izin sama majikan kamu itu, bilang aja kamu lagi sakit gitu, "ucap Nenek Risma.
Wanita itu tampak begitu mengkhawatirkan keadaan cucu semata wayangnya itu. Terbukti saat ini Nenek Risma mendekati Kanaya dan membantu gadis itu berjalan, walaupun Kanaya sudah menolaknya berulang kali.
"Sudah Nek. Naya baik-baik saja kok. Nenek tidak perlu seperti ini. Lihat Naya sehat kan."
Gadis itu memutar tubuhnya berulang kali dan melenggak-lenggok ke kanan dan ke kiri tak lupa senyuman lebar Kanaya berikan agar Nenek Risma percaya jika dirinya dalam keadaan sehat, walaupun sejatinya Kanaya merasakan jika akhir-akhir ini kondisi tubuhnya sering merasa lemas.
"Lihat Nek. Naya sehat-sehat saja kok. Gak papa kalau Naya berangkat kerja sekarang, "ucap Kanaya
"Tapi Nay..."
"Sudah. Nenek gak perlu khawatir, Naya gak bakal kenapa -kenapa kok. Sudah ya, Naya berangkat ke kediaman Garadha dulu, Assalamualaikum Nenek."
Kanaya meraih tangan kanan Nenek Risma dan menciumnya sebelum berjalan meninggalkan wanita itu di dalam kontrakan kecil itu.
Selama perjalanan menuju kediaman Garadha. Kanaya dibuat bertanya-tanya dengan kondisi badannya yang sering lemas dan setiap pagi dia akan muntah-muntah namun bukan dalam artian muntah yang sebenarnya.
"Sebenarnya, Aku kenapa ya?"celetuk Kanaya.
***
Sesampainya di kediaman Garadha. Kanaya langsung mengerjakan tugasnya seperti biasanya. Hari ini seluruh pelayan kediaman Garadha dibuat sibuk, dikarenakan berdasarkan informasi yang didapatkan jika hari ini putra kedua dari keluarga Garadha akan pulang dari studi S2 nya di luar negeri.
"Naya, kamu sudah membersihkan lantai atas kan. Bisa minta tolong belikan beberapa minuman soda di supermarket Nay, Tuan Mark sangat menyukai minuman itu. Tadi Aku lupa membelinya Nay, tolong ya, Aku mau buat makanan Nay, "ucap Indri memelas.
"Iya Ndri. Biar Aku saja yang beli, lagian Aku pekerjaanku sudah selesai kok, "ucap Naya.
"Makasih ya Nay. Ini uangnya ya Nay sama list minuman yang harus kamu beli, "ujar Indri menyodorkan beberapa lembar uang untuk Kanaya.
Setelah menerima uang tersebut, Kanaya melangkah keluar mansion untuk membeli minuman soda sesuai yang diminta sahabatnya di supermarket terdekat.
"Di sini mungkin ada minuman yang di list sama Indri, "ujar Kanaya saat setelah sampai di sebuah supermarket.
Kanaya berjalan memasuki supermarket dan segera menuju lemari pendingin di supermarket tersebut untuk mengambil minuman disana. Kanaya membuka lemari pendingin itu dan hendak mengambil satu kaleng minuman soda disana.
Tak
sebuah tangan bersamaan dengan tangan Kanaya memegang satu kaleng soda yang sama.
"Ah maaf Tuan, Saya tidak tahu kalau Anda juga mau mengambil minuman ini, "ucap Kanaya pada pria itu.
"It's okey. Gak masalah. Itu buat Lo saja, Gue bisa ambil yang lainnya, "ucap pria itu.
"Benar Tuan gak papa, minuman ini untuk Aku? "tanya Kanaya mendongakkan kepalanya hingga kini pria di depannya itu bisa melihat dengan jelas kecantikan Kanaya.
"Iya gak papa. Buat Lo aja, "ucap pria itu.
Kanaya tersenyum kepada pria itu dan segera mengambil satu kaleng botol minuman bersoda itu dan berbalik hendak meninggalkan lemari pendingin itu.
"Hey. Gue Mark, Lo siapa? "ujar pria itu menghentikan langkah Kanaya.
Kanaya membalikkan tubuhnya dan kembali berhadapan dengan pria yang mengenalkan dirinya sebagai Mark itu.
"Kanaya. Panggil saja Naya, "ujar Kanaya.
Setelah mengatakan namanya kepada Mark, Kanaya melanjutkan langkahnya menuju kasir untuk membayar seluruh minuman yang telah diambilnya.
Sementara itu Mark masih berdiri di depan lemari pendingin supermarket itu dengan tatapan yang terus mengarah pada setiap pergerakan Kanaya.
"Dia sangat cantik,"celetuk Mark menyentuh dadanya yang berdetak lebih cepat daripada biasanya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Aida Murni
seru nich. Mark dan jakon bakalan bersaing nich. tapi sepertinya jakon yg jadi pemenang, Soalnya udah ada saham jakon tuh di rahim Kanaya.
2023-10-20
2
Rika Fitria
rebutan bakal seru nih
2023-10-06
0
H A R U K A ~C H A N
kapok loooohhh... jacob. saingan cintamu sudah datang yaitu adikmu sendiri. tunggu sono tunangan ga ada akhlakmu itu sampe jenggotan. kalau perlu sampe berakar😤😤😤🤣🤣🤣
2023-07-17
0