"Eugh,"
Mata tajam bak elang itu mulai terbuka karena silaunya sinar matahari pagi yang menyeruak masuk melalui cela-cela korden jendela.
Jacob mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Pria itu memijat pelipisnya yang terasa pusing akibat minuman alkohol yang pertama kali pria itu sentuh.
Jacob merogoh ke arah bawah pahanya mencari benda pipih miliknya.
Deg
Mata Jacob membulat saat menyadari dirinya yang telanjang bulat. Disingkapnya selimut tebal itu.
" Da-rah! A-apa yang sudah Aku lakukan? "gumam Jacob.
Jacob memastikan kembali noda merah yang menempel pada seprai kasur itu. Dan detik selanjutnya pria itu duduk lemas di atas kasurnya dengan kondisi masih telanjang bulat saat ia yakin jika noda merah itu adalah darah. Jacob menatap sekeliling, hingga seonggok celana panjang serta boxernya yang tercecer sembarangan di lantai semakin membuat dia frustasi.
"Apa semalam Aku baru saja memerawani anak gadis? Lalu siapa dia? "gumam Jacob.
"Tidak. Ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, Aku harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi,"putus Jacob.
Pria itu meraih celana itu dan mengenakanannya saat dia mencari kemeja miliknya. Barulah Jacob sadar jika Kemeja itu tidak ada di dalam kamarnya. Tidak ingin ambil pusing, Jacob memilih mengambil baju lainnya dari walk in closet.
Sebelum meninggalkan kamarnya, Jacob menyempatkan diri untuk menggulung seprai dan menyembunyikannya di dalam lemari miliknya. Usai itu, gegas saja Jacob melangkah menuju ruang kerja dan membuka laptop untuk mengecek CCTV disana.
"Dia, "gumam Jacob.
Jacob memotong rekaman video semalam dan menyimpannya secara pribadi. Jacob tidak tahu untuk apa, hanya saja dia pikir hal itu harus dia lakukan.
Usai memastikan siapa sosok yang telah ia renggut kesuciannya. Jacob melangkah keluar ruang kerja untuk mencari Kanaya.
"Hey kamu! "seru Jacob.
"Saya Tuan Muda, "tanya Indri memastikan.
"Hem, apa teman kamu itu ada disini? "tanya Jacob.
"Teman saya. Maksud Tuan Muda adalah Kanaya? "
"Hem. "
"Iya Tuan Muda, sekarang dia sedang di kamar Saya karena kondisi badannya yang sedang dalam kondisi kurang sehat, "jelas Jacob.
Semakin yakinlah Jacob jika semalam telah terjadi sesuatu diantara dirinya dan pelayan baru Kediaman Garadha.
"Suruh dia ke kamar Saya. Saya butuh bantuan dia, "perintah Jacob.
"Tap-Tapi Tuan, Kanaya sedang... "
"Saya tidak mau tahu. Jika dia tidak datang dalam waktu sepuluh menit. Akan Aku pastikan dia tidak akan bekerja disini lagi, "ancam Jacob.
"Baik Tuan Muda."
Usai mengatakan itu. Jacob berbalik menuju kamarnya lagi. Pria itu akan menunggu Kanaya disana. Sementara itu Indri yang hendak menuju kamarnya untuk mengatakan jika Jacob tengah mencarinya tidak sengaja berpapasan dengan Tuan Garadha.
"Ada apa? "tanya Tuan Garadha.
"Itu Tuan, tadi Tuan Muda Jacob meminta Saya untuk memanggilkan Kanaya,"jelas Indri.
"Dia semalam pulang? Tak biasanya dia pulang tanpa mengabari Celline, "gumam Tuan Garadha.
"Mari Tuan, "pamit Indri karena Tuan Garadha tak lagi merespon ucapannya.
Tuan Garadha berdehem mengiyakan kalimat Indri, membiarkan gadis itu berjalan menuju kamarnya untuk memanggilkan Kanaya.
Ceklek
Indri perlahan masuk ke dalam kamar. Terlihat Kanaya yang tidur dengan posisi membelakangi pintu. Indri berjalan mendekatinya dan menggoyangkan bahu Kanaya pelan.
"Nay... Naya, "
"Eugh, ada apa Ndri? "tanya Kanaya dengan suara serak.
"Hemmm, itu Tuan Muda Jacob manggil Kamu, Nay. Tapi kalau kamu gak mau, biar Aku bilang saja sama Tuan Muda Jacob kalau kamu sedang sakit, "ujar Indri.
"Si-siapa yang tadi manggil Aku Ndri? "tanya Kanaya lirih.
Indri mengamati perubahan mimik Kanaya. Terlihat jelas ada sebuah ketakutan yang tengah Kanaya sembunyikan darinya.
"Tuan Muda Jacob manggil Kamu, Nay. "ulang Indri.
"Cepat atau lambat pasti dia akan menyadarinya. Tapi kenapa sangat cepat. Aku harus apa ya Allah,"batin Kanaya
"Nay gimana? Kamu bisa gak? Kalau gak bisa jangan dipaksa. Aku tahu kamu pasti sedang tidak baik-baik saja, "ucap Indri.
"Aku akan menemuinya Ndri, gak papa. Pasti Tuan Muda Jacob sedang butuh bantuanku, "ujar Kanaya.
Grepp
Indri berhambur memeluk Kanaya. Gadis itu menangis karena melihat senyuman Kanaya yang justru membuat hati Indri merasa teriris.
"Kalau kamu mau nangis. Nangis aja Nay, jangan senyum kayak tadi. Aku gak tahu harus apa buat bantuin Kamu, "ucap Indri dalam isaknya.
Kanaya menepuk bahu Indri dan berkata. "Aku baik-baik aja Ndri. Kamu mau jadi sahabat Aku aja sudah lebih dari cukup Ndri, "ucap Kanaya.
Indri melepas pelukannya lalu mengelap sisa air matanya yang tadi tak sengaja keluar. Indri menatap Kanaya lalu tersenyum.
"Pasti, aku pasti akan terus jadi sahabat Kamu. Aku bakal terus ada buat Kamu Nay, jika sekarang Kamu masih tidak mau cerita gak papa, Aku akan menunggunya, "ujar Indri.
Kanaya balik tersenyum, setidaknya saat ini ada seseorang yang mau ada disisinya sudah membuat Kanaya merasa lega.
"Ya sudah Aku mau menemui Tuan Muda Jacob dulu. Sekarang boleh Aku pinjam pakaian Ndri."
Indri menatap tampilan Kanaya yang masih memakai kemeja pria yang ingin rasanya saat Indri berikan bogeman mentah saa tahu siapa pria itu.
Indri beranjak mendekati lemari plastik kecil di sudut ruangan itu dimana pakaiannya berada.
"Pakai ini aja Nay, "ujar Indir menyodorkan satu set pakaian lengkap dengan pakaian dalam yang baru beberapa hari lalu dibelinya dan belum dikenakan sama sekali.
"Makasih Ndri, Oh ya Ndri boleh minta tolong Kamu nanti ke kontrakan Aku untuk membawakan makanan buat Nenek. Tolong juga katakan sama Nenek kalau Aku sedang sangat sibuk dan nanti sore baru bisa pulang. Karena Aku gak mungkin pulang dalam keadaan seperti ini, "pinta Kanaya.
Indir tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Setelah itu Indri keluar dari kamarnya membiarkan Kanaya berganti disana.
Perlahan Kanaya berjalan mendekati kamar Jacob. Setiap langkah yang dilakukan gadis itu terasa berat seperti ada beton besar yang mengikat pada kedua pergelengan kakinya.
"Huft. "
Kesekian kalinya Kanaya menghembuskan napasnya saat telah sampai di depan pintu kamar Jacob. Masih jelas diingatannya bagaimana semalam dirinya menjerit meminta pria itu menghentikan aksinya namun semuanya sia-sia karena Jacob yang seakan tuli.
Tok tok tok
"Tuan Muda, "ucap Kanaya.
"Masuk, "sebuah suara bariton dari dalam sana memerintahkan Kanaya.
Dengan tangan yang gemetaran, Kanaya memegang gagang pintu tersebut dan memutarnya perlahan.
Ceklek.
"Tu-an, "panggil Kanaya gagap.
"Tutup pintunya, "perintah Jacob tanpa membalikkan badannya.
Sesuai perintah Jacob, Kanaya menutup pintu tersebut. Gadis itu masih mematung di depan pintu kamar tersebut, dia masih enggan mendekati Jacob. Saat ini saja dengan kondisi berdua saja di kamar pria itu menurut Kanaya sudah sangat menakutkan.
"Aku rasa Kamu tahu kenapa memanggilmu kesini, "ucap Jacob dingin.
Kanaya tak menjawab sepatah katapun, gadis itu hanya menunduk menatap lantai.
Jacob berbalik, menatap sosok Kanaya yang masih bergeming di depan pintu membuat pria itu hanya bisa menarik napasnya panjang.
Huft.
"Kemarilah, "perintah Jacob.
"Tidak Tuan, Saya disini saja, "ucap Kanaya.
"Kemari!"teriak Jacob mengagetkan Kanaya.
Dengan buru-buru Kanaya berjalan cepat mendekati Jacob yang tengah duduk di sofa single yang ada di dalam kamar itu.
Kanaya berdiri di depan Jacob dengan setia menundukkan kepalanya.
"Angkat kepalamu dan tatap Aku, "perintah Jacob.
Perlahan Kanaya mengangkat kepalanya membuat Jacob bisa melihat dengan jelas kecantikan Kanaya yang begitu alami. Hidung mancung, wajah perpaduan lokal namun agak kebulean, bibir tipis, mata yang bulat, serta warna kemerahan pada pipi Kanaya yang memang secara alami dimiliki gadis itu bukan karena pewarna atau sejenisnya.
"Cantik, "batin Jacob.
Jacob terus menatap intens wajah Kanaya membuat gadis itu risih dan kembali menundukkan kepalanya.
"Saya bilang tatap Saya, "perintah Jacob kembali yang mau tak mau dituruti Kanaya.
"Mengenai peristiwa semalam, bisakah Kamu... "
***
TBC
Pokokna mah Author lagi butuh dukungan aja sih. LOVE YOU SEKEBUN READERS akoh
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Aida Murni
pasti minta dirahasiakan tu kejadian. malang banget nasibmu Nay. entah hamil baru diakui nich kayaknya .
2023-10-20
0
anita
bich...blum2 q dah eneg dg kalimat tuan muda BISAKAH KAMU....😠😠😠
2023-10-07
0
MUSFIRA
Visual Jacob dan Kanaya dong Thor
2023-08-04
2