BAB 04

"Apa benar ini rumahnya? Rumahnya besar banget ya, "gumam Kanaya kagum.

Keesokan harinya sesuai janjinya dengan Indri. Kanayah mendatangi alamat yang diberikan Indri. Walau sedikit ragu karena rumah yang di depannya itu sangat besar, dengan gerbang besi menjulang tinggi di depannya serta gaya eropa sebagai arsitektur khasnya, Kanayah mencoba mendekati gerbang kokoh itu.

Kanayah mengucapkan salam beberapa kali, karena dia yang tidak tahu jika ada bel disana. Sampai akhirnya seorang penjaga mendekati gerbang rumah tersebut.

"Siapa?"tanya penjaga tersebut.

Kanaya yang tadi membalikkan badannya, kembali memutar badannya untuk melihat sosok yang baru saja bicara.

"Saya Kanayah. Mau bertemu dengan Indri Pak, "ucap Kanaya.

Penjaga itu bukannya menjawab perkataan Kanayah justru diam terpaku menatap betapa cantiknya wanita yang berada di luar gerbang Kediaman Garadha itu.

"Pak... Pak, hallo pak, "ucap Kanayah untuk menghilangkan lamunan penjaga itu.

"Eh iya Mba, cari siapa tadi? "tanya ulang penjaga tersebut.

Kanaya menghela napasnya dalam, bukan hal baru bagi gadis itu melihat orang yang saat pertama kali orang melihat wajahnya dengan ekspresi terkejut dan takjub.

"Saya Kanaya pak. Mau ketemu sama Indri, "ucap Kanayah ulang.

"Indri. Indri? oh ART yang biasanya di dapur bantuin Mbok Inem ya, "jelas penjaga itu.

Kanaya hanya mengangguk saja. Toh, dia memang tidak mengetahui apa pekerjaan Indri di rumah besar itu.

Penjaga tersebut tak lantas membukakan pintu gerbang, melainkan berlari masuk untuk mencari Indri.

"Indri! Diluar ada mba-Mba cantik nyariin Kamu, namanya Kanaya, "ujar penjaga itu saat sudah menemukan keberadaan Indri.

"Iya itu benaran teman saya pak."

Indri bergegas lari keluar rumah Garadha menuju gerbang untuk memastikan keberadaan Kanaya disana.

"Loh Pak, kok gerbangnya masih dikunci sih, "gerutu Indri.

"Lupa saya Ind. Sangking terpesonanya sama kecantikan teman kamu, "ujar penjaga itu tersenyum lebar.

"Awas loh pak, jangan macam-macam sama teman Saya ini,"ancam Indri mendekati Kanaya saat gerbang sudah dibuka sebagian oleh penjaga tersebut.

"Ayo Naya, kita masuk. Nyonya pasti sudah nungguin, "ajak Indri menarik tangan Kanaya.

"Terima kasih pak, "ucap Kanaya kepada penjaga tersebut yang hampir membuat pria itu pingsan dibuatnya.

"Ini mah bidadari turun dari langit, "decap kagum penjaga itu menatap belakang Kanaya yang terus diseret oleh Indri.

Indri terus menarik tangan Kanaya hingga keduanya memasuki rumah besar kediaman Garadha tersebut.

"Masyallah, ini rumahnya kayak istana ya Ndri, semoga kita suatu saat nanti bisa punya rumah seperti ini, "celetuk Kanaya.

"Aamiin. Yuk Naya, itu Nyonya lagi duduk di ruang tv, "ucap Indri menunjuk keberadaaan Nyonya Garadha.

Indri masih memegang tangan Kanaya sampai dirinya berada di samping wanita yang duduk anggun menyaksikan siaran televisi.

"Nyonya, ini teman Saya yang mau kerja disini, "ucap Indri.

Nyonya Seline atau Nyonya kediaman Garadha itu memalingkan wajahnya dari layar televisi lantas menatap Kanaya dari ujung kaki hingga ujung kepala gadis itu.

Tatapan intens Nyonya Seline membuat Kanaya gerogi. Kanaya hanya bisa menundukkan kepalanya dengan jemari yang saling meremas.

"Siapa namamu? "tanya Nyonya Selline.

"Kanaya Nyonya. Saya biasa dipanggil Naya, "jawab Kanaya.

"Hem, kamu pernah sekolah? "tanya Nyonya Seline.

"Pernah Nyonya. Tapi hanya sampai SMP karena tidak ada biaya untuk melanjutkan sekolah lagi, "ujar Kanaya.

Nyonya Seline menganggukkan kepalanya paham. Wanita itu kembali menatap seluruh tubuh Kanaya dan wajah cantik gadis itu beberapa saat. Kemudian wanita itu berkata.

"Baik, Kamu saya terima bekerja disini. Tugas Kamu adalah membersihkan lantai dua,"ucap Nyonya Seline.

"Alhamdulillah, terima kasih banyak Nyah. Tapi Nyonya karena Saya memilki Nenek yang tinggal di kontrakan. Apakah boleh jika saya pulang pergi? "izin Kanaya.

"Tidak masalah. Kamu bisa mulai bekerja hari kan? "tanya Nyonya Seline.

"Bisa Nyah, bisa bisa, "jawab Kanaya penuh semangat.

"Bagus. Sekarang kamu bantu Indri dan pelayan lainnya untuk menyiapkan makanan, karena putra sulung saya hari ini akan pulang, Indri bawa dia dan beritahu apa saja tugansya"perintah Nyonya Seline.

"Siap Nyonya, "ujar Indri.

Indri menarik tangan Kanaya agar gadis itu mengikutinya. Kanaya terlihat begitu semangat mendengarkan segala penjelasan Indri.

"Di lantai tiga itu cuma isinya kamar-kamar Nay. Kamarnya Tuan sama Nyonya, Kamar Tuan Muda Jacob, Tuan Muda Mark, dan Nona Anneth. Jadi kamu nanti tugasnya pastiin kondisi kamar tersebut selalu bersih dan bantuin kebutuhan mereka. Tetapi di lantai tiga juga ada Mbok Inem, nanti Kamu tanya apa saja tugas Kamu biar lebih jelas. Sekarang bantu di dapur dulu yuk, "ajak Indri.

Kanaya hanya mengangguk dan mengikuti langkah kaki Indri di depannya.

"Biasanya Tuan Muda Jacob jarang sekali pulang Nay, dia biasanya tinggal di apartemen miliknya. Jadi kalau Tuan Muda Jacob pulang ya gini. Nyonya heboh, he he he, "celetuk Indri sembari menyusun memotong bahan-bahan.

"Kalau Tuan Muda Mark dan Nona Anneth sih kemana? "tanya Kanaya.

"Tuan Muda Mark dan Nona Anneth sedang kuliah di luar negeri. Tuan Muda Mark sih katanya udah S2 kalau Nona Anneth baru kemarin ini yang berangkat, "jelas Indri.

"Berarti sepi dong,"ucap Kanaya.

"Ya gitu deh,"saut Indri.

Keduanya terus melanjutkan pekerjaan mereka menyiapkan makanan tradisional Prancis, dan menyiarkannya di atas meja panjang kediaman Garadha tersebut.

"Sudah selesai In? "tanya Nyonya Seline.

"Sudah siap Nyah. Tinggal dinikmati oleh Nyonya, Tuan, dan Tuan Muda Jacob Nya, "jawab Indri semangat.

"Kamu ini, bisa saja."ucap Nyonya Selline.

Kanaya mendekati meja makan itu dengan membawa semangkuk sup dan meletakkannya disana.

"Kamu sudah bertemu tahu tugas Kamu nanti? "tanya Nyonya Seline kepada Kanaya.

"Sudah Nya,"ucap Kanaya tersenyum kecil.

"Nanti ada Mbok Ira yang bakal bimbing Kamu. Sudah bertemu dengannya? "tanya Nyonya Seline lagi.

Kanaya menggelengkan kepalanya dan berkata. "Belum Nyah."

Mendengar itu Nyonya mengangguk paham dan melangkah meninggalkan meja makan untuk menyambut kedatangan Jacob Garadha.

Terlihat pria tampan lengkap dengan jasnya keluar dari mobil sport yang terparkir mulus di kediaman Garadha. Tak lupa pula sang asisten pria itu yang bernama Riko setia berada di sampingnya.

Nyonya Seline yang begitu senang akan kedatangan putra sulungnya itu menyambut pria itu di depan kediamannya.

"Akhirnya Kamu mau pulang juga, "ucap Nyonya Seline memeluk tubuh putranya itu.

"Iya Ma, "saut Jacob singkat.

"Ayo masuk, Kamu juga ikut Riko, "ajak Nyonya Seline kepada putranya dan Asisten Riko.

Nyonya Seline membimbing langkah Jacob dan Riko menuju meja makan, terlihat pula Tuan Garadha menuruni anak tangga.

"Kau sudah datang Jacob,"ucap Tuan Garadha.

"Iya Pah, "saut Jacob.

Kini di meja makan yang sudah penuh dengan hidangan makanan Prancis telah duduk Nyonya Seline, Tuan Garadha, Jacob, dan Riko. Tak ketinggalan beberapa pelayan yang berdiri disisi meja makan untuk menyajikan makanan untuk para majikan mereka.

"Kanaya, Kamu bantu Putra saya, "perintah Nyonya Selline.

"Hah! Saya Nyonya? "tanya Kanaya dengan suara lirih.

"Hem, sajikan makanan Jacob, "jelas Nyonya Selline.

"Ba-baik Nyah,"jawab Kanaya terbata.

Gadis itu mendekati posisi Jacob dan sebelum ia mengambilkan makanan, Kanaya menanyakan terlebih dahulu makanan apa yang ingin dimakan pria itu.

"Maaf Tuan Muda, Apa yang ingin Anda makan?"tanya Vita.

Jacob tak menjawab, pria itu hanya menunjuk pada beberapa jenis makanan di depannya.

Melihat itu, dengan sigap Kanaya menyajikan makanan tersebut di atas piring Jacob.

Semua orang mempehatikan apa yang dilakukan oleh Kanaya, tak terkecuali Jacob yang diam-diam dengan ekor matanya melihat sosok cantik itu.

"Dia pelayan baru itu? "tanya Tuan Garadha yang pertama kali melihat wajah baru Kanaya.

"Iya Pah, dia temannya Indri dan hari ini adalah hari pertama dia bekerja,"jawab Nyonya Seline kepada suaminya itu.

Tuan Garadha mengangguk dan kembali melanjutkan makannya. Begitu pula Jacob memulai makannya.

Sementara para pelayan kembali memasuki dapur setelah membantu menyajikan makanan untuk para majikan mereka itu. Kanaya mendekati Indri yang tengah meletakkan beberapa bahan makanan yang tadi digunakan ke dalam lemari es.

"Ndri, Kamu merasa ada yang aneh dengan Nyonya Seline gak Ndri? "tanya Kanaya.

"Apaan sih Nay, Kamu gak usah berpikir macam-macam deh, disini gak ada yang aneh kok, "balas Indri.

"Iya, mungkin Aku aja yang berlebihan aja ya Ndri, "ucap Kanaya.

***

Singkat waktu, kini sebulan sudah gadis itu bekerja di kediaman Garadha. dan selama satu bulan itu pula, Kanaya tidak pernah lagi bertemu dengan Jacob.

Kanaya menikmati sekali pekerjaannya sebagai pelayan disana. Gadis itu banyak belajar dari Mbok Ira, dari cara merapikan kasur sampai memadukan warna pakaian yang cocok untuk para majikannya.

"Kamu yakin mau pulang sekarang Nay, hujan loh, "tanya Indri.

"Iya Nay, Kamu sebaiknya menginap di sini saja untuk malam ini, "ucap Mbok Ira mendukung perkataan Indri.

"Gimana ya Ndri, Mbok. Kasihan Nenek kalau ditinggal di kontrakan sendirian, "saut Kanaya.

Karena banyaknya yang harus dibereskan di rumah Garadha membuat Kanaya pulang hingga petang. Tetapi sepertinya langit sedang tak bersahabat, terbukti hujan deras mengguyur bumi dengan derasnya.

Jeder

"Astaghfirullah, "ucap Kanaya, Indri, dan Mbok Ira benarengan

Suara petir bergemuruh diiringi kilatan putih membela gelapnya langit dan memekakan telinga.

"Nay, Kamu bermalam disini saja ya, bahaya kalau pulang sekarang. Lagian kendaraan umum pasti juga susah,"ucap Indri.

"Iya Naya, tidur di kamar Indri saja. Kasur Indri masih muat kan kalau untuk dua orang? "tanya Mbok Ira.

"Masih Mbok, apalagi tubuh Kanada kan kurus. Muatlah, "jelaa Indri.

Kanaya melihat hujan yang semakin deras dan petir yang berkilatan di langit. Kemudian menatap Indri dan Mbok Ira.

"Iya Ndri, sepertinya malam ini memang Aku harus bermalam disini deh, "ucap Kanaya.

"Nah. Ayo kita masuk ke dalam lagi, "ajak Indri.

Ketiga orang itu memasuki Kediaman Garadha. Dan saat mereka berada di ruang tamu terlihat Nyonya Selline menuruni anak tangga.

"Loh, Kanaya belum pulang? "tanyanya.

"Belum Nyah, hujannya tambah deras. Sepertinya malam ini Saya bermalam di kamar Indri, apakah boleh Nyah?"tanya Kanaya.

"Boleh-boleh, "ucap Nyonya Selline memberi izin.

"Terima kasih Nyah, "ucap Kanaya.

"Sama-sama. Kalau begitu Saya ke dapur dulu. Haus mau minum, "ucap Nyonya Selline.

"Loh. Nyonya kenapa tidak panggil Saya saja Nyah untuk mengambilkan Nyonya air, "celetuk Indri.

"Gak papa Ndri, Saya bisa kok. Sudah kalian lanjutkan kegiatan kalian saja, "ucap Nyonya Selline sebelum meneruskan langkahnya menuju dapur.

Begitu pula, Indri, Mbok Ira, dan Kanaya menuju area belakang dimana kamar pelayan disediakan. Walaupun kamar para pelayan terletak di belakang, tetapi oleh Keluarg Garadha pelayan-pelayan itu mendapatkan fasilitas yang baik. Terbukti kasur yang disediakan untuk mereka merupakan kasur ukuran medium bukan ukuran kecil seperti kasur pembantu pada umumnya.

Karena merasa lelah, ketiga orang itu setelah memasuki kamar masing-masing dan merebahkan tubuh mereka di atas kasur dengan mudahnya terlelap dan bergabung ke alam mimpi.

Tepat pukul satu dini hari. Kanaya terjaga dari tidurnya karena merasa haus. Gadis itu memutuskan untuk mengambil air di dapur dan meminumnya.

"Alhamdulillah, "ucap Kanaya usai menenggak segelas kecil air putih.

Karena kerongkongannya yang kering sudah kembali basah, Kanayah memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Tetapi saat ia hendak keluar dari dapur. Kanaya dikejutkan dengan kehadiran Jacob yang melangkah dengan sempoyongan.

"Aleksa. Kamu tahu betapa tersiksanya Aku saat ini, kenapa Kamu begitu suka menghindar. Tidak bisakah Kamu memprioritaskan Aku ini, "racau Jacob.

Pria itu terus meracau dan melangkah sempoyongan menaiki tangga menuju lantai atas.

Brugh

"Ya ampun, Tuan Muda, "pekik Kanaya terkejut saat Jacob terjatuh di tangga bawah.

Gadis yang sedari tadi bersembunyi di balik dapur bergegas mendekati Jacob yang terjatuh namun masih saja mulut pria itu meracau dan menyebut nama Alexsa.

Dengan susah payah, Kanaya membantu Jacob menaiki tangga dan membawanya menuju kamar pria itu.

Brugh.

"Uh, berat banget badannya, "gumam Kanaya menggerakkan bahunya yang digunakan untuk menopang tubuh besar Jacob.

Kanaya melepaskan sepatu pentofel pria itu dan meletakkannya di tempat sepatu, selain itu dengah susah payah Kanaya melepaskan jas yang melekat pada tubuh pria itu.

"Alexsa. Kau kah itu, "racau Jacob memegang pipi Kanaya.

"Saya bukan Alexsa Tuan,"ucap Kanaya menepis tangan Jacob pada pipinya.

Kanaya hanya bisa melepaskan sepatu dan jas pria itu, selebihnya dia biarkan karena gadis itu tentu saja tak berani.

Kanaya berbalik hendak keluar dari kamar Jacob. Tetapi sebuah tangan kekar menarik tubuhnya kembali hingga terjerembab di atas kasur tepat di atas tubuh Jacob.

"Alexsa... Kenapa kamu sangat egois."

"Saya bukan Alexsa Tuan. Saya Kanaya, pelayan Anda, "ucap Kanaya sembari memberontak untuk dilepaskan dari dekapan pria itu.

Brugh

Jacob membalik tubuh Kanaya, sehingga kini pria itu mengurung gadis itu dalam kungkungannya.

"Kamu Alexsa! Jangan bersembunyi lagi Sayang, kenapa Kamu suka sekali menyisihkan diriku, "ucap Jacob menatap tajam Kanaya dibawahnya.

"Sa-Saya Kanaya Tuan, bukan Alexsa, "ucap Kanaya kembali.

Gadis itu terlihat gusar dan ketakutan karena tatapan Jacob yang seolah tak mengindahkan siapa dirinya saat ini.

"B*deb*h! Kamu memang sangat egois, "ucap Jacob sebelum ******* bibir Kanaya dengan ganas.

"Emmmpt... Tuan.. Emmmp, Sa-"

Kanaya masih terus berusaha berbicara agar Jacob sadar jika yang tengah dicum bu nya itu adalah dirinya bukan Alexsa.

Dugh dugh dugh

Kanaya memukul dada bidang pria itu agar melepaskan dirinya. Tetapi sepertinya Jacob yang dipengaruhi oleh minuman dan kekecewaan nya terhadap Alexsa seakan menulikan telinganya. Bibir pria itu terus mencum bu dan menjalar menuruni area leher Kanaya.

Sret

Suara sobekan baju yang dikenakan Kanaya begitu memilukan hati gadis itu. Kanaya berusaha bangkit, melepaskan dirinya.

"Akan Aku buat Kamu berada disisiku,"ucap Jacob menarik kembali tubuh Kanaya dan mencumbunya penuh nafsu.

"Tuan... hiks.. Saya Kanaya, Tuan. Mohon sadarlah, "ucap Kanaya terisak yang seakan sia-sia.

Malam itu hancur sudah mahkota yang dengan susah payah dijaga oleh Kanaya. Kesuciannya telah direnggut oleh majikannya sendiri, Jacob Garadha. Gadis itu memeluk tubuhnya, menangisi nasibnya.

***

Holla! Jangan lupa Vote, Like, Komen, dan tambahkan novel ini ke dalam rak kalian agar bisa update terus perkembangannya.

Terpopuler

Comments

I Dw Ny Manasamadhi

I Dw Ny Manasamadhi

endak ada orang mabuk kayak gitu,,Ceritanya kayaknya hanya ada kejahatan aja,,

2024-07-13

0

#ayu.kurniaa_

#ayu.kurniaa_

.

2023-10-05

0

lovely

lovely

dasarr begooo org mabok di tolong ya gtu rasain 🥵

2023-09-26

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 01
2 BAB 02
3 BAB 03
4 BAB 04
5 BAB 05
6 BAB 06
7 BAB 07
8 BAB 08
9 BAB 09
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 Bab 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 Bab 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 part 45
46 Bab 46
47 BAB 47
48 Bab 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 Novel Baru
71 BAB 70
72 BAB 71
73 BAB 72
74 BAB 73
75 BAB 74
76 Bab 75
77 Bab 76
78 Bab 77
79 Bab 78
80 Bab 79
81 Bab 80
82 Bab 81
83 Bab 82
84 Bab 83
85 Bab 84
86 Bab 85
87 Bab 86
88 Bab 87
89 Bab 88
90 Bab 89
91 Bab 90
92 Bab 91
93 Bab 92
94 Ba 93
95 Bab 94
96 Bab 95
97 Bab 96
98 Bab 97
99 Bab 98
100 Bab 99
101 Bab 100
102 Bab 101
103 Bab 102
104 Bab 103
105 Bab 104
106 Bab 105
107 Bab 106
108 Bab 107
109 Bab 108
110 Bab 109
111 Bab 110
112 Bab 111
113 Bab 112
114 Bab 113
115 Bab 114
116 Bab 115
117 Mampir yuk di Novel Baru Othor
118 Bab 116
119 Bab 117
120 Bab 118
121 Bab 119
122 Bab 119
123 Bab 120
Episodes

Updated 123 Episodes

1
BAB 01
2
BAB 02
3
BAB 03
4
BAB 04
5
BAB 05
6
BAB 06
7
BAB 07
8
BAB 08
9
BAB 09
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
Bab 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
Bab 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
part 45
46
Bab 46
47
BAB 47
48
Bab 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
Novel Baru
71
BAB 70
72
BAB 71
73
BAB 72
74
BAB 73
75
BAB 74
76
Bab 75
77
Bab 76
78
Bab 77
79
Bab 78
80
Bab 79
81
Bab 80
82
Bab 81
83
Bab 82
84
Bab 83
85
Bab 84
86
Bab 85
87
Bab 86
88
Bab 87
89
Bab 88
90
Bab 89
91
Bab 90
92
Bab 91
93
Bab 92
94
Ba 93
95
Bab 94
96
Bab 95
97
Bab 96
98
Bab 97
99
Bab 98
100
Bab 99
101
Bab 100
102
Bab 101
103
Bab 102
104
Bab 103
105
Bab 104
106
Bab 105
107
Bab 106
108
Bab 107
109
Bab 108
110
Bab 109
111
Bab 110
112
Bab 111
113
Bab 112
114
Bab 113
115
Bab 114
116
Bab 115
117
Mampir yuk di Novel Baru Othor
118
Bab 116
119
Bab 117
120
Bab 118
121
Bab 119
122
Bab 119
123
Bab 120

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!