"Apa benar ini rumahnya? Rumahnya besar banget ya, "gumam Kanaya kagum.
Keesokan harinya sesuai janjinya dengan Indri. Kanayah mendatangi alamat yang diberikan Indri. Walau sedikit ragu karena rumah yang di depannya itu sangat besar, dengan gerbang besi menjulang tinggi di depannya serta gaya eropa sebagai arsitektur khasnya, Kanayah mencoba mendekati gerbang kokoh itu.
Kanayah mengucapkan salam beberapa kali, karena dia yang tidak tahu jika ada bel disana. Sampai akhirnya seorang penjaga mendekati gerbang rumah tersebut.
"Siapa?"tanya penjaga tersebut.
Kanaya yang tadi membalikkan badannya, kembali memutar badannya untuk melihat sosok yang baru saja bicara.
"Saya Kanayah. Mau bertemu dengan Indri Pak, "ucap Kanaya.
Penjaga itu bukannya menjawab perkataan Kanayah justru diam terpaku menatap betapa cantiknya wanita yang berada di luar gerbang Kediaman Garadha itu.
"Pak... Pak, hallo pak, "ucap Kanayah untuk menghilangkan lamunan penjaga itu.
"Eh iya Mba, cari siapa tadi? "tanya ulang penjaga tersebut.
Kanaya menghela napasnya dalam, bukan hal baru bagi gadis itu melihat orang yang saat pertama kali orang melihat wajahnya dengan ekspresi terkejut dan takjub.
"Saya Kanaya pak. Mau ketemu sama Indri, "ucap Kanayah ulang.
"Indri. Indri? oh ART yang biasanya di dapur bantuin Mbok Inem ya, "jelas penjaga itu.
Kanaya hanya mengangguk saja. Toh, dia memang tidak mengetahui apa pekerjaan Indri di rumah besar itu.
Penjaga tersebut tak lantas membukakan pintu gerbang, melainkan berlari masuk untuk mencari Indri.
"Indri! Diluar ada mba-Mba cantik nyariin Kamu, namanya Kanaya, "ujar penjaga itu saat sudah menemukan keberadaan Indri.
"Iya itu benaran teman saya pak."
Indri bergegas lari keluar rumah Garadha menuju gerbang untuk memastikan keberadaan Kanaya disana.
"Loh Pak, kok gerbangnya masih dikunci sih, "gerutu Indri.
"Lupa saya Ind. Sangking terpesonanya sama kecantikan teman kamu, "ujar penjaga itu tersenyum lebar.
"Awas loh pak, jangan macam-macam sama teman Saya ini,"ancam Indri mendekati Kanaya saat gerbang sudah dibuka sebagian oleh penjaga tersebut.
"Ayo Naya, kita masuk. Nyonya pasti sudah nungguin, "ajak Indri menarik tangan Kanaya.
"Terima kasih pak, "ucap Kanaya kepada penjaga tersebut yang hampir membuat pria itu pingsan dibuatnya.
"Ini mah bidadari turun dari langit, "decap kagum penjaga itu menatap belakang Kanaya yang terus diseret oleh Indri.
Indri terus menarik tangan Kanaya hingga keduanya memasuki rumah besar kediaman Garadha tersebut.
"Masyallah, ini rumahnya kayak istana ya Ndri, semoga kita suatu saat nanti bisa punya rumah seperti ini, "celetuk Kanaya.
"Aamiin. Yuk Naya, itu Nyonya lagi duduk di ruang tv, "ucap Indri menunjuk keberadaaan Nyonya Garadha.
Indri masih memegang tangan Kanaya sampai dirinya berada di samping wanita yang duduk anggun menyaksikan siaran televisi.
"Nyonya, ini teman Saya yang mau kerja disini, "ucap Indri.
Nyonya Seline atau Nyonya kediaman Garadha itu memalingkan wajahnya dari layar televisi lantas menatap Kanaya dari ujung kaki hingga ujung kepala gadis itu.
Tatapan intens Nyonya Seline membuat Kanaya gerogi. Kanaya hanya bisa menundukkan kepalanya dengan jemari yang saling meremas.
"Siapa namamu? "tanya Nyonya Selline.
"Kanaya Nyonya. Saya biasa dipanggil Naya, "jawab Kanaya.
"Hem, kamu pernah sekolah? "tanya Nyonya Seline.
"Pernah Nyonya. Tapi hanya sampai SMP karena tidak ada biaya untuk melanjutkan sekolah lagi, "ujar Kanaya.
Nyonya Seline menganggukkan kepalanya paham. Wanita itu kembali menatap seluruh tubuh Kanaya dan wajah cantik gadis itu beberapa saat. Kemudian wanita itu berkata.
"Baik, Kamu saya terima bekerja disini. Tugas Kamu adalah membersihkan lantai dua,"ucap Nyonya Seline.
"Alhamdulillah, terima kasih banyak Nyah. Tapi Nyonya karena Saya memilki Nenek yang tinggal di kontrakan. Apakah boleh jika saya pulang pergi? "izin Kanaya.
"Tidak masalah. Kamu bisa mulai bekerja hari kan? "tanya Nyonya Seline.
"Bisa Nyah, bisa bisa, "jawab Kanaya penuh semangat.
"Bagus. Sekarang kamu bantu Indri dan pelayan lainnya untuk menyiapkan makanan, karena putra sulung saya hari ini akan pulang, Indri bawa dia dan beritahu apa saja tugansya"perintah Nyonya Seline.
"Siap Nyonya, "ujar Indri.
Indri menarik tangan Kanaya agar gadis itu mengikutinya. Kanaya terlihat begitu semangat mendengarkan segala penjelasan Indri.
"Di lantai tiga itu cuma isinya kamar-kamar Nay. Kamarnya Tuan sama Nyonya, Kamar Tuan Muda Jacob, Tuan Muda Mark, dan Nona Anneth. Jadi kamu nanti tugasnya pastiin kondisi kamar tersebut selalu bersih dan bantuin kebutuhan mereka. Tetapi di lantai tiga juga ada Mbok Inem, nanti Kamu tanya apa saja tugas Kamu biar lebih jelas. Sekarang bantu di dapur dulu yuk, "ajak Indri.
Kanaya hanya mengangguk dan mengikuti langkah kaki Indri di depannya.
"Biasanya Tuan Muda Jacob jarang sekali pulang Nay, dia biasanya tinggal di apartemen miliknya. Jadi kalau Tuan Muda Jacob pulang ya gini. Nyonya heboh, he he he, "celetuk Indri sembari menyusun memotong bahan-bahan.
"Kalau Tuan Muda Mark dan Nona Anneth sih kemana? "tanya Kanaya.
"Tuan Muda Mark dan Nona Anneth sedang kuliah di luar negeri. Tuan Muda Mark sih katanya udah S2 kalau Nona Anneth baru kemarin ini yang berangkat, "jelas Indri.
"Berarti sepi dong,"ucap Kanaya.
"Ya gitu deh,"saut Indri.
Keduanya terus melanjutkan pekerjaan mereka menyiapkan makanan tradisional Prancis, dan menyiarkannya di atas meja panjang kediaman Garadha tersebut.
"Sudah selesai In? "tanya Nyonya Seline.
"Sudah siap Nyah. Tinggal dinikmati oleh Nyonya, Tuan, dan Tuan Muda Jacob Nya, "jawab Indri semangat.
"Kamu ini, bisa saja."ucap Nyonya Selline.
Kanaya mendekati meja makan itu dengan membawa semangkuk sup dan meletakkannya disana.
"Kamu sudah bertemu tahu tugas Kamu nanti? "tanya Nyonya Seline kepada Kanaya.
"Sudah Nya,"ucap Kanaya tersenyum kecil.
"Nanti ada Mbok Ira yang bakal bimbing Kamu. Sudah bertemu dengannya? "tanya Nyonya Seline lagi.
Kanaya menggelengkan kepalanya dan berkata. "Belum Nyah."
Mendengar itu Nyonya mengangguk paham dan melangkah meninggalkan meja makan untuk menyambut kedatangan Jacob Garadha.
Terlihat pria tampan lengkap dengan jasnya keluar dari mobil sport yang terparkir mulus di kediaman Garadha. Tak lupa pula sang asisten pria itu yang bernama Riko setia berada di sampingnya.
Nyonya Seline yang begitu senang akan kedatangan putra sulungnya itu menyambut pria itu di depan kediamannya.
"Akhirnya Kamu mau pulang juga, "ucap Nyonya Seline memeluk tubuh putranya itu.
"Iya Ma, "saut Jacob singkat.
"Ayo masuk, Kamu juga ikut Riko, "ajak Nyonya Seline kepada putranya dan Asisten Riko.
Nyonya Seline membimbing langkah Jacob dan Riko menuju meja makan, terlihat pula Tuan Garadha menuruni anak tangga.
"Kau sudah datang Jacob,"ucap Tuan Garadha.
"Iya Pah, "saut Jacob.
Kini di meja makan yang sudah penuh dengan hidangan makanan Prancis telah duduk Nyonya Seline, Tuan Garadha, Jacob, dan Riko. Tak ketinggalan beberapa pelayan yang berdiri disisi meja makan untuk menyajikan makanan untuk para majikan mereka.
"Kanaya, Kamu bantu Putra saya, "perintah Nyonya Selline.
"Hah! Saya Nyonya? "tanya Kanaya dengan suara lirih.
"Hem, sajikan makanan Jacob, "jelas Nyonya Selline.
"Ba-baik Nyah,"jawab Kanaya terbata.
Gadis itu mendekati posisi Jacob dan sebelum ia mengambilkan makanan, Kanaya menanyakan terlebih dahulu makanan apa yang ingin dimakan pria itu.
"Maaf Tuan Muda, Apa yang ingin Anda makan?"tanya Vita.
Jacob tak menjawab, pria itu hanya menunjuk pada beberapa jenis makanan di depannya.
Melihat itu, dengan sigap Kanaya menyajikan makanan tersebut di atas piring Jacob.
Semua orang mempehatikan apa yang dilakukan oleh Kanaya, tak terkecuali Jacob yang diam-diam dengan ekor matanya melihat sosok cantik itu.
"Dia pelayan baru itu? "tanya Tuan Garadha yang pertama kali melihat wajah baru Kanaya.
"Iya Pah, dia temannya Indri dan hari ini adalah hari pertama dia bekerja,"jawab Nyonya Seline kepada suaminya itu.
Tuan Garadha mengangguk dan kembali melanjutkan makannya. Begitu pula Jacob memulai makannya.
Sementara para pelayan kembali memasuki dapur setelah membantu menyajikan makanan untuk para majikan mereka itu. Kanaya mendekati Indri yang tengah meletakkan beberapa bahan makanan yang tadi digunakan ke dalam lemari es.
"Ndri, Kamu merasa ada yang aneh dengan Nyonya Seline gak Ndri? "tanya Kanaya.
"Apaan sih Nay, Kamu gak usah berpikir macam-macam deh, disini gak ada yang aneh kok, "balas Indri.
"Iya, mungkin Aku aja yang berlebihan aja ya Ndri, "ucap Kanaya.
***
Singkat waktu, kini sebulan sudah gadis itu bekerja di kediaman Garadha. dan selama satu bulan itu pula, Kanaya tidak pernah lagi bertemu dengan Jacob.
Kanaya menikmati sekali pekerjaannya sebagai pelayan disana. Gadis itu banyak belajar dari Mbok Ira, dari cara merapikan kasur sampai memadukan warna pakaian yang cocok untuk para majikannya.
"Kamu yakin mau pulang sekarang Nay, hujan loh, "tanya Indri.
"Iya Nay, Kamu sebaiknya menginap di sini saja untuk malam ini, "ucap Mbok Ira mendukung perkataan Indri.
"Gimana ya Ndri, Mbok. Kasihan Nenek kalau ditinggal di kontrakan sendirian, "saut Kanaya.
Karena banyaknya yang harus dibereskan di rumah Garadha membuat Kanaya pulang hingga petang. Tetapi sepertinya langit sedang tak bersahabat, terbukti hujan deras mengguyur bumi dengan derasnya.
Jeder
"Astaghfirullah, "ucap Kanaya, Indri, dan Mbok Ira benarengan
Suara petir bergemuruh diiringi kilatan putih membela gelapnya langit dan memekakan telinga.
"Nay, Kamu bermalam disini saja ya, bahaya kalau pulang sekarang. Lagian kendaraan umum pasti juga susah,"ucap Indri.
"Iya Naya, tidur di kamar Indri saja. Kasur Indri masih muat kan kalau untuk dua orang? "tanya Mbok Ira.
"Masih Mbok, apalagi tubuh Kanada kan kurus. Muatlah, "jelaa Indri.
Kanaya melihat hujan yang semakin deras dan petir yang berkilatan di langit. Kemudian menatap Indri dan Mbok Ira.
"Iya Ndri, sepertinya malam ini memang Aku harus bermalam disini deh, "ucap Kanaya.
"Nah. Ayo kita masuk ke dalam lagi, "ajak Indri.
Ketiga orang itu memasuki Kediaman Garadha. Dan saat mereka berada di ruang tamu terlihat Nyonya Selline menuruni anak tangga.
"Loh, Kanaya belum pulang? "tanyanya.
"Belum Nyah, hujannya tambah deras. Sepertinya malam ini Saya bermalam di kamar Indri, apakah boleh Nyah?"tanya Kanaya.
"Boleh-boleh, "ucap Nyonya Selline memberi izin.
"Terima kasih Nyah, "ucap Kanaya.
"Sama-sama. Kalau begitu Saya ke dapur dulu. Haus mau minum, "ucap Nyonya Selline.
"Loh. Nyonya kenapa tidak panggil Saya saja Nyah untuk mengambilkan Nyonya air, "celetuk Indri.
"Gak papa Ndri, Saya bisa kok. Sudah kalian lanjutkan kegiatan kalian saja, "ucap Nyonya Selline sebelum meneruskan langkahnya menuju dapur.
Begitu pula, Indri, Mbok Ira, dan Kanaya menuju area belakang dimana kamar pelayan disediakan. Walaupun kamar para pelayan terletak di belakang, tetapi oleh Keluarg Garadha pelayan-pelayan itu mendapatkan fasilitas yang baik. Terbukti kasur yang disediakan untuk mereka merupakan kasur ukuran medium bukan ukuran kecil seperti kasur pembantu pada umumnya.
Karena merasa lelah, ketiga orang itu setelah memasuki kamar masing-masing dan merebahkan tubuh mereka di atas kasur dengan mudahnya terlelap dan bergabung ke alam mimpi.
Tepat pukul satu dini hari. Kanaya terjaga dari tidurnya karena merasa haus. Gadis itu memutuskan untuk mengambil air di dapur dan meminumnya.
"Alhamdulillah, "ucap Kanaya usai menenggak segelas kecil air putih.
Karena kerongkongannya yang kering sudah kembali basah, Kanayah memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Tetapi saat ia hendak keluar dari dapur. Kanaya dikejutkan dengan kehadiran Jacob yang melangkah dengan sempoyongan.
"Aleksa. Kamu tahu betapa tersiksanya Aku saat ini, kenapa Kamu begitu suka menghindar. Tidak bisakah Kamu memprioritaskan Aku ini, "racau Jacob.
Pria itu terus meracau dan melangkah sempoyongan menaiki tangga menuju lantai atas.
Brugh
"Ya ampun, Tuan Muda, "pekik Kanaya terkejut saat Jacob terjatuh di tangga bawah.
Gadis yang sedari tadi bersembunyi di balik dapur bergegas mendekati Jacob yang terjatuh namun masih saja mulut pria itu meracau dan menyebut nama Alexsa.
Dengan susah payah, Kanaya membantu Jacob menaiki tangga dan membawanya menuju kamar pria itu.
Brugh.
"Uh, berat banget badannya, "gumam Kanaya menggerakkan bahunya yang digunakan untuk menopang tubuh besar Jacob.
Kanaya melepaskan sepatu pentofel pria itu dan meletakkannya di tempat sepatu, selain itu dengah susah payah Kanaya melepaskan jas yang melekat pada tubuh pria itu.
"Alexsa. Kau kah itu, "racau Jacob memegang pipi Kanaya.
"Saya bukan Alexsa Tuan,"ucap Kanaya menepis tangan Jacob pada pipinya.
Kanaya hanya bisa melepaskan sepatu dan jas pria itu, selebihnya dia biarkan karena gadis itu tentu saja tak berani.
Kanaya berbalik hendak keluar dari kamar Jacob. Tetapi sebuah tangan kekar menarik tubuhnya kembali hingga terjerembab di atas kasur tepat di atas tubuh Jacob.
"Alexsa... Kenapa kamu sangat egois."
"Saya bukan Alexsa Tuan. Saya Kanaya, pelayan Anda, "ucap Kanaya sembari memberontak untuk dilepaskan dari dekapan pria itu.
Brugh
Jacob membalik tubuh Kanaya, sehingga kini pria itu mengurung gadis itu dalam kungkungannya.
"Kamu Alexsa! Jangan bersembunyi lagi Sayang, kenapa Kamu suka sekali menyisihkan diriku, "ucap Jacob menatap tajam Kanaya dibawahnya.
"Sa-Saya Kanaya Tuan, bukan Alexsa, "ucap Kanaya kembali.
Gadis itu terlihat gusar dan ketakutan karena tatapan Jacob yang seolah tak mengindahkan siapa dirinya saat ini.
"B*deb*h! Kamu memang sangat egois, "ucap Jacob sebelum ******* bibir Kanaya dengan ganas.
"Emmmpt... Tuan.. Emmmp, Sa-"
Kanaya masih terus berusaha berbicara agar Jacob sadar jika yang tengah dicum bu nya itu adalah dirinya bukan Alexsa.
Dugh dugh dugh
Kanaya memukul dada bidang pria itu agar melepaskan dirinya. Tetapi sepertinya Jacob yang dipengaruhi oleh minuman dan kekecewaan nya terhadap Alexsa seakan menulikan telinganya. Bibir pria itu terus mencum bu dan menjalar menuruni area leher Kanaya.
Sret
Suara sobekan baju yang dikenakan Kanaya begitu memilukan hati gadis itu. Kanaya berusaha bangkit, melepaskan dirinya.
"Akan Aku buat Kamu berada disisiku,"ucap Jacob menarik kembali tubuh Kanaya dan mencumbunya penuh nafsu.
"Tuan... hiks.. Saya Kanaya, Tuan. Mohon sadarlah, "ucap Kanaya terisak yang seakan sia-sia.
Malam itu hancur sudah mahkota yang dengan susah payah dijaga oleh Kanaya. Kesuciannya telah direnggut oleh majikannya sendiri, Jacob Garadha. Gadis itu memeluk tubuhnya, menangisi nasibnya.
***
Holla! Jangan lupa Vote, Like, Komen, dan tambahkan novel ini ke dalam rak kalian agar bisa update terus perkembangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
I Dw Ny Manasamadhi
endak ada orang mabuk kayak gitu,,Ceritanya kayaknya hanya ada kejahatan aja,,
2024-07-13
0
#ayu.kurniaa_
.
2023-10-05
0
lovely
dasarr begooo org mabok di tolong ya gtu rasain 🥵
2023-09-26
2