Seminggu sudah berlalu, Arnav sudah kembali lagi bekerja sebagai pilot, ia tidak mungkin libur terlalu lama, karena tenaga dia sangat di butuhkan pula.
Profesi sebagai pilot itu tanggung jawab nya bukan main-main saja, malahan profesi pilot itu tanggung jawab nya sangat besar, apa lagi yang mereka bawa pesawat, dan memastikan penumpang nya baik-baik saja dan selamat sampai tujuan.
Di hari libur seperti ini saja pekerjaan pilot tetap terlaksana, begitu besarlah perjuangan pilot untuk melaksanakan tugas nya dengan baik dan profesional.
Di pagi yang cerah ini Audia bersama dengan Aquila lagi pergi ke mall untuk berbelanja kebutuhan mereka.
Mereka berdua kalau di lihat-lihat seperti teman sebaya yang lagi pergi bermain dan memanjakan diri mereka.
Semua pasangan mata melihat mereka berdua yang sangat ceria berkeliling di dalam mall ini.
Seakan beban pikiran yang Audia pikirkan selama ini hilang begitu saja.
"Mbak, kita beli baju gamis yuk!"
"Boleh!"
Mereka berdua menuju ke toko yang sering Aquila dan mama nya berbelanja baju-baju.
"Nah, di sini lah mbak, aku dan mama sering berbelanja baju, tapi aku sering beli baju dress selutut sih, ketimbang baju gamis!" ujar Aquila sambil nyengir lebar.
Semenjak Aquila memutuskan untuk berhijrah ia kini lebih sering membeli baju longgar dan gamis.
"Alhamdulillah, adik mbak mau berhijrah!" ujar Audia sangat senang.
"Iya mbak, aku ingin seperti mbak, menutup aurat dan aurat ini hanya bisa kita perlihatkan ke mahram kita saja!" ujar Aquila sudah mulai bijak saat bicara.
Audia tersenyum penuh kebahagiaan melihat adik ipar nya itu berhijrah.
"Mbak, kalau mbak mau beli, beli aja mbak, yang nyari uang mas Arnav kok, mbak nggak usah takut kehabisan uang!" ujar Aquila nyengir lebar memperlihatkan gigi putih nya itu.
Memang benar Arnav yang mencari uang, tapi Audia tidak suka menghamburkan uang yang di beri oleh Arnav, justru uang yang di berikan oleh Arnav pada nya, ia simpan sebagai tabungan.
Mana tau uang yang ia tabung akan berguna nantinya, kita tidak tau musibah apa yang akan terjadi pada kita nanti nya.
"Iya!' jawab Audia
Aquila dari tadi memilih beberapa baju gamis berserta jilbab nya, sudah sepuluh model baju gamis yang ia ambil.
Anak ini sungguh mubazir bukan?
Untuk apa baju sebanyak itu ia beli, padahal baju-baju yang baru ia beli masih tersimpan rapi dalam lemari nya.
Berbeda dengan Audia, ia cuma membeli baju gamis syar'i marwah, waktu itu ia pengen memiliki baju gamis syar'i marwah ini, tapi uang nya tak cukup maka dari itu ia urungkan niat nya untuk tidak membeli nya.
"Alhamdulillah akhirnya aku bisa beli baju gamis syar'i ini juga!' gumam Audia mengambil baju gamis yang tergantung itu, senyum manis tidak pernah pudar dari bibir nya itu.
Audia sudah membayar baju gamis nya itu, sedangkan adik ipar nya dari tadi masih memilih baju yang ia suka.
"Aquila, apa ini tidak terlalu berlebihan? tanya Audia.
"Masa sih mbak, tapi menurutku masih kurang mbak!" ujar adik suaminya itu.
Audia hanya geleng-geleng kepala, adik iparnya itu banyak sekali baju gamis yang ia beli, mungkin Aquila akan memborong mall ini beserta seisi nya.
"Huuff... capek ya mbak!" ujar gadis berusia 18 tahun itu.
Audia melongo saat melihat banyak paper bag berisi barang belanjaan Aquila, mungkin paper bag ini ada 20 buah, Audia melihat adik suaminya itu sambil geleng-geleng kepala.
"Aquila... belanja itu sesuai kebutuhan kita aja, tidak serakah seperti ini! ujar Audia menasehati adik ipar nya itu.
Adik ipar nya itu juga ikut melongo saat paper bag berisi barang belanjaan nya banyak.
"Inalillahi... kok sebanyak ini ya mbak?' tanya Aquila seraya garuk-garuk kepala yang tertutupi oleh hijab nya.
Sekarang ini Aquila sudah memakai jilbab saat keluar rumah, walau dia kadang tidak berhijab juga, maklum saja, gadis berusia 18 tahun itu baru belajar hijrah, dia sempat berhenti berhijrah kata nya, karena teman-teman nya mengejek nya sok alim.
Tapi kegigihan dan nasehat yang Audia berikan dapat memperkuat Aquila untuk tetap hijrah.
🌼🌼🌼
Mereka sampai di rumah pada pukul 14.00 wib, karena mereka singgah dulu ke panti asuhan untuk menyumbang kan beberapa baju yang Aquila beli tadi.
Kini Aquila hanya menyisakan 5 paper bag berisi baju gamis syar'i yang ia beli, selebihnya ia berikan ke pada anak-anak panti yang seusia dengan nya.
Ide untuk menyumbangkan baju itu dari Audia, Audia yang menyuruh Aquila untuk menyumbangkan baju itu ke anak-anak panti.
"Mbak, kapan-kapan kita ke panti asuhan lagi ya, aku pengen bersedekah ke mereka lagi!" ujar Aquila.
Audia tersenyum, "Masya Allah... adik mbak baik banget ya, kamu sangat peduli pada mereka, mbak seneng denger nya!' ujar Audia.
"Wuih... belanja apan tuh? cia tiba-tiba nimbrung ucapan mereka berdua.
"Baju gamis sister cia, gue mau hijrah!" timpal Aquila.
"Hijrah? nggak yakin gue, bocah kayak kamu itu palingan cuma pura-pura hijrah aja!" ujar cia.
"Astagfirullah... jangan bilang seperti itu cia!' ujar Audia mengingat kan.
"Bercanda, Audia! ujar cia sambil nyengir.
Bercanda cia seolah-olah mematahkan semangat Aquila untuk berhijrah.
"Kalian berdua nanti antarin aku ke bandara ya, aku mau balik ke Inggris!" ujar cia.
"Sister cia kenapa begitu cepat balik nya?" tanya Aquila sedang melihat-lihat baju yang ia beli tadi.
"Di Indonesia panas, nggak kuat gue!" ujar cia mengibas-gibaskan tangan nya ke wajah ayu nya itu.
"Terserah lo aja deh sister cia! desis Aquila masih asik dengan baju-baju yang ia beli tadi.
🌼🌼🌼
Mereka bertiga sampai di bandara, wanita tinggi berkulit putih dengan garis wajah seperti orang bule asli itu, duduk di kursi tunggu, menunggu pesawat yang akan ia tumpangi untuk terbang ke negara asal nya.
"Oh, the heat of Indonesia!" ujar cia mengibas-gibaskan tangan nya.
"Where water!"
"Ah, lo nyusahin aja sister, air minum ada di tas lo!" desah Aquila sambil memutar bola matanya malas.
Audia dari tadi arah mata nya mengelilingi bandara internasional Soekarno-Hatta yang sangat luas ini.
Mata nya berhenti saat ia melihat suaminya yang lagi asik mengobrol dengan salah satu pramugari.
"Mas Arnav, iya itu dia, mata ku tak salah lihat!"
Tidak sengaja Arnav juga melihat ke arah Audia, dia juga melihat adik dan sepupu nya yang lagi duduk juga di sana.
"Audia!" gumam Arnav
Pramugari yang lagi ngobrol dengan Arnav langsung diam, sambil mengerutkan keningnya, saat Arnav bergumam menyebut nama istri nya.
"Captain Arnav ada apa?"
Pramugari itu juga melihat ke arah pandang Arnav.
"Tidak, mari kita melanjutkan perjalanan kita ke pesawat!" ujar Arnav.
Pramugari cantik itu mengangguk lalu melanjutkan jalannya beriringan dengan Arnav, mereka berdua sangat cocok saat di lihat, yang satu berseragam pilot dan satu lagi berseragam pramugari.
"Seakan aku tak pernah ada di samping kamu mas, apakah kamu malu mengakui ku sebagai istri kamu?
...
Bersambung...
komentar, like and vote
Yang follow Instagram ku ntar aku follback
Ig : purna_yudiani
fb : purna yudiani
Kita boleh berteman
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Nurul2103
kasihan audia-nya kak cinta bertepuk sebelah tangan 🥺 ditunggu double up-nya kak 😁 sehat berkah selalu 🥰
2023-01-21
1