Pagi ini aku hanya rebahan di sofa ruang keluarga ini, kalau masak, di dapur tidak ada bahan untuk bisa di masak.
"Laparr...!" keluh ku
Uang sepeser pun tak ada di tangan, ah pilot nyebelin, masa aku nggak di beri nafkah sih, percuma dong punya suami kaya, tapi aku tetap mati kelaparan.
"Masa hidup aku setelah nikah mati kuris kering kelaparan gini sih?"
Aku yakin si pilot tadi beli makanan, malah aku nggak di beliin lagi.
"Dasar suami pelit!" umpat ku
Pasti di dapur dia lagi enak-enakan makan sendiri, kalau tau akan kayak gini pasti aku tak mau ikut sama dia.
"Ayah, bunda anak mu di sini lagi tersiksa!"
Aku mendengar langkah kaki seseorang yang mendekat ke sini, pasti dia yang sudah selesai makan terus pergi ke kamar.
Aku pura-pura tidak melihat dia yang lewat di depan aku, kalian tau aku lagi ngapain?
Sekarang posisi kaki ku berada tinggi di senderan sofa, kepala ku lagi terkulai ke bawah, kayak monyet yang lagi tergantung.
Dia berdiri di depan ku, aku melihat nya hanya santai saja, ngapain dia lihatin aku segitunya, malah tangan nya di pangku ke dadanya lagi, kayak orang marah aja.
"Ngapain kamu kayak beruk gitu?"
"Terserah aku!" ujar ku
"Ganti posisi tidur mu!"
"Nggak!" ujar ku
"Ganti, Audia, masa kamu kayak beruk itu sih! protes nya
"Suka-suka aku, urus aja hidup kita masing-masing! ujar ku
Dia mendekati aku, lalu ia mengendong tubuhku, aku meronta-ronta dong dia main gendong-gendong aku aja.
"Aaa... turunin... turunin...!"
Dia menurunkan aku kini aku sudah berdiri di depan nya, aku layangkan tatapan tajam ke dia, dia mengerutkan keningnya, nyebelin banget sih dia ini.
"Apa kamu!" ujar ku
Dia mencibirkan bibir bawah nya lalu ia pergi menuju kamar, dasar pilot nyebelin.
"Jangan umpat aku!" teriak nya
Aku menelan air ludahku, dari mana dia tau kalau aku lagi mengumpat nya?.
Lapar ini makin menjadi-jadi aja, cacing dalam perut udah pada demo minta di isi, aku melangkah ke dapur, siapa tau di dalam kulkas ada bahan masakan yang bisa aku olah.
Ku buka kulkas dua pintu itu, di dalam kulkas ini tidak ada apa-apa, kosong melompong, makanya bi Ratih pagi-pagi udah pergi belanja, ternyata di dalam kulkas tidak ada bahan masakan sedikit pun.
Mata ku terpaku pada plastik yang ada di atas meja makan, itu apa ya?
"Bubur ayam punya siapa nih?"
Apa punya si pilot nyebelin itu, eh apa dia udah makan, ini kenapa bubur nya tidak di makan, atau ini untuk aku?.
"Tau aja kalau aku lagi lapar!"
"Mas Arnav aku makan ya bubur ayam ini! gumamku
Aku ambil sendok lalu aku menyendok bubur ayam ini, suapan pertama masuk ke mulut ku, aku mengangguk-angkuk kecil menikmati bubur ayam ini.
"Nggak kalah enak nya sama bubur ayam bunda, tapi rasanya agak aneh gini ya!"
Ah, jadi keinget masakan bunda, bunda lagi apa ya sekarang, aku kangen kalian.
"Audia, bubur itu kamu makan?"
"Uhuk uhuk uhuk, aku tersedak oleh bubur yang aku makan, gara-gara aku kaget dengan suara mas arna---!
"M-mas Arnav!" lirih ku
Apa? bubur ini punya dia?, oh astaga apa yang aku lakukan, kenapa aku makan bubur nya, eh bukanya dia sudah makan bubur nya tadi?
Jadi ini bubur milik ku kan?
"Itu bubur nya ngapain kamu makan?' ujar nya
Aku lihat bubur ini lalu beralih menatap nya, jadi benar kalau dia belum makan bubur ini, mati aku, mati, pasti dia marah.
"A-aku cuma cicip dikit kok! ujar ku gugup
Lalu menutup bubur itu lagi, aduh.. buburnya malah tinggal dikit lagi, aku langsung kabur dari dapur itu.
Aku menundukkan kepalaku saat selisih lalu dengan nya.
"Makan bubur meong malah nggak ngaku! ujar nya
Aku nyengir sambil garuk-garuk kepala yang tertutupi oleh hijabku, malunya sampai nggak ketulung. Eh meong maksud nya apa ya, udahlah nggak usah di tanggapi!.
"Subhanallah mas, kamu hari ini baik banget! puji ku, lalu langsung kabur dari nya.
🌼🌼🌼
Siang ini aku hanya duduk-duduk santai aja di teras belakang, semua pekerjaan rumah telah usai, pekerjaan rumah di bantu oleh bi Ratih, eh salah bukan bi Ratih yang bantu aku, tapi aku yang bantu bi Ratih hehe...
Aku dari tadi sengaja menghindar dari mas pilot itu, takut kena marah, karena bubur ayam nya aku makan tadi.
"Nona Audia, di panggil sama mas Arnav! ujar bi Ratih
Ya... Malah manggil aku lagi, kalau aku ke sana nanti omongan nya bikin sakit hati aja, kalau tidak ke sana sudah pasti dia akan mendatangi aku.
"Mau apa dia bi? tanya ku
"Tidak tau non Audia!"
Aku menghela nafas panjang lalu pergi menghampiri nya.
"Apa?" ujar ku memelas
Dia menatap ku dengan tatapan sulit diartikan, aku menyipitkan mataku, tatapan nya sudah mau mulai perang aja.
"Duduk! titah nya
Aku duduk di sofa berhadapan dengan nya, hanya meja jadi pembatas kita.
"Apa mas Arnav? tanya ku lagi
"Ganti bubur ayam yang kamu makan tadi! ujar nya
Aku mengerjap-ngerjapkan mataku sambil menganga lebar, eh kok aku mangap gini sih?
"Bubur ayam yang mana? tanya ku pura-pura tidak tahu
"Pikun dini, umur baru 19 udah pikun aja! umpat nya
"Ah, aku nggak cicip bubur ayam lho! ujar ku
"Nah itu aja kamu udah ketahuan! ujar nya
Aku berdiri sambil berkacak pinggang, suami pelit kayak dia ini mau aku apanin ya?.
"Mas Arnav yang terhormat dengan profesi pilot nya, tolong dong mikir dikit, aku ini istri kamu, aku butuh makan juga, masa kamu nggak beri aku uang sepeserpun untuk beli makanan!"
"Ah, malas berdebat dengan kamu! ujar ku
Lah ini aku cuma makan bubur dikit aja, dia malah nagih-nagih untuk di balikin, mau aku muntahin bubur ini dulu, baru aku kasih ke dia, iya gitu kah?.
"Bukan gitu maksudnya, tapi masalah nya bubur itu untuk makanan kucing! ujar nya
Aku melongo dengan ucapan dia, apa? makanan kucing?.
"Apa?
"Kamu jangan bercanda mas! ujar ku
"Untuk apa bercanda, bubur untuk kita makan berdua aku letakkan dalam kulkas, emang kamu nggak lihat apa? ujar nya
Tanpa menunggu aba-aba lagi, aku langsung berlari ke wastafel, ku muntahkan bubur yang aku makan tadi.
"Huek... huek... huek...!"
"Ah, pilot nyebelin, makanan kucing kok letaknya di samain sama makanan manusia sih!" umpat ku
Aku makan makanan kucing tadi, aku nggak akan mati kan?
"Kamu nggak papa? tanya nya
"Nggak papa apa nya, nanti kalau aku mati gimana?, kamu belum cinta sama aku, masa aku mati kamu hanya tertawa aja, nggak nangisin aku!"
Plak
Aku mengerucutkan bibirku sambil mengusap jidatku yang ia jentik.
"Kamu nggak akan mati juga, cuma makanan kucing aja!
"Palingan kamu akan pusing dikit! ujar nya
"Nanti kalau aku pusing, terus aku lewat gimana? ujar ku
"Lewat ya tinggal lewat! ujar nya
Aku mencubit perut nya, dia meringis menahan sakit.
"Biar kamu lewat sekalian!" ujar ku
...
Bersambung...
Beri tanggapan dong, seru apa nggak ni cerita, masa aku nulis sepanjang tali jemuran, kalian hanya membaca tanpa meninggalkan jejak!!🥺🥺🥺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Tri Nuryani
lanjut
2023-01-03
0
Wani Wilda
up lgi donk
2023-01-03
0
Nurul2103
ceritanya mulai seru kok kak... ditunggu kelanjutannya kak ☺️🥰
2023-01-01
2