part 5. Mulutnya Menyakiti Hati Ku

Pertama kalinya kaki ku ini menginjak rumah semegah ini, bak istana, rumah bercat putih dan berpagar hitam ini sangat serasi warna nya.

Kapan aku mempunyai rumah ini, aku pengen juga rumah semegah ini, ayah, bunda dan Yudia pasti senang jika aku mempunyai rumah sebesar ini.

Aku menarik tangan mas Arnav saat dia mau masuk ke rumah ini.

"Mas, tunggu dulu! ujar ku

Dia melihat ku dengan heran karena aku menarik paksa tangan nya, ia menepis tangan ku.

"Apa, kamu tidak pernah masuk ke rumah megah ini?

"Gadis seperti kamu mana layak tinggal di sini, kamu memang cocok tinggal di kampung kumuh seperti itu!

Deg, jantungku seakan mau berhenti saat dia melontarkan ucapan nya itu, aku melihat dia dengan tatapan mata berkaca-kaca.

Bagaimana bisa dia berucap seperti itu, sedangkan kami hanya baik-baik saja tadi nya. Aku pikir dia sudah berubah, ternyata aku salah besar menilai nya.

Bahkan tadi pagi dia meminta maaf dengan ku, tapi kenapa omongan nya itu bikin aku sakit hati lagi?.

Aku tersenyum menanggapi ucapan nya itu, walau hati ku sakit.

"Iya ya, aku memang belum pernah masuk ke rumah sebesar ini, tapi sekarang aku sudah menginjak kan kaki ku di sini!

"Wah, wah, wah, suamiku sangat kaya raya ya, aku sampai terpukau melihat kemegahan dari rumah ini!

"Tapi sayang! ku layangkan tatapan tajam ke dia.

"Tapi sayang, suamiku mulutnya tak pernah sekolah kayak nya, bisa-bisa nya dia menjelekkan istri nya sendiri! ujar ku dengan sinis, tatapan matanya berapi-api menatap ku.

"Uupst... omongan ku kena ke hulu hati kamu ya? ujar ku sinis, lalu masuk ke dalam rumah ini lebih dulu dari nya.

Ya, walaupun aku kurang sopan, tapi itu ku lakukan demi harga diri ku yang dia injak-injak tadi, kalian tau sebenarnya aku ingin menangis, tapi aku tahan, agar dia tau kalau aku ini gadis kuat bukan gadis lemah.

"Audia, duduk sini nak! ujar mama mertua ku menepuk-nepuk sofa di sebelah nya.

Aku tersenyum kecil lalu menghampiri nya.

"Wah... menantu mama pasti nyaman tidur di pelukan suaminya tadi, sampai dibangunin, tapi tak mau bangun-bangun! goda mama

Aku tersenyum simpul, awalnya memang aku merasa nyaman, tapi sekarang aku malah sakit hati.

"Oh iya, Arnav nya mana? tanya mama

"Masih di luar ma, tadi dia nyuruh aku masuk duluan! ujar ku berbohong.

Mungkin dia lagi menghitung dosa-dosa nya, yang dia lakukan padaku.

Tidak lama ia masuk ke dalam dengan wajah datar, aku melihat nya dengan senyum kemenangan.

"Audia, kamu pasti capek, istirahat gih di kamar kamu dan Arnav!"

Dia melihat mama nya dengan tatapan tidak terima, mungkin dia tidak mau sekamar dengan ku.

"Iya nih ma, aku capek pengen istirahat, kamarnya mas Arnav letaknya di sebelah mana ma? tanya ku, mataku tak lepas melihat nya, aku tersenyum sinis padanya.

Wajahnya sudah merah padam menahan kemarahannya.

"Arnav bawa Audia ke kamar mu!

Dia berdiri lalu melangkah begitu saja, "Audia, ikuti Arnav! titah mama, aku mengangguk kecil.

Aku mengikuti langkah kaki nya, kamar nya terletak di lantai dasar, paling sudut.

Setibanya di dalam kamar aku langsung ambruk ke atas kasur king size ini, ah empuk sekali kasur nya ini.

"Dimana letak sopan santun mu, oh atau kamu tak memiliki sikap sopan santun!

Aku tertawa kecil sambil menarik tangan nya, supaya dia bisa berbaring di dekat ku, namun kekuatan nya tak sepadan dengan ku.

"Sopan santun ya! ujar ku

"Ngapain aku harus sopan, toh kamu sendiri menjelekkan aku! ujar ku

"Mulut kamu aja nggak sopan santun juga sama aku, kalau ngomong itu di pikir-pikir dulu, sakit nggak orang dengar nya, atau biasa saja, ini nggak mulut kok lemes banget kayak cewek! ujar ku tersenyum sinis

Ku lihat pergerakan tangan nya, ia lagi mengepal kedua tangannya erat-erat, mau meninju orang kayak nya.

"Audia, kamu mulai berani menunjukkan sikap asli kamu pada saya? bentak nya

Lalu aku bangkit dari tidurku, ku dekati dia, kini tatapan kami saling beradu, kaki ku rasanya lemas, di lihat dari dekat wajah marah nya bikin gemas.

"Kalau aku mulai berani menunjukkan sikap asli ku bagaimana?, kamu keberatan ya! lirihku berucap di telinga nya.

"Kamu yang mulai mas, bukan aku! ujar ku

Dadanya naik turun menahan amarah, maafkan hamba ya Allah, mungkin hamba terlalu lancang dengan suami hamba sendiri, tapi hati ini benar-benar sakit.

Aku menghempaskan tubuh ku duduk di tepi ranjang, entah keberanian dari mana aku dapatkan sehingga aku dapat membela diri ku sendiri.

"Maaf jika mulut ku kurang ajar sama kamu mas, tapi hati aku sakit saat kamu menginjak harga diri ku! lirih ku

"Aku wanita mas, wanita itu murah rapuh hatinya jika di sakit, tolong jaga lisan mu mas, jika kamu tidak menginginkan ku, lepaskan aku! ujar ku menatap dia.

Dia bungkam seri bahasa, aku bukan nya memilih untuk mengakhiri hubungan ini, tapi jika begini terus menerus mungkin aku tidak akan bisa.

"Maaf!"

Hanya maaf yang keluar dari mulut mas Arnav.

"Maaf Audia!" ujar nya sekali lagi

"Aku akan maafin kamu mas, tapi tolong jangan sakiti hati aku lagi! ujar ku

...

Malam harinya kami menyantap makanan malam kami, di meja makan ini hanya ada papa, mama, aku dan mas Arnav, selebihnya pada kemana?.

Adik dan kakak mas Arnav kenapa tidak kelihatan lagi, waktu acara pernikahan kami, adik dan kakak nya datang, bahkan keluarga besar mas Arnav menghadiri acara pernikahan kami.

"Makan yang banyak Audia, jangan malu-malu, anggap aja ini rumah kamu! ujar mama mertua ku

Aku mengangguk seraya tersenyum, ku lirik mas Arnav yang lagi fokus dengan makanan nya.

Selesai makan malam aku masih duduk di meja makan ini, mas Arnav belum selesai makan, terpaksa aku menunggu dia.

"Ngapain lihatin aku? ujar nya

"Nggak! ujar ku

"Kalau kamu tidur, tidurlah dulu! ujar nya

"Bagaimana aku bisa tidur, sedangkan suamiku masih makan, aku mau sama-sama tidurnya dengan kamu! ujar ku

"Kayak anak kecil saja! ujar nya

Selesai dia makan aku mengambil piring kotor bekas makan nya, lalu membawa ke wastafel untuk ku cuci.

"Jangan non, biar bibi aja! cegah bik Ratih

Aku tersenyum kecil saja sambil melanjutkan mencuci piring nya.

"Nona Audia, istirahat saja, pasti capek perjalanan jauh tadi!

"Jangan cegah aku bi! ujar ku

BI Ratih langsung diam, aku sengaja berlama-lama di sini, agar mas Arnav tidur lebih dulu, aku tidak ingin menganggu dia, mulut nya gampang keluar kata-kata yang sangat menyakitkan, lebih baik aku menjauh dulu.

"Audia!

Aku menoleh ke belakang dia berdiri pas di belakang ku.

...

bersambung...

Episodes
1 part 1. Tamu Istimewa Ayah Datang Untuk Melamar
2 part 2. Pernikahan
3 part 3. Berencana Pindah
4 part 4. Tidur Udah Kayak Kebo
5 part 5. Mulutnya Menyakiti Hati Ku
6 part 6. Baru Menyesali
7 part 7. Biar Kamu Lewat Sekalian
8 part 8. Kebanyakan basa-basi
9 part 9. Mas Pilot I Love You
10 part 10. Pertama Kali Pergi Ke Rumah Mertua
11 part 11. Lelah
12 part 12. Pemberian Kalung Berlian
13 part 13. Jangan Memberi Harapan Palsu
14 part 14. Jangan Pedulikan Ku
15 part 15. Pendatang Baru
16 part 16. POV Author
17 part 17. Di Kira Tuna Rungu Jelas-jelas Bisa Bicara
18 part 18. Karena Perjodohan Ini Arnav Berubah
19 part 19. POV Author (Audia Tak Di Anggap)
20 part 20. POV Author (Capek)
21 part 21. Miris Sekali Hidup Ku
22 part 22. POV Author (Audia Pergi)
23 part 23. POV Author (Audia Pulang Membawa Luka)
24 part 24. POV Author (Mimpi Buruk Arnav)
25 part 25. Putri Kita Masih Kecil
26 part 26. POV Author (Lagi-lagi Arnav Tidak Semangat Kerja)
27 part 27. Menceritakan Masalah Ku
28 part 28. POV Author (Arnav Baru Tau Audia Pergi)
29 part 29 POV Author (Ketemu Lagi Kita)
30 part 30. Fakta Baru
31 part 31. Merasa Sangat Amat Bersalah
32 part 32. Apakah Masih Mimpi
33 part 33. Di Imami
34 part 34. Meluruskan Titik Masalah
35 part 35. Tidak Peka
36 part 36. I Love You Pilot
37 part 37. Jahilnya Arnav
38 part 38. Dinner For Two At The Restaurant
39 part 39. POV Author (Suara ponsel Bikin Rusak Suasana)
40 part 40. POV Author (Flashback on)
41 part 41. Ana Uhibbuka Fillah
42 part 42. Aku Cemburu
43 part 43. Merasa Takut
44 part 44. Penghinaan Dari Kakak Ipar
45 part 45. Merasa Kecewa
46 part 46. Merasa Tak Dianggap Oleh Keluarga Sendiri
47 part 47. Kamu Sakit?
48 part 48. Merasa Aneh Tapi Apa?
49 part 49. Kepolosan Audia
50 part 50. Tidak Mempercayai
51 part 51. Masalah Makin Runyam
52 part 52. Tidak Bisa Berdekatan
53 part 53. POV Author ( Jodoh Di Lauhulmahfudz)
54 part 54. POV Author (Kesedihan)
55 part 55. POV Author (Subhanallah Istriku Cantik Banget)
56 part 56. Belanja Baju
57 part 57. POV Author (Ayat Kursi)
58 part 58. POV Author (Kenapa Tidak Ngajak?)
59 part 59. POV Arnav (Kecewa Dengan Audia)
60 part 60. Berencana Pulang Kampung
61 part 61. POV Author (Berkumpul)
62 part 62. POV Author (Arnav Sakit)
63 part 63. Mas Arnav Yang Manja
64 part 64. POV Author (2 tahun kemudian)
65 part 65. Flashback On ( Melahirkan)
66 part 66. Cari Jodoh Buat Mbak Anas
67 part 67. POV Anastasya
68 part 68. Naik Pesawat
69 part 69. POV Anastasya
70 part 70. POV Anas (Mencari Wisnu)
71 part 71. Anas & Wisnu
72 pada 72. Ending
73 Pengumuman
Episodes

Updated 73 Episodes

1
part 1. Tamu Istimewa Ayah Datang Untuk Melamar
2
part 2. Pernikahan
3
part 3. Berencana Pindah
4
part 4. Tidur Udah Kayak Kebo
5
part 5. Mulutnya Menyakiti Hati Ku
6
part 6. Baru Menyesali
7
part 7. Biar Kamu Lewat Sekalian
8
part 8. Kebanyakan basa-basi
9
part 9. Mas Pilot I Love You
10
part 10. Pertama Kali Pergi Ke Rumah Mertua
11
part 11. Lelah
12
part 12. Pemberian Kalung Berlian
13
part 13. Jangan Memberi Harapan Palsu
14
part 14. Jangan Pedulikan Ku
15
part 15. Pendatang Baru
16
part 16. POV Author
17
part 17. Di Kira Tuna Rungu Jelas-jelas Bisa Bicara
18
part 18. Karena Perjodohan Ini Arnav Berubah
19
part 19. POV Author (Audia Tak Di Anggap)
20
part 20. POV Author (Capek)
21
part 21. Miris Sekali Hidup Ku
22
part 22. POV Author (Audia Pergi)
23
part 23. POV Author (Audia Pulang Membawa Luka)
24
part 24. POV Author (Mimpi Buruk Arnav)
25
part 25. Putri Kita Masih Kecil
26
part 26. POV Author (Lagi-lagi Arnav Tidak Semangat Kerja)
27
part 27. Menceritakan Masalah Ku
28
part 28. POV Author (Arnav Baru Tau Audia Pergi)
29
part 29 POV Author (Ketemu Lagi Kita)
30
part 30. Fakta Baru
31
part 31. Merasa Sangat Amat Bersalah
32
part 32. Apakah Masih Mimpi
33
part 33. Di Imami
34
part 34. Meluruskan Titik Masalah
35
part 35. Tidak Peka
36
part 36. I Love You Pilot
37
part 37. Jahilnya Arnav
38
part 38. Dinner For Two At The Restaurant
39
part 39. POV Author (Suara ponsel Bikin Rusak Suasana)
40
part 40. POV Author (Flashback on)
41
part 41. Ana Uhibbuka Fillah
42
part 42. Aku Cemburu
43
part 43. Merasa Takut
44
part 44. Penghinaan Dari Kakak Ipar
45
part 45. Merasa Kecewa
46
part 46. Merasa Tak Dianggap Oleh Keluarga Sendiri
47
part 47. Kamu Sakit?
48
part 48. Merasa Aneh Tapi Apa?
49
part 49. Kepolosan Audia
50
part 50. Tidak Mempercayai
51
part 51. Masalah Makin Runyam
52
part 52. Tidak Bisa Berdekatan
53
part 53. POV Author ( Jodoh Di Lauhulmahfudz)
54
part 54. POV Author (Kesedihan)
55
part 55. POV Author (Subhanallah Istriku Cantik Banget)
56
part 56. Belanja Baju
57
part 57. POV Author (Ayat Kursi)
58
part 58. POV Author (Kenapa Tidak Ngajak?)
59
part 59. POV Arnav (Kecewa Dengan Audia)
60
part 60. Berencana Pulang Kampung
61
part 61. POV Author (Berkumpul)
62
part 62. POV Author (Arnav Sakit)
63
part 63. Mas Arnav Yang Manja
64
part 64. POV Author (2 tahun kemudian)
65
part 65. Flashback On ( Melahirkan)
66
part 66. Cari Jodoh Buat Mbak Anas
67
part 67. POV Anastasya
68
part 68. Naik Pesawat
69
part 69. POV Anastasya
70
part 70. POV Anas (Mencari Wisnu)
71
part 71. Anas & Wisnu
72
pada 72. Ending
73
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!