Kami di sambut hangat oleh mama mertuaku, aku langsung di persilahkan duduk oleh mama.
"Kenapa ke sini kalian tidak hubungi mama terlebih dahulu?"
"Kejutan ma!" jawab ku.
Aku di suguhkan minuman oleh pembantu rumah tangga ini.
"Papa mana ma?" tanya mas Arnav
"Kerja!"
"Lah, kamu sudah mau kerja aja?, baru nikah ini lho, tidak ada honeymoon gitu?" cecar mama mertuaku terlihat syok melihat putra nya itu ingin pergi kerja.
Dia menggeleng kecil, "aku berangkat dulu ma, takut telat!" ujar nya, lalu bangkit dari duduk nya.
"Lho, lho, kamu serius nav, pengantin baru masa udah pisahan aja?" protes mama mertua ku, aku hanya diam sambil mengamati seisi rumah ini.
"Aku sibuk ma!" hanya itu kata-kata yang terlontar dari mulut nya.
"Sibuk dari mana?, mama kecewa iih sama kamu nav, mama pikir kamu ambil cutinya satu minggu atau dua mingguan!" nada bicara mama sedikit sendu.
"Arnav tidak bisa lama-lama libur ma!" ujar nya.
Pria berprofesi sebagai pilot itu langsung pergi begitu saja, tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada ku.
Ah, mustahil bagi nya untuk mengucapkan kata-kata pada ku.
"Kejar Audia! titah mama.
Aku menoleh ke mama sambil menunjuk diri sendiri, seperti orang linglung, aku mengikuti ucapan mama.
"Mas!"
Dia berhenti pas di ambang pintu, aku sebenarnya tidak mau mengejarnya sih, bahwasanya aku tahu jika dia tidak peduli dengan ku.
Tadi itu dia hanya pura-pura peduli dengan ku, agar aku mau ikut dengan nya, huff... kenapa seperti ini kehidupan ku?.
"Hmm!"
"K-kamu... kamu tidak pamitan sama aku?" ku turunkan gengsi ku, agar mama mertuaku tidak mencurigaiku kalau hubungan kami tidak baik-baik saja.
"Kenapa?"
Keningku mengkerut, kenapa apa nya?
Masa aku bilang pamitan dia malah bilang kenapa?, aneh sekali pilot ini!.
"Kenapa harus pura-pura di depan orang tua ku, tunjukkan saja sikap kurang sopan santun mu itu, aku tidak peduli Audia, kamu itu hanya jadi beban saya saja!".
Deg
Mulai lagi kata-kata mutiara dia itu menghantam hati ku ini.
"Cukup mas, aku tidak mau mendengar kata-kata kamu lagi, kalau kamu tidak ingin aku, silahkan kamu kembalikan lagi aku kepada orang tua ku!" ujar ku menekankan setiap kalimat yang keluar dari mulut ku.
"Ada apa ini?" tanya mama mertua ku.
"T--tidak ma!" ujar ku menghapus air mata yang berlinang di sudut mataku.
"Ma, audia kedalam dulu!' ujar ku
"Kalian sudah pamitan nya? tanya mama
"Sudah!" jawabku
Mama mengangguk, aku meninggalkan mama mertuaku berserta putra nya itu.
Kenapa cobaan hidup ku sangat berat sekali, ingin aku mundur dari pernikahan ini, tapi aku sudah berkomitmen dalam hidup ku, jika aku mau menikah hanya sekali seumur hidup ku.
"Ya Allah kenapa berat sekali cobaan ini?" aku menangis lirih di kamar.
"Apa aku harus mundur dari pernikahan ini?"
Aku tidak sanggup menjalankan bahtera rumah tangga jika salah satu dari kami tidak mencintai.
Apa aku harus egois dengan pernikahan ini?.
"Arnav Mahesa Gentala, kenapa kamu begitu sering menyakiti hati aku, apa salah ku Arnav, aku ingin hidup bahagia tapi kamu malah memporak porandakan hati yang tulus mencintai mu!"
Atau aku salah sudah mencintai orang yang salah seperti kamu?.
Kenapa ya Allah, engkau tidak adil, kenapa engkau mengirimkan imam seperti dia, dia tidak akan pernah mencintai ku, perbedaan kami antara langit dan bumi, tidak bisa bersatu.
Di satukan dengan cara paksaan maka nya seperti ini jadinya.
Hubungan yang tak akan pernah membaik sampai kapanpun.
"Ayah, bunda, anak mu hatinya tersakiti lagi!"
"Ayah... Audia tidak mau lagi menjalankan rumah tangga tanpa cinta ini lagi!"
"Bunda, Audia ingin balik ke kampung, Audia capek!"
🌼🌼🌼
Sudah puas menangis dalam diam, kini aku mengambil air wudhu untuk melaksanakan shalat ashar.
Selesai sholat aku menengadahkan kedua tangan ku, air mata ini menetes kembali, saat ingat kata-kata suamiku yang menyakitkan bagi ku.
"Ya Allah, bukanya nya hamba mengeluh dengan takdir ini, tapi hamba sudah merasa lelah, hamba ingin menyerah ya Allah, hamba tau engkau sangat membenci kata perceraian, tapi hamba sudah benar-benar lelah ya Allah!"
Selesai mencurahkan isi hati ku kepada yang maha pemilik hati sesungguhnya, kini aku keluar kamar.
Tidak enak juga jika aku terus berlama-lama di dalam kamar.
"Sudah istirahat nya?" tanya mama mertua ku, sekarang di ruang keluarga itu tidak hanya mama saja, melainkan anak-anak mama yang lain nya juga ikut berkumpul.
Aku tersenyum kecil lalu ikut duduk di samping mama mertuaku.
Aku masih canggung dengan keluarga ini, ini kedua kalinya aku bertemu dan bertatap muka langsung dengan kakak-kakak mas Arnav.
Yang aku tau mas Arnav bersaudara empat orang, dia anak ketiga dan adik bungsu nya masih sekolah menduduki bangku SMA.
Sementara kakak pertamanya berprofesi sebagai Nahkoda Kapal Pesiar, kakak pertamanya ini juga jarang pulang, sementara kakak kedua nya berprofesi sebagai dokter umum.
Nama kakak pertamanya Ciko Mahesa Gentala, nama kakak kedua nya Anastasya putri Gentala, dan paling bungsu namanya, Aquila putri Gentala.
Hari ini keluarga nya sedang berkumpul, aku hanya diam seperti patung di tengah-tengah keluarga ini.
"Mbak Audia dari tadi melamun aja!" ujar Aquila adik bungsu mas Arnav.
"Mikirin apa mbak?"
"Tidak! jawabku
Terasa risih saat mbak Naya memperhatikan aku dari tadi, mbak Naya ini istri dari mas Ciko kakak pertama mas Arnav.
"Mbak betah tidak tinggal bareng abang Arnav?"
"Betah!" jawabku seadanya, ya walaupun aku ingin mengakhiri hubungan antara aku dan dia.
"Mbak ikut aku yuk!" ajak Aquila.
Aku mengangguk kecil, "ma, aku pergi sama Aquila dulu! ujar ku ke mama mertua ku.
Mama mengangguk seraya tersenyum, aku mengikuti langkah Aquila, dia mengajak ku ke kamar nya.
"Mbak masuk mbak!"
"Iya!" aku masuk ke kamar yang bernuansa putih itu, kamarnya sama persis dengan kamar yang aku tempati tadi.
"Kamar aku sama kamar abang Arnav sama kan mbak, karena kami pencinta warna terang!" ujar nya.
Aku tersenyum saja, entah sampai kapan aku tinggal di sini, mungkin hubungan ini akan berakhir, aku mungkin tak akan pernah menginjakkan kaki ku ke rumah ini lagi.
"Abang Arnav pernah jahat ke mbak tidak?" pertanyaan itu seolah dia tau dengan perlakuan abang nya pada ku.
"Tidak!" jawabku berbohong, agar tidak menimbulkan masalah baru.
"Abang pasti suka sama mbak, ya kan, secara mbak kan cantik!".
Aku tersenyum kecil lagi-lagi aku menangapi ucapan nya dengan senyum.
...
Bersambung...
Tinggalkan Jeeeejakkkk....
**Yang penasaran dengan si penulis cerita ini boleh berteman langsung dengan ku di Instagram dan fb ku.
Ig : purna_yudiani
fb : purna yudiani
Yang follow Instagram ku ntar aku follback 😉**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Nurul2103
up-nya jangan lama-lama kak... sehat berkah selalu 🥰
2023-01-12
2